" Kamu lebih percaya sama dia ?" sambil menunjuk Arief.
" Ya, karena dia sahabatku " membuat mata Rohman hampir jatuh melotot.
Keluarga Zha, menyuruh Zha menenangkan Arief. Arief jadi ingat, kalau Zha belum makan, Arief langsung pamit pada keluarganya Zha meminta izin membawa Zha makan. keluarga Zha mengizinkan.
Setelah ke luar ruangan, bukanya langsung ke rumah makan, Zha malah menarik Arief ke ruang dokter untuk mengobati luka Arif yang habis berantem, dan terkena sayatan pisau tadi. Arief, hanya bisa nurut, Alangkah lucunya tingkah Arief saat sedang di obati dokter.
" Au sakit, pelan-pelan dok, kamu kira tidak sakit apa ? " Arief, sambil menonyor kepala dokternya, dokternya hanya senyum melihat tingkah Zha.
" Jangan gitu Rif " larang Zha.
" Tapi sakit Zha," sambil meringis sekarang tinggal memegang lengan Zha menangis, seperti anak kecil.
Keluarga Zha, yang yang mendengar suara ribut, dari sebelah ruangan Rahma, penasaran, mereka mengintip dari balik jendela, mereka ingin tertawa melihat, tingkah Arief seperti anak kecil saat di obati seperti anak kecil yang habis di nakali temanya, menangis di dada ibunya.
Setelah selesai di obati, Arief mengajak Zha untuk makan malam di resto, karena di sana di pinggiran kota, jadi jauh dari resto jadimereka memutiskan makan di warung warung makan saja, sebelum sampai di warung makan.
" Rif mending kamu cuci muka dulu !?" kata Zha menyuruh Arief.
" Emang kenapa Zha ?" Arief penasaran.
" Malu tahu, kamu habis nangis, nanti di kira aku habis nakalin kamu" kata Zha.
" Emang kamu nakal, selalu bikin aku panik " kata Arief dengan melirik genit.
" Kan aku tidak nyuruh " Kata Zha , tidak dapat kawaban dari Arief.
Sesampainya di warung makan, Zha makan sepeeti orang kesurupan, Arief memandangnya dungan gemas, Mita dan Adi menyusul di belakangnya.
" Uhuk uhuk uhuk " Zha keselak, Arief segera mengambilkan Air.
" Makanya kalau makan ingat temen " kata Mita mengagetkan Zha. " Kamu tau tidak, aku juga lapar karena mengikuti kamu " sambung Mita.
" Maaf, aku kan lapar " kata Zha.
Ya sudah kalau sudah selesai, aku ingin cari distro di sekitar tempat sini.
" Aku ikut " Kata Mita sambil mempercepat makanya.
" Jangan cepat-cepat, aku tungguin " kata Zha.
Setelah mereka berempat selesai makan Arief pergi ke kasir membayar makananya Mita dan Adi juga berdiri mau ikut nayar, ternyata sudah di bayar semua oleh Arief.
" Makasih Bro, audah bayarin, gue jadi hak enak sama lo Rif, tiap makan bareng selalu kamu yang bayar ?" kata Adi.
" Tidak masalah, selama gue mampu apa salahnya " kata Arief sambil tersenyum.
Mereka ber empat menyusuri trotoar kota, mencari distro terdekat, Arief dan Zha jalan beriringan di depan Mita dan Adi, bercanda tertawa bahagia. Saat Zha menengok ke belakang Mita sama Adi duduk bete di belakang mereka.
" Hoi kenapa kalian di situ " Teriak Zha pada Adi dan Mita.
" Kamu itu gak punya perasaan, tidak memikirkan jomblowan, jomblo wati di belakangnya, malah mesraan di depan kita " jawab Adi.
" Jangan gitulah ayok, aku tidak berniat kayak gitu " kata Zha sambil menarik tangan Mita yang masih duduk di teotoar.
" Tidak mau, kita cuman ngontrak di dunia ini ya Di, dunia cuman milikmu berdua " Jawab Mita.
Arief hanya tersenyum, sedangkan Zha masih menarik tangan Mita untuk berdiri.
" Ayok Mit . .!?" ajak Zha
" Tidak . .!" ajawab mita.
" Ayok "
" Tidak "
" Ayok "
" Tidak " debat Mita dan Zha, Mita yang masih mempertahankan duduknya, Adi yang melihatnya lucu, sedang Arief capek lihat mereka.
" Ayo, nanti aku belikan baju semua " Kata Arief.
Mita seketika berdiri memperlihatkan wajah bahagianya.
" yang benar Rif ?" tanya Mita dengan mata berbinar.
" Dasar cewek matre ? " kata Arief.
Mita hampir duduk lagi setelah mendengar jawaban dari Arief.
" Iya iya ayo kita lets go " kata Arief.
Semua melanjutkan perjalanan. Sebenarnya Arief bisa saja beli baju di butik, hanya dia tidak mau Zha tau kalau dia anak orang kaya
Sesampai di butik Mita percaya diri memilih baju, sedangkan Zha tidak berani memilih baju, karena dia todak bawa uang. Arief tau apa yang di pikirkan Zha. Arief mengambil beberapa stel baju wanita dan menyerahkanya pada kasir, setelah itu memberikanya pada Zha.
" Apa ini Rif ?" tanya Zha.
" Kamu masih mau pakai baju compang camping itu ?" Tanya Arief.
" Jadi ini buatku ? gak papa Rif gak masalah, ini juga khan sudah ada jaket kamu ?"
" Sudah sana ganti aku tidak mau kamu kelihatan jelek !!". kata Arief menyuruh Zha.
Zha hanya menurut sedang di sisi lain Mita dan Adi bingung mencari baju yang cocok but mereka.
Sambil menunggu Mita dan Adi Zha duduk di bangku tunggu yang berkapasitas satu orang, tiba- tiba Arief berjongkok di depan Zha, Arief berusaha memberanikan diri mengungkapkan perasaanya pada Zha.
" Zha a a aku ingin kamu menjadi makmumku, Apa k kamu mau ?" tanya Arief terbata-bata.
Zha hanya diam memandang Arief, jawaban Apa yang akan dia lontarkan.
Belum sempat Zha menjawab, dering telepon Arief berbunyi.
[ " Rif, tolong ajak Zha pulang Rahma kritis " ]. kata Rima di balok telepon.
[" Baik tan "] jawab Aries, langsung mengajak temanya pulang.
Sebelumnya di rumah sakit, Rahma dan Rohman berdebat.
" Kenapa kamu tega Bang mau menghancurkan masa depan Zha? Apa salah ku apa kekuranganya aku? aku sudah jadi pembantu di rumahmu, malah bukan jadi pembantu, tapi juga budak keluargamu ?" Teriak Rahma sambil menangis.
" Kamu tidak sadar ya, kalau kamu dan Zha lebih segalanya dia lebih mwnarik dari kamu "kata Rohman seperti tidak bersalah.
" Untung saja ada Arief yang menjaganya, tapi sebentar lagi kau akan mendapat karmanya, karena Arief bukan orang bodoh bang, saat ini dia tidak berbuat banyak karena kau suamiku kakaknya Zha, jadi dia masih berpikir untuk mengasih perhitungan terhadapmu tapi sebentar lagi tidak bang " oceh Rahma.
" Terserah kamu ?" teriak Rohman.
" Dan perlu kamu tahu dia anak dari tuan Angga reksa, pemimpin reksa grop, adik dari ceo tampan Leon angga reksa " kata Rahma membuat Rohman terkejut.
" Ya dia adik Leon kekasihku, kita berpisah saat dia melanjutka S2 di luar negri, dan aku pulang ke sini karena nenek meninggal, Leonmasih mencariku sampai saat ini " lanjut Rahma.
" Diam kamu, kamu tidak sadar apa?, kau masih suami orang tidak pantas kamu memuji pria lain " bentak Rohman.
" Aku sadar, kalau suamiku mengicar adiku sendiri " lanjut Rahma.
" Diam kamu atau . . .!" belum sempat dia melanjutkan omonganya Rohman.
" Auuu sakit " teriak Rahma. tiba-tiba kontraksi dan pendarahan.
Rohman panik langsung memanggil dokter dan dokter segera datang keluarga semua panik terkecuali ibu Rohman yang tidak suka pada Rahma. Saat dokter keluar semua yang ada di situ langsung datang, dokter menjalaskan bahwa Rahma harus segera di caesar di karenakan akan nengalami pendarahan sebelum waktunya atau lahiran prematur, semua pihak keluarga setuju, tapi pihak dokter meminta untuk di panggilkan Zha.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 178 Episodes
Comments