Malam hari telah tiba.
Saatnya pembagian tempat tidur.
"Tsuki! Kau tidur ditengah!" Tsuha membagi tempat tidur.
"Tidak! tidak! tidak! Aku tidur dipojok"
Tsuki tidak mau tidur ditengah karena Dia tidak ingin dihampit oleh dua laki laki.
Arthur melihat kamar yang hanya berlapis tikar.
"Kalau Kau tak mau. Tidur saja di pojokan lemari !" Tegas Tsuha.
"Hah?! Mau ngajak berantem ?!"
Tsuki menarik baju kaos abu abu yang digunakan Tsuha.
Tsuha menarik balik seragam praktek sekolah yang masih Tsuki kenakan "AYO!"
Arthur bingung mau tidur dimana karena tidak ada ranjang dan kasur.
"Anu....Dimana kasur dan ranjangnya?" Ia bertanya dengan nada ragu.
"Hah?!"
Kakak beradik yang bertengkar itu langsung melihat ke Arthur bersamaan dan keduanya saling menarik baju mereka.
"Ah! Maaf! Aku tanya dimana kasurnya" Tanya Arthur sekali lagi.
"Nggak ada kasur di sini!" Tegas keduanya.
"Lalu.... dimana tidurnya?"
"Dihutan!!!" Tegas keduanya bersamaan.
"BRAK!!!!" Arthur diusir dari kamar itu dan di pintunya ditutup karena mereka sedang bertarung.
Arthur mengela napas dan duduk dilantai.
"Aku dan Kakakku nggak pernah kayak gitu.... Pasti seru ya... Kalau Kak Ram masih ada" lirih Arthur yang tidur tiduran dilantai ruang tamu yang beralaskan tikar.
"Hei Iblis...."
Arthur memanggil Archie.
"Panggil Aku Archie" Jawabnya
"Archie, Apa Kau menginginkan kebebasan?"
Arthur bertanya kerena mimpinya itu sambil telungkup.
"tentu saja. Siapa juga yang tak menginginkan kebebasan. Memang kenapa?"
Archie balik tanya pada Arthur.
Arthur menutup matanya.
"Apa Kau pernah bermimpi bertemu dengan Orang terdahulu?" Arthur bertanya karena Ia sadar orang dengan telinga Elf dimimpinya adalah Kakek buyutnya atau Aosora Alex.
"Apa maksudmu?"
Archie tidak paham maksud Arthur.
"Misal, Aku bertemu dengan Kakek buyutku. Dan Dia berkata padaku untuk membebaskanmu"
Arthur mengatakannya dengan singkat dan lirih.
"PFFFT.... Mimpi itu adalah bunga tidur. Orang yang sudah mati tidak akan bisa menemui kita"
"Yang mati kan Raganya tidak dengan jiwanya" Jawab Arthur.
"Itukan tergantung kepercayaan masing-masing" balas Archie
"Benar juga. Kalau begitu, Apa hubunganmu dengan Kakek Buyutku?"
"Hah ? Apa Kau tidak membaca catatan Alex?"
Archie pikir, Arthur sudah tau apa hubungan mereka.
"Catatan Kakek buyutku dipegang oleh Shinrin"
"Apa ? Kenapa bisa begitu ? Lalu kenapa dua orang disana pernah membacanya mereka adalah orang lain. Kau yang buyutnya tidak pernah membacanya"
Archie marah karena hal itu.
"*Katanya, Aku pernah membaca buku itu dan sedikit mempelajarinya. Ayahku berkata padaku kalau Aku dulu masih bisa bertoleransi pada bangsa Iblis"
Lagi lagi, Archie dibuat bingung oleh perkataan Arthur*.
"Lalu, Apa karena kejadian enam tahun yang lalu kau melupakannya ?"
Archie agak kesal dengan kata enam tahun yang lalu.
"Iya"
"Kalau begitu ceritakan kejadian enam tahun yang lalu"
Archie ingin tau kejadian enam tahun yang lalu yang bersamaan dengan kebangkitan ayahnya dan kematian orangtua Tsuha.
Arthur duduk dari telungkupnya.
"Aku tidak ingat. Ayahku melarang siapapun untuk mengingatkan ku kejadian enam tahun yang lalu"
Naver akan menghukum siapapun yang mengingatkan Arthur pada kejadian enam tahun yang lalu.
"Karena kejadian itu, diperut sebelah kiriku meninggalkan bekas luka karena tusukan pedang dan kepalaku dikiri tepat diatas telinga harus dijahit. Aku bersyukur karena dua luka itu bisa ditutupi agar tidak terlihat orang lain" Ceritanya sambil memegang kepala bagian kirinya dan membuka bagian bawah bajunya untuk memperlihatkannya pada Archie bekas luka itu.
Bekas lukanya panjang.
Archie sampai ngeri melihatnya.
Tsuha membuka pintu, Ia senang karena Tsuki kalah berduel panco dengannya dan saat akan memanggil Arthur ia melihat luka vertikal di perut sebelah kirinya saat Arthur membuka sedikit pakaiannya.
Wajah Tsuha yang senang langsung berubah dan tak berekspresi.
"Hei ! Kau tidurlah dipinggir dekat lemari kayu. Untuk selimut akan dibagi menjadi tiga dan tak akan ada kasur apalagi ranjang. Kalau Kau tak mau, Kau boleh tidur diluar"
Tsuha kembali masuk kekamar setelah mengatakannya.
"Baik ! Aku akan tidur didekat lemari"
Arthur berdiri dan mengikutinya.
...***...
Pagi hari telah tiba.
Arthur melewatan acara tengah malam.
Tapi, Ia bersyukur karenanya Ia tidur dan baru bangun sekarang.
"Tsuha! Dimana sabukku?!"
Pagi hari Arthur yang damai akan berubah mulai hari ini.
Pagi pagi Tsuki sudah berteriak dan mencari sabuknya.
"Sialan! Itu sabukku!!!" Tsuki, mengambil sabuk milik Tsuh diambang jendela.
mereka berdua selalu meributkan hal kecil.
"Hah?! Ini sabukku!! Kau pasti lupa menaruhnya kemarin!!"
Tsuha menarik paksa sabuk Tsuki.
"Akhhh... Pungungku sakit.... kenapa lantai ini masih lebih hangat dan lebih empukan rumput dihutan..." Lirih Arthur yang merasa pegal di sekujur pungungnya
Arthur berdiri dan langsung kekamar mandi meninggalkan Remaja kembar identik itu bertengkar karena sabuk.
Pukul 07.45 Bel masuk berbunyi.
Arthur segera berlari setelah mendengar bel itu.
Para murid berbaris didepan kelasnya masing masing.
Arthur menyukai hal seperti ini.
Kelas dimulai Nox memasuki kelas itu dan membawa Folmulir pendaftaran seleksi Anggota Guild
Nox menyuruh Tsuha untuk membagikannya.
"Sambil membaca folmulir itu dengarkan ucapan ku"
Semua murid pandangannya tertuju peda Nox termasuk Arthur.
"Kertas itu, adalah folmulir untuk perekrutan Anggota Guild yang baru. Untuk yang bersedia, isilah Folmulir itu dan kumpulkan pada Tsuha. Tahapan untuk lolos seleksi ada tiga kali babak pengeliminasian. Yang pertama Kalian harus membaca persyaratannya. Ada beberapa persyaratan yang harus kalian ketahui"
Persyaratan yang harus mereka penuhi ;
Bersedia mengisi Folmulir pendaftaran
Mampu mengontrol mana
Mampu menguasi sihir penyembuhan
Mampu menguasai teknik sihir pedang
Memiliki minimal 3 (tiga) sihir teknik penyerangan
Bersedia berkerja sama dalam tim
Bersedia melindungi Shinrin dari kehancuran.
Tidak ada biaya registrasi
Tertanda Raja Shinrin....
"Tsuki! Kita harus ikut!" Tsuha mengajak Tsuki mengikuti event itu.
Tsuki melihat kearah Tsuha dan Arthur dengan raut wajah yang tak senang.
Ia tersenyum.
"Ah! Aku masih belum bisa sihir penyembuhan dan Pedang sihir, satu teknik sihir aja Aku gak punya" Ucap Tsuki sambil mengulung folmulir itu.
"Tsuha! Kau harus ikut! Nanti Aku akan menyusul dan Aku akan melampauimu!" Tsuki memberikan ancungan Ibu jarinya pada Tsuha.
Tsuha menelengkan kepalanya ke kiri.
"Kau akan melampauiku? Pfft... nggak mungkin deh.... Kau aja kalah panco, kalah lari, kalah.."
Memdnegar hal itu, wajah Tsuki langsung memerah karena malu.
Tsuha menggoda adiknya itu agar tidak hilang semangat.
"Berisik!! Liat aja ya!! Kalau Aku besok bisa menjadi seorang Prajurit. Aku adalah satu-satunya orang yang akan menendang bokongmu di keramaian. Biarin malu sekalian !" Balas Tsuki.
"PFFFT hahaha.... Aku tunggu. Awas Kau kalo gak nendang bokongku. Nanti ku beri tarantula yang Kau takuti" Tsuha tertawa sambil menunjuk Tsuki dengan lembar Folmulir yang Ia gulung juga.
"Hah?! Aku! Ngk takut Tarantula... Aku cuma geli dengan bentuknya" Wajah Tsuki masih memerah.
Disisi lain Arthur bingung dengan keputusannya.
Archie mendesak Arthur untuk mengikuti event itu.
"Kau tak bisa memaksaku Archie. Bagaimana bila Aku bertemu dengan Paman dan saudaraku?"
"Kita tidak akan ketahuan kalau Kau berhati hati. Tujuanku hanya mengambil catatan Alex. Disana ada bagian tubuhku yang tersegel dan sebagian lagi ada di Hinoken"
"Archie. Aku tidak akan ikut. Walau Aku bisa 15 teknik penyerangan Aku tetap tidak akan mengikuti event itu. Kalau Aku mati, bukankah Kau akan mati juga?"
"Kalau begitu, Apa Kau mau hidup selamanya denganku yang ada ditubuhmu? Setiap bagian dirimu yang Kau lihat, Aku melihatnya juga. Setiap tindakkanmu yang harusnya tak kuliat, harus ku lihat juga. Kau pikir Aku menyukainya?!"
"Tunggu tunggu memang apa tindakkanku yang harusnya tak Kau liat ? Aku tak pernah melakukan tindakan senonoh!"
"Sialan! Itu hanya perumpamaan saja bodoh! Kalau Kau membuang keperjakaanmu, Aku tak ingin melihatnya. Oleh karena itu, Aku ingin kembali ketubuhku asliku"
"Dasar Iblis Gila ! Kau pikir Aku orang bodoh yang akan membuang keperjakaanku?! Yang benar saja! Aku adalah seorang Pangeran yang harus menunjujung tinggi martabatku dan martabat orang lain !"
Arthur berdebat dengan Archie.
"Bla bla bla"
"Ya! Intinya, Aku tak akan ikut di event ini. Bila Kau memaksa, Aku akan memperlihatkanmu sesuatu yang tak ingin Kau lihat!" Ancam Arthur.
"Dasar bocah! Kau berani sekali mengancamku. Aku hanya menginginkan kebebasan! Aku tak memaksakan untuk ikut event itu demi dirimu ! Kau hanya perlu datang dan menyusup untuk mengambil cacatan Alex" Jelas Archie.
"Oh..." Arthur sedikit tenang mendengarkan penjelasan Archie.
"Kalau hanya mendaftar untuk menyusup, Kurasa... Kita bisa melakukannya" Arthur merencanakan sesuatu.
"Acara Event itu, akan dimulai tiga hari lagi. Jadi, persiapkan semuanya dengan matang"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 151 Episodes
Comments
hyunka
Sedang membayangkan wajah Arthur yg melongo karena tetiba di usie keluar buat si kembar ngelud
2022-10-23
1