Arthur duduk disebuah dahan pohon yang besar.
Dari atas sana Ia melihat sebuah bangunan besar dengan pagar besi berwarna biru langit.
Di pagar itu terdapat simbol kerajaan Aosora yang berwarna merah dengan biru.
"Rumahku? Aku harus pulang! Kenapa Aku duduk disini ? Ayah dan Ibu akan marah padaku"
Arthur langsung melompat kebawah dan berlari menuju Istananya yang tak ada penjaga satu pun.
Dari pintu Istana Ia melihat sosok Pria yang keluar dari Istana.
Rambut dan mata yang biru muda, serta memakai pakaian layaknya seorang raja.
"Ayah!!!!" Arthur memanggilnya dengan sebutan Ayah.
Pria berambut biru muda itu berhenti ditempatnya.
Semakin dekat, Arthur sadar kalau itu bukan Ayahnya.
Telinganya itu "Elf?" Arthur berhenti berlari karena sadar itu bukan Ayahnya.
Pria itu melangkahkan kakinya menuju Arthur yang berhenti.
"Apa ini bukan Kerajaan Aosora?" Arthur bertanya pada Pria yang mendekat itu.
Pria itu diam saat menatap Arthur.
Rambut biru tua itu,... Pria berambut biru muda mengelusnya.
"Bebaskan Archie...." Ucap Pria itu pada Arthur.
Arthur tak asing dengan wajah itu
Pandangan Arthur langsung menjadi kabur.
Ia membuka matanya kembali.
"Kau sudah sadar?" Suara pria yang terdengar tidak terlalu jelas di telinga Arthur.
"Apa tadi hanya mimpi?" Batin Arthur sambil menutup kedua matanya yang masih buram.
"Kau sudah sadar Arthur?" Archie bertanya pada Arthur.
"Siapa? Ah... benar juga... Ada jiwa Iblis didalam diriku"
Arthur baru sadar.
Pandangan mata Arthur menjadi jelas.
Arthur melihat Nox dan Tsuha yang berdiri disana.
"Guru!" Arthur langsung duduk setelah sadar melihat Nox disana.
"Tak!!!" Tsuha memukul kepala Arthur yang benjol dengan batu mana tadi.
"Aduh! aduhh!"
Arthur merasakan sakit di keningnya dan menangkap batu yang dilempar Arthur.
"Batu mana? Untuk apa?" Arthur bertanya pada Tsuha.
"Apa bacaannya?" Tsuha menyuruh Arthur membacanya.
Arthur melihat tulisan kuno dibatu itu.
"Ini gambar teratai dan tulisan kuno" Arthur bisa membaca tulisan itu.
"Bacakan"
"Aku tak bisa membacanya" Arthur berbohong.
"Jangan bohong. Guru Nox bilang kalau Kau bisa membacanya"
Tsuha menunjuk Nox yang berdiri disampingnya, Arthur melihat Nox sedangkan Nox, mengalihkan pandangannya.
Arthur terpaksa membacanya.
"Ini tertulis, Kau menang" Jawab Arthur.
"Hah?! yang bener?!" Tsuha tidak percaya.
"Memang Kau dapat ini dari mana?!"
Arthur penasaran darimana Tsuha mendapatkan batu itu.
Dan batu mana yang Arthur pegang bukanlah batu mana yang mengumpulkan mana secara alami.
"Ini adalah batu buatan. Ah.... benar juga... kepalaku tadi kena ini saat melawan Iblis tadi" Arthur baru ingat.
"Iblis?!" Nox, Tsuha, dan Archie terkejut.
Archie memang sudah tau kalau yang menyerangnya adalah Iblis. Tapi, ia tidak memberi tau Arthur.
"Eh? Memang Kau tidak melihat wajahnya? Itu jelas sekali" Jelas batin Arthur.
"Iblis?! Apa disekitar sini masih ada hawanya?" Nox bertanya pada Arthur sambil melihat kesegala arah.
"Sudah menghilang. Tapi, apa orang orang disini tidak sadar ada Iblis yang masuk? Lalu apa gunanya sistem keamanan anti Iblis?"
Arthur tau kalau di ASJ ada sistem yang mendeteksi hawa Iblis.
Disini Arthur memang sedikit curiga karena sistem itu tidak berbunyi saat ia dan Archie masuk kedalam ASJ.
"Sistem itu sudah rusak Insiden enam tahun yang lalu" Jawab Nox.
"Sebenarnya ada apa dengan insiden enam tahun yang lalu ?"
Archie penasaran karena selalu mendengar kata enam tahun yang lalu.
"Kalau begitu, kenapa tidak dibetulkan ?"
"Sistem itu terlalu rumit untuk membetulkannya kembali dengan sihir karena pembuatnya telah meninggal"
Sistem itu dibuat oleh Raja ke III Aosora Naver atau Ayah Arthur.
Arthur diam karena itu memang tak bisa Ia betulkan.
"Kalau begitu bagaimana dengan paman lin... Raja Agleer?"
Linus Agleer adalah Raja Shinrin saat ini dan Dia adalah paman Arthur dari keluarga ibunya.
"ASJ tidak bisa menembus Raja Agleer. Oleh karena itu, Empat hari lagi Kalian berdua dan Tsuki harus bersedia mengikuti event perekrutan anggota baru untuk lima Guild Shinrin dan Kalian harus tembus sampai menjadi anggota salah satu Gulid itu"
"Hah ?!" Tsuha dan Arthur saling melihat.
"Apa ? maksud guru ! Perekrutan untuk anggota resmi ?!" Tsuha benar benar senang.
Arthur terdiam karena itu rencana yang buruk.
"Iya, kalian akan menjalani beberapa babak untuk pengeliminasian dan dari sekian banyaknya siswa yang mendaftar hanya ada 100 siswa yang dipilih. Ini informasi dari kepala akademi untuk besok"
Total Guild di Shinrin ada Lima Guild, terdiri dari Guild Penyidik, Guild Kesatria dan keprajuritan, Guild penelitian, Guild Kesehatan kemasyarakatan, dan Guild tertua yaitu Guild pemberantas Iblis.
Guild pemberantas Iblis dikabarkan akan ditutup bila tidak mendapatkan anggota baru.
Guild tersebut adalah satu satunya Guild yang tingkat kematian anggotanya lebih tinggi karena berurusan secara langsung dengan Bangsa Iblis dan Guild itu adalah guild yang beranggotakan orang-orang yang terpilih saja.
"Guru. Aku tidak akan ikut" Arthur mengatakannya karena ada paman dan saudaranya disana.
"Kenapa ? Disana ada catatan Raja Aosora Alex disana"
Tubuh Archie dibagi menjadi dua dan sebagiannya disegel didalam buku itu.
Nox sengaja mengatakannya agar Archie dengar.
Nox tak ingin Arthur terus terusan menderita karena ada jiwa Archie disana.
"ARTHUR !!! IKUTLAH JUGA !!! KAU INGIN AKU CEPAT KELUAR DARI TUBUHMU KAN ?!" Archie berseru di dalam tubuh Arthur.
Telinga Arthur mendengungkan karena Archie.
"Aku tetap tidak akan ikut. Itu terlal..." Arthur berhenti bicara karena Ia teringat dengan Tsuha yang tak tau dengan dirinya.
Tsuha mendengarkan Arthur berbicara dan masih melihatnya.
"Apa Kau tidak ingin membanggakan kerabatmu ini ?" Tsuha sengaja mendesak Arthur sambil memegang bahu Nox yang sepantaran tingganya.
"Bukan begitu ! Aku ini !..." Arthur tak bisa mengatakannya.
"Kau... Kau itu apa ?"
Nox memegang bahu Tsuha untuk berhenti.
"Kita tidak bisa memaksakannya. Ayo makan malam. Kita pisahlan makanan untuk Tsuki"
Nox keluar setelah mengatakan itu.
"Tsuha. Memang dimana Tsuki ?"
Arthur memberanikan diri untuk bertanya pada Tsuha.
Tsuha melipat kedua lenganya didadanya.
"Berlatih pedang mana. Tengah malam, kalau anak kelas mengajakmu keluar jangan mau" Tsuha memberitahu Arthur karena anak kelas akan kemari.
"Memang mau kemana ?"
"Mereka mau ngintip asrama cewek. Jaga Tsuki. Kalau Dia ikut ikutan yang lain. Kabarin padaku"
Tsuha titip Tsuki seperti titip bocah berusia lima tahun dan berjalan keluar dari kamarnya.
"Eh ?! Lalu Kau mau kemana ?!"
Arthur mengikuti Tsuha.
"Kemakam orang tuaku" Jawab Tsuha.
"Tengah malam ?"
"Ya. Mau ikut ?"
"Ah...."
Arthur tak ingin ikut Tsuha.
"Tengah malam disana banyak bintangnya. Akan seru kalau Kau bisa melihatnya. Kau... pecinta langitkan?"
Tsuha duduk dilantai untuk menikmati makanannya.
"eh... bagaimana Kau bisa tau?"
"Semua orang suka melihat malam yang penuh bintang. Apa Kau akan melewatakannya?"
Arthur belum pernah keluar tengah malam ke kuburan.
"Apa letaknya jauh?"
Arthur menanyakan lokasi makamnya.
"Tidak, Makamnya didekat hutan sihir. jaraknya tidak sampai 500 M dari sini"
Mereka bertiga mulai makan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 151 Episodes
Comments
hyunka
ya, buat apa juga kan klo ke kuburan tengah malam?:')
2022-10-23
1