Mobil Arfi sampai didepan rumah Nayra, selama perjalanan pulang mereka hanya diam.
"Arfi, terima kasih." Nayra melepas sabuk pengamannya.
"Terima kasih, untuk apa?" Nada suara Arfi terdengar tidak suka.
"Karena kamu nganter aku pulang." Jawab Nayra.
"Seharusnya aku yang berterima kasih, kamu sudah menemani Kevin bermain." ucap Arfi
"Nay, aku akan mengatakan semua pada Renata, tentang kita." sambung Arfi
"Maksud kamu." Nayra tidak mengerti maksud ucapan Arfi.
"Aku akan bilang kalau aku mencintai kamu."
Arfi mengatakan itu dengan santai, seakan akan apa yang ia katakan adalah hal yang biasa. padahal menurut Nayra itu sesuatu yang serius, seorang suami mengatakan pada istrinya kalau ia mencintai perempuan lain itu akan menjadi masalah besar.
Bukan hanya rumah tangga Arfi yang akan mengalami masalah, tapi Nayra juga akan dicap sebagai pelakor. Nayra tidak bisa membayangkan jika orang orang menghina dan merendahkannya karena menganggapnya pelakor.
"Jangan Arfi, nanti kalau Renata marah terus dia minta pisah gimana?"
"Bukannya itu yang kamu mau?" Arfi menyindir Nayra.
"Jadi, dimata kamu aku orang yang seperti itu. kamu pikir aku bisa bahagia diatas penderitaan Renata? kamu pikir aku ini pelokor?" Nayra membuka pintu mobil.
Nayra turun dari mobil Arfi dengan marah, tanpa berpamitan Nayra pergi begitu saja meninggalkan Arfi.
"Papa mau kemana?" Kevin terbangun dari tidurnya, ia melihat Arfi ingin keluar dari mobil.
"Nak, kamu tunggu sebentar disini. papa mau bicara sebentar dengan bu Nayra.
"Pa, aku cape mau tidur dirumah. bu Nayra juga pasti cape. besok saja bicaranya. kita pulang sekarang pa."
"Ya sudah." Arfi menuruti keinginan Kevin.
Sampai dirumah Arfi mengantar Kevin kekamarnya, Kevinpun langsung tertidur.
Arfi melangkahkan kakinya kekamar ada rasa gelisah yang tiba tiba muncul dalam dirinya.
"Apa yang harus aku katakan pada Renata?" Arfi berpikir untuk sesaat.
"Aku tahu." Arfi tersenyum, ia lalu membuka pintu kamarnya.
"Akhirnya kamu pulang." Ucap Renata saat melihat Arfi masuk kedalam kamar.
"Arfi, bisa kamu jelaskan. apa hubungan kamu dengan Nayra?"
"Aku tidak ada hubungan apa apa dengan Nay"
"Nay? kamu kelihatannya sudah sedekat itu dengan Nayra." Renata curiga.
"Nayra maksud ku. Aku itu belum selesai ngomong."
"Kalau kalian tidak ada apa apa, kenapa kalian berduaan didalam mobil?"
"Tadi itu kaki Nayra terkilir dia cuma minta obat, itu saja." Arfi membohongi Renata.
"Jadi, Nayra mengobati kakinya didalam mobil? tapi kenapa pintunya ditutup?" Renata kembali bertanya.
"Ya ampun Renata, kamu itu nanya terus tidak ada habisnya. Aku itu tidak sadar kalau pintunya tertutup, kamu tahu sendiri kebiasaan aku. kalau aku menunggu dimobil, aku selalu metutup pintu."
"Arfi, kamu engga bohong kan?" Renata bisa merasakan kalau suaminya sedang berbohong.
"Aku dimobil itu main hp, aku sibuk bahas masalah pekerjaan sama klien. sedangkan Nayra, dia sibuk mengobati kakinya. setelah selesai dia langsung keluar dari mobilku." Arfi meyakinkan Renata.
"Renata, kamu itu udah bikin aku malu. kamu menampar Nayra dan bilang kalau dia pelakor." Arfi marah
"Kamu kenapa sih? dari tadi belain Nayra terus." Renata kesal.
"Renata, aku cuma bicara yang sebenarnya. kamu sudah menuduh orang sembarangan. sebagai suami tentu saja aku malu." Arfi kembali marah untuk menutupi kebohongannya.
"Sudahlah aku mau mandi dulu. kamu itu, suami pulang bukannya disambut atau dibuatin minum malah dituduh yang engga engga." Arfi lalu pergi meninggalkan Renata yang sedih karena sikap Arfi.
Arfi, kenapa dia yang marah? seharusnya aku yang marah. Batin Renata sedih.
"Maaf Renata, aku terpaksa bersikap seperti ini. supaya kamu percaya dengan ceritaku." ucap Arfi ketika ia berada didalam kamar.
Keesokan harinya.
Arfi bangun dari tidurnya dan ia melihat Renata sudah berpakaian rapi.
"Kamu mau kerja?" Tanya Arfi.
"Iya, sekalian aku mau antar Kevin sekolah."
"Apa?" Jawaban Renata membuat Arfi kaget.
"Kenapa reaksi kamu begitu? Wajar kalau seorang ibu mau mengantar anaknya sekolah.
"Wajar juga kalau aku kaget, selama ini kamu tidak pernah mengantar Kevin kesekolah." Balas Arfi.
"Semalam setelah kita bertengkar. aku banyak berpikir, aku sadar kalau aku kurang memperhatikan kamu dan Kevin. mulai sekarang aku akan berusaha memperhatikan kalian berdua." Renata lalu keluar dari kamar.
Arfi bingung dengan perubahan sikap Renata.
"Arfi." Renata masuk kembali kedalam kamar saat Arfi masih berdiri terpaku.
"Aku sudah siapkan makanan buat kamu, tadi aku bangun lebih pagi. supaya aku bisa masak." Renata tersenyum.
"Kamu masak?" Arfi seperti tidak percaya karena sudah lama Renata tidak memasak untuknya.
"Iya. ya sudah, aku tunggu dimeja makan."
Arfi, aku tidak akan membiarkan Nayra mencuri perhatianmu, aku akan membuat kalian berdua berjauhan. Renata tersenyum tipis.
Dimeja makan.
"Pa, ayo cepat nanti kevin terlambat." Ucap Kevin pada Arfi yang sedang makan.
"Sayang, hari ini mama yang antar kamu kesekolah." Renata memberitahu Kevin.
"Tapi mobil mama kan lagi dibengkel." Kevin mengingatkan Nayra.
"Iya, mama lupa."
Kemarin sebelum pergi bersama Arfi dan Kevin, Renata memang sempat membawa mobilnya kebengkel. dengan kekayaan yang Arfi miliki Arfi bisa saja membelikan Renata beberapa mobil, tapi Renata tidak mau. Renata hanya membeli satu mobil, itupun dengan uangnya sendiri.
"Ya sudah kalau begitu papa yang akan antar kamu" Arfi merasa senang karena jika ia pergi kesekolah kevin kemungkinan besar ia akan bertemu Nayra.
"Tidak bisa! biar aku saja, kita bisa naik taksi."
Renata kesal.
"Aku engga mau naik taksi ma."
"Kevin." Nayra ingin memarahi Kevin.
"Renata, ini masih pagi, begini saja kita berdua yang akan mengantar Kevin kesekolah setelah aku mengantar Kevin aku juga akan mengantar kamu."
"Ya sudah." Renata terpaksa menurut.
Entah kenapa? aku tidak percaya, kalau Arfi tidak punya hubungan apa apa dengan Nayra. aku akan menjaga Arfi, aku tidak akan membiarkan pelakor itu merebut suamiku. Batin Renata.
...**********...
Nayra turun dari taksi yang ia naiki. saat Nayra ingin melangkahkan kakinya, ia melihat mobil Arfi berhenti.
Arfi! Nayra menghela nafas.
Disini banyak orang, akan sangat aneh dan memalukan jika aku berlari untuk menghindari Arfi, lebih baik aku berjalan cepat sebelum Arfi melihatku. ucap Renata dalam hati.
"Bu Nayra!" Belum sempat Nayra berjalan Kevin sudah memanggilnya.
Nayra menoleh ia tersenyum pada Kevin, tapi senyum diwajah Nayra menghilang ketika ia melihat Renata.
Jadi, Renata yang mengantar Kevin. Nayra kecewa.
aku ini kenapa? bukankah memang aku ingin menghidari Arfi. tapi saat dia tidak ada, kenapa aku merasa sedih? Mata Nayra mulai berair.
"Bu Nayra, kenapa nangis?" Tanya Kevin dengan wajah polos.
"Engga, ibu engga nangis, Mata ibu kena debu." Nayra mengambil tissu yang ada ditasnya lalu ia segera menghapus air matanya.
"Sayang kamu masuk dulu kedalam sekolah, disini banyak debu." Perintah Renata pada Kevin.
"Iya ma." Kevin berlari kecil kedalam sekolah.
"Kenapa bu Nayra? kamu berharap Arfi yang mengantar Kevin sekolah?" Sindir Renata.
Untunglah Arfi menunggu didalam mobil, jadi dia tidak bertemu Nayra. Renata tersenyum puas.
Nayra malas meladeni kata kata ketus yang keluar dari mulut Nayra, ia memilih untuk pergi meninggalkan Renata.
Nayra ingin berjalan tetapi Renata memajukan satu kakinya ia sengaja menyengkat kaki Nayra.
"Aww...." Nayra terjatuh dan lututnya berdarah.
Arfi yang semula menunggu didalam mobil menjadi marah melihat pemandangan ada didepan matanya, Arfi keluar dari mobilnya kemudian ia menghampiri Nayra.
"Sa" Arfi tidak melanjutkan ucapannya.
Hampir saja aku memanggil Nayra dengan sayang. Untuk sesaat Arfi mengabaikan kehadiran Renata.
"Nayra, kamu tidak apa apa? biar aku bantu." Arfi mengulurkan satu tangannya.
"Tidak perlu, aku bisa berdiri sendiri." Nayra sebenarnya ingin sekali meraih tangan Arfi tapi karena ada Renata, ia menolak bantuan Arfi.
Nayra bangun dari duduknya namun belum sempat ia berdiri tegak, tubuhnya seperti ingin terjatuh.
"Hati hati." Arfi refleks memegangi tubuh Nayra, agar Nayra tidak terjatuh arfi memeluk Nayra.
"Arfi!" Renata memanggil Arfi dengan nada suara yang terdengar marah.
Arfi buru buru melepaskan pelukannya pada Nayra, akibatnya Nayra kembali terjatuh.
"Arfi, aku tahu. kamu takut istri kamu marah, tapi apa harus kamu membuat aku jatuh lagi?" Mata Nayra berkaca kaca, suaranya terdengar seperti orang yang ingin menangis.
"Sayang kamu kenapa?" Raddit tiba tiba datang dan langsung mendekati Nayra.
"Aku jatuh Raddit, tolong bantu aku." Nayra mengulurkan tangannya.
Raddit meraih tangan Nayra, ia lalu mengalunglan satu tangan Nayra dilehernya. Raddit ingin memapah Nayra berjalan kedalam sekolah.
Kenapa bocah ini ada disini? Arfi merasa kesal
"Sudah punya suami, tapi masih saja godain suami orang." Ucap Renata saat Nayra berjalan melewatinya.
Raddit menghentikan langkahnya, Mau tidak mau Nayra juga berhenti.
"Tante, kalau ngomong jangan sembarangan." Raddit membela Nayra.
"Tante? kamu panggil aku tante?" Renata tidak terima Raddit memanggilnya dengan sebutan tante.
"Iya, umur kamu jauh lebih tua dari aku dan muka kamu juga kelihatan tua. jadi pantas aku panggil tante." Raddit mengejek tante."
"Kamu"
"Raddit sudahlah, kita tidak usah meladeni dia. aku harus masuk kedalam sekarang." Ucap Nayra.
"O iya sampai lupa, istriku ini kan mau kerja. engga kaya tante tante didepanku ini. kerjanya cuma bikin keributan." lagi lagi Raddit mengejek Renata.
Renata sangat kesal, ia ingin membalas kata kata Raddit tapi Raddit sudah berjalan pergi meninggalkan tempat itu.
"Renata, ayo kita pergi sekarang. aku juga harus bekerja." ucap Arfi.
Renata masuk kedalam mobil dengan kesal dan dengan wajah yang kusut.
Didalam mobil Arfi.
"Kenapa kamu diam saja, waktu suaminya Nayra menghina aku." Renata marah pada Arfi.
"Terus, aku harus bagaimana? apa aku harus bertengkar dengan Raddit ditempat umum?" Dimarahi Renata membuat Arfi marah.
"Arfi, kamu itu kenapa? kenapa kamu selalu membela Nayra? kemarin kamu memarahi aku karena aku mau menampar Nayra dan hari kamu diam saja melihat aku dihina suaminya Nayra. kamu juga buru buru menolong Nayra waktu Nayra jatuh, sampai sampai kamu memeluk dia didepan aku." Renata mencurahkan isi hatinya sambil menangis.
Arfi merasa kasihan melihat Renata menangis, ia lalu menghentikan mobilnya.
"Renata, sudah jangan menangis. aku tidak bemaksud membela Nayra." Arfi memeluk Renata.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Arya Umam
Arfi jadi laki2 itu plin plan
2022-09-09
1
Lastri diah
lanjut
2022-08-02
5