Deg..
lagi lagi jantung Nayra berdebar debar, ia tidak percaya Arfi masih mencintainya, Narya terdiam sambil menatap mata Arfi dan kesempatan itu Arfi gunakan untuk mencium bibir Nayra.
Nayra tidak berbuat apa apa saat Arfi mencium bibirnya.
Kenapa dia tidak marah? kenapa dia tidak mendorongku? Arfi bertanya tanya.
Semula Arfi hanya ingin mengecup bibir Nayra, tapi karena Arfi belum merasa puas dan karena Nayra diam saja, Arfi kembali mencium bibir Nayra.
Nayra membulatkan matanya saat Arfi mengecup bibirnya, belum sempat dia marah Arfi sudah mencium lagi bibirnya.
Niatnya ingin mendorong dada Arfi tapi ciuman lembut yang Arfi berikan membuat Nayra terbuai, ia memejamkan matanya dan menikmati ciuman Arfi.
Nayra tersadar dari kesalahannya ketika ponsel Arfi berdering.
"Mengganggu saja!" Arfi kesal ia mengambil ponselnya.
Nayra melirik ponsel arfi, dilayar ponsel itu tertulis nama istriku sayang. Nayra memegang dadanya yang terasa sesak ia hampir menangis.
"Nay, aku terima telphone dulu." Arfi membuka pintu mobilnya.
Tidak perlu, aku saja yang keluar! Tidak tidak, kalau aku bilang begitu. Arfi pasti menahanku disini. biar saja dia keluar, biar aku bisa kabur dari sini. Nayra berusaha menahan air matanya.
Arfi berjalan kedepan mobilnya, ia menjawab telphone dari Renata istrinya, entah apa yang dikatakan Renata hingga membuat Arfi tersenyum bahagia.
Tanpa terasa air mata mengalir dari kedua belah mata Nayra.
Nayra pelan pelan membuka pintu mobil Arfi, ia sengaja tidak menutupnya agar Arfi tidak melihatnya pergi. kebetulan saat itu Arfi berdiri membelakangi mobilnya.
Nayra berjalan ke arah belakang mobil Arfi, mungkin keberuntungan sedang memihak padanya, Nayra tidak perlu menunggu Taksi karena Taksi sudah lewat didepannya.
Nayra melambaikan tangannya Taksi itupun berhenti. Nayra segera naik kedalam taksi itu, dengan cepat ia menutup pintu Taksi itu.
Arfi membalikan badannya ketika ia mendengar suara pintu mobil ditutup. Arfi baru menyadari kepergian Nayra saat ada taksi lewat disampingnya berdiri, ia melihat Nayra didalam Taksi itu.
Nayra, Dia kabur lagi. Arfi segera masuk kedalam mobil, ia buru buru ingin mengejar Nayra.
"Kalau aku mengejarnya dan memaksanya masuk kedalam mobilku, Nayra akan mencari cara untuk kabur lagi. lebih baik aku ikuti saja dia dari jauh." Arfi mengikuti Taksi Nayra dari jarak yang aga jauh.
Sampai dirumah Nayra merebahkan dirinya diatas sofa, meskipun tidak tidur ia memejamkan matanya.
Apa yang sudah aku lakukan? kenapa aku diam saja waktu Arfi menciumku? Arfi sudah punya istri. aku seperti wanita murahan saja.
Walaupun Nayra sempat menikmati apa yang dilakukan Arfi, tapi ia menyesal dan ia merasa apa yang dilakukannya adalah sebuah kesalahan.
Bahkan setelah menyentuhku, dengan santai dia menerima telphone dari istrinya. dia tidak memperdulikan perasaanku. Nayra merasa ia bodoh dan tidak ada artinya.
Sementara itu dari depan pagar Arfi melihat pintu rumah Nayra terbuka.
"Apa aku langsung masuk saja? tapi bagaimana kalau Nayra marah?" Arfi ragu ragu.
"Om cari siapa ya?" Seorang Anak abg yang kebetulan lewat bertanya pada Arfi.
Om? apakah aku sudah kelihatan tua? Batin Arfi
"Aku mau mencari Nayra."
"O.. Kak nayra, om ini pacarnya kak Nayra ya?"
"Pacar? bocah aneh, Nayra itu kan sudah punya suami." Arfi merasa heran.
"Om salah. Kak Nayra itu belum punya suami."
"kamu enggak bohong?" Mendengar ucapan anak itu, Arfi merasa senang.
"Engga lah om, kak Nayra udah lama tinggal disini. kalau om enggak percaya. Tanya aja sama tetangga tetangga disini, aku enggak bohong! ka Nayra belum nikah." Anak itu kembali menegaskan status Nayra.
Arfi tidak menunggu anak itu bicara lagi, ia segera membuka pintu pagar rumah Nayra. Arfi menutup kembali pintu pagar itu kemudian ia masuk kedalam rumah Nayra. sampai didalam rumah Nayra Arfi melihat Nayra sedang tidur disofa.
"Nay, kamu itu benar benar ceroboh. tidur disofa, pintunya terbuka. bagaimana kalau ada orang lain masuk?" Arfi menutup pintu.
Arfi duduk disamping Nayra tidur, Arfi menyingkirkan rambut Nayra yang sebagian menutupi wajahnya.
Arfi terbawa suasana dengan lembut ia membelai pipi Nayra, tangan Arfi turun kebibir Nayra. bibir yang merah, bibir yang tadi sempat ia cium dan tidak tahu kenapa Arfi ingin merasakan bibir itu lagi.
Arfi kembali mencium bibir Nayra, Nayra terbangun saat ia merasakan ada sesuatu yang menyentuh bibirnya, ia juga merasa ada sesuatu yang berat menimpa tubuhnya.
Nayra membuka matanya, ia sangat terkejut melihat Arfi berada diatasnya. Arfi memejamkan matanya sambil mencium bibir Nayra, tubuh Arfi menempel sempurna diatas tubuh Nayra.
Nayra ingin mendorong Arfi tapi karena Arfi terus menciumnya. pertahanan Nayra menjadi goyah ia bahkan melingkarkan tangannya dileher Arfi dan membalas ciuman Arfi.
Arfi membuka matanya. ia berhenti mencium Nayra, saat Nayra sudah mulai kesulitan untuk bernafas.
"Sayang, boleh aku lanjutkan?" Arfi membuka kancing baju Nayra satu persatu.
Dan ketika kancing baju Nayra sudah terbuka semua, terdengar suara seseorang.
"Permisi! paket!" Suara orang itu terdengar keras.
Syukurlah ada yang datang. hati Nayra merasa lega.
"Aku mau ambil paket." Nayra mendorong sedikit dada Arfi.
"Dengan keadaanmu yang seperti ini?" omel Arfi, Arfi sangat kesal karena setiap ia ingin bersenang senang dengan Nayra selalu saja ada yang mengganggu.
"Biar, aku saja yang ambil." Arfi segera keluar dari rumah Nayra.
Melihat Arfi keluar Nayra cepat cepat mengancingkan bajunya, Nayra menutup pintu kemudian ia menguncinya.
"Ini pak, ada paket untuk Nayra." ucap orang yang mengantarkan paket itu.
Arfi mengambil paket itu, ia cemberut sambil menahan rasa kesalnya. setelah meminta tanda tangan Arfi orang itupun pergi. Arfi ingin masuk kembali kedalam rumah Nayra. ia menjadi marah karena Nayra mengunci pintunya.
"Kenapa pintunya dikunci?" Arfi menekan nekan daun pintu.
"Nay, buka pintu sayang! Nayra buka pintunya atau aku dobrak." Arfi berharap Nayra membuka pintunya.
"Arfi pulanglah!" Nayra bicara dari balik pintu rumahnya.
"Kalau aku tidak mau?" Balas Arfi.
"Aku akan menelphone istrimu!" Nayra mengancam Afri.
"Memangnya kamu tahu nomer istriku?"Arfi mengira Nayra hanya menakut nakutinya.
Nayra menangis setelah mendengar kata kata Arfi, hatinya sakit ketika ia mendengar arfi menyebutkan kata istriku. meskipun menangis tapi Nayra mencoba untuk tidak mengeluarkan suara.
"Tentu saja aku tahu, kevin yang memberi tahu aku." Jawab Nayra.
Kenapa aku lupa kalau Nayra itu gurunya kevin? Arfi kesal.
"Nay, please buka pintunya. aku hanya ingin memberikan paket yang kamu beli." Arfi memohon.
"Taruh saja paket itu diteras, nanti aku ambil sendiri." Nayra tetap tidak ingin membuka pintu.
"Nayra!" Arfi marah.
Arfi ingin sekali mendobrak pintu rumah Nayra, tetapi karena tidak ingin membuat keributan. dengan berat hati Arfi akhirnya pergi meninggalkan rumah Nayra.
Arfi membuka pintu kamarnya, disana ia melihat Renata istrinya sedang menghapus make up diwajahnya.
"Renata, kamu sudah pulang?" Arfi terlihat lesu.
"Iya, tadi siang aku kan sudah bilang ditelphone. selesai dinas diluar kota, aku akan langsung pulang." Renata mengingatkan Arfi.
"Kamu sudah makan?" Tanya Arfi
"Sudah."
"Kenapa, kamu tidak menungguku?"Arfi kecewa.
"Maaf, tadi aku sama kevin sudah lapar jadi kita makan duluan."
"Renata, aku lapar. tolong masak buat aku."
"Apa? kamu minta aku masak?" Renata kelihatan marah.
"Iya, tadi aku sempat kedapur dan makanan sudah habis."
"Ya..kamu pesan saja, aku ini cape pulang kerja. masih disuruh masak." Renata mengeluh.
"Renata, sampai kapan kamu mau bekerja? apa uang yang aku berikan tidak cukup?"
"Arfi ini bukan masalah uang, tapi karir ku sedang bagus, sayang kalau aku harus berhenti."
"Tapi.."
"Ya sudahlah, ini sudah malam aku tidak mau bertengkar." Renata menarik selimut kemudian ia tidur membelakangi Arfi.
Aku ini punya istri tapi seperti tidak punya istri, Renata lebih mementingkan pekerjaannya dari pada melakukan kewajibannya sebagai seorang istri. Kami bahkan sudah lama tidak melakukannya. Apa karena itu aku jadi berbuat kurang ajar pada Nayra? Nayra maafkan aku, karena tidak mendapatkannya dari istriku aku jadi melampiaskannya padamu. Arfi merasa frustasi
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Ika Rahmawati
lanjuut
2022-10-07
8