Pelecehan.
...****************...
Sudah sebulan Zha jadi PKL, dan selalu di antar Arief, mereka berdua sudah merasa nyaman sebenarnya namun Arief, belum bisa mengngkapkan, sedangkan di kantor Reksa group, Leon selalu curi pandang pada Zha, dan juga sering mengajak Zha makan siang bersama namun itu hanya sekedar keakraban antara bos dan bawahan, senyum Zha yang membuat hati Leon damai, setelah sekian lama menjomblo.
Leon yakin dengan seiring berjalanya waktu, Zha pasti mau menerimanya, Leon pun bertanya kalau Zha belum punya pacar, statusnya dengan Arif pun masih mengambang.
" Zha kayaknya pak Leon naksir loh sama kamu. ?" Kata Mita.
" Ngomong apa kamu ?" tanya Zha
" Dia sering curi pandang padamu " kata Mita.
" Aku sudah nyaman dengan Arief Mit, walaupun statusnya masih tidak jalas " kata Zha.
" Jelaskan lah, nanti seolah aku cewek murahan " kata Zha.
" Ha ha ha ha, gengsimu masih setinggi langit Zha." tawa Mita.
" Hai mana mungkin pak Leon suka sama Zha, lebih cantikan aku " sambung Ima dari belakang.
" Over pede kamu mah " kata Mita.
" Zha, nanti kita makan siang bareng lagi ya, " ajak Leon.
Belum sempat Zha menjawab Leon lanjut ngomong.
" Tidak ada penolakan, tidak ada alasan " kata Leon sambil meninggalkan Zha,
Zha selalu menolak jika di antar Leon pulang, karena Zha merasa tidak sepadan denganya.
Leon semakin membuka hati pada Zha, sedangkan Zha masih tertutup. Leon pun sering selvi - selvi dengan Zha, atau curi - curi foto Zha, sering curi waktu juga mengajak Zha main ke taman dekat kantor.
Sesampai di rumah Leon dan Arief saling curhat tentang cewek yang di cintai, tapi, tidak pernah bilang nama ceweknya masing - masing.
" Aku mencintai anak kecil Rif ?" kata Leon.
" Aku juga kak, tapi aku belum berani mengungkapkan, aku takut dia tidak bisa menerimaku dan malah pergi menjauh " kata Arief.
" Kakak pun sama, siapa namanya Rif ?" tanya Leon.
" Rahasia, nanti kalau sudah siap, pasti Arief kasih tau " kata Arief.
" Sudah main rahasiaan nih sama Kakak " tanya Leon.
" Kakak kaya orang tua, KEPO . . .!
" Ha ha ha ha " tawa berdua.
Setelah mereka puas curhat satu sama lain, ahirnya mereka tidur.
...****************...
Rutinitas pagi hari seperti biasanya, Arief masih setia antar jemput Zha, Zhapun semakin nyaman dengan Arief.
Waktu istirahat siang pun tiba, Zha keluar dari ruangan.
[ Zha, temui abang depan kantor se pulang kantor ] bunyi pesan Rohman pada Zha.
[ Okey ] jawab Zha singkat.
" Siapa Zha ?" tanya Mita.
" Ini bang Rohman mengajak aku ketemuan di cafe depan " jawab Zha.
" Kayaknya ada yang tidak beres Zha . .!?" firasat Mita.
" Ah jangan suuzon terus " kata Zha.
Jam pulang sore telah tiba, Zha menemui Rohman di Cafe.
" Zha anterin abang boking hotel yok ?" kata Rohman.
" Buat apa bang ? " Zha terkejut.
" Buat abang dan mbakmu lah " kata Rohman meyakinkan Zha.
" Tidak salah dengar aku bang, boasanya mintak duit belanja saja kamu marahin, sekarang hamil besar, kamu ajak boking hotel ? kemana saja kamu selama ini bang ?" tanya Zha.
" Abang ingin perbaiki hubungan abang sama mbakmu, kamu adiknya pasti seleranya sama , makanya abang ajak kamu " kata Rohman.
" Ya sudah aku hubungi Arief dulu " kata Zha.
" Tidak usah " sambil merebut ponsel Zha.
" Mas jangan kasar " kata Zha.
" Ayok sebentar lagi malam " Rohman sambil menarik Zha.
Mita, mengikuti dari jauh, dia curiga dengan sifat Rohman yang kasar, segera Mita menelpon Arief.
[ " Rif, Zha di tarik Rohman entah kemana ?"] Mita Langsung nerocos saat Arief mengangkat teleponya.
[ " Ikuti dia searlok lokasi Mit "] jawab Arief dari sebrang sana.
[ " Okey "] jawab Mita.
Ahirnya Mita dan Adi, mengikuti Zha, tapi ketahuan Rohman, dan Rohman menghindar dengan mengencangkan gasnya.
Rohman tidak peduli dengan teriakan Zha. Mita dan Adi, kehilangan jejak. mereka menghubungi Arief lagi.
Sesampai di hotel, Rohman langsung boking hotel, Zha hanya mengikutinya dari belakang dan juga karena hpnya di bawa Rohman.
Zha curiga ' boking hotel kok sekarang untuk di pakai sekarang. bukanya untuk besok atau lusa ?' pikir Zha.
Sedangkan Arief, Mita dan Adi bingung.
" Agggh, kemana kamu Zha, kamu tidak mikir apa aku panik kalau tidak ada kabar darimu " teriak Arief frustasi.
" Bagai mana kalau kita pisah dulu, nanti lalau sudah ketemu, kita kabari " kata Adi.
" Ide bagus tuh " Tanggapan Mita.
Ahirnya mereka berpisah Arief mencari pada setiap hotel tapi belum ketemu juga. di sisi lain.
" Bang bokingnya kok sekarang ? bukanya besok atau Lusa abang ngajak mbak Rahmanya ?" tanya Zha.
" Tidak Zha, lebih cepat, lebih bagus " melirik Zha penuh arti.
Zha jadi jijik melihatnya, di jalan menuju pintu hotel, Rohman mencoba merangkul pundak Zha, namun di tepisnya, sesampi nya di dalam lift Rokman berusaha memeluknya dari belakang, dan di sana ada satu orang lagi.
Sesampainya di kamar hotel.
" Gi mana Zha, bagis tidak ?" saat Zha mulai memasuki kamar hotel.
" Bagus " jawab Zha
Ceklek. Rohman memgunci pintu hotel dengan card dan mengantonginya, dan Zha terlihat panik.
" Apaan sih bang bukak tidak ?"
" Zha, abang ini sudah lama memendam hasrat padamu, pasti tubuhmu lebih molek ketimbang kakakmu, dan lebih nikmat !" rayu Rohman dengan tatapan pemangsa.
" Bang jangan macam - macam bang, aku teriak nih " kata Zha sambil mundur, karena Rohman semakin mendekatinya.
" Ayolah sayang, nanti apapun yang kamu mintak, pasti abang turuti, tapi . .!" kata Rohman terputus,
" Bang jangan lakukan itu padaku " Zha memohon.
" Tapi bila kau tidak menurutiku Zha, jangan salahkan aku, kalau aku menyakitinya " Ancam Rohman.
" Tidak peduli, tiap hari lau sudah menyakitinya " kata Zha sambil teriak.
" Ayolah kau kan anak baik, pasti tidak mau kalau kakakmu hamil besar harus melayaniku, dari pada abang selingkuh, mendingan sama kamu, dan perlu kamu tau rasanya sudah tibak enak Zha " Rayu Rohman.
B U G H. . .! Zha berhasil menendang pusaka Rohman saat mendekat.
" Aghhh. . . !" Rohman mengerang kesakita.
Zha tidak menyiakan kesempatan langsung lari ke arah pintu, tapi Na as pintunya di kunci card, dan card nya di kantong Rohman.
" T o l o n g. . . . . !" teriak Zha di depan pintu.
Rohman sudah bangkit dan mendekati Zha lagi.
" Teriaklah sepuasmu, tidak ada yang mendengarmu, hotel ini kedap suara Zha " kata Rohman.
K r i e k.. Rohman berhasil merobek lengan kanan Zha.
"Jangan bang jangan huh huh huh !" Zha tidak tahan lagi untuk menahan matanya, tambah lagi melihat Rohman sudah mulai melepas kancing bajunya.
K r e ek.. Rohman merobek lagi bagian baju depan Zha, sampai terlihat gundukan indah yang masih tertutup tangtop.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 178 Episodes
Comments