Pintu sihir pelindung itu dibuka dari dua sisi.
Arthur dan Juna melangkahkan kaki mereka bersamaan diarena itu.
Tiga Kapten Guild memperhatikan Arthur (termasuk Baal yang merasa tak asing dengan Arthur).
Jantung Arthur berdebar dengan kencang saat Arthur berdiri disamping Juna dan didepan para Kapten untuk memberi salam.
"Buka cadarmu. Bersikaplah sopan dihadapan para Kapten" Ucap wasit disana.
Arthur membelalakan matanya sambil melihat wasit itu.
...****************...
"Ah.." Arthur langsung melihat kearah para Kapten.
Ia membungkuk dihadapan mereka.
"Maaf atas ketidaksopanan Saya, Izinkan Saya untuk tetap memakai cadar ini tanpa membukanya. Saya tak berniat melakukan hal yang lancang" Ucap Arthur dan kembali berdiri dengan tegak tanpa melihat mata para Kepten.
Itu, adalah adab yang berlaku disana.
Adab itu berbunyi, "Turunkan pandanganmu dan jangan menatap lawan bicaramu yang drajatnya lebih tinggi darimu. Kecuali, mereka yang memintanya"
Juna disamping Arthur langsung melihat Arthur yang tak menatap mata para Kapten.
Teman-temannya yang menonton terkejut.
"Sial! Apa yang Alex lakukan! Apa susahnya membuka cadar itu! Dia sendiri tak pernah memakainya!" Tegas lirih Toru.
"Dia menggunakannya untuk mengurangi rasa gugupnya" Jawab lirih Tsuha.
"Apa alasanmu menggenakan itu?" Baal bertanya pada Arthur sebab, Ia mulai mencurigainya karena wajah no 11 ASJ diapel yang Ia perhatikan semua berbeda.
"Ah... Saya.. Saya Gugup!" Tegas Arthur yang sudah tak sempat memikirkan alasan lain selain itu.
"Putra Mahkota Baal, Izinkan saja. Itu hanya selembar cadar" Kapten Guild penyidik meninta Baal untuk mengizinkannya.
Kapten Guild Penyidik itu, bernama Marsyal.
"Selembar cadar huh?"
Tsuha melihat Nao yang tiba-tiba menyeringai disampingnya.
"Kau kenapa?" Tsuha tau ada yang tak beres setiap kali Nao menyeringai.
Nao menghilangkan seringaiannya.
"Pertarungan ini akan sangat menarik. Sayangnya, Aku harus kekamar mandi. Perutku... gak enak" Nao langsung berdiri.
"Demam panggung? Jangan lama-lama. Kau harus melihatku bertarung setelah ini" Ujar lirih Tsuha.
"Tentu"
...****************...
Baal melihat kearah Kapten yang lain.
Mereka setuju, asal itu tidak menganggu jalannya pertarungan.
Arthur mendapatkan Izin dari mereka.
Arthur benar-benar beruntung.
Tapi, sampai kapan Ia akan beruntung?
Arthur tidak tau akan ada sosok lain yang akan memperhatikannya dari jauh.
Itu adalah sosok berjubah putih dengan dua sayap putih agak keabu abuan.
Ia, bertengger diatas tangga kayu didalam ruangan yang super luas itu.
Rambutnya yang berwarna hitam dan menutup hingga dikedua matanya dengan senyuman seringai yang sangat menyeramkan itu, selalu memperhatikan pergerakan Arthur dan para Titisan.
"Alder.... Daeva.... Kalian berdua benar-benar terlalu santai. Apa Kalian terlalu menyukai dunia ini? Hmmmm..... Alfarellza Ambarresh masih belum bangun dari tidur panjangnya. Baiklah, Aku ikuti alur cerita kalian..."
Sosok itu menyeringai dan melihat kearah Arthur yang bersiap bertarung.
"Aku akan membuat seru pertarunganmu, Aosora Arthur. Bunuh Dia...." Suara lirih seperti angin itu, tembus ditelinga Arthur.
Arthur langsung kebingungan mendengar suara laki-laki itu.
"Archie! Jangan berkata sembarangan! Aku tau ini pertandingan! Tapi, Membunuhnya itu bukankah terlalu berlebihan?!"
Arthur salah paham dan langsung marah pada Archie sembari mengeluarkan lingkaran sihir Anginnya.
"Hah?"
Archie bingung dengan ucapan Arthur.
"Bunuh Dia..." Suara itu kembali menggema ditelinga Arthur.
Juna mengeluarkan pedang mana birunya.
Arthur merasa kesal pada Archie. Sedangkan, Archie bingung sendiri dengan batinan Arthur yang terus memakinya.
"Bunuh Dia.... bunuh....."
"Sialan! Diamlah sebentar! Jangan membuatku kesal! Aku tak bisa fokus!!!" Tegas batin Arthur.
"Ngomong apa sih?"
Arthur melompat dan menghindari tebasan pedang mana Juna.
Arthur sebisa mungkin untuk tak mengeluarkan pedang mananya.
"Sihir tanah... " Arthur menggunakan sihir lain miliknya.
"Krakkkk....."Tanah digedung itu mulai bergerak mengelilingi Juna.
"Jump!"
Juna melompat saat tanah itu bergerak kearahnya.
Arthur tersenyum dibalik cadarnya karena tujuan Arthur buka untuk menyerang Juna tapi,...
"Jerat..Tep!.... Kreeaaakkkk!!!" Tanah itu menjerat kaki kanan Juna yang mendarat hingga dipahanya.
Arthur ngendalikan tanah yang menjerat kaki kanan Juna untuk mundur hingga dibatas putih.
Waktu menunjukkan dua menit berjalan.
Para Kapten tertawa melihat pertarungan Arthur itu yang malah maksa mundur lawannya agar kalah.
Arthur menggunakan otaknya.
"Hoaammmm...." Sosok diatas sana menguap.
"Membosankan..... " Ia menunjuk tanah yang mengeras itu dengan tangan kirinya.
"BAMMM!!!"
Tanah itu meledak seketika.
Semua orang terkejut melihatnya termasuk Arthur dan Juna.
Arthur dan yang lain pikir, itu adalah sihir penolakan milik Juna. Tapi, dipikiran Juna, Arthur sengaja melakukannya untuk mempermainkannya.
"Sialan!!! Jangan Bercanda!!! Sihir pedang! Seratus harapan!!!!! krakkkk Wooosh!"
Juna mengeluarkan lingkaran sihir satu lapis dangan diameter yang cukup besar didepan Arthur.
Seratus pedang mana berwarna putih keluar perlahan dari lingkaran sihir itu.
DEGH!
Arthur membelalakan matanya, Ia teringat dengan sosok yang menyerang keluarganya.
Sihir itu adalah sihir yang membunuh keluarganya.
NGUNGGGGGGGGG
Telinga Arthur mulai mendengung.
"BAGUS JUNA!!!!! KALAHKAN CADAR ITU !!!!" Sorak siswi-siswi *** pada Juna.
Juna memang cukup populer di *** karena wajahnya yang cukup.. EHMMM.. Yuk lanjut bertarung.
"Bunuh Dia.... bunuh dia..... bunuh....." Bisikan itu.
Bola mata Arthur bergetar melihat sihir itu.
Arthur mengarahkan tangannya yang gemetar kearah Juna untuk membuka sihir tanahnya agar bisa melindungi dirinya.
"Ayo.... meluap~..." Sosok diatas sana mengaja mengobrak abrik aliran mana Arthur agar tak bisa dikontrol.
Dada Arthur terasa sangat sesak.
Archie tak tau apa yang terjadi. Tapi, Ia juga merasakan hawa panas disekitarnya.
"Arthur! Apa yang sedang Kau lakukan?!" Archie panik.
Arthur tidak bisa mendengar ucapan Archie.
Arthur hanya mendengar suruhan untuk membunuh dan membunuh.
"Sihir... tanah..."
"Bazzzt!!!!"
Sihir Arthur tak bisa keluar.
"Diam... diam....diam...." Batin Arthur memohon suara itu agar diam.
Kepala Arthur pusing, Ia ingin muntah.
Ia kedinginan.
"Lepas! Wozzzhhh!!!" Seratus pedang mana milik Juna melesat dengan cepat kearah Arthur.
Para Kapten sadar ada yang tidak beres.
Salah satu pedang mana itu, hampir mengenai bola mata Arthur.
Tiba-tiba....
CRATTT!!!
Arthur sedikit menghindar dari pedang mana itu, sayangnya, pedang mana itu mengenai tali cadar yang digunakan oleh Arthur hingga putus.
WOSH
Bersamaan dengan itu Arthur menggunakan sihir teleportnya dengan spontan dan.....
Para Kapten dan peserta yang menonton terkejut melihat ada remaja ASJ yang bisa menggunakan sihir teleport.
DUAGGHH!!!!
Arthur berputar dan menendang Juna dengan Kaki kanannya yang Ia aliri dengan mana yang tak bisa Ia kontrol. Juna, sempat melihat pergerakannya dan Juna juga sempat melindungi bagian dadanya. Namun, serangan jarak dekat Arthur, terlalu kuat untuknya.
BRUAKKKKK!!!!!
Juna tak kuat menahan tendangan Arthur itu dan naas, Juna terlempar hingga menabrak dengan keras sihir pelindung dibelakangnya itu.
"WOOOOHHHHH!!!!!!!" Siswa ASJ langsung berdiri dan bersorak, serta menepuk tangan mereka.
Cadar Arthur terlepas.
Telinga Arthur berdengung dengan kencang.
Pandangan Arthur benar benar acak.
Ia mengatur napasnya dan sempat melihat sosok bersayap diatas sana yang menyeringainya.
Sosok itu melambaikan tangan kemudian menghilang begitu saja.
Arthur melihat Tsuha yang menunjuk cadar Arthur jauh dibelakangnya.
Arthur yang tak paham langsung melihat kebelakangnya.
Saat itu, Ia melihat mata Baal yang bertemu dengannya
Arthur sadar dan membelalakan matanya.
Baal sangat terkejut melihat Pangeran Aosora yang Ia cari ada dihadapannya.
"Arthur!" Panggil Baal.
Peserta disana mendengar panggilan Baal dan sontak langsung diam semua.
"Arthur ?" Pandangan semua orang tertuju pada Arthur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 151 Episodes
Comments
hyunka
Yaelah, masa ketahuan sih!??
2022-11-03
1
hyunka
Archie bi lek:"Lah!? bukan gue!"
2022-11-03
1