Jadi yang kedua
...****************...
Arief, masih setia memeluk kekasih kecilnya.
" Kalau kamu tidak suka dengan sepatu ini, nanti aku balikin? " kata Zha,
" Jangan nanti pak Leon kecewa " kata Arief.
" Tapi kamu jangan cemburu lagi ?" tanya Zha.
" Cemburu hal wajar, karena aku tidak mau kehilangan kamu " kata Arief.
Mereka sudah akur sudah bercanda dan sudah suap suapan.
" Makan Zha, nanti kalau main drama biar bagus " Canda Arief, sambil menyuapkan nasi pada Zha.
" Nih pesananmu tadi pagi " kata Zha sambil menyerahkan kotak nasi yang berisikan nasi goreng sosis buatan Zha faforit Arief.
" Kok baru kamu kasihin, setelah sudah kenyang " kata Arief.
" Kalau tidak mau tidak masalah aku bawa pulang lagi " kata Zha sambil meraih kotak nasinya lagi tapi keduluan Arief.
" Jangan. . ! aku bawa pulang di makan di rumah" kata Arief samvil menariknya.,
Tiba - tiba, ada teman cewek Arief datang dengan baju seksi, yang memperlihatkan bentuk tubuhnya yang sintal, dengan wajah dengan met up tebal membuat pria melongo dan melihat Arief segera duduk di dekat Arief dengan gaya gatelnya.
" Hai Rif, kamu di sini, sudah lama tidak masuk kampus, kemana saja ? " tanya Susi teman Arief.
" Biasa ikut bisnis kakak " kata Arief singkat.
" Kirain sibuk urus anak - anak ini " Sambil menunjuk Zha Adi dan Mita.
" Kenalkan ini pacarku Zha dan itu temanya Adi dan Mita " kata Arief.
" Kok seleramu anak kecil sih Rif ? " tanta Susi.
" Kecil, tapi pikiranya dewasa, ketimbang dewasa pikiranya kecil " kata Arief sambil melirik Susi.
Adi dan Mita kuatir, Zha dan Arief berantem lagi, karena kedatangan cacing kepanasan.
" Kenapa kamu belum bisa maafin aku, ? sekarang aku rela kok Rif, kamu jadikan aku yang kedua " Kata Susi.
Zha yang mendengarkan jadi panas.
" Pria mana, yang bisa di tinggal selingkuh, dan rela menyerahkan mahkotanya pada pria lain dalam keadaan sadar ?" jawab Arief.
" Rif kamu kok tega sih bicara Aib aku di depan orang banyak, apa lagi di depan anak kecil ini " sambil menunjuk Zha.
" Cukup Sus, selama ini aku sudah sabar membiarkanmu mengejarku, tapi tidak untuk merendahkan Zha . . ! bentak Arief.
" Atau jangan-jangan kau dendam padaku dan sudah menjajaki gadis kecilmu ?" kata Susi.
" Cukup . . . .! " bentak Arief semakin risih.
" Dia bukan Wanita murahan sepertimu ! " kata Arief sambil menunjuk Susi.
" Kalau kakak tidak ada kepentingan lain, silakan kak keluar, itu pintu keluarnya di sini di larang cari keributan soalnya di sini dari tadi tenang, setelah ada kakak kenapa ribut" kata Adi sambil menunjuk ke arah pintu.
Membuat Susi jengkel, dan keluar tanpa ada hasil, Arief mengacak rambutnya.
" Kenapa Rif, nyesel, pisah sama dia ?" tanya Zha dalam duduk.
" Kamu ngomong apa sih Zha ?" tanya Arief.
" Dia kan cantik, seksi, banyak cowok melongo melihat dia, masa sebagai cowok normal kamu tidak ?" Kata Zha.
Arief tahu arah pembicaraan Zha, Zha cemburu pada Susi.
" Zha, dengerin aku " kata Arief sambil memeluk Zha.
" Lepas tidak usah peluk - peluk, peluk saja tuh kekasihmu yang seksi ?" kata Zha membrontak.
" Aku tidak akan melepaskan sebelum kamu dengerin aku Zha " kata Arief.
" Kayaknya, kita bisa dapat duit lagi nih Di kalau ada adegan romantis " kata Mita.
" Diam, jangan memperkeruh masalah ?" bentak Arief membuat Mita beringsut.
" Jangan seperti anak kecil Zha jangan begini terus, aku tidak mau kamu tinggalin " kata Arief.
" Emang, aku anak kecil, yang masih cengeng, yang masih ngupet di ketek ibunya yang bucin sama Arief, anak idola kampus " kata Zha.
" Zha, dengarkan ceritaku, aku tidak mau kamu salah paham terus " kata Arief.
" Okey !" kata Zha dan Arief mulai melepaskan pelukanya.
" Zha, memang aku pernah pacaran dengan Susi selama sekitar tiga tahun " Arief menjeda ceritanya.
" Emmm puas dong " kata Zha dongkol.
" Tapi semua itu kandas setelah aku mengetahui dia punya pacar gelap, ternyata dia hanya memanfaatkanku dan ingin harta orang tuaku saja, tadinya aku menerima saat dia bilang kehilangan mahkotanya karena di perrrkosa, ternyata kepolosanku semakin dia manfaatkan " cerita Arief, Zha curiga dengan harta orang tuaku siapa sebenarnya orang tua Arief. Anis baswedankah wali kota Jakarta, atau Angga reksa pengusaha sukses di indonesia.
" Tapi kamu pernah nyobak kan ?" tanya Zha sinis.
" Tidak Zha, aku masih perjaka kalau tidak percaya ayo kita buktikan ! ! ! ?" kata Arief, membuat Mita dan Adi melongo.
Zhapun ikut melotot matanya hampir keluar memandang Arief. Arief tahu kalau Zha setengah marah langsung mengecup keningnya mungkin kalau Zha duduk di bangku sudah jatuh dari tadi, untung saja di lesehan.
" Ha ha ha tidak - tidak sayang, aku hanya bercanda, aku tidak akan menghancurkanmu, sebelum kamu halal untuku, walaupun papiku sibuk kerja dan menginginkan aku jadi orang sukses tapi beliau juga menggembleng aku ilmu agama " cerita Arief.
Mita dan Adi lega tapi Zha.
" Bercandamu gak lucu " berdiri sambil menggendong tasnya.
" Mau kemana Zha ?" teriak Arief sambil mengejar Zha.
" Pulang " jawab Zha singkat.
" Ayok, aku antar " ajak Arief.
" Tidak perlu, mending kamu urusi tuh pacarmu yang seksi " kata Zha.
" Bukan pacar, tapi mantan " kata Arief sambil menarik Zha masuk ke dalam mobil.
" Kamu kok pemaksaan sih Rif ? " tanya Zha.
" Aku maksa kamu, karena kamu hanya milik aku, aku milik kamu " Arief menatap Zha tajam, Zha beringsut.
Adi dan Mita siap mengikuti mereka berdua, sudah masuk mobil Arief, dan memasang sabuk pengaman.
" Zha kapan pengumuman ?" tanya Arief, sambil memasang sabuk pengamanya Zha.
" Bulan depan lusa perpisahan " jawab Zha.
" Setelah pengumuman aku akan melamarmu " kata Arief membuat Mita dan Adi melongo.
" Benerin dulu hubunganmu dengan mantanmu, baru melamarku, jangan cuma hanya untuk pelampiasan " jawab Zha.
" Zha kenapa kamu masih tidak percaya sih sama aku, kamu wanita satu satunya Zha " Arief menjelaskan.
" Ini momen kangen - kangenan, bukan momen berantem kan Rif ? tanya Adi, tidak mau sepupunya terus marah.
" Ya iyalah " kata Arief.
Sesampainya di rumah Zha, setelah mengantar Adi dan Mita Arief mampir ke tempat Zha, di sambut oleh Rima dengan senyum.
" Oh nak Arief, sudah lama, ibu, tidak lihat dari mana saja ?" tanya Rima ramah.
" Dari Bali buk, ini ada oleh - oleh dikit, Arief sambil menyerahkan paper back pada Rima.
" Trimakasih Rif, kok repot - repot. " kata Rima basa basi sambil meraihnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 178 Episodes
Comments