SA BAB 4 Tuan Muda Januar

Mia menghela napas lelah, gadis itu menatap sendu pada pintu berwarna emas yang ada di hadapannya. Ini adalah pintu terakhir yang Mia kunjungi, setelah beberapa pintu yang berwarna sama tidak terbuka sama sekali setelah Mia mencoba membukanya.

"Semoga aku tidak salah lagi," lirihnya.

Mia melirik jam yang ada di tangannya, dia terlambat. Waktu terbuang percuma gara gara mencari pintu sialan. Di hari pertamanya bekerja Mia harus terlambat, ini memalukan ya Tuhan.

Ini benar lantai tiga kan? dia tidak salah tempat kan? kalau benar Mia salah lantai, bisa hancur semuanya.

Dengan ragu Mia menempelkan card pada pintu. Kedua matanya terpejam, mulutnya berkomat kamit membaca doa.

Klik!

Suara pintu terbuka, Mia menghembuskan napas lega. Tanpa menunggu lagi, gadis itu segera masuk kedalam kamar. Kedua tungkai lelah Mia melangkah perlahan, mata beningnya tertuju pada tempat tidur.

Kosong?

Tapi begitu berantakan, dia yakin Sang Tuan Muda sudah terbangun dan sekarang pria kecil itu sedang berada di kamar mandi.

Mia sempat melemaskan bahunya, dia terlambat di hari pertamanya bekerja. Sang Tuan Muda sudah bangun tanpa harus dia bangunkan. Mia tersenyum kecil, anak yang sangat pintar- di balik keterbatasannya Tuan Muda Januar sudah tahu kalau bangun pagi dirinya harus ke kamar mandi.

Mia berdecak kagum di dalam hati, berarti Sang Tuan Muda hanya perlu dia arahkan lagi agar semakin pintar.

Dengan langkah penuh semangat Mia melangkah menuju tempat tidur. Gadis itu membereskan kekacauan yang ada di sana, senyuman manis Mia mengembang saat melihat tempat tidur sudah rapih dan bersih.

Kedua tungkai jenjang Sang Pengasuh melangkah menuju jendela. Mia menyibakkan gorden besar berwarna abu abu itu, membiarkan udara segar pagi hari masuk kedalam kamar. Setelah itu Mia berjalan menuju walk in closet, Mia harus menyiapkan pakaian Tuan Muda kecilnya sebelum dia memandikan pria kecil itu nanti.

Tapi saat lemari besar itu terbuka lebar, Mia mengernyitkan dahinya heran. Seluruh pakaian yang ada didalam lemari berukuran size dewasa, bahkan sampai celana dala*amnya pun berukuran dewasa.

Mia menutup pintu lemari secara perlahan, kedua pipinya merona saat melihat barang pribadi milik pria.

Apa dia salah masuk kamar, lagi? pikir Mia.

Gadis itu melangkah mundur, Mia berbalik keluar dari walk in closet. Ini salah! dia pasti salah masuk kamar. Tempat ini bukan kamar milik Tuan Muda kecilnya, dia pasti salah membaca peta.

Mia berjalan cepat keluar dari sana, namun saat hendak masuk ke area ruang tidur- Mia kembali di kejutkan oleh kehadiran seorang pria dewasa berwajah bak dewa, yang baru saja keluar dari dalam kamar mandi dalam keadaan setengah bugil.

Setengah bugil!

Pria itu hanya memakai celana da*lamnya, dan berdiri mematung di depan pintu kamar mandi, berhadapan langsung dengan Mia.

"AAAAAAKKKHHH!"

Brugh!

Sekita Mia tidak sadarkan diri, dia lelah- lelah jiwa, raga serta mata. Demi apa pun yang ada di dunia fana ini, Mia memang bukan gadis polos- tapi dia belum pernah melihat pria dewasa telanjang tepat di depan matanya.

Teriakan Mia membuat pria itu sedikit takut, bahkan saking takutnya sang pria kembali masuk kedalam kamar mandi. Sementara para penghuni kediaman Rajendra yang pagi ini tengah beraktifitas, terlihat berbondong bondong mendekat ke lantai tiga.

Ternyata teriakan Mia dapat mereka dengar hingga lantai 2. Bayangkan betapa terkejut dan dahsyatnya teriakan Almia Puspa Dewi.

Sementara pria yang ada dibalik pintu kamar mandi hanya bisa terduduk di lantai, keadaannya masih seperti tadi. Teriakan Sang Pengasuh barunya membuat dia terkejut, bahkan sangat terkejut.

"Kenapa dia berteriak? apa dia melihat hantu? apa di kamar Janu ada hantunya?" gumamnya polos.

**UTU UTU DEDE JANU, SINI SAMA KAKAK SAYANG, PEYUK DULU😘😘😘

HOLLA MET PAGI EPRIBADEH

JANGAN LUPA DUKUNGAN LIKE VOTE KOMEN HADIAH DAN FAVORITNYA

GIMANA PART INI? KOMEN YA

SEE YOU MUUUAAACCCAAHH😘😘**

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***