Raddit mengantar Nayra masuk kedalam ruangannya, sampai disana ia meminta Nayra untuk segera duduk.
"Nay, kamu punya obat untuk mengobati lutut kamu?" tanya Raddit.
"Iya. ada dilaci meja." Nayra meringis, ia berusaha menahan rasa sakitnya.
Raddit kemudian mengambil kotak kecil yang berada didalam laci meja.
"Nay, sebenarnya ada apa sih? kenapa kamu bisa jatuh?" Raddit memberikan kotak obat yang ia ambil pada Nayra.
"Aku tadi kepeleset." Nayra tidak ingin menceritakan yang sebenarnya.
"Bohong kamu nay, aku lihat sendiri Arfi sama istrinya itu yang buat kamu jatuh." Raddit marah marah sendiri.
"Orang bilang suami istri itu mirip. Arfi dan Renata memang mirip, pantas saja mereka berjodoh. "Raddit masih kesal.
"Mirip? " Nayra tersenyum kecut.
"Iya mereka mirip, mereka berdua sama sama ngeselin." Raddit kelihatan serius tapi Nayra malah tertawa.
"Kok kamu ketawa?" Raddit kesal.
"Sudahlah Raddit, kamu jangan marah marah terus nanti cepat tua. lebih baik kamu sekarang pergi."
"Udah ditolongin bukannya bilang makasih, aku malah diusir." ucap Raddit.
"Iya Raddit, makasih ya udah nolongin aku. aku bukannya mau ngusir kamu, tapi habis ngobatin luka aku. aku mau langsung kerja." Karena gemas Nayra mencubit pipi Raddit.
"Kamu mau kerja? kamu kan lagi sakit."
"Ini cuma luka kecil, lagi pula aku bisa kerja sambil duduk."
"Yaudah, kalau begitu aku pergi dulu. aku juga mau kekampus." Raddit berdiri dari duduknya.
"Raddit tunggu! " Panggil Nayra
"Kenapa? engga rela aku pergi?" Tanya Raddit penuh percaya diri.
"gr banget kamu, aku cuma mau tanya. kenapa kamu bisa ada disini?"
"Kalau mau kekampus, aku selalu lewat sekolah ini. tadi itu kebetulan aku lihat kamu jatuh. makanya aku buru buru nolongin kamu." Raddit lalu berjalan kearah pintu.
"Raddit!"
"Apa lagi?" Radidit menoleh.
"Terima kasih." Nayra tersenyum manis.
Deg...
Jantungku kenapa berdebar debar? Batin Raddit.
Raddit memegang dadanya, kemudian ia pergi meninggalkan Nayra tanpa berkata apa apa.
"Raddit, Kenapa setiap ada didekat kamu aku selalu merasa bahagia? aku bisa tersenyum dan tertawa karena tingkah kamu yang kekanak kanakan." Nayra mengolesi obat pada luka dilututnya.
Sementara itu ditempat lain.
Mobil arfi sudah sampai didepan perusahaan tempat Renata bekerja.
"Arfi, nanti siang kamu tidak perlu menjemput Kevin." ucap Renata sebelum ia turun dari mobil.
"Kenapa? " Arfi merasa tidak senang
"Karena aku yang mau jemput Kevin."
"Renata kamu lupa? mobil kamu masih dibengkel dan besok baru bisa diambil." Arfi mencari cari alasan agar Renata tidak datang kesekolah Kevin
"Aku bisa naik taksi."
"lalu bagaimana dengan pekerjaanmu?" Arfi berharap Renata lebih memilih pekerjaannya.
"Kebetulan Kevin pulang sekolah pas jam aku istirahat, setelah mengantar Kevin pulang aku akan kembali lagi kekantor." Renata tetap dengan pendirian.
"Renata, kamu tidak perlu repot repot, biar supir yang jemput Kevin."
Ada apa denganku? bukankah selama ini aku ingin Renata meluangkan waktunya untuk Kevin. seharusnya aku senang, tapi kenapa aku malah tidak senang? Arfi menghela nafas.
"Aku tidak pernah datang kesekolah Kevin, kamu marah. sekarang aku kesekolah Kevin kamu larang, aku jadi serba salah." Renata mulai kesal
"Atau jangan jangan kamu maunya, kamu yang jemput Kevin supaya kamu bisa ketemu Nayra." Renata curiga.
"Renata, aku cuma tidak mau kamu kecapean, begini saja. aku akan minta Satria antar kamu, jadi kamu tidak perlu naik taksi."
"Oke." Renata senang.
Mulai sekarang aku akan mengantar dan menjemput Kevin kesekolah, supaya Arfi tidak bisa bertemu Nayra. Renata tersenyum licik.
"Ya sudah, aku kerja dulu." Setelah berpamitan Renata masuk kedalam perusahaan tempatnya bekerja.
Siang harinya,
Renata ingin menjemput Kevin disekolah, ia menunggu Satria datang. belum sampai lima menit Renata melihat mobil Arfi datang. Arfi menghentikan mobilnya didepan Renata berdiri.
"Renata, ayo masuk." Arfi membuka kaca mobilnya.
Renata masuk kedalam mobil dengan rasa kesal.
"Arfi, kamu bilang Satria asistent kamu yang jemput aku." Tanya Renata pada Arfi yang fokus menyetir.
"Aku yang mau jemput kamu sendiri."
"Kenapa? kamu mau ketemu Nayra?"
"Renata, aku mau mengantar kamu menjemput Kevin karena aku senang bisa berdekatan dengan anak dan istriku, aku senang bisa meluangkan waktu buat kalian." Arfi menjelaskan.
"Apa kamu tidak suka diantar aku? "
"Sayang, kamu jangan berpikir begitu. aku senang kok diantar kamu." Renata memegang tangan Arfi.
Biarpun nanti Arfi bisa saja bertemu Nayra, tapi kalau ada aku. Nayra tidak bisa mendekati suami aku. Arfi memang bilang, dia tidak ada hubungan apa apa dengan Nayra. aku tidak percaya sepenuhnya. Renata bicara dalam hati.
Disekolah.
"Anak anak pelajaran hari ini selesai, kalian semua boleh pulang." Nayra memberitahu murid muridnya.
Nayra melihat murid muridnya semua sudah keluar kelas. ada yang berlari kecil, ada juga yang berjalan cepat dan sebagian berjalan dengan santai. hanya Kevin yang masih berada didalam kelas.
"Kevin, kenapa kamu belum keluar?" Tanya Nayra pada murid kesayangannya itu.
Sejak pertama Nayra mengajar disekolah itu, Nayra memang sudah menyukai Kevin. meskipun waktu itu Kevin nakal, Nayra tidak tahu kenapa? ia selalu ingin memberikan perhatian lebih pada Kevin.
Setelah Nayra tahu Kevin adalah anak Arfi. Nayra ingin menjauhi Kevin dan ingin berhenti memperhatikan Kevin, tapi anak itu justru semekin dekat dan manja dengan Nayra.
"Kevin nunggu ibu."
Nayra tersenyum mendengar kata kata Kevin, ia lalu menggandeng tangan Kevin berjalan keluar dari ruang kelas.
Nayra dan Kevin bergandengan sambil mengayun ayunkan tangannya, Nayra melepaskan gandengan tangannya pada Kevin ketika mereka sampai dipintu gerbang. Saat itu Nayra melihat Arfi dan Renata.
Mereka datang lagi, Kenapa harus mereka yang menjemput Kevin? mereka memang orang tuanya kevin, tapi bukannya mereka sering sibuk dan sering meminta supir untuk menjemput kevin. kenapa sekarang mereka jadi rajin menjemput Kevin? Nayra bertanya tanya dalam hati.
"Mama!" Kevin berlari kecil menghampiri Arfi dan Renata.
"Mama mau jemput aku?" Kevin sangat bahagia.
"Iya nak, mulai hari ini mama yang akan mengantar dan menjemput kamu kesekolah." Renata memeluk Kevin.
Kalau Renata selalu datang, aku tidak akan punya kesempatan untuk berduaan dengan Nayra. Arfi kesal.
"Kita pulang sekarang." Arfi mengajak Renata dan Kevin pulang.
"Iya pa. bu Nayra, aku pulang dulu ya." Kevin berpamitan pada Nayra.
"Iya." Nayra mencoba untuk tersenyum meskipun hatinya terasa sakit.
Melihat Kevin berpamitan, Renata hanya menatap sinis pada Nayra.
Arfi, didepanku dia bilang ingin menikah denganku. dijuga bilang dia tidak bisa jauh dariku, tapi didepan Renata dia berubah jadi suami yang baik. Nayra merasa sedih.
Nay, maaf. bagaimanapun Renata adalah istriku, ibu dari anakku. sudah seharusnya aku bersikap baik padanya. Batin Arfi.
Arfi seakan bisa merasakan perasaan Nayra, ia masuk kedalam mobil tetapi matanya tidak berhenti menatap Nayra.
Nanti pulang kerja aku akan kerumah Nayra. sekarang aku turuti saja keinginan Renata, karena kalau tidak Renata bisa curiga. Arfi kemudian menjalankan Mobilnya.
Sampai dirumah Nayra menjatuhkan tubuhnya diatas sofa.
"Tidak, aku tidak bisa begini terus. melihat Arfi pamer kemesraan didepanku dan melihat Renata yang jelas jelas tidak menyukaiku membuat aku merasa terhina. mulai besok aku akan berhenti bekerja, aku tidak mau bertemu Arfi dan Renata." Nayra bicara sendiri.
Setelah mengeluarkan isi hatinya, Nayra memejamkan matanya karena lelah Nayra tertidur disofa. baru sepuluh menit Nayra tertidur tiba tiba Raddit masuk dan membuat Nayra kaget
"Dor.. " Raddit sengaja mengagetkan Nayra dengan setengah berteriak sambil memegang bahu Nayra.
"Sayang, kamu apa apaan sih? bikin aku kaget." Nayra mengusap usap matanya.
"Raddit?" Nayra membuka matanya, ia lansung duduk ketika melihat Raddit berdiri dihadapannya.
"Iya, aku Raddit. memangnya kamu pikir siapa?" Raddit awalnya senang mendengar Nayra memanggilnya sayang tapi melihat ekspresi Nayra yang terkejut Raddit menjadi kecewa.
Kenapa aku bodoh? Kenapa aku mengira Arfi yang datang? kalau Arfi yang datang dia tidak akan membangunkan aku, dia pasti akan.
Nayra tiba tibateringat saat ia tertidur dan Arfi mencuri kesempatan dengan menciumnya.
"Nay, aku tanya kok engga dijawab." Raddit marah.
"Aku... "
"Sudahlah, aku pulang saja. engga asik kamu Nay." Raddit pulang sambil marah marah.
"Dasar anak kecil, sensitif banget. dikit dikit marah." Nayra menutup pintu lalu menguncinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Alenaya faraza
mana lanjutannya
2022-08-05
7