Antara pembunuh dan penyelamat Siapa sebenarnya Iblis tanpa tanduk itu

"Ar... Archieeeeeee!!!!!!!" Sangking takutnya Arthur, mulutnya tak sengaja berteriak dengan kencang memanggil nama Iblis itu.

BREB!!!!

Mereka berdua langsung bertukar tempat.

"GREB!!!" Archie mencekik Zelvia karena posisi tubuhnya dililit olehnya.

Walau ia berteleport itu akan percuma bila dalam posisi seperti ini.

"Iblis?!" Zelvia terkejut dengan mata biru kelam Arthur yang berubah menjadi merah terang.

Archie mengeluarkan pedang mana merahnya ditangan kanannya dan mengarahkannya tepat dimata kiri siluman itu.

"Lepaskan Arthur atau Akan kubunuh dirimu" Archie mengancamnya karena, bila Arthur mati, Archie juga akan ikut mati.

"Bagaimana dengan pilihan ketiga? Mari... mati bersama" Archie dan Arthur benar benar berhadapan dengan musuh yang gila.

...***...

Siluman itu tak melepaskan tubuh Arthur, yang ada tubuh Arthur semakin merasa terlilit dan Archie yang harus menanggung rasa sakit itu.

"SIALAN !!!!! JLEB!! CRATTTT!!!!"

Seseorang memanah tepat mengenai kepala bagian kiri siluman ular itu.

Wajah Arthur terkena sipratan darah dari siluman didepannya.

BREB

Archie bergegas tukar tempat karena ia merasa ada orang lain didekatnya.

"Bruk" Arthur yang baru berpindah tempat langsung terjatuh bersamaan dengan siluman itu yang masih melilit Arthur.

Arthur melihat anak panah itu.

"Ini.... panah Iblis waktu itu!!" Arthur langsung menoleh kesamping.

Ia melihat sepatu kulit hitam dan jubah maron yang sepanjang lutut itu.

Itu memang sosok Iblis yang memberi Arthur batu mana.

"Kau! Siapa Kau?!" Arthur bertanya padanya.

Iblis itu mengenakan sarung tangan hitam dikedua tangannya dan Ia melepas tudung jubahnya.

Rambut Dia berwarna putih dan Ia tidak memiliki tanduk.

Sosok itu memandang rendah Arthur dengan matanya yang merah menyala dan menarik rambut panjang siluman yang mati itu.

Archie juga melihatnya.

"Apa Dia ayahmu?" Arthur bertanya lewat batin pada Arthur.

"Hah?!" Iblis itu, seolah tau dengan apa yang dibatinkan oleh Arthur

"!!" Arthur sendiri terkejut mendengar kata hah dari mulut Iblis itu.

"Tentu saja tidak!! Ayahku memang Iblis berambut putih tapi, Dia itu bertanduk. Lihat tangan kirinya! Apa ada tanda hitam?!"

Arthur langsung melihat tangan kiri Iblis itu dan Iblis itu memasukkan tangan kirinya disaku jubahnya.

Arthur kembali melihat mata Iblis itu dan Arthur bertanya pada Archie, "mungkin Iblis ini bisa membaca batinku?"

Iblis itu pergi tanpa banyak bicara dan menarik jasad siluman itu kedalam hutan sihir dibelakang ***.

"Tunggu!"

Arthur berdiri dan berlari menuju Iblis itu.

Iblis itu tidak berhenti dan terus berjalan.

Arthur memotong jalan depannya dan menghadangnya.

"Terima kasih! Sudah menolongku!" Arthur membungkuk.

"Dasar Bodoh! Apa yang Kau lakukan Arthur! Cepatlah pergi! Dia begitu mudah membunuh Siluman!" Tegas Archie.

"SSST! DIAMLAH! BUKANKAH KAU MENYURUHKU UNTUK SELALU BERTERIMA KASIH!"

Archie langsung diam karena tak bisa berkutik.

Iblis itu berhenti di tempat.

Arthur merogo sakunya untuk mengambil batu mana yang selalu Ia bawa.

"Apa ini milikmu? Apa maksud dari kata Kau menang?" Arthur mengulurkannya.

"Menyingkirlah" Ucap Iblis itu yang acuh tak acuh dan kembali berjalan.

Arthur terus menghalangi jalannya sampai Iblis itu mulai jengkel.

"Apa Kau tak takut padaku? Aku ini Bangsa Iblis dan bukan sembarang Iblis" Tanyanya.

"Aku memang takut. Tapi, bukankah Kau sudah menolongku" Arthur menunjukkan senyum meringis di wajahnya.

Iblis itu mengangkat alis kanannya.

"Hah? Kau pikir, Aku berniat menolongmu?" Iblis itu bertanya dan menjatuhkan jasad siluman itu dengan keras ketanah.

"Eh? Lalu kenapa Kau membunuhnya bila tak berniat menolongku?" Arthur sedikit takut bertanya mengenai hal itu.

Tapi, karena Arthur sudah jatuh jadi apa boleh buat.

"Menurutmu, Apa bangsa Siluman wajar berada di Shinrin?" Ia balik tanya pada Arthur.

"Ah.... Kau sendirikan....Iblis.... Disini, bukan tempatmu juga...." Lirih Arthur.

"Apa Kau pikir Aku tak tau ada Iblis lain didirimu?" Tanyanya sambil menyeringai.

Arthur mundur beberapa langkah setelah melihat seringaian itu.

Archie juga menyuruh Arthur untuk mundur.

"Apa maksudmu?" Arthur penasaran tapi juga sedikit takut padanya.

Aura Dia terasa lebih pekat dari Archie.

Itu yang dirasakan oleh Arthur.

Pria itu menadahkan tangan kanannya untuk meminta kembali batu mananya itu.

Arthur memberikannya karena Ia merasa itu bukan miliknya.

"Pergilah, Aku membebaskanmu kali ini. Fokuslah pada Event ini. Kita akan segera bertemu lagi" Iblis itu tidak menjawab pertanyaan Arthur dan ia pergi sambil menarik jasad Siluman itu karena Ia mulai merasakan adanya aura lain yang mendekat.

"Tunggu sebentar!" Arthur kembali menghadang jalan Iblis itu.

Iblis itu melirik kebelakang karena aura itu semakin dekat.

"Jawab dulu pertanyaanku. Apa maksud ucapanmu tadi" Arthur mengatakannya dengan perlahan.

Iblis itu masih melihat kearah belakang Arthur.

"Apa untungnya untuk dirimu Kau sendiri tak akan paham walau Kau tau. Wosh!" Iblis itu membuang muka dan langsung menghilang setelah menjawabnya dan membawa pergi jasad itu.

"Alex!!! Hei! Guru Nox memanggilmu!!" Nao datang dan berlari kearah Arthur.

Nao melihat bercak darah di sekitarnya dan wajah Arthur yang terdapat sipratan darah.

"Alex! Apa yang terjadi? Darah apa ini?" Nao melihat kaca mata yang pecah.

"Serigala sihir. Tadi, Aku diserang tapi... Dia berhasil kabur. Aha..ha... ha..." Arthur berbohong pada Nao.

Nao bukanlah sekadar murid ASJ dan Dia tidaklah bodoh.

"Benarkah? Apa Kau tak ada yang terluka? Bajumu berantakan sekali" Ucap Nao sambil mengeluarkan sihir airnya untuk membersihkan darah yang berceceran itu.

"Aku gak papa. Kau lagi ngapain?" Arthur bertanya pada Nao yang membersihkan darah itu.

"Jangan ninggalin jejak" Jawab Nao.

Pada Akhirnya, Arthur tidak bisa mencari catatan Aosora Alex.

Dan secara terpaksa, Archie harus bersabar untuk beberapa waktu.

...***...

Arthur dan Nao kembali ke gedung tiga untuk beristirahat dan Nox sudah menunggu Arthur disana.

Ia mengomel karena Arthur berpisah dengan timnya.

Arthur hanya bisa meminta maaf dan berjanji untuk tidak berjalan sendiri.

Nox memaafkan Arthur dan memberi Arthur makanan seperti yang lain kemudian, Ia pergi karena tidak boleh terlalu lama didekat peserta.

Gedung *** yang terbagi menjadi tiga, memiliki kegunaan masing masing untuk event ini.

Gedung pertama, adalah gedung untuk seleksi selanjutnya dan gedung para panitia berkumpul termasuk petinggi Shinrin.

Kemudian, gedung Kedua adalah Gedung untuk peserta Perempuan sedangkan gedung tiga untuk peserta atau siswa laki laki.

"Sena... Aku tak menyangka Kau bakalan lolos diseleksi awal. Anak dari ASJ bukankah sulit untuk diatur?" Remaja laki-laki berbet *** dan nomor urut 9 mengatakannya dengan lantang.

Dia adalah adik Sena yang masuk di *** dan ia masuk dikelas 2-2.

Mereka adalah saudara kembar selain Tsuha dan Tsuki namun, mereka bukanlah kembar seiras.

"Hei, Berapa anak ASJ Putra yang bisa lolos kesini ?" Ia kembali menanyakan dengan suara lantang.

"25 dari 98!" Jawab seseorang.

Arthur tak bisa melihat si penjawab karena terlalu jauh dari tempat dia makan dan juga, Arthur tak begitu peduli dengan situasi ini.

"25? Bagaimana dengan ASJ Putri?!"

"11 orang"

"PFFFT... 11 ORANG?!.. Bagaimana dengan ***?!"

Toru dan Shoka serta beberapa siswa ASJ yang lain tersingung dengan ucapan kembaran Sena itu.

"164 siswa"

"Kalian dengar! 164 dan jumlah golongan Kalian tidak sampai setengahnya!"

"Ck! Apa Kau bodoh? Untuk seleksi berikutnya dibutuhkan 200 orang dan dari 200 orang itu dibagi menjadi dua. Setelah melewati pembagian itu para peserta hanya akan tersisa 100 dan ini semua memang sudah diatur. Berapa banyak jumlah ASJ dan jumlah *** yang diterima. Sekarang Katakan padaku berapa sih tingkat classmu?"

Nao langsung berdiri disamping Tsuha yang duduk.

Arthur menahan tawa karena ucapan Nao masuk akal dan itu memang yang sudah ada dipikiran Arthur setelah mentotalkan jumlah keseluruhannya.

Tsuha menarik seragam Nao agar kembali duduk namun, Nao malah berjalan mendekati kembaran Sena itu.

"Katakan padaku. Apa Rank kelasmu di *** ?" Nao bertanya sekali lagi pada Kembaran Sena.

"2-2" Jawabnya.

"PFFT... 2-2 aja bangga" Nao memberi ekspresi mengejek pada kembaran Sena itu dan membersihkan Bet miliknya yang 2-1.

"Setinggi apapun kelasmu di ASJ, Kau bukanlah tandingan yang sepantar denganku"

Nao menyeringai padanya.

"Benar. Kita memang tak sepantar. Karena, Aku lebih kuat darimu. Mau di test ?" Nao menawarkan dirinya pada adik Sena.

"Pfft..." Tsuha menahan tawa karena ucapan Nao.

Kembaran Sena mengerutkan alisnya.

Ia merasa terhina dengan ucapan Nao.

Tinggi mereka yang sama membuat mata mereka saling bertemu.

"Siapa namamu?" Dia bertanya pada Nao.

"Namaku Nao. No dada 18, dari ASJ Putra kelas 2-1, dan wali kelasku bernama Bhefvelxi. Jangan lupa, absenku nomor 13. Laporkan Aku pada pengawasmu. Kutunggu kau disini. B*ngsat" Jawab Nao dan memberikan seringaian dan menunjukkan jari tengahnya pada kembaran Seba.

"Enza, hentikan. Maafkan Aku. Aku juga ingin dipuji oleh Ayah. Aku pasti bisa melampauimu dan tolong jangan ganggu Nao"

Sena berkata jujur pada adiknya itu.

Arthur fokus pada makannya sambil menonton mereka.

"Cih! Karena Kau yang minta, Aku tidak akan melanjutkan pertengkaran ini" Enza adalah adik Sena dan Ia mengatakan itu tanpa melihat ke Nao.

"Hah? Yang kek gini Kau sebut pertengkaran? Niat ngelawak Kau disini? Yang ngawali malah takut ditantang" Ucap Nao sambil berdiri dengan santai dan melirik Sena.

Nao memancing Enza untuk bersedia melawannya.

"Hei Teman-teman! Disini! Siapa yang setuju Aku berduel dengan tuan *** 2-2 ini?! Dan yang Kalah harus mengundurkan diri dari Event ini!!!" Nao berseru dan bertanya pada teman-temannya.

"LAWAN DIA NAO!!! LAWANN!!! TUNJUKIN KEHEBATAN ASJ JUGAKKK!!!!!!" Seruan siswa yang lain dari ASJ dan beberapa seruan siswa *** yang mendukungnya.

"Gimana Tuan ***? Teman-temanmu banyak yang setuju"

"Nao! hentikan!" Lirih Tsuha yang sudah berdiri dibelakang Nao.

Sebab, Tsuha tak ingin ASJ dipandang buruk oleh masyarakat.

"Arthur. Apa Kau tak ingin ikut dengan bocah itu? Bukankah Kau suka ikut campur?" Tanya Archie.

"Lebih enakan nonton sambil makan" batin Arthur sambil mengunyah rotinya.

"Dasar bocah! Kalau didepan makanan Kau memang malas gerak!"

Arthur mempertemukan kedua telapak tangannya.

"Makanan adalah rejeki. Kalau Aku menyia-nyiakan sekarang Aku belum tentu makan ini besok. Ini enak tau. Dan lagian.... habis ini jam dua. Pengumuman apel akan segera dimulai. Mereka pasti tak akan sempat untuk melanjutkan pertikaian ini" Jawab Arthur yang benar benar santai sambil melihat siswa lain yang berkerumun disekitar Nao dan Enza.

Jam dinding berada dipukul 13.58.

Arthur berdiri dan berjalan untuk membuang sampah.

Disaat yang bersamaan ada peserta lain yang memiliki nomor dadanya yang sama dengannya Ia berbangsa Malaikat non campuran.

DEGH!

Keduanya saling memandang dan Arthur mengenalnya.

"Pangeran......"

Terpopuler

Comments

hyunka

hyunka

Oh no....

2022-11-02

1

hyunka

hyunka

Saat orang lain debat, Arthur malah nyantuy sambil nonton

2022-11-02

1

hyunka

hyunka

Nao, aku padamu. Jago banget bikin orang lain skakmat

2022-11-02

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 PROLOG (Aosora Arthur)
2 Antara bodoh dan tolol
3 Dari pada buta warna, Dia itu buta arah
4 Aku selalu melihat gambarnya saja. Tapi, ini terlihat begitu hijau dan ramai
5 Walau Dia menolong Saya, Saya masih belum bisa berkata kalau Dia baik
6 Kemunculan sosok Titisan pertama
7 Lindungi Langit birumu sebelum Raja langit bangun
8 Teman kedua di ASJ
9 Kebencian Tsuha pada Iblis
10 Serangan
11 Apa Kau seorang Elf ?
12 Kau menang
13 PERSYARATAN EVENT
14 BABAK ELIMINASI 1 bagian I
15 BABAK ELIMINASI 1 bagian II
16 Bagaimana dengan pilihan ketiga ? Mari... mati bersama
17 Antara pembunuh dan penyelamat Siapa sebenarnya Iblis tanpa tanduk itu
18 BABAK ELIMINASI 2 bagian I
19 BABAK ELIMINASI 2 bagian 2
20 ARTHUR VS JUNA
21 MARSYAL
22 Kematian Aosora bagian 1
23 Kematian Aosora bagian 2
24 Harapan Arthur
25 Cerita Archie
26 Bolehkah Aku menghajarmu
27 Tidak lebih dari seorang Pelayan istana
28 PERSIDANGAN 1
29 PERSIDANGAN 2
30 De Luce dan Ha Nashi
31 Keputusan Akhir
32 Luciel
33 Singkat cerita mengenai Archie dan Daeva
34 Guild Pemberantas Iblis
35 Liebe dan si Pangeran yang penurut
36 Dia adalah sosok penghancur
37 Serigala Sihir
38 Isi Bab 2 Novel Marsyal
39 Nao
40 Lebih dari Raja yang hebat
41 Isi Bab 3 Novel Marsyal
42 EPILOG Bab 1
43 PROLOG Bab 2 (FLASH BACK 1) De luce Arnold
44 Awal dari kekaguman Arnold
45 HINOKEN, MILIK AMBAREESH
46 Ambareesh dan Keinginannya
47 Hobi Ha Nashi = Ikut campur
48 Kekukuhan Arnold sebagai murid Ambareesh
49 Setahun yang lalu
50 FLASH BACK 1(De luce Arnold) - Selesai
51 KELAHIRAN PUTRA DE LUCE ARNOLD
52 Pelarian untuk menyelamatkan nyawa Archie
53 Kebenaran yang tersembunyi bagian 1
54 FLASH BACK 2 (Archie dan Alex)
55 Awal dari pertemanan Mereka
56 CITA CITA MEREKA
57 FLASH BACK 2 (Archie dan Alex) - selesai
58 MISI PERTAMA ARTHUR
59 MENYELIDIKI < KABUR
60 UPAH PERTAMANYA
61 APA KAU BISA MEMBUNUH TEMAN DEKATMU?
62 Aku, tak pantas untuk menjadi seorang teman bagi sosok sepertimu
63 SIAPA DIA?
64 Aku Siapa? Kau sendiri?
65 Kepribadian ganda atau Anak orang lain
66 Kebenaran yang tersembunyi bagian 2
67 Itu bukan berasal dari mana tapi, berasal dari batin yang kuat dan bersih
68 Kau akan Kehilangan Dia
69 Gagal menculik
70 Nao bagian 2
71 Teori Marsyal
72 Lomba lari
73 PRIA GILA
74 Nao bagian 3
75 EPILOG BAB 2 (Nao bagian 4 dan Janji Tsuki)
76 PROLOG BAB 3 Titisan
77 Sudut Pandang bagian 1
78 TAKDIR bagian 1
79 Razel bagian 1 [Shera]
80 AOSORA ARTHUR & TAKDIR bagian 2
81 Penyegelan
82 ANGGOTA GUILD PEMBERANTAS IBLIS
83 TSUHA bagian 1 [Sudut Pandang bagian 2]
84 TSUHA bagian 2 [Pikiran]
85 TSUHA bagian 3 [Flashback dan Kesan pertama]
86 TSUHA bagian 4 [Aosora Bram]
87 TSUHA bagian 5 [Kebiasaan Arthur]
88 TSUHA bagian 6
89 TSUHA bagian 7
90 TSUHA bagian 8 [Penculikan yang Salah]
91 TSUHA bagian 9
92 TSUHA Bagian 10
93 TSUHA bagian 11 [Hilangnya ingatan Arthur]
94 TSUHA Bagian 12
95 Awal dari Insiden Terbunuhnya Orang Tua Tsuha dan 80% Prajurit Shinrin bagian 1
96 Nao bagian 4 [Perubahan]
97 Nao bagian 5 [Hilang] dan Kedatangan Aosora
98 Enam tahun yang lalu [Guild Pemberantas Iblis bagian 2]
99 Enam tahun yang lalu [Arnold vs Gabriel]
100 Enam tahun yang lalu [Pemanggilan bala bantuan]
101 Enam Tahun yang Lalu [ARNOLD vs KANZA 1]
102 Enam Tahun yang Lalu [IBLIS ADALAH MUSUH]
103 TSUHA Bagian 13 [Kecemasan dan sosok menakutkan]
104 Enam Tahun yang Lalu [Sudut Pandang bagian 3]
105 Enam Tahun yang Lalu [Marsyal bagian 2]
106 Enam Tahun yang Lalu [Iblis vs Elf siapa yang menang?]
107 Enam Tahun yang Lalu [Nel bagian 1]
108 Enam Tahun yang Lalu [Aosora bagian 1]
109 Enam Tahun yang Lalu [Masih di pertarungan]
110 Enam Tahun yang Lalu [Sudut Pandang bagian 4]
111 Enam Tahun yang Lalu [Kontrak]
112 Enam Tahun yang Lalu [Nel bagian 2]
113 Enam Tahun yang Lalu [Nel bagian 3 - Selesai]
114 Enam Tahun Yang Lalu (Flashback - Usai)
115 Gagak Pencuri
116 Pengingat & Mimpi
117 Usaha
118 Duel
119 Azuma dan Anak Kucing
120 Kesalahpahaman kecil
121 Surat Untuk Baal
122 Kembali
123 Zack dan Siluman
124 Zack [Selesai]
125 Perjalanan ke Aosora [Persiapan]
126 Perjalanan ke Aosora [Perjalanan]
127 Perjalanan ke Aosora [Serangan]
128 Perjalanan ke Aosora [Penyelesaian]
129 Perjalanan ke Aosora [Posko Pemantauan]
130 Perjalanan ke Aosora [Selesai-Status]
131 Sarapan dan Surat
132 Keliling Aosora [Alasan memilih Tsuha dan Nao]
133 Luxe Dan Rencananya
134 Sudah Berjuang Semampunya
135 Hanya Untuk Balas Budi
136 Siapa Jati Diri Mereka
137 Makan Malam
138 Fakta Kematian Aosora
139 Aosora Alex
140 Panti Asuhan
141 Arthur dan Melia
142 Alam Bawah Sadar
143 Tsuha-gusar
144 Jawaban
145 Persiapan
146 Kebenaran Yang Terungkap
147 Hubungan dan Laporan
148 Peresmian dan Harapan
149 TITISAN
150 TAMAT
151 PENGUMUMAN UP
Episodes

Updated 151 Episodes

1
BAB 1 PROLOG (Aosora Arthur)
2
Antara bodoh dan tolol
3
Dari pada buta warna, Dia itu buta arah
4
Aku selalu melihat gambarnya saja. Tapi, ini terlihat begitu hijau dan ramai
5
Walau Dia menolong Saya, Saya masih belum bisa berkata kalau Dia baik
6
Kemunculan sosok Titisan pertama
7
Lindungi Langit birumu sebelum Raja langit bangun
8
Teman kedua di ASJ
9
Kebencian Tsuha pada Iblis
10
Serangan
11
Apa Kau seorang Elf ?
12
Kau menang
13
PERSYARATAN EVENT
14
BABAK ELIMINASI 1 bagian I
15
BABAK ELIMINASI 1 bagian II
16
Bagaimana dengan pilihan ketiga ? Mari... mati bersama
17
Antara pembunuh dan penyelamat Siapa sebenarnya Iblis tanpa tanduk itu
18
BABAK ELIMINASI 2 bagian I
19
BABAK ELIMINASI 2 bagian 2
20
ARTHUR VS JUNA
21
MARSYAL
22
Kematian Aosora bagian 1
23
Kematian Aosora bagian 2
24
Harapan Arthur
25
Cerita Archie
26
Bolehkah Aku menghajarmu
27
Tidak lebih dari seorang Pelayan istana
28
PERSIDANGAN 1
29
PERSIDANGAN 2
30
De Luce dan Ha Nashi
31
Keputusan Akhir
32
Luciel
33
Singkat cerita mengenai Archie dan Daeva
34
Guild Pemberantas Iblis
35
Liebe dan si Pangeran yang penurut
36
Dia adalah sosok penghancur
37
Serigala Sihir
38
Isi Bab 2 Novel Marsyal
39
Nao
40
Lebih dari Raja yang hebat
41
Isi Bab 3 Novel Marsyal
42
EPILOG Bab 1
43
PROLOG Bab 2 (FLASH BACK 1) De luce Arnold
44
Awal dari kekaguman Arnold
45
HINOKEN, MILIK AMBAREESH
46
Ambareesh dan Keinginannya
47
Hobi Ha Nashi = Ikut campur
48
Kekukuhan Arnold sebagai murid Ambareesh
49
Setahun yang lalu
50
FLASH BACK 1(De luce Arnold) - Selesai
51
KELAHIRAN PUTRA DE LUCE ARNOLD
52
Pelarian untuk menyelamatkan nyawa Archie
53
Kebenaran yang tersembunyi bagian 1
54
FLASH BACK 2 (Archie dan Alex)
55
Awal dari pertemanan Mereka
56
CITA CITA MEREKA
57
FLASH BACK 2 (Archie dan Alex) - selesai
58
MISI PERTAMA ARTHUR
59
MENYELIDIKI < KABUR
60
UPAH PERTAMANYA
61
APA KAU BISA MEMBUNUH TEMAN DEKATMU?
62
Aku, tak pantas untuk menjadi seorang teman bagi sosok sepertimu
63
SIAPA DIA?
64
Aku Siapa? Kau sendiri?
65
Kepribadian ganda atau Anak orang lain
66
Kebenaran yang tersembunyi bagian 2
67
Itu bukan berasal dari mana tapi, berasal dari batin yang kuat dan bersih
68
Kau akan Kehilangan Dia
69
Gagal menculik
70
Nao bagian 2
71
Teori Marsyal
72
Lomba lari
73
PRIA GILA
74
Nao bagian 3
75
EPILOG BAB 2 (Nao bagian 4 dan Janji Tsuki)
76
PROLOG BAB 3 Titisan
77
Sudut Pandang bagian 1
78
TAKDIR bagian 1
79
Razel bagian 1 [Shera]
80
AOSORA ARTHUR & TAKDIR bagian 2
81
Penyegelan
82
ANGGOTA GUILD PEMBERANTAS IBLIS
83
TSUHA bagian 1 [Sudut Pandang bagian 2]
84
TSUHA bagian 2 [Pikiran]
85
TSUHA bagian 3 [Flashback dan Kesan pertama]
86
TSUHA bagian 4 [Aosora Bram]
87
TSUHA bagian 5 [Kebiasaan Arthur]
88
TSUHA bagian 6
89
TSUHA bagian 7
90
TSUHA bagian 8 [Penculikan yang Salah]
91
TSUHA bagian 9
92
TSUHA Bagian 10
93
TSUHA bagian 11 [Hilangnya ingatan Arthur]
94
TSUHA Bagian 12
95
Awal dari Insiden Terbunuhnya Orang Tua Tsuha dan 80% Prajurit Shinrin bagian 1
96
Nao bagian 4 [Perubahan]
97
Nao bagian 5 [Hilang] dan Kedatangan Aosora
98
Enam tahun yang lalu [Guild Pemberantas Iblis bagian 2]
99
Enam tahun yang lalu [Arnold vs Gabriel]
100
Enam tahun yang lalu [Pemanggilan bala bantuan]
101
Enam Tahun yang Lalu [ARNOLD vs KANZA 1]
102
Enam Tahun yang Lalu [IBLIS ADALAH MUSUH]
103
TSUHA Bagian 13 [Kecemasan dan sosok menakutkan]
104
Enam Tahun yang Lalu [Sudut Pandang bagian 3]
105
Enam Tahun yang Lalu [Marsyal bagian 2]
106
Enam Tahun yang Lalu [Iblis vs Elf siapa yang menang?]
107
Enam Tahun yang Lalu [Nel bagian 1]
108
Enam Tahun yang Lalu [Aosora bagian 1]
109
Enam Tahun yang Lalu [Masih di pertarungan]
110
Enam Tahun yang Lalu [Sudut Pandang bagian 4]
111
Enam Tahun yang Lalu [Kontrak]
112
Enam Tahun yang Lalu [Nel bagian 2]
113
Enam Tahun yang Lalu [Nel bagian 3 - Selesai]
114
Enam Tahun Yang Lalu (Flashback - Usai)
115
Gagak Pencuri
116
Pengingat & Mimpi
117
Usaha
118
Duel
119
Azuma dan Anak Kucing
120
Kesalahpahaman kecil
121
Surat Untuk Baal
122
Kembali
123
Zack dan Siluman
124
Zack [Selesai]
125
Perjalanan ke Aosora [Persiapan]
126
Perjalanan ke Aosora [Perjalanan]
127
Perjalanan ke Aosora [Serangan]
128
Perjalanan ke Aosora [Penyelesaian]
129
Perjalanan ke Aosora [Posko Pemantauan]
130
Perjalanan ke Aosora [Selesai-Status]
131
Sarapan dan Surat
132
Keliling Aosora [Alasan memilih Tsuha dan Nao]
133
Luxe Dan Rencananya
134
Sudah Berjuang Semampunya
135
Hanya Untuk Balas Budi
136
Siapa Jati Diri Mereka
137
Makan Malam
138
Fakta Kematian Aosora
139
Aosora Alex
140
Panti Asuhan
141
Arthur dan Melia
142
Alam Bawah Sadar
143
Tsuha-gusar
144
Jawaban
145
Persiapan
146
Kebenaran Yang Terungkap
147
Hubungan dan Laporan
148
Peresmian dan Harapan
149
TITISAN
150
TAMAT
151
PENGUMUMAN UP

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!