Sakit hati

Pagi pagi sekali Nayra pergi kesekolah, ia segera menemui kepala sekolah yang kebetulan sudah datang dan sedang berada dikantornya.

"Ada apa bu Nayra? Sepagi ini sudah datang." Pak Hardi kepala sekolah tempat Nayra mengajar kemudian mempersilahkan Nayra duduk.

"Saya datang ingin menyerahkan surat pengunduran diri." Nayra meletakan surat yang sudah ia buat diatas meja.

"Apa gaji yang saya berikan kurang?"

"Tidak pak."

"Atau ada pekerjaan atau tugas yang tidak ibu suka?"

"Tidak juga, saya suka dengan perkerjaan saya."

"Lalu, kenapa ibu ingin mengundurkan diri?" Pak Hardi bertanya tanya.

"Maaf pak, ini alasan pribadi saya tidak bisa menceritakannya." Nayra tidak ingin menceritakan bahwa ia berhenti hanya karena ingin menghindari Arfi dan Renata.

"Bu Nayra, apa boleh saya meminta sesuatu pada ibu? " Tanya pak Hardi.

"Minta apa pak?"

"Saya minta ibu jangan mengundurkan diri "

"Maaf pak, saya tidak bisa memenuhi permintaan bapak." Nayra kembali minta maaf pada pak Hardi.

"Tolonglah bu Nayra, kalau ibu benar benar ingin berhenti setidaknya tunggu satu minggu lagi."

"Satu minggu?"

"Iya bu, seminggu lagi semua siswa dan guru guru disekolah ini akan pergi keperkebunan. kita semua akan jalan jalan sambil belajar. jadi saya tidak bisa mencari pengganti ibu dalam waktu dekat."

"Saya sampai lupa, sebentar lagi kita akan pergi keperkebunan."

"Karena itu bu Nayra, tolong beri saya waktu. ibu jangan berhenti dulu." Pak Hardi memohon.

Keperkebunan didampingi orang tua, Kevin sudah pasti bersama Renata dan Arfi. males banget aku ketemu mereka, tapi tidak enak juga pak kepala sekolah. dia sudah memohon mohon. Nayra menarik nafas.

"Baiklah pak saya tidak akan berhenti sekarang."

"Terima kasih bu Nayra." Pak Hardi tersenyum senang, ia merasa lega karena Nayra mau memenuhi permintaannya.

Setelah bicara dengan kepala sekolah Nayra pergi berjalan menuju keruangannya.

"Masih tiga puluh menit lagi, lebih baik aku istirahat dulu." waktu murid murid Nayra belajar dimulai jam tujuh lewat tiga puluh menit sementara jam saat itu menunjukan pukul tujuh.

"Aku harus buru buru keruanganku, sebentar lagi pasti Arfi dan Renata datang untuk mengantar Kevin." Nayra berjalan tergesa gesa, ia berusaha menghindari Arfi dan Renata.

Sampai didalam ruangannya Nayra menutup pintu dan langsung menguncinya.

Arfi." Nayra terkejut melihat Arfi duduk diruangannya.

Karena terburu buru masuk kedalam ruangannya, Nayra tidak melihat kearah kursi.

"Sedang apa kamu disini?" Ucap Nayra ketus.

"Aku mengantar Kevin."

"Aku tahu, maksud aku kenapa kamu ada diruanganku?"

"Aku pingin ketemu kamu."Arfi tiba tiba memeluk Nayra.

"Arfi, tolong jangan macam macam. kalau Renata tahu, dia pasti marah."

"Renata ada meeting dengan kliennya jadi hari ini, hanya aku yang mengantar Kevin."

"Jadi kalau tidak ada Renata, kamu baru mencari aku." Nayra kesal.

"Nay."

"Arfi kamu lebih baik keluar dari sini. "

"Aku tidak mau."

"Ya sudah, kalau begitu biar aku saja yang keluar."

"Jangan." Arfi menarik tangan Nayra sampai tubuh Nayra jatuh diatas pangkuannya.

"Arfi kamu sebenarnya mau apa? "

"Aku mau kamu."

"Arfi apa kamu sudah gila? ini disekolah."

"Ya, aku memang gila, aku tergila gila padamu." Arfi mendekatkan wajahnya pada wajah Nayra.

Mata arfi dan Nayra saling bertatapan, saat didekat Arfi Nayra selalu lupa kalau Arfi adalah laki laki beristri. Arfi memegang wajah Nayra tatapannya semakin lama semakin dalam, ditatap seperti itu membuat wajah Nayra memerah.

Tidak, tidak! Aku tidak boleh terbawa perasaan. Nayra menepis tangan Arfi.

Plak...

Tiba tiba Nayra menampar pipi Arfi.

"Jangan pernah sentuh aku." Sikap dan kata kata Nayra terlihat dingin tapi Arfi tidak tahu bahwa hati Nayra terasa sakit.

"Nay, kamu tega menampar aku." Arfi memegangi pipinya yang merah.

"Iya, mulai sekarang aku tidak akan membiarkan kamu berbuat kurang ajar lagi."

"Aku tidak berbuat kurang ajar. aku melakukannya karena aku mencintaimu."

"Cinta? aku tidak percaya! sekarang kamu bilang cinta tapi berapa jam kemudian, kamu bersikap mesra pada istrimu dan itu kamu lakukan dihadapan aku. kamu pikir aku ini batu yang tidak punya perasaan?"

Nayra meluapkan seluruh emosi dan perasaan yang ia rasakan.

"Kamu cemburu." Tanya Arfi.

"Apa? dari semua kata kata yang aku ucapkan hanya itu yang kamu pikirkan?" Nayra menghela nafas.

"Nay, sampai kapan kamu akan duduk dipangkuanku? Arfi tersenyum mengejek.

Nayra baru menyadari kalau ia masih duduk dipangkuan Arfi, ia ingin bangun tapi Arfi justru melingkarkan kedua tangannya dipinggang Nayra. Arfi memeluk Nayra erat erat.

"Arfi lepaskan aku atau, kamu mau aku tampar lagi?" Ancam Nayra.

"Kamu mau tampar aku, ini tampar." Arfi kembali mendekatkan wajahnya padanya pada Nayra.

Maaf Arfi, aku terpaksa melakukannya.

Dengan berat hati Nayra terpaksa menampar Arfi sekali lagi dan kali ini tamparannya lebih keras

"Kamu.. " Arfi kembali memegangi pipinya yang merah.

Pertama Nayra menampar pipi kanan Arfi dan yang kedua Nayra menampar pipi kiri Arfi, kedua pipi Arfi menjadi merah.

Sakit dipipi Arfi tidak sebanding dengan sakit hati yang Arfi rasakan.

"Berdiri!" Mata Arfi berkaca kaca.

"Arfi, aku.. "

"Aku bilang berdiri! bagaimana aku bisa pergi kalau kau masih duduk dipangkuanku!" Arfi membentak Nayra.

Nayra terkejut dan langsung berdiri, setelah Nayra berdiri Arfi membuka pintu lalu ia pergi meninggalkan Nayra sendirian.

Apa yang kulakukan ini benar tapi, kenapa hatiku terasa sakit? Nayra merasa sedih.

🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃

Hari berganti hari tanpa terasa seminggu telah berlalu, sejak Nayra menampar Arfi. Nayra tidak pernah bertemu Arfi dan Renata.

Arfi dan Renata tidak pernah mengantar Kevin kesekolah lagi, setiap hari Kevin selalu diantar dan jemput oleh supir.

"Sudah seminggu aku tidak bertemu Arfi, seharusnya aku senang tapi, kenapa aku merasa sedih?" Tanpa terasa Nayra meneteskan air mata.

Nayra membuka lemari kemudian ia memilih milih baju yang akan ia pakai.

"Hari ini aku akan pergi keperkebunan, aku pakai baju yang mana?" Nayra masih memilih milih baju.

"Yang ini warnanya terlalu cerah!" Nayra melemparkan baju yang ia pegang keatas tempat tidur.

"Yang ini modelnya kuno." Nayra kembali melemparkan baju keatas tempat tidur.

"Yang ini, sudah sering aku pakai." untuk kesekian kali Nayra melempar baju keatas tempat tidur.

Tempat tidur Nayra yang semula rapi menjadi berantakan karena ada tumpukan baju baju.

"Kalau tahu begini, aku beli baju dulu." Nayra mengeluh.

Tok..tok... tok...

Terdengar suara pintu diketuk.

"Siapa sih, pagi pagi bertamu?" Nayra kesal.

Nayra keluar dari kamarnya, ia berjalan keruang tamu lalu ia membuka pintu.

"Raddit." Nayra sedikit kaget melihat Raddit.

Sama seperti Arfi yang menghilang selama satu minggu, Nayra juga tidak pernah bertemu Raddit selama satu minggu.

"Kamu apa kabar? " Nayra tersenyum.

"Aku baik baik saja. Maaf Nay, aku ganggu kamu pagi pagi."

"Engga kok, engga ganggu."

"Aku cuma mau kasih ini." Raddit memberikan paper bag yang ia bawa.

"Apa ini?" Nayra menerima paper bag dari Raddit.

"Aku baru aja pulang dari luar negeri, itu oleh oleh buat kamu."

"Kamu habis liburan? "

"Engga, papaku ada urusan pekerjaan, aku ikut nemenin papa. jadi sekalian aja aku jalan jalan heehee..." Raddit cengengesan.

"Makasih ya Raddit, maaf aku engga bisa ngobrol lama lama. aku mau pergi kesekolah."

"Tunggu Nay! buka dulu dong oleh olehnya." Raddit meminta Nayra membuka paper bag yang ia berikan.

"Buka? Sekarang?" Nayra merasa heran.

"Iya Nay, aku mau lihat. kamu suka engga oleh oleh dari aku?"

"Ya ampun Raddit, pasti aku suka. nanti saja bukanya."

"Engga mau, pokoknya buka sekarang! kalau engga, aku akan berdiri terus disini. aku engga akan pergi, sebelum kamu buka oleh oleh aku." Raddit mulai bersikap kekanak kanakan.

"Oke oke, aku buka. puas kamu!" Nayra gemas dengan sikap Raddit.

Nayra mengambil isi paper bag yang Raddit berikan, Nayra merasa bahagia karena ternyata isinya ada adalah baju.

"Raddit kamu beliin aku baju?" Nayra tersenyum senang.

"Engga itu sarung." goda Raddit.

"Kamu suka engga?" Tanya Raddit.

"Suka dong, bajunya bagus." Nayra masih melihat baju yang dibelikan Raddit.

"Nay..nay.. cuma dikasi baju aja, kamu udah seneng." Raddit mengelus elus kepala Nayra.

Deg..

Kenapa jantungku berdebar debar? Raddit merasa aneh.

"Nay, aku pulang. aku udah engga ada urusan lagi disini." Raddit cepat cepat pergi dari rumah Nayra.

Nayra hanya tersenyum melihat tingkah Raddit yang menurutnya kekanak kanakan.

Nayra tidak menyadari bahwa ada dua orang yang memperhatikannya sejak tadi, tidak jauh dari rumah Nayra sebuah mobil berhenti dan dari dalam mobil itu ada dua orang pria yang melihat Nayra.

"Pa, kenapa kita tidak turun?"

"Tidak usah, kita langsung saja kesekolah."

Dua orang itu ternyata adalah Arfi dan Kevin.

"Papa bilang mau jemput bu Nayra." Kevin mengingatkan Arfi.

"Kamu lihat sendiri bu Nayra sibuk." Arfi menjalankan mobilnya.

Arfi sangat marah, ia cemburu melihat kedekatan Nayra dengan Raddit.

Ketika baru masuk rumah, Nayra seperti mendengar suara mobil. Nayra segera membuka pintu, Nayra melihat mobil Arfi pergi.

"Itu, seperti mobil Arfi. tidak, tidak mungkin Arfi datang kesini." Nayra tidak yakin.

.

Episodes
1 Pebedaan Nayra dan Arfi
2 Bertemu kembali
3 Kebohongan Nayra
4 Terbawa suasana
5 Curiga
6 Jodoh
7 Penolakan Nayra
8 Pelakor
9 Istri kedua
10 Pertemuan tanpa disengaja
11 Jodoh pasti bertemu
12 Bertengkar
13 Perasaan Raddit
14 Sakit hati
15 Menyesal
16 Suara hati Nayra
17 Cemburu
18 Tidur bersama
19 Sandiwara Nayra
20 Arfi kecelakaan
21 Hadiah untuk Arfi
22 Pernikahan Nayra
23 Istri simpanan
24 Kemarahan Nayra
25 Malam pertama
26 Repotnya punya dua istri
27 Keinginan Renata
28 Kangen
29 Bercerai
30 Permintaan Arfi
31 Arfi sakit
32 Rumah Arfi
33 Pergi dari rumah
34 Villa Raddit
35 Catatat harian Arfi
36 Nayra hamil
37 Isi hati Nayra
38 Adik untuk Kevin
39 Rumah sakit
40 Rumah sakit 2
41 Mencari Nayra
42 Nayra kabur
43 Kampung halaman Nayra
44 Nayra pergi lagi
45 Kevin tenggelam
46 Kembali kerumah
47 Rumah baru Nayra
48 Pengakuan Renata
49 Nayra kabur lagi
50 Keputusan Renata
51 Pekerjaan untuk Nayra
52 Hanya mimpi
53 Bertemu Arfi dikampus
54 Perkelahian Arfi dan Raddit
55 Sikap manis Arfi
56 Nayra melahirkan.
57 Ancaman Arfi
58 Nama untuk bayi bayi Nayra
59 Bintang dan Bulan
60 Jangan ambil anakku
61 Hari yang penuh kejutan
62 Perubahan sikap Arfi
63 Pergi dari rumah
64 Pergi keluar Negeri
65 Talak tiga
66 Menjadi baby sister untuk anakku
67 Tinggal bersama Arfi
68 Penyesalan Arfi
69 Dinner romantis
70 Manusia bodoh
71 Kecurigaan Arfi
72 Pernikahan Renata dan Satria
73 Malam pertama Renata
74 Pertengkaran
75 Berhenti kerja
76 Perasaan yang sama
77 Hati yang tersakiti
78 Pertengkaran Nayra dan Arfi
79 Hujan deras
80 Salah paham
81 Jadi bagini rasanya
82 Mengikuti Nayra
83 Kejutan untuk Renata
84 Pernikahan Raddit
85 Pernikahan Raddit 2
86 Hujan hujanan
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Pebedaan Nayra dan Arfi
2
Bertemu kembali
3
Kebohongan Nayra
4
Terbawa suasana
5
Curiga
6
Jodoh
7
Penolakan Nayra
8
Pelakor
9
Istri kedua
10
Pertemuan tanpa disengaja
11
Jodoh pasti bertemu
12
Bertengkar
13
Perasaan Raddit
14
Sakit hati
15
Menyesal
16
Suara hati Nayra
17
Cemburu
18
Tidur bersama
19
Sandiwara Nayra
20
Arfi kecelakaan
21
Hadiah untuk Arfi
22
Pernikahan Nayra
23
Istri simpanan
24
Kemarahan Nayra
25
Malam pertama
26
Repotnya punya dua istri
27
Keinginan Renata
28
Kangen
29
Bercerai
30
Permintaan Arfi
31
Arfi sakit
32
Rumah Arfi
33
Pergi dari rumah
34
Villa Raddit
35
Catatat harian Arfi
36
Nayra hamil
37
Isi hati Nayra
38
Adik untuk Kevin
39
Rumah sakit
40
Rumah sakit 2
41
Mencari Nayra
42
Nayra kabur
43
Kampung halaman Nayra
44
Nayra pergi lagi
45
Kevin tenggelam
46
Kembali kerumah
47
Rumah baru Nayra
48
Pengakuan Renata
49
Nayra kabur lagi
50
Keputusan Renata
51
Pekerjaan untuk Nayra
52
Hanya mimpi
53
Bertemu Arfi dikampus
54
Perkelahian Arfi dan Raddit
55
Sikap manis Arfi
56
Nayra melahirkan.
57
Ancaman Arfi
58
Nama untuk bayi bayi Nayra
59
Bintang dan Bulan
60
Jangan ambil anakku
61
Hari yang penuh kejutan
62
Perubahan sikap Arfi
63
Pergi dari rumah
64
Pergi keluar Negeri
65
Talak tiga
66
Menjadi baby sister untuk anakku
67
Tinggal bersama Arfi
68
Penyesalan Arfi
69
Dinner romantis
70
Manusia bodoh
71
Kecurigaan Arfi
72
Pernikahan Renata dan Satria
73
Malam pertama Renata
74
Pertengkaran
75
Berhenti kerja
76
Perasaan yang sama
77
Hati yang tersakiti
78
Pertengkaran Nayra dan Arfi
79
Hujan deras
80
Salah paham
81
Jadi bagini rasanya
82
Mengikuti Nayra
83
Kejutan untuk Renata
84
Pernikahan Raddit
85
Pernikahan Raddit 2
86
Hujan hujanan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!