Arfi berjalan memasuki ruang makan, ia melihat Renata dan kevin sudah berada diruang makan.
"Renata, kamu mau kerja lagi?" Arfi duduk disamping Kevin.
"Iya." Renata menyantap makanannya.
"Kamu baru pulang kemarin, sekarang kamu mau kerja lagi?" Arfi tidak mengerti, kenapa Renata begitu gila kerja.
"Arfi, kamu tahu posisiku dikantor itu penting, jadi aku harus kerja." Renata tidak merasa bersalah.
"Mama, aku masih kangen mama. aku mau diantar sekolah sama mama." Kevin merengek manja.
"Sayang, maafin mama ya. mama harus kerja. mama janji nanti sore mamah sudah pulang." Renata membujuk Kevin.
"Benar mama enggak pulang malam?" Kevin tersenyum senang.
"Iya, sayang." Renata mengusap usap kepala Kevin.
"Kevin, biar papa yang antar kamu sekolah." Kevin dan Renata terdiam mendengar kata kata Arfi.
"Kenapa kamu tiba tiba mau mengantar Kevin?" Tanya Renata.
"Pah, aku udah selesai makannya, aku tunggu dimobil ya." Kevin beranjak meninggalkan meja makan.
"Apa tidak boleh, aku mengantar anakku sendiri?" Arfi menatap kesal pada Renata.
"Bukan begitu tapi kamu biasanya selalu marah, kalau aku memintamu mengantar Kevin. kamu bilang itu tugas aku sebagai ibu."
"Kamu tidak lihat? Kevin sedih karena kamu mau pergi kerja, aku cuma ingin menghiburnya." Arfi Alasan.
"Oh... aku kira ada sesuatu disekolah Kevin." ucap Renata.
"Sesuatu apa?"
"Sesuatu yang membuat kamu ingin pergi kesekolah Kevin."
Arfi hampir saja tersedak mendengar kalimat yang diucapkan Renata.
"Pelan pelan makannya." Renata memberikan segelas air pada Arfi.
"Renata, kamu jangan berpikir yang tidak tidak, disana itu cuma sekolah tk tidak ada yang istimewa." Arfi berdiri dari duduknya.
"Aku pergi dulu." Arfi meninggalkan Renata sendirian.
"Ada apa dengan Arfi Kenapa dia tidak mencium keningku? Aku merasa ada sesuatu yang dia sembunyikan, sikapnya sangat berbeda."
Arfi selalu mencium kening Renata saat ia ingin berangkat kerja tapi hari itu entah mengapa Arfi lupa.
...................
Nayra berjalan ragu ragu kedepan pintu pagar sekolah
Bagaimana kalau nanti aku ketemu Arfi? tidak! aku tidak mau ketemu Arfi lagi. Aku malu. Nayra melamun.
Aku harus cari pekerjaan baru. kalau sudah dapat, aku akan berhenti bekerja disekolah ini. Nayra masih melamun.
Nayra tersadar dari lamunannya saat ia melihat mobil Arfi berhenti, Nayra buru buru bersembunyi dibalik tembok pagar sekolah. Arfi membukakan pintu buat Kevin dan sebelum pergi ia memberi pesan untuk Kevin.
"Kevin, masuklah. jangan nakal, jangan sampai papa dipanggil lagi oleh bu Nayra." Arfi melihat lihat sekolah Kevin ia seakan akan mencari sesuatu.
Dimana Nayra? apa dia sudah masuk kedalam. Batin Arfi.
Arfi merasa kecewa, ia juga tidak tahu kenapa ia ingin sekali bertemu Nayra.
"Sayang, ya sudah papa kerja dulu ya. nanti pulang sekolah papa jemput." Ucap Arfi.
"Papa mau jemput aku?" Kevin sangat senang.
"Iya, sayang. tapi kamu harus janji kamu tidak akan nakal, kalau kamu nakal papa tidak akan menjemput kamu."
"Iya pa, aku janji." Kevin mencium punggung tangan Arfi kemudian ia masuk kedalam sekolah.
Setelah Kevin masuk kedalam sekolah, Arfi pergi meninggalkan sekolah itu.
"Syukurlah dia sudah pergi." Nayra merasa lega.
Hari itu Kevin bersikap baik. ia tidak nakal, ia juga tidak bertengkar dengan teman temannya.
"Anak anak pelajaran hari selesai, kita lanjutkan besok lagi. sekarang kalian boleh pulang."
Nayra cepat cepat keluar meninggalkan ruang kelas itu.
"Bu Nayra!" Panggil Kevin ketika Nayra sampai didepan halaman sekolah.
"Ibu mau kemana?" Tanya Kevin.
"Ibu mau pulang." Nayra menengok kebelakang.
"Kenapa ibu tidak menungguku?"
Nayra memang selalu menunggu murid muridnya pulang, setelah memastikan murid muridnya dijemput dan pulang dengan aman. barulah Nayra pulang.
"Ibu sedang ada urusan, jadi ibu tidak bisa menunggumu pulang.Tapi kamu tenang saja, nanti ada ibu mawar yang akan menunggu kamu dan teman teman kamu. yaudah kamu tunggu disini ya, sebentar lagi bu Mawar datang." Nayra menjelakan pada Kevin.
Aku harus cepat cepat pergi dari sini, sebelum Arfi datang menjemput Kevin. Nayra berjalan tergesa gesa.
Karena terlalu terburu buru Nayra tidak melihat mobil yang lewat didepannya. Nayra menoleh kesamping ia terkejut saat melihat mobil yang ingin melintas dihadapannnya, Nayra menjatuhkan tasnya dan ia menutup mulutnya
Brug...
Nayra jatuh pingsan, beruntunglah sipengendara mobil itu mengerem mobilnya dengan cepat, sehingga ia tidak sempat menabrak Nayra.
Pengandara mobil itu keluar dari mobilnya lalu ia menghampiri Nayra.
"Nayra!" Pengendara mobil itu ternyata adalah Arfi.
"Pa, bu Nayra kenapa?" Kevin yang melihat Nayra pingsan berlari kecil menghampiri Arfi dan Nayra.
"Bu Nayra pingsan. Kevin, kamu masuk mobil papa juga akan membawa bu Nayra kedalam mobil." Arfi mengengong tubuh Nayra.
Setelah Kevin masuk kedalam mobil dan setelah Arfi memasukan Nayra kedalam mobilnya, Arfi melajukan mobilnya.
"Pa, kita mau kemana?" Tanya Kevin.
"Kerumah bu Nayra."
"Kenapa kita enggak kerumah sakit?"
"Bu Nayra pasti tidak mau nak. nanti dirumah bu Nayra, papa akan berusaha mengobati bu Nayra supaya bu Nayra sadar dari pingsannya."
"Dimana aku?" Nayra tersadar dari pingsannya, ia membuka matanya. Nayra duduk dengan kepalanya yang masih terasa pusing.
"Nay, kamu sudah sadar?" Arfi senang melihat Nayra baik baik saja.
Nayra kaget karena tiba tiba ia sudah berada di dalam mobil Arfi. Nayra kesal, ia ingin sekali marah tapi karena ia masih merasa lemas dan karena ia tidak ingin membuang buang tenaganya, nayra memilih diam.
"Arfi, kenapa aku bisa ada di mobil kamu?" Nayra memegang kepalanya.
"Tadi ibu pingsan terus papa nolongin ibu." Cerita Kevin.
Ada kevin, tadi aku cuma menyebut nama Arfi. Batin Nayra.
"Pak Arfi, tolong berhenti. saya mau turun." Pinta Nayra.
Nayra, kamu sangat tidak ingin berdekatan denganku. Sampai sampai kamu ingin keluar dari mobilku, padahal kamu sedang sakit.
Arfi menatap tajam kearah Nayra, ia begitu marah.
"Bu, ibu jangan turun, biar aku sama papa antar ibu pulang." Kevin melarang Nayra.
"Kevin, biarkan saja kalau dia mau pulang sendiri." Arfi tersinggung dengan sikap Nayra.
"Tapi pa, bu Nayra masih sakit. bu Nayra, kevin mohon. ibu jangan pulang sendiri, Kevin khawatir sama ibu." Ucap Kevin dengan tulus.
"Ya sudah." Nayra akhirnya mengalah.
Mobil Arfi berjalan sangat lambat karena saat itu jalanan sedang macet.
"Papa lihat, itu bukannya mama?" Kevin menunjuk sebuah cafe yang ada disamping mobil Arfi.
Arfi melihat kearah cafe itu dan benar saja disana ada Renata. Renata sedang berbicara dengan seorang pria sesekali Renata tersenyum pada pria itu bahkan Renata sempat tertawa.
Melihat pemandangan yang meyakitkan mata, tanpa pikir panjang Arfi langsung membelokan mobilnya. ia menghentikan mobilnya didepan cafe itu.
Arfi membuka mobilnya dengan kasar, Arfi terlihat sangat marah. Ia membanting pintu mobilnya, kemudian ia berjalan menghampiri Renata.
"Renata, apa yang kamu lakukan disini? dan siapa dia?" Suara bentakan Arfi membuat para pengunjung cafe itu melihat kearah Arfi dan Renata.
"Dia ini pak Aldi, kami sedang membicarakan pekerjaan." Renata merasa malu karena Arfi membentaknya didepan umum.
"Bohong! dia pasti selingkuhan kamu. pantas kamu jarang dirumah, alasannya kerja. ternyata kamu bukan sibuk kerja tapi sibuk pacaran dengan laki laki lain." Arfi marah marah dan itu membuat Renata semakin malu.
"Arfi kamu jangan salah paham."
"Salah paham apa? kalian berduaan disini, bicara sambil tertawa, masih bilang salah paham." Arfi masih marah.
"Kami tidak berdua, aku bersama teman sekantorku dan pak Aldi bersama sekertarisnya." Renata menjelaskan.
Setelah Renata menjelaskan pada Arfi datanglah dua orang wanita menghampiri meja Renata, mereka adalah sekertaris pak Aldi dan teman satu kantor Renata.
"Renata sebaiknya kamu urus dulu suamimu." Pak Aldi sangat kesal ia kemudian pergi dari tempat itu.
Pak Aldi pergi bersama sekertarisnya.
"Renata, aku tunggu diluar." Merasa suasananya tidak enak teman Renata juga ikut pergi
"Kamu lihat sendiri kan, aku disini berempat bukan berduaan." kini gantian Renata yang marah.
"Renata, maaf aku tidak tahu. tadi aku lihat kalian cuma berdua." Arfi merasa bersalah.
"Teman aku itu lagi ketoilet dan sekertaris pak Aldi lagi terima telphone. Pak Aldi pasti akan membantalkan kerja samanya dan semua ini gara gara kamu. puas kamu." Renata berjalan meninggalkan Arfi.
"Sayang tunggu dulu, maafin aku. Sayang!" Arfi mengejar Renata.
Renata menghentikan langkahnya, Arfi yang berada dibelakang Renata juga menghentikan langkahnya. mereka berhenti karena mereka melihat Nayra dan Kevin.
Sayang, kenapa hatiku sakit mendengar Arfi memanggil istrinya dengan panggilan sayang. bukannkah hal biasa seorang suami memanggil istrinya sayang. Nayra merasa sedih.
"Kevin kamu ada disini? Tanya Renata.
Kamu siapa?" Renata melihat Nayra menggandeng tangan Kevin.
"Saya Nayra, saya gurunya Kevin." Nayra tersenyum meskipun hatinya sakit.
"Kenapa Kevin bisa bersama kamu?" pertanyaan Renata membuat Arfi gelisah.
kenapa kevin mengajak Nayra masuk? Arfi merasa cemas.
"Saya bertemu Kevin diluar, kevin bilang dia mau mencari mamanya. karena kebetulan saya juga ada disini, ya sudah sekalian saja saya antar Kevin."Nayra berbohong ia bercerita seakan akan dia dan Kevin tidak sengaja bertemu.
"Kevin, karena kamu sudah bertemu dengan mama kamu. ibu pergi dulu." Nayra melepaskan pegangan tangannya pada Kevin.
"Saya permisi" Nayra kemudian meninggalkan cafe itu.
"Renata, kamu antar Kevin pulang. aku harus bekerja lagi." Arfi juga pergi meninggalkan Renata dan Kevin begitu saja.
Dia pikir, cuma dia yang mau kerja. aku juga harus kembali lagi kekantor, kalau memang dia tidak bisa menjemput Kevin seharusnya suruh aja supir. Renata menggerutu dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments