Nayra masuk kedalam kamarnya dengan membawa baju yang diberikan Raddit, Nayra mencoba baju itu sambil bercermin.
"Selain bagus, baju ini juga pas dibadanku." Nayra sangat senang.
"Aku pakai baju ini saja." Nayra akhirnya pergi memakai baju yang diberikan Raddit.
Sampai disekolah Nayra melihat sudah ada tiga bis yang terparkir didepan sekolah.
"Bu Nayra!" Panggil Kevin saat melihat Nayra.
"Kevin." Nayra menghampiri kevin.
"Kevin, kenapa kamu sendirian? dimana mama dan papa kamu?" Tanya Nayra.
"Mamaku kerja, tidak bisa ikut. papaku ketoilet."
Baguslah Renata tidak ikut. Nayra merasa senang, ia senyum senyum sendiri.
"Kenapa senyum senyum? ada yang buat kamu senang?" Arfi tiba tiba datang.
Arfi menatap Nayra dengan tatapan sinis, ia terlihat tidak suka. awalnya Arfi senang bisa bertemu Nayra, tapi setelah melihat baju yang dipakai Nayra ia menjadi marah. wajah Arfi yang semula ceria berubah menjadi tidak enak dipandang.
Arfi, kenapa dia kelihatan marah? Apa dia masih kesal karena aku menamparnya. Batin Nayra.
"Anak anak disini ada tiga bis. yang satu bis khusus untuk guru, sisanya untuk orang tua dan juga murid murid." Ucap kepala sekolah memberi tahu.
Syukurlah aku tidak satu bis dengan Arfi. Nayra menarik nafas lega.
"Bu Nayra!" Panggil pak Hardi.
"Ada pak?" Nayra menoleh.
"Ibu ikut bis orang tua murid saja?" Pinta pak Hardi.
"Kenapa pak?" Nayra merasa aneh.
"Maaf bu, bis untuk para guru itu penuh jadi ibu tidak kebagian tempat. kebetulan ibu guru yang lain membawa suami dan anak jadi bisnya penuh." Pak Hardi menjelaskan pada Nayra.
"Tapi kenapa harus saya yang pindah bis? Kenapa bukan guru yang lain?" Tanya Nayra.
"Karena ibu sendirian akan lebih mudah untuk pindah bis, lagi pula anak anak pasti senang kalau ibu satu bis dengan mereka " Jawan pak Hardi.
"Kevin kemari nak!" Pak Hardi memanggil Kevin.
Kevin yang berdiri tidak jauh dari Nayra kemudian menghampiri pak Hardi.
"Kevin, apa kamu senang kalau ibu Nayra satu bis sama kamu?"
"Seneng pak, seneng banget." Kevin langsung menjawab tanpa berpikir.
"Ibu dengar sendiri? Kevin senang ibu satu bis dengannya dan saya yakin anak anak yang lain pasti juga senang."
Maksa banget sih pak Hardi. yaudah lah, aku menurut saja. aku naik bis yang paling belakang, supaya aku tidak satu bis dengan Arfi. Nayra berusaha menahan rasa kesalnya.
"Ya sudah, kalau begitu saya naik bis khusus orang tua dan murid." ucap Nayra terpaksa.
"Terima kasih bu Nayra." Pak Hardi lalu meninggalkan Nayra, ia masuk kedalam bis khusus para guru.
"Bu Nayra, mau kemana?" Tanya Kevin saat melihat Nayra ingin berjalan pergi.
"Ibu mau naik bis." Nayra tersenyum.
"Ayo, kita naik sama sama bu." ajak Kevin.
"Tidak Kevin, ibu naik bis yang ada dibelakang?" Nayra menolak.
"Kenapa bu?" Kevin kelihatan kecewa.
"karena dibis dibelakang, pasti banyak bangku yang kosong." Nayra alasan.
"Ibu naik bis ini aja." Kevin menunjuk bis yang ada disampingnya."
"Tapii..."
"Kalau ibu engga mau, aku juga engga mau ikut keperkebunan. pa, ayo kita pulang. " Kevin ngambek.
Kevin benar benar mirip Arfi, sukanya mengancam orang. Batin Nayra.
"Ya, sudah ibu akan naik bis sama kamu." Nayra akhirnya menuruti keinginan Kevin.
"Kalau begitu, aku masuk dulu kedalam bis. aku akan cari bangku buat kita." Kevin berlari kecil meninggalkan Nayra, ia kelihatan bahagia.
Nayra berjalan kearah bis, ia ingin naik keatas bis. dalam waktu yang sama Arfi juga ingin naik keatas bis. Arfi dan Nayra berdiri berhadap hadapan, Arfi memandang Nayra dengan tatapan yang tak biasa.
Dipandang seperti itu membuat Nayra salah tingkah, Arfi maju satu langkah. Arfi berdiri sangat dekat dengan Nayra dan tiba tiba Arfi menginjak kaki Nayra.
"Aw... " Nayra buru buru menutup mulutnya. ia berusaha tidak mengeluarkan suara teriakan, agar tidak ada orang yang tahu bahwa ia sedang kesakitan.
"Arfi, Kenapa kamu menginjak kakiku?" Nayra meringis kesakitan.
"Karena aku tidak suka melihatmu dan aku tidak suka melihat bajumu, baju mu itu jelek." Arfi masih tetap menginjak kaki Nayra.
"Jelek? ini baju baru dan menurutku baju ini bagus." Nayra berkata sambil menahan rasa sakitnya.
"Nay, kamu dari dulu tidak berubah. selera kamu masih saja sama, kampungan!" Ucapan Arfi membuat hati Nayra tiba tiba menjadi sakit.
Arfi kemudian naik keatas bis, ia tidak memperdulikan Nayra yang kakinya sakit karena diinjak olehnya. Arfi juga tidak perduli Nayra menangis karena sakit hati.
Arfi kamu jahat. Nayra menangis tanpa suara.
Nayra menghapus air matanya, barulah ia naik keatas bis, Nayra naik dengan susah payah karena kakinya sakit. saat masuk kedalam bis Nayra melihat semua bangku telah terisi.
Untung saja bangkunya penuh, jadi aku bisa naik bis lain. aku tidak perlu satu bis dengan Arfi. Arfi, kenapa dia berubah? sikap Arfi jadi dingin dan sombong sama seperti saat pertama aku mengenalnya. Nayra merasa sedih.
"Bu Nayra, kenapa ibu kesini?" Tanya nyonya Clara sinis.
"Seharusnya ibu kan naik bis khusus para guru." Lanjut nyonya Clara.
Kalau tahu begini, lebih baik aku tidak ikut keperkebunan. tidak ada yang mengharapkan kehadiranku. pak Hardi memintaku untuk tidak naik bis khusus para guru dan nyonya Clara, dia tidak suka melihatku naik bis ini. aku menyesal datang kesini. Nayra kembali bersedih.
Kasihan Nayra, diusir sana sini. Arfi merasa kasihan pada Nayra, tapi karena Arfi masih marah pada Nayra. Arfi diam saja, ia tidak membela Nayra.
"Bu Clara, jangan ngomong begitu. Bu nayra itu disuruh pak kepala sekolah." Kevin tidak suka mendengar ucapan nyonya Clara.
Kalau tidak ada papanya kevin, aku sudah marahi anak itu. Nyonya Clara kesal.
"Kevin, kamu lihat kan? disini tidak ada tempat duduk yang kosong." Nyonya Clara berkata dengan lembut.
"Siapa bilang tidak ada?" Kevin berdiri dari duduknya.
"Bu Nayra ibu duduk disini." Kevin meminta Nayra duduk disamping Arfi.
"Kevin, kalau ibu duduk disana. kamu duduk dimana? ibu naik bis lain saja." Nayra menolak.
"Aku duduk disini bu." Kevin duduk dipangkuan Arfi.
Arfi diam diam tersenyum melihat tingkah anaknya.
"Kevin perjalanannya jauh. yakin kamu mau duduk disana." Nayra sebenarnya khawatir Arfi pegal pegal karena memangku Kevin.
"Pak supir, tunggu apa lagi? cepat jalan! bis para guru sudah jalan, bahkan bis yang ada dibelakang kita juga sudah jalan."Perintah Arfi, ia sengaja memotong pembicaraan Nayra dan Kevin.
"Iya benar." Nyonya Clara melihat kearah jendela.
Beberapa Ibu ibu yang lain juga meminta pak supir untuk jalan karena mereka melihat bis yang lain sudah jalan.
"Bu Nayra, kenapa ibu masih berdiri situ. apa ibu mau pak supir menunggu ibu?" Sindir Arfi.
"Bu Nayra, cepat duduk. kalau tidak, kita tidak berangkat berangkat." ucap nyonya Clara kesal, sedangkan ibu ibu yang lain hanya menatap Nayra.
Nayra merasa tidak enak. ia kemudian berjalan tertatih menuju bangku tempat dimana Arfi duduk, dengan terpaksa Nayra akhirnya duduk disamping Arfi.
Arfi dan Nayra duduk dibangku paling belakang. Arfi memang meminta kevin memilih bangku dibelakang karena sebenarnya ia malu, Arfi malu karena semua teman teman Kevin diantar oleh ibunya. hanya Kevin yang diantar papanya.
Semua yang ikut keperkebunan adalah anak anak dan ibu ibu, hanya Arfi dan kepala sekolah yang saja yang bapak bapak. memang supir bisnya juga bapak bapak tapi mereka hanya mengantar saja, mereka tidak ikut masuk kedalam perkebunan.
Untunglah kepala sekolah Kevin laki laki sehingga Arfi tidak terlalu malu, waktu ingin mengantar Kevin Arfi sebenarnya sedikit gugup. ia khawatir Ibu Ibu akan bergosip dan mencibirnya.
"Renata benar benar keterlaluan. bisa bisanya dia bekerja, disaat Kevin membutuhkannya. apa dia sadar? dia membuat aku berkumpul dengan ema ema. ini kan tugasnya sebagai ibu" Ketika itu Arfi benar benar marah.
Arfi tidak mengira saat ia datang tidak ada ibu ibu yang menanyakan Renata atau mencibirnya. mereka bahkan kelihatan senang Arfi mengantar Kevin.
Wajah Arfi yang tampan ternyata mampu menghipnotis ibu ibu disekolah Kevin, mereka bersikap baik dan ramah pada Arfi hanya karena Arfi tampan. yang paling senang adalah Nyonya Clara, karena sejak pertemuan pertama ia memang berharap bisa bertemu lagi dengan Arfi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments