Hiro Abirama sudah menjemput Liona dan Elvano dari rumah sakit dan mengantarkan mereka pulang kerumahnya. “Liona, aku tak bisa lama-lama disini, aku masih ada janji bertemu dengan seseorang. Aku pamit ya, kalau kamu butuh sesuatu langsung hubungi aku.” kata Hiro. Liona hanya menggangguk sambil tersenyum, setelah Hiro pergi dan Liona berjalan hendak menutup pintu gerbang dia melihat sebuah mobil mewah warna hitam memasuki rumahnya dan berhenti tepat disamping Liona. Pintu mobil terbuka dan seorang anak kecil lompat keluar “Tante cantik! Aku datang,” serunya dengan riang membawa seikat bunga. Seorang pria pun turun dari mobil dan Liona tahu siapa pria itu ’Reynard’ melemparkan senyum manis pada Liona.
Wanita itu membungkuk sejajar dengan Felicia dan memeluknya “Oh, sayang apa kabarmu?”
“Aku baik-baik saja Tante. Apakah tante cantik sudah sembuh? Ini aku bawakan bunga cantik untukmu.” tangan mungilnya menyerahkan bunga yang dibawanya pada Liona.
“Wah, cantik sekali bunganya. Terimakasih sayang.” ucap Liona memeluk gadis kecil itu.
“Maaf jika kami datang menemuimu, Felicia terus menangis ingin bertemu denganmu.” kata Reynard menjelaskan, dia tak mau Liona salah sangka padanya.
“Iya,Tante. Aku sangat merindukanmu, papa selalu sibuk nggak bisa mengantarku, papa terus saja berjanji. Tadi aku mengamuk dirumah.” kata Felicia dengan polosnya.
“Apa? Kenapa kamu mengamuk, sayang?”
“Semua barang-barang dirumah pecah, dia mengamuk karena ingin bertemu denganmu. Dia bahkan tidak mau makan kalau belum bertemu denganmu.” kata Reynard lagi.
“Oh, sayang. Jangan lakukan itu lagi, tidak baik berbuat begitu. Kamu bisa menelepon Tante, bukan? Tak perlu marah dan merusak barang-barang.”
Wajah Felicia cemberut dan memasang wajah bersalah menatap Liona “Maafkan Feli ya mama. Apakah mama tidak suka punya anak nakal sepertiku?” tanya Felicia membuat Liona ingin mencubit pipi tembem bocah menggemaskan itu.
“Bukan begitu, sayang. Aku sayang banget sama kamu.”…..ya ampun kenapa anak ini selalu memanggilku mama sih? Sebegitu besarnya keinginannya agar aku jadi ibunya.
“Terimakasih! Feli janji sama mama akan jadi anak baik karena sekarang Tante cantik sudah jadi mamaku,” kata Felicia.
Tiba-tiba hujan turun, Liona berlari menutup pintu gerbang, sementara Reynard sudah menggendong Felicia dan membawanya masuk kerumah.’Ihhhh….ayah dan anak sama saja.’ gerutu Liona tersenyum. Setelah menutup pagar dia berlari masuk kerumah.
“Kak El, ini hadiah untukmu.” kata Felicia memberikan sebatang coklat pada Elvano. Bocah laki-laki itu terlihat senang menerima coklat pemberian Felicia. Ini pertama kali dia menerima hadiah dari anak lain. “Terimakasih.” ucapnya.
“Apakah itu berarti Kak El setuju berbagi mama denganku?” ujar Felicia tersenyum memeluk lengan Elvanp.? Reynard yang mendengar itu hanya menggelengkan kepala, bagaimana bisa putrinya berkata seperti itu. Liona membawakan teh hangat untuk mereka. Hujan deras diluar membuat udara jadi dingin.
“Silahkan diminum tehnya Tuan,’ ucapnya menunduk, tak berani menatap Reynard yang terus memandangnya. Jujur, jantung Liona mau loncat saat melihat Reynard, hatinya gelisah setiap berada didekat pria itu.
“Sayang! Panggil ‘sayang’ bukan tuan,’ ujar Reynard mengambil cangkir isi teh dan meminumnya, terasa hangat di cuaca dingin seperti ini.
“Ehm….” Liona tak bisa berkata-kata. Tangannya saling meremas, terlihat dia gugup. Reynard tersenyum melihat tingkah Liona yang seperti anak remaja. “Ramalan cuaca hari ini bilang akan ada hujan dan badai disertai angin kencang. Biasanya ramalan cuaca tak tepat tapi hari ini pas sekali ramalannya.” kata Reynard memecah keheningan. Liona menatap kedua bocah yang sibuk berbisik-bisik, entah apa yang mereka bicarakan. Tampak keduanya begitu serius berbicara, sesekali mereka tertawa. Liona senang melihat pemandangan itu,setidaknya putranya kini mulai terbuka dan menerima Felicia. Mereka memang cocok, Elvano yang pendiam dan Felicia yang tak bisa berhenti bicara membuat Elvano ikut membalas ucapan-ucapan gadis kecil itu.
Ya, Tuhan! Kenapa pria tampan itu tak henti menatapku? Dia terlalu tampan dan aku takut jatuh cinta….oh bukankah dia ingin menikahiku? Apakah dia datang untuk menagih jawaban dariku? Ini kesempatan bagus Liona, jangan kau sia-siakan, pria itu sangat tampan dan kaya. Dimana lagi kau akan menemukan pria sepertinya. Pria seperti itu bisa mendapatkan wanita manapun tapi dia memilihmu, jawab ‘Iya’ ayo Liona terima saja lamarannya dan kau akan jadi wanita yang paling beruntung mendapatkannya. Vena Obelia pasti akan mengutuk dirinya karena kau mengalahkannya lagi, dia merebut kekasihmu tapi sampai sekarang mereka tak kunjung menikah. Perang suara di kepala Liona membuatnya mengeryitkan dahi, satu tangannya memijit pelipisnya. Entah sejak kapan Reynard sudah pindah duduk, pria itu kini duduk disamping Liona dan kedua bocah sudah pergi ke kamar dan meninggalkan mereka berdua disana.
“Tadi kamu bilang Felicia belum makan,”
“Iya. Tapi kemana anak itu pergi? Sejak pagi dia belum makan apapun.” kata Reynard.
“Baiklah. Mungkin aku bisa memasak sesuatu untuknnya.”
“Hanya untuk Felicia? Apa kamu dan putramu sudah makan?”
“Eh….belum. Aku ke dapur, akan kubuatkan makan malam untuk kita.”
“Baiklah. Aku temani.” kata Reynard tak tahu malu, nyosor terus, dia tak mau melewatkan kesempatan berdua dengan Liona mumpung kedua bocah sedang tidak ada.
“Ti---tidak usah, Tuan. Biar saya saja.” ucap Liona. Tapi pinggangnya sudah diraih Reynard dan menariknya hingga tubuh mereka merapat.
“Aku sudah bilang jangan panggil Tuan. Kenapa sulit bagimu memanggilku sayang?”
Liona hendak melepaskan diri dari pelukan Reynard, tapi tubuhnya bereaksi lain, dia hanya diam membeku saat dia merasakan napas Reynard mengenai wajahnya. Liona mendongak. Deg! Wajah mereka sangat dekat hanya berjarak seinci, hidung mereka hampir bertautan. Tak mau membuang kesempatan, CUP! Reynard mencium bibir tipis Liona, wanita itu terkejut dan tubuhnya bergetar bagai terkena sengatan listrik. Reynard mengecup lembut, karena melihat tak ada reaksi menolak dari Liona, Reynard malah ******* bibir tipis itu.
Mereka berciuman hingga keduanya mengurai ciuman dan terengah-engah menghirup udara. Wajah Liona merona merah, malu! Aih….kenapa aku justru membalas ciumannya sih? Moga dia tidak menilaiku sebagai wanita murahan, gerutunya dalam hati.
Tapi tanpa sepengetahuan mereka, ada dua pasang mata yang melihat dari atas tangga, kedua bocah cilik itu terkekeh melihat Reynard mencium Liona. Elvano dan Felicia saling tos! Ternyata keduanya sengaja meninggalkan orangtua mereka berdua…..dasar bocah nakal. Kedua bocah itu langsung lari masuk ke kamar, takut ketahuan mengintip saat Reynard memandang kelantai atas, untung dia tak melihat siapapun disana.
Liona berlari kearah dapur, membuka kulkas dan mengeluarkan bahan makanan yang ingin dimasaknya. Wajahnya terus menunduk saat menyadari ada seseorang yang masuk kedapur dan duduk diatas kursi memandang Liona yang terlihat sibuk tak mengalihkan pandangannya. Reynard menikmati situasi ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 172 Episodes
Comments
beby
reu kamu nakal
2023-03-17
1