Nayra melepaskan pelukan Arfi ia merapikan baju dan rambutnya kemudian ia berdiri, tanpa berkata apa apa ia berjalan meninggalkan Arfi. Arfi hanya diam melihat tingkah Nayra yang menurutnya aneh.
"Kenapa dia pergi begitu saja?" Arfi menggendong Kevin yang masih tidur.
"Nay!" Arfi mempercepat langkahnya.
Nayra mengabaikan Arfi ia pura pura tidak mendengar panggilan Arfi, ia malah menghampiri Raddit.
"Raddit, ayo kita pulang." Nayra memegang tangan Raddit.
Mereka berdua berjalan bersama meninggalkan gedung bioskop itu, Arfi tidak bisa berlari karena ia sedang menggendong Kevin.
"Nay berhenti atau kau akan menyesal!" Arfi sedikit berteriak saat ia melihat Nayra masih berjalan, meskipun aga jauh didepannya.
Nayra dan Raddit menghentikan langkah kakinya.
"Nay dia mengancammu." ucap Raddit
"Sudah, biarkan saja lebih baik kita lari dari sini." Nayra ingin kabur tapi Arfi memanggilnya lagi.
"Nay, istriku. jangan pergi! kamu lihat ini, anak kita sakit." Arfi sengaja mengeraskan suaranya agar semua orang yang ada ditempat itu mendengarnya.
orang orang yang berada ditempat itu melihat kearah Nayra, ada yang memandang sinis ada juga yang berbisik bisik. dengan kesal Nayra berjalan menghampiri Arfi sementara Raddit mengikutinya dari belakang.
"Hay om, kita ketemu lagi." Sapa Raddit.
"Aku tidak pernah menikah dengan tantemu." Ucap Arfi ketus.
"Raddit, kamu kenal dia?" Pandangan mata Nayra tertuju pada Arfi.
"Engga, tapi aku pernah ketemu didepan rumahmu. Nay, jadi kamu udah nikah dan dia itu suami kamu?" Tanya Raddit.
"Bukan, dia bukan suamiku." Jawab Nayra.
"Pacar kamu?" Raddit bertanya lagi.
"Bukan juga." Nayra menyangkal.
"Terus, dia itu siapa?" Raddit hampir tertawa.
"Dia bukan siapa siapa." Mendengar kata kata Nayra Raddit jadi tertawa sungguhan.
"Nay, kalau dia bukan siapa siapa. kenapa dia mencari mu?" Raddit tertawa mengejek sambil memandang Arfi.
"Aku juga tidak tahu." Nayra tidak bisa menahan tawa, karena Raddit tertawa ia juga tertawa.
Apa apaan ini? kenapa mereka jadi ngobrol sendiri. Arfi sangat marah.
"Apa kalian sudah selesai?" Arfi kelihatan marah.
"Ya ampun, aku lupa kalau disini ada pak Arfi." Nayra menutup mulutnya sambil tersenyum.
"Jadi, om ini namanya Arfi?" Raddit bertanya pada Nayra.
"Iya kamu lihat, anak yang dia gendong itu adalah anaknya, dia sudah punya istri dan anak." Nayra menjelaskan sesuatu yang sebenarnya tidak perlu ia lakukan.
Arfi bertambah marah, ia ingin memarahi Nayra tapi karena Satria asistentnya datang ia melupakan amarahnya.
"Satria, kamu sudah datang? tolong antarkan Kevin pulang." Arfi memberikan Kevin pada Satria.
Setelah Kevin berada dalam gendongannya, Satria pergi dari tempat itu.
"Nay, aku mau bicara denganmu." Arfi melihat Nayra yang masih asik bercanda dengan Raddit, Arfi sangat kesal rasanya ia ingin memukul Raddit.
"Ya sudah, bicara saja." ucap Nayra.
"Aku mau bicara berdua dan tidak disini." Arfi cemberut.
"Aku tidak mau." Nayra menolak.
"Kalau kamu tidak mau. aku akan menciummu disini, supaya kamu malu." Arfi berbisik pada Nayra.
"Raddit, kamu pulang dulu. aku mau bicara dengan Pak arfi." Nayra terpaksa memenuhi permintaan Arfi.
Nayra memanggilku pak dan bocah aneh itu memanggil aku om, mereka berdua benar benar membuatku kesal. Arfi marah marah sendiri dalam hati.
Nayra mengajak Arfi ketaman yang dekat dari tempat itu, taman itu sangat indah bintang bintang yang bertaburan dan bulan purnama yang bersinar terang membuat suasana malam itu menjadi romantis.
Ditaman itu juga ada air terjun buatan. banyak pasangan yang lalu lalang ditempat itu, bahkan ada sebagian yang duduk hanya untuk menikmati keindahan pemandangan ditaman itu.
"Nay, kenapa kamu mengajakku ketempat ramai?" Nayra dan Arfi duduk direrumputan.
"Karena kalau ditempat sepi, aku takut khilaf."
Ups keceplosan. Nayra menutup mulutnya dengan tangan.
Arfi tersenyum mendengar jawaban Nayra.
"Sebenarnya apa Yang mau kamu bicarakan? Kamu mau minta maaf lagi?" Sindir Nayra.
"Aku tidak salah. buat apa minta maaf?" kata kata Arfi membuat Nayra kesal.
"Kamu sudah menciumku diam diam, tapi kamu tidak merasa salah." Nayra cemberut.
"Seharusnya kamu bersyukur aku yang menciummu, kalau orang lain bagaimana?" Arfi mencubit pipi Nayra.
"Orang lain tidak akan melakukan itu, karena orang lain tidak punya pikiran mesum seperti dirimu." omel Nayra.
"Kamu juga mesum." goda Arfi.
"Aku?" Nayra mendengus kesal.
"kalau tidak, kenapa kamu diam saja waktu aku menciummu?"
"Aku sedang tidur."
"Tapi saat kamu bangun kamu tidak mendorongku, bahkan kamu melingkarkan tanganmu dileherku dan karena kamu terus membalas ciumanku, aku sampai susah berhenti." Arfi tersenyum miring, ia ingin bicara lagi, tapi Nayra menghentikan kata katanya.
"Cukup! aku tidak ingin membahas itu lagi, itu sebuah kesalahan."
"Kesalahan seharusnya hanya dilakukan sekali jika berkali kali itu namanya sengaja. jangan jangan kamu sudah kencanduan dengan bibirku." Arfi meledek Nayra.
"Arfi, sebenarnya apa yang ingin kamu bicarakan? Sejak tadi kamu hanya mengatakan sesuatu yang tidak penting." Nayra mulai kehilangan kesabaran.
"Bagimu tidak penting tapi bagiku penting." Arfi mengedipkan satu matanya.
"Aku tidak tahu, harus bicara apa lagi denganmu? kau sudah dewasa tapi tingkahmu seperti anak kecil." Nayra malas meladeni ocehan Arfi akhirnya dia memilih untuk pergi.
"Nay, tunggu!" Baru beberapa langkah Arfi sudah mengejar Nayra.
"Nay." Arfi memegang tangan Nayra.
"Apa lagi" Nayra menepis tangan Arfi.
"Nay, aku ingin menikah denganmu."
"Arfi, kamu bercanda?" Nay tidak percaya dengan ucapan Arfi.
"Tidak, aku tidak bercanda. Aku ingin menikah denganmu, sejak bertemu lagi denganmu aku merasa perasaanku yang dulu kembali. setiap didekatmu, aku tidak bisa menahan diri. aku ingin selalu menyentuhmu, Nay kamu mau kan menikah denganku?" Arfi mengungkapkan perasaan yang ada dihatinya.
"Maaf, aku tidak bisa." Nayra menolak Arfi.
"Kenapa Nay?" Arfi sangat sedih.
"Karena aku sudah punya suami." Nayra alasan.
"Aku tidak percaya. kalau kamu punya suami, kenapa kamu pergi dengan... siapa nama bocah yang tadi bersamamu?" Arfi menatap Nayra ia berusaha mencari kebenaran disana.
"Raddit."
"Kenapa kamu pergi dengan Raddit bukan dengan suamimu."
"Karena Raddit itu suamiku."
"kamu jangan bohong. Raddit itu masih terlalu muda, lagi pula Raddit sendiri yang bilang kalau kamu belum menikah." Arfi tertawa kecil.
Aku harus alasan apa lagi. Batin Nayra.
"Karena Raddit masih muda, pernikahan kita dilakukan secara tertutup. aku minta Raddit merahasiakan pernikahahan kita sampai Raddit berumur dua puluh tahun." Nayra mengarang cerita.
"Berapa umur Raddit sekarang?" Tanya Arfi
"Delapan belas tahun."
"Wah.. wah kamu hebat sekali. dulu kamu memintaku menunggu selama empat tahun, sekarang kamu meminta Raddit menunggumu selama dua tahun." Arfi membuat Nayra mengingat masa lalu mereka.
"Bukan urusanmu? Nayra sudah lelah berbicara dengan Arfi.
Arfi duduk kembali dibangku taman itu, ketika Nayra ingin pergi Arfi buru buru menarik tangan Nayra. tubuh Nayra jatuh diatas pangkuan Arfi.
"Nay, kalau kamu tidak mau berkata jujur. aku akan menciummu." Arfi kembali mengancam Nayra.
"Arfi kamu jangan gila, ini tempat umum."
"Aku tidak perduli." Arfi mendekatkan wajahnya pada Nayra, Nayra buru buru menutup mulut Arfi dengan tangannya.
"Arfi, kita tidak perlu membicarakan lagi tentang diriku. aku ingin membahas tentang kamu, kamu sudah menikah jadi aku tidak mungkin menikah denganmu." kata kata Nayra membuat Arfi terdiam untuk sesaat.
Nayra melepaskan tangannya dari mulut Arfi, ia ingin berdiri tapi Arfi memeluk pinggangnya dengan erat.
"Nay, aku... aku sudah bercerai dengan Renata" Arfi membohongi Nayra.
"Bercerai." Nayra terkejut.
"Iya sudah setengah tahun, aku dan Renata bercerai." Arfi meyakinkan Nayra.
"Tapi kenapa kamu cemburu melihat Renata bersama laki laki lain? kamu juga memanggil Renata sayang."
"Itu semua aku lakukan demi Kevin, aku marah bukan karena cemburu aku marah karena renata mengabaikan tugasnya sebagai seorang ibu. Renata tidak punya waktu untuk mengantar sekolah Kevin tapi dia punya waktu untuk pacaran." untuk menarik simpati Nayra, Arfi menjelek jelekan Renata.
Selama aku menjadi gurunya Kevin, aku tidak pernah melihat Renata datang kesekolah. saat Kevin ada masalah disekolah yang datang juga Arfi bukan Renata, itu berarti Arfi tidak bohong Nayra mempercayai kebohongan Arfi.
"Aku memanggil Renata sayang hanya didepan Kevin, waktu itu aku melihat kamu dan Kevin jadi aku memanggil Renata." Arfi melanjutkan ceritanya dan lagi lagi ia berbohong.
"Aku sudah mengatakan semuanya padamu. Nay, bagaimana kamu terima lamaranku?" Arfi menatap mata Nayra dalam dalam.
"Arfi, kalau aku mau menjadi istrimu kita sudah menikah dari dulu dan kita tidak akan putus." Nayra mengalihkan pandangannya ia tidak bisa menatap mata Arfi karena ia takut hatinya luluh.
"Apa maksudmu?" Tanya Arfi dengan wajah sedih.
"Maaf Arfi, aku tidak bisa menikah denganmu." ada Rasa sakit dihati Nayra saat ia menolak Arfi.
Arfi melepaskan pelukannya, ia menghapus air mata yang tiba tiba mengalir di kedua belah pipinya. Nayra merasa tidak tega, ia tidak tahan melihat arfi bersedih. Nayra akhirnya memilih untuk pergi dari taman itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
resni
murahan bgt sih🙄🙄🙄 mau aja di gitu kalau jadi pelakor mah gak usah sok jual mahal krn nayra emng lu murahan😏😏🙄
2022-10-09
1