Tiga hari lagi adalah waktu yang sangat singkat bagi mereka.
Terutama kelas 2-3.
Banyak diantara mereka yang menyerah setelah melihat persyaratan itu.
Arthur bersedia mengisi folmulir itu hanya untuk menyusup dan tidak untuk mengikuti event tersebut.
Walaupun keinginan Archie telah dituruti oleh Arthur, Ia masih belum puas bila Arthur belum menjalin perjanjian dengannya.
...***...
Hari yang ditunggu tunggu telah tiba.
Dari jumlah seluruh siswa ASJ putra yang bertotal 225, hanya 98 lembar folmulir yang terkumpul.
Mereka semua berbaris dilapangan ASJ, termasuk Arthur.
"Hei, Alex! Kau ikut juga?!"
Nao tiba-tiba datang dan mengambil sela dibelakang Arthur serta didepan Tsuha.
Arthur mengangguk
Nao memegang kedua bahu Arthur.
"Nao, Pindahlah. Ini bukan golongan kelasmu. PAK! PAK!!" Tsuha memukul mukul kedua telingan Nao dengan dua telapak tangannya.
"Suka sukaku" Jawab Nao sambil menguncang kedua bahu Arthur sampai sampai Arthur mulai pusing.
Tsuha berhenti memukul mukul kedua telinga Nao dan berganti menarik kepala Nao "Kelasmu ikut semua?"
Wajah Tsuha, sangat dekat dengan Nao.
Dan Nao membalik tubuhnya untuk melihat keTsuha sambil bersandar pada pungung Arthur yang tingginya sama dengannya.
"Tentu saja kelas 2-1 Tak mungkin tak ikut. Gimana Tsuki ? Apa Dia gak papa gak ikut ?"
Nao merasa kasihan pada temannya itu.
Tsuha menyilangkan kedua tangannya.
"Bagaimana lagi? Niatnya Aku tak akan ikut bila Dia gak ikut. Tapi, Tsuki bilang ini adalah batu loncatan dan Dia akan menyusulku kalau Aku berhasil. Moga aja, lawanku nanti bukan orang-orang yang lebih kuat dari ku"Jawab Tsuha.
Arthur ikut mendengar percakapan mereka.
"Alex, Bagaimana denganmu? Menurutmu, Apa Tsuha akan lolos?" Nao bertanya pada Arthur sambil membalik tubuhnya menghadap kepungung Arthur dan mengalungkan kedua lengannya dileher Arthur.
Arthur memegang kedua lengan Nao karena tubuh Nao berat.
Ia juga risih dengan Nao.
"Kalau Tsuha berusaha pasti Dia bisa lolos" Arthur menjawab Pertanyaan Nao.
"Kalau begitu, Apa Kau sendiri bisa lolos?"
Nao membuat Arthur merinding karena menempelkan dagunya di bahu Arthur.
Tsuha tidak kaget karena itu memang kebiasaan Nao yang niat mengusili Arthur.
Tsuha memegang kedua bahu Nao dan menariknya.
"Sialan, Kau membuatku merinding melihatnya. Jangan mengusilinya. Aku akan melaporkanmu pada Guru Nox" Ucap Tsuha sambil membuka poni Nao yang menutupi kedua mata Nao dengan tangan kiri nya.
Mata cokelat kehitaman milik Nao, sekilas melihat langit. Kemudian, Ia melihat wajah Tsuha yang berekspresi datar.
"Wajahmu, membuatku jijik. Dasar Preman sialan " Ucap Nao sambil mendorong wajah Tsuha.
Tsuha yang lebih tinggi beberapa senti dari Nao langsung mendongakkan wajahnya.
"Plak!!" Tsuha menjatuhkan telapak tangan kanannya diwajah Nao yang menurutnya menyebalkan.
"Sialan! Kenapa Kau bertingkah seperti perempuan? Kau kesambet mbak kunti ditoilet kah?"
Tsuha mengatakannya sambil meremas wajah Nao sangking kesalnya.
"Cih! Aku tidak bertingkah seperti perempuan! Aku cuma mau jahilin Alex. Kau aja yang gak paham"
"Hah ?! Aku tau itu, Kau juga sering melakukannya padaku dan Tsuki. Tapi, apa Kau gak mikir apa yang akan dikatakan oleh orang lain dengan tingkahmu itu?"
Tsuha memiliki niat yang baik, Ia tak ingin temannya dipandang buruk oleh orang lain.
Nao sempat diam beberapa detik.
Ia tersenyum.
"Kalo gitu, bopong Aku"
Nao memang memiliki sifat seperti itu dan Tsuha selalu memakluminya walau terkadang Ia risih dengan tingkah Nao yang membuatnya malu dihadapan banyak orang.
"Dih! Najis!" Ucap Tsuha sambil melepas tangan kanannya.
...***...
Pukul 08.00 apel ASJ telah dimulai.
Kepala ASJ memberi beberapa kalimat untuk putra putranya yang bersedia mengikuti event itu.
Baginya, Ini adalah sebuah kebanggan 98 siswa yang ikut, itu adalah jumlah yang cukup banyak.
"Semoga Kalian semua tergolong dalam 100 siswa-siswi yang terpilih. Lolos atau tidaknya, yang penting Kita semua berjuang terlebih dulu. ASJ PUTRA!!!!" Kepala ASJ berseru.
"HARUS BISA!!!!!" Jawab para Putra ASJ.
"Event akan dimulai pukul 14.00. Sekarang pukul delapan. Perjalanan yang Kalian tempuh kurang lebih Dua sampai tiga jam setengah. Kalian tak perlu menghawatirkan tempat istirahat. Disana sudah disediakan asrama sementara untuk Kalian. Apel ini Bapak akhiri. Semoga, Kalian sampai ditempat dengan selamat. Sekian" Kepala ASJ putra mengakhiri apel.
Arthur dan kelima teman kelasnya yang bersedia mengikuti event berkumpul pada Nox.
Nao mengikuti Tsuha.
"Anak anak, Kalian sebisa mungkin jangan sampai pisah. Kelompok Kalian akan dipimpin oleh Tsuha. Dan Nao, kenapa Kau disini? Berkumpullah pada kelasmu sendiri"
Nox mengusir Nao.
"Mereka tak akan mencariku guru. Aku akan ikut membantu Tsuha" Nao menjawabnya.
"Hah,...." Archie dan Arthur hanya menghela napas karena Ia tak dapat bagian dialog.
"Selanjutnya, Aku menyarankan kalian berenam, berjalanlah sesuai rute dimap" Nox memberikan map pada Tsuha.
"Mulai dari sini kalian akan dites. Kalian harus terus berjalan karena ini adalah babak eliminasi pertama. Kemampuan bekerja sama dalam tim. Bila Kalian jalan pencar, Kalian akan langsung dinyatakan gagal oleh karena itu, Nao, Kau kembalilah kekelasmu. Karena namamu sudah tertera dikelompokmu" Nox menjelaskan pada mereka.
Tsuha membuka rute dimap itu dan Arthur ikut melihatnya.
"Disini, tidak ada yang tau tentang hal ini. Aku memberitahu kalian bukan karena curang"
"?!!"
"Tapi, karena, Kalian adalah murid muridku yang sangat tolol" Lanjut Nox.
"Baiklah.... Guru tidak curang, tapi kamilah yang tolol" Batin Arthur.
"Memang benar. Guru tak pernah salah, yang salah adalah muridnya" Sena membatin setelah mendengar kelanjutan ucapan Nox.
Nao kembali kekelompoknya tanpa memberitahu hal itu pada teman kelasnya.
Sebab, semakin sedikit temannya yang lolos babak pertama, semakin sedikit pula pesaingnya.
...***...
Arthur memulai perjalanannya dengan penuh semangat.
Mereka harus menempuh perjalanan sejauh 17 Km hanya dengan berjalan kaki.
Sedangkan, guru mereka diperbolehkan menggunakan sihir teleport atau kendaraaan darat dan mereka tidak diperbolehkan mengikuti siswa-siswinya.
Satu setengah jam telah berlalu, mereka berenam telah sampai sejauh 15 Km.
Itu adalah perjalanan terjauh Arthur tapi, anehnya Dia tak merasa lelah sedikitpun.
Archie dan Tsuha heran akan hal itu.
"Kau yakin tak lelah?" Tsuha menanyakan itu beberapa kali.
"Tidak" Jawab Arthur sambil meminum air yang Ia bawa.
"Sena, Toru, Khiri, dan Shoka. Apa Kalian lelah?" Tsuha bertanya pada mereka.
"Tidak! Kurang sedikit lagi Kita akan sampai. Aku masih semangat! Aku... ingin melihat cewek cewek disana. Putih... mulus.... huhuhu...." Jawab Toru.
Wajah mereka tak bisa menipu.
"Benar. Mulus mulus...." Shoka dan Toru memang tak bisa dipisahkan.
Mereka kelelahan.
"Kita akan istirahat bila sudah sampai ditempat tujuan" Jawab Sena.
"Aku setuju dengan Sena" Khiri setuju.
Diantara mereka, menurut Tsuha hanya Sena dan Khiri yang normal.
"BZZZT..." Arthur dan Tsuha melihat kebelakang bersamaan.
Ini adalah hutan.
Mereka merasa ada sosok yang memperhatikan mereka.
"Kau... merasakannya?" Arthur bertanya pada Tsuha dan memperhatikan temannya yang berjalan didepan mereka.
"Mungkin itu hanya penguji" Lirih Tsuha dan menyuruh yang lain berhenti.
Aura itu, bukanlah Aura Iblis dan aura itu juga bukan aura membunuh hanya aura untuk menunjukkan keberadaan mereka.
"Kenapa Tsuha?" Mereka berempat bertanya bersamaan.
Arthur dan Tsuha memiliki pemikiran yang sama.
"Mungkin, Itu penguji untuk mengetes kepekaan Kita" Lirih Arthur.
"Toru, Sena, Khiri, Shoka, ada orang yang mengawasi Kita. Dan Dia sengaja menunjukkan hawa keberadaannya" Lirih Tsuha dan sudah berancang untuk masuk kedalam semak semak yang tinggi itu.
"Mau dikejar?" Shoka bertanya.
"Tentu, Alex Kau ikuti Kami dari belakang. Dan lindungi kami. Aku akan di depan. Apapun yang terjadi, jangan berpencar. Ayo! Drap!!" Tsuha maju berlari masuk didalam semak itu dan diikuti yang lain.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 151 Episodes
Comments