Setelah Nayra dan Raddit masuk kedalam rumah, Arfi dan Renata juga pergi meninggalkan rumah Nayra.
Didalam mobil Renata.
"Arfi kamu kenapa diam saja? kamu marah? Arfi aku minta maaf karena aku sudah salah paham." Renata merasa dirinya salah.
Renata, aku diam bukan karena marah sama kamu. aku diam karena aku kesal melihat Nayra dekat dekat Raddit. Batin Arfi.
"Aku engga marah, aku cuma cape."
"Kenapa kamu engga bilang kalau kamu menginap dirumah Nayra? kamu bilang kamu keluar kota karena ada urusan pekerjaan." Tanya Renata curiga.
"Karena aku memang mau keluar kota. kemarin itu aku memang sudah mau berangkat, tapi karena Nayra sakit terpaksa aku antar dia. sampai dirumah Nayra hujan deras jadi suami Nayra meminta aku menginap." Arfi mengarang cerita.
"Memangnya harus kamu yang antar Nayra?"
"Oh.. kamu mau tahu kenapa aku yang mengantar Nayra? Karena yang mengantar anak anaknya keperkebunan semuanya ibu ibu. cuma aku, cuma aku yang bapak bapak. apa kamu tahu? betapa malunya aku berkumpul sama ibu ibu. untungnya kepala sekolah Kevin laki laki jadi aku ada temannya, biarpun cuma satu." Untuk menutupi kebohongannya Arfi berlagak marah.
"Ibu ibu itu engga mungkin antar Nayra, anak anak mereka bisa nangis ditinggal ibunya. kepala sekolah juga engga mungkin mengantar Nayra karena dia penyelenggara acara keperkebunan jadi mau engga mau aku yang mengantar Nayra. Renata, Seandainya kamu yang mengantar Kevin. aku engga akan terjebak dalam situasi ini." Arfi pura pura sedih.
"Arfi maafin aku, padahal kamu sudah meluangkan waktu kamu mengantar Kevin. kamu juga sudah bersusah payah menolong orang lain, tapi aku malah menuduh kamu yang bukan bukan." Renata memeluk Arfi dari samping.
"Renata lepasin aku."
"Kenapa? Kamu engga suka aku peluk?" Renata sedih.
"Bukan begitu sayang, aku lagi nyetir. kalau kamu pegang pegang aku, aku jadi engga fokus." Arfi alasan padahal dia memang sedang tidak ingin dipeluk Renata.
"Ya udah, sekarang kita mau kemana?" Tanya Renata.
"Kita kesekolah Kevin dulu, aku mau ambil mobilku disana. setelah itu kita bawa mobil masing masing, habis itu kamu langsung kerja kan?"
"Iya, kamu sendiri? "
"Aku pulang dulu, ambil beberapa baju. dari rumah baru aku pergi keluar kota."
"Kamu jadi pergi keluar kota? sayang, berapa lama kamu keluar kota?"
"Aku juga belum tahu pasti mungkin sekitar empat atau lima hari."
"Lama juga." Renata seperti tidak rela suaminya pergi wajahya menjadi muram.
"Sayang, kamu jangan sedih begitu dong, kamu juga sering ninggalin aku kerja selama berhari hari." Arfi mencoba memberi pengertian pada Renata.
"Iya iya, yaudah kamu fokus nyetirnya." Renata dan Arfi kemudian saling diam.
Sementara itu dirumah Nayra.
"Nay, sebenarnya. apa hubungan kamu sama om om tadi? Kenapa dia sering datang kerumahmu?" Tanya Raddit saat ia dan Nayra sudah duduk didalam rumah Nayra.
"Arfi." Nayra menyebutkan nama Arfi.
"Iya om, Arfi siapa aja terserah."
"Arfi.. Arfi mantan pacarku." Nayra sebenarnya tidak ingin memberitahu Raddit, tapi karena Raddit sudah sering membantu Nayra akhirnya Nayra memberitahu Raddit tentang Arfi.
"Mantan pacar kamu? dia pasti mau balik sama kamu? Benar kan?" Raddit terkejut dan kesal mendengar ucapan Nayra.
"Iya, kamu benar. dia mau aku jadi istri keduanya."
"Wah.. parah, serakah banget itu orang. udah punya istri mau nikah lagi." Raddit sangat marah.
"Raddit, seandainya aku jadi istri kedua Arfi. gimana menurut kamu?" Nayra menayakan sesuatu yang membuat Raddit hampir sesak nafas.
Raddit tiba tiba terbantuk batuk, Nayra yang merasa cemas buru buru mengambilkan segales air putih untuk Raddit.
"Ini kamu minum dulu." Nayra memberikan gelas air yang ia ambil.
"Makasih Nay." Raddit meminum air yang diberikan Nayra.
"Nay, jangan bilang kalau kamu mau menikah sama Arfi." Raddit berusaha mengatur nafasnya.
"Engga kok, aku kan cuma bilang seandainya." Nayra menyangkal.
"Nay, kamu jangan sampai nikah sama Arfi. jangan sampai kamu jadi pelakor." Raddit menasehati Nayra.
"Tadi Arfi bilang kalau kita menikah dia tidak akan menceraikan istrinya, kita akan menjalin hubungan diam diam. jadi aku ini bukan pelakor."
"Kamu mau aja sih dibohongin Arfi. Nay, kamu pikir kamu bisa menyimpan rahasia selamanya? suatu hari kalau Renata tahu kamu nikah sama Arfi, dia pasti marah lalu minta cerai. kalau mereka cerai, itu berarti kamu penyebabnya dan itu berarti kamu pelakor." Raddit mencoba membuka pikiran Nayra yang tertutup oleh cinta.
Raddit benar, Renata tidak akan menerima pernikahan aku dan Arfi. Kenapa aku tidak berpikir sampai kesana? Nayra menghela nafas.
"Kamu benar Raddit aku engga nyangka meskipun kamu masih muda dan sifat kamu kekanak kanakan, tapi kamu bisa juga berpikir dewasa." Nayra memuji Raddit.
Duh... kalau lama lama disini, jantungku bisa deg deg kan lagi. Nayra pake muji muji aku. bikin aku gr aja. Raddit memegang dadanya.
"Raddit kamu kenapa?" Nayra memperhatikan Raddit yang sedang memegang dadanya.
"Engga papa Nay, Yaudah aku pulang dulu ya Nay. aku mau siap siap berangkat kuliah." Raddit berpamitan kemudian ia pergi dari rumah Nayra
Setelah Raddit pulang Nayra menutup pintu, ia kemudian berjalan masuk kedalam kamarnya. Nayra merebahkan tubuhnya diatas tempat tidur, ia memikirkan kata kata Raddit. Nayra baru ingin memejamkan matanya saat suara ponselnya berbunyi.
"Hallo" Nayra menerima panggilan telphone dengan wajah cemberut.
"Hallo, sayang."
"Arfi. ada apa?" Tanya Nayra.
"Nay, nanti sore kamu siap siap ya. pulang kerja aku akan menjemputmu. kita akan menikah nanti sore." Penjelasan Arfi membuat Nayra terkejut.
"Nanti sore? secepat ini?" Nayra seakan akan tidak percaya.
"Iya, lebih cepat, lebih baik "
"Tapi Arfi, kita belum memersiapkan semuanya."
"Kamu tenang saja, aku sudah siapkan semua kamu cukup tunggu, aku untuk menjemput kamu." Suara Arfi terdengar bahagia.
Bagaimana ini? Arfi sudah mempersiapkan semuanya. kalau aku membatalkan rencana pernikahan ini, Arfi pasti akan sedih dan kecewa. aku ini bodoh, kenapa aku selalu memikirkan perasaan Arfi? hanya mendengar kata katanya saja, aku langsung luluh dan menerima lamaranya. Nayra bingung.
Tapi kalau aku menikah dengan Arfi, Raddit pasti marah. dia tidak akan mau berteman denganku lagi. lagi pula apa aku bisa menahan sakitnya menjadi istri kedua? lebih tepatnya istri simpanan, tadi saja hatiku sakit melihat Arfi mengejar Renata yang sedang marah. Nayra memijit mijit keningnya matanya mulai berkaca kaca.
"Nay, kamu dengar aku? Nay" Arfi memanggil manggil Nayra.
"Iya aku dengar. Arfi, aku minta maaf. aku tidak bisa menikah dengan suami orang."
Kata kata Nayra membuat Arfi terkejut. hatinya terasa sakit, dadanya tiba tiba terasa sesak. tanpa Arfi sadari ponsel yang ia pegang terjatuh dan Arfi yang saat itu sedang menyetir mobil tidak melihat ada motor yang melintas dihadapannya.
Arfi membanting setirnya mendadak, ketika ia menyadari bahwa ia hampir saja menabrak motor. akibatnya Arfi mengalami kecelakaan.
"Aa... " Arfi berteriak saat mobilnya menabrak sebuah pohon.
"Arfi, kamu kenapa Arfi? Arfi!" Nayra yang mendengar suara teriakan Arfi menjadi cemas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments