Lindungi Langit birumu sebelum Raja langit bangun

Nox membawa Arthur keluar dari rumahnya dan mereka langsung menuju ke kelas.

"Alex, untuk seragam, Anda akan mendapatkannya besok. Hari ini cobalah akrab dengan yang lain dan tolong dengarkan beberapa materi dari Saya. Walau pun Anda sudah mempelari sampai jauh. Jangan terlalu menunjukkan sisi Anda seperti seorang Pangeran"

Nox masih saja berbicara Formal pada Arthur.

"Anu.... Tuan, Anda jangan berbicara dengan formal pada Saya. Lihat Saya seperti Anda melihat murid Anda yang lainnya"

Arthur mengatakan itu pada Nox karena Ia tak ingin terlalu kaku pada gurunya.

Nox tersenyum dan memegang bahu Arthur.

"Kalau begitu, Panggillah Saya Guru. Saya tidak akan berbahasa formal bila Anda memanggil Saya Guru" Pinta Nox.

"Baik Guru"

Arthur senang bisa memanggilnya Guru.

"Baiklah. Nanti, Kau akan sekelas dengan Tsuki dan Kakaknya dan mereka juga akan menjadi teman sekamarmu di rumah. Akrablah dengan mereka berdua terutama pada Kakaknya. Dan ingatlah, bersikaplah sama seperti murid yang lainnya. Bila ada yang mukulmu pukul balik!"

Nox memberikan dukungan pada Arthur.

"Ahahaha..... Baik..."

...***...

Mereka berdua sampai didepan kelas 2-3.

Kelas itu terdengar sangat sepi karena mereka semua tau akan ada murid pindahan karena mulut Tsuki yang ember. (**^**)

Jantung Arthur berdebar.

Ia tak sabar melihat teman barunya.

Nox masuk kedalam kelas sambil memegang bahu Arthur.

Arthur baru melangkahkan kakinya dan Ia tiba-tiba menjadi gugup karena menjadi pusat perhatian.

Setika Arthur langsung berjalan kaku karena tak terbiasa menjadi pusat perhatian seperti ini.

"Eh...?" Siswa yang duduk sendirian jauh dibelakang Tsuki dan didekat jendela terkejut melihat Arthur.

"Hari ini Kalian kedatangan siswa baru. Dia adalah kerabat jauhku"

"Eh.... Guru punya kerabat bangsa malaikat? Ngak nyangka Njirrr...." lirih Siswa yang tadi berlari di depan rumah Nox.

Tsuki melihat kearah Siswa yang terkejut itu....

"Tsuha.... Baju barumu.... dipakek...." lirihnya

Arthur melihat wajah mereka berdua yang persis dan tak bisa dibedakan dari kejauhan.

"Kembar? Mereka kembar?" Batin Arthur yang baru pertama kali melihat orang kembar identik.

"Siapa yang kembar?" Archie penasaran.

"Sekarang Perkenalkan dirimu"

Nox mempersilahkan Arthur berbicara.

"Salam kenal! Aku Ao...Ah Alex! Aku akan men.. menjadi murid disini! Semoga... Kita menjadi teman yang Akrab!"

Arthur langsung membungkuk di hadapan mereka semua.

Keringat dingin dan tubuh yang gemetar dirasakan Arthur sangking gugupnya.

Nox tersenyum tipis melihat Arthur.

"Selamat datang Alex! Darimana asal sekolahmu sebelum disini?"

Kembaran Tsuki tiba tiba menyapa dan bertanya dengan lantang kepada Arthur.

"Bocah itu...." Nox mengepalkan tangan kanannya mendengar pertanyaan itu dari kembaran Tsuki.

"Ah, Aku, sebelumya mendapatkan pendidikan secara privat" Arthur menjawabnya dengan jujur dan sangat Antusias.

"Privat? Wohhh!!! Apa keluargamu termasuk kaya?" Tanya mereka yang tiba-tiba menjadi riuh.

"Ehhhhh.... memangnya, orang biasa tak ada yang sekolah privat?"

"PROK! PROK!" Nox menepuk kedua tangannya dua kali untuk mendapatkan perhatian dari siswa-siswanya.

"Kalian semua dengarkan! Alex telah kehilangan keluarganya dan Ia harus tinggal denganku untuk sementara waktu. Jangan bertanya mengenai hal yang tidak perlu" Nox mengatakan hal itu pada murid muridnya karena itu terdengar tidak baik untuk Arthur.

"Oh,... Mirip seperti Insiden 2 minggu yang lalu ya?" Kembaran Tsuki menyidir Nox.

Arthur berdiri dengan tegak dan Ia membelalakan matanya.

"Apa Dia mengenalku?"

Seisi kelas yang ramai langsung terdiam setelah mendengar suara kembaran Tsuki yang cukup lantang.

"Tsuha! Jaga ucapanmu!"

Nox langsung marah pada kembaran Tsuki itu.

"Kau kerlaluan Tsuha! Mana mungkin Dia itu Aosora Arthur!"

Tsuki langsung berdiri dan menunjuk kembarannya itu.

"Ya, Kalau begitu, Dimana rumahnya? Kami juga ingin tau secara pasti dimana rumahnya. Dan jelas-jelas Kita semua tau Kalau Guru Nox adalah anak tunggal dari Kepala Prajurit Aosora ke 2. Apa Guru Nox mempunyai saudara tiri? Apa sulitnya mengatakan dimana rumah Dia secara jelas?" Sahutnya.

"Benar! Guru mah gak bisa diajak seru! Kan kita biar bisa main main kerumahnya!! Benarkan Alex?!" Tanya Toru yang sempat bertemu dengan Alex.

"Rumahku terbakar. Jadi, untuk sekarang kalian tidak bisa mampir" Bual Arthur.

"Eh?"

Semuanya langsung terdiam mendengar bualan Arthur itu.

"Sekarang, Alex. Kau duduklah dimeja kosong sebelah Tsuha, Kembarannya Tsuki"

Arthur langsung mengangguk

Kembaran Tsuki itu langsung berdiri dari duduknya.

"Eh?! Guru! ini tempat Khiri. Kau tidak bisa memindahkannya sesuka hatimu!" Tegas Tsuha yang menolaknya.

"Khiri tidak akan keberatan untuk pindah tempat duduk" Jawab Nox.

"Alex duduk saja denganku! Mike! pindahlah!" Tegas Tsuki sambil mendorong teman semejanya.

"Njir. Ogah! Kau aja yang pindah sana!" Ucap Mike yang tadi berlari ke halaman Rumah Nox karena penasaran dengan murid baru.

"Lah! Enggak mau! Siapa coba yang kuat duduk disamping Tsuha selain Khiri!" Tegas Tsuki.

"Heh Anjir!!! Dia itu Kakakmu!"

Nox benar benar mengelus dadanya.

"Alex duduklah disana. Kita akan memulai pelajaran hari ini"

Arthur berjalan kearah Kembarannya Tsuki.

"Alex, nanti istirahat maen bola bareng Kita!" Beberapa murid yang menyapanya.

Arthur mengangguk dan langsung duduk di bangku yang telah ditunjuk oleh Nox.

"Aku.... punya teman... :D"

Dari dekat Arthur bisa melihat perbedaan mereka.

Tsuha memiliki tai lalat di bawah mata kirinya.

"Hai, Aku Alex. Namamu...." Arthur berusaha menyapanya dan mengulurkan tangannya untuk berjabatan.

"Cih!" Tsuha langsung membuang mukanya dan melihat keluar jendela.

"Dia kenapa?"

Arthur langsung duduk disampingnya dan melihat tangan kanannya yang tak dijabat.

"Pelajaran hari ini mengenai sejarah Arden. Disini ada yang tau apa itu titisan?"

Nox memulai pembelajarannya.

"Orang yang diberkahi Anugrah oleh Sang Cahaya dan ditugaskan untuk mendamaikan pertikaian dinegri ini" Tsuha menjawabnya dengan nada malas tanpa melihat ke Nox.

"Ada tambahan lagi?"

Arthur mengangkat tangan kanannya.

"Silahkan Alex"

Nox mempersilahkan Arthur menambahi jawaban Tsuha.

"Jiwa mereka akan terus hidup dan akan mengulangi kehidupan mereka hingga menyelesaikan tugas-tugas mereka. Dan Mereka (Para Titisan) berjumlah 5 orang untuk mewakili setiap Bangsa yang ada di Negri Arden" Tambahan Arthur.

"Memang diketahui jumlah mereka hanya 5 orang. Dan tujuan mereka hanya satu. Ada yang bisa menjawab?" Nox melihat muridnya yang menunduk untuk menghidari tunjukkan tangan seorang guru.

Tsuha dan Arthur mengangkat tangan bersamaan.

Keduanya seling melihat.

Arthur meringis dan Tsuha membuang mukanya lagi.

"Tsuha..."

"Mendamaikan Negri ini" Jawab Tsuha.

"Alex?"

"Mengalahkan Luciel"

"PFFFT! BUAHAHAHAHHAHA" Mendengar itu, Tsuha dan yang lainnya melihat kearah Arthur bersamaan dan menertawakannya.

"Apa jawabanku lucu?"

"Kalian. Diam lah!"

Seisi kelas diam dan kembali mendengarkan Nox.

"Jawaban yang lebih tepat adalah mendamaikan negri ini. Mungkin, ajaran yang Kau terima dan disini agak berbeda. Jadi, Kita ikuti kurikulum di Shinrin ya"

"Ah.... Baik!" Arthur tidak tau kalau jawabannya berbeda dengan kurikulum disini.

"Ada pertanyaan?"

Salah satu dari mereka mengangkat tangan.

"Guru! Kalau titisan itu terus hidup. Dimana Mereka sekarang? Dan apa mereka hanya akan diam saja melihat Bangsa Iblis membantai Bangsa Manusia seperti Kita?"

Arthur tidak terlalu setuju dengan pertanyaan itu.

"Titisan itu tidak bisa mati sebelum mereka menuntaskan tugas mereka. Mereka tidak diam saja seperti yang Kalian pikirkan. Dan jumlah mereka tidaklah lima orang tapi, ada tujuh orang" Ucap siswa lain yang berdiri didepan pintu kelas dan mendengarkan materi Nox.

Ia berbet lengan 2-1

Siapa lagi kalau bukan Nao.

"Tujuh? Kenapa bisa tujuh?" Tanya Nox pada Nao.

"Ya, karena Bangsa Iblis memiliki dua titisan dalam artian kembar dan satu tambahan titisan yang baru. Titisan itu akan menjadi puncak kehancuran Negri ini"

Nao mengatakan itu sambil masuk kekelas yang bukan kelasnya.

"Cih! Pergilah Nao kenapa Kau kemari? Jangan menganggu pelajaran hari ini!"

Tsuha mengenal siswa itu.

"Guru. Aku dengar ada siswa baru. Aku mau gabung kekelas guru sampai jam ke Empat"

Nao meminta izin pada Nox.

"Kenapa dengan kelasmu?"

"Guru kelasku sedang keluar dan Ia meninggalkan tugas untuk kami. Aku sudah selesai mengerjakannya. Jadi, Aku mau belajar bareng Tsuha dan Anak baru itu"

Nao langsung masuk sebelum Nox mengizinkannya dan Ia langsung menarik kursi yang Ia bawa ke tempat Tsuha serta Arthur.

"Njir.... Dah bawa kursi...." Mike tidak percaya melihat siswa seperti Nao ada di dunia ini.

Nox membuang napas panjang dan kembali melanjutkan pelajarannya.

"Hai. Aku Nao teman kecil Tsuha dan Tsuki. Semoga Kita akrab"

Nao menempelkan pungungnya pada bahu Tsuha yang terhimpit dan menjabat tangan Arthur.

"Alex. Salam kenal" Jawab Arthur yang kembali menjabat tangan Arthur.

Nao mengubah posisi duduknya dan fokus pada pembelajaran Nox.

"Alex.... Apa Kau tidak penasaran siapa titisan terakhir yang ku maksud?" Lirih Nao yang bisa di dengar oleh Arthur dan Tsuha.

Tsuha melirik Nao dan mendengarkannya.

"Siapa?" Arthur ingin tau karena didalam buku sejarah yang Ia baca tak pernah ada yang namanya titisan ke tujuh.

"Tebaklah.... Dia berasal dari tanah Aosora dan Dia kini tak memiliki tubuh asli. Dia Keturunan Bangsa Malaikat, Elf, dan Manusia"

Nao menyuruh Arthur menebaknya.

Arthur mengerutkan keningnya sambil berfikir.

Tsuha melirik dan mengalihkan pandangannya keluar kelas sambil berfikir.

Archie juga ikut berfikir.

"Ah, Aku tidak tau" Arthur mengaruk tengkuknya.

"Tanpa Kalian sadari, Para Titisan sudah kembali mendapatkan tubuh mereka walau ada yang masih tertidur. Saat ini, ada dua Titisan yang sedang menjalankan tugasnya. Mau tau siapa saja?"

Nao kembali bertanya pada Arthur.

"Siapa?" Tanya balik Arthur.

"Titisan Iblis dan Titisan Elf. Kau akan segera bertemu dengan mereka"

"Bacot" Ucap Tsuha yang lelah mendengar ucapan Nao.

"Jangan mempercayai Nao. Dia ini orang yang suka membual dan membuat ramalan yang bersifat kebetulan saja"

Tsuha mengingatkan Arthur untuk tidak mempercayai Nao karena Dia sering sekali menipunya.

Nao mengalunglan lengan kirinya di leher Tsuha dan menjepitnya.

"Oi Tsuha ~ Katakan saja kalau Kau ingin ku ramal juga"

Mereka berdua adalah sahabat karib.

"Gak! Aku gak percaya ramalanmu" Jawab Tsuha yang menempel pada tembok.

"Kalau begitu bagaimana dengan kata kata yang cocok untukmu hari ini?" Tawar Nao.

"Kau ini. Kalau tidak menjadi Peramal kenapa malah ganti jadi penyair?" Lirih Tsuha yang berusaha membuka jepitan siku Nao.

"Kata yang cocok untukmu hari ini adalah...." Nao mendekatkan bibirnya pada telinga Tsuha.

"Lindungi Langit birumu sebelum Raja langit bangun" bisik Nao yang diakhiri dengan seringaian.

Tsuha tak paham maksud Nao

"KRINGGGGGGGGGG" Bel Istirahat berbunyi.

"JAM KETIGA TELAH USAI. SAATNYA ISTIRAHAT"

Tsuha terdiam sejenak mendengarkan ucapan Nox

"Anak anak Istirahatlah. Setelah itu langsung ke ruang pelatihan. Kita akan berlatih mengeluarkan Pedang mana"

Nox pergi setelah mengatakan hal itu.

"YEEEEYYYY" Para siswa senang mendengarnya.

"Plak!!!!"

Karena Tsuha tak paham dengan ucapan Nao ia langsung memukul wajah Nao yang menyeringai dengan buku tulisnya.

"Aduh..."

"Ouch..." Arthur yang merasa sakit mendengar pukulan keras itu.

"Hilangkan kebiasaan menyeringaimu itu. Wajahmu membuatku jijik" Ucap Tsuha sambil berdiri dan meninggalkan mereka berdua.

"Sialan! Mau kemana Kau?" Tanya Nao yang ikut berdiri.

"Menemui Guru Nox untuk menganti baju baruku yang Dia gunakan"

Tsuha Naik diatas kursinya untuk keluar.

"Eh? Ini bajumu?" Tanya Arthur sambil melihat ke Tsuha dan mengangkat sedikit keranya.

Tsuha hanya melihat Arthur dan ia tidak menjawab pertanyaannya kemudian pergi mengejar Nox.

Terpopuler

Comments

hyunka

hyunka

sungguh niat sekali mau pindah kelas dulu

2022-10-14

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 PROLOG (Aosora Arthur)
2 Antara bodoh dan tolol
3 Dari pada buta warna, Dia itu buta arah
4 Aku selalu melihat gambarnya saja. Tapi, ini terlihat begitu hijau dan ramai
5 Walau Dia menolong Saya, Saya masih belum bisa berkata kalau Dia baik
6 Kemunculan sosok Titisan pertama
7 Lindungi Langit birumu sebelum Raja langit bangun
8 Teman kedua di ASJ
9 Kebencian Tsuha pada Iblis
10 Serangan
11 Apa Kau seorang Elf ?
12 Kau menang
13 PERSYARATAN EVENT
14 BABAK ELIMINASI 1 bagian I
15 BABAK ELIMINASI 1 bagian II
16 Bagaimana dengan pilihan ketiga ? Mari... mati bersama
17 Antara pembunuh dan penyelamat Siapa sebenarnya Iblis tanpa tanduk itu
18 BABAK ELIMINASI 2 bagian I
19 BABAK ELIMINASI 2 bagian 2
20 ARTHUR VS JUNA
21 MARSYAL
22 Kematian Aosora bagian 1
23 Kematian Aosora bagian 2
24 Harapan Arthur
25 Cerita Archie
26 Bolehkah Aku menghajarmu
27 Tidak lebih dari seorang Pelayan istana
28 PERSIDANGAN 1
29 PERSIDANGAN 2
30 De Luce dan Ha Nashi
31 Keputusan Akhir
32 Luciel
33 Singkat cerita mengenai Archie dan Daeva
34 Guild Pemberantas Iblis
35 Liebe dan si Pangeran yang penurut
36 Dia adalah sosok penghancur
37 Serigala Sihir
38 Isi Bab 2 Novel Marsyal
39 Nao
40 Lebih dari Raja yang hebat
41 Isi Bab 3 Novel Marsyal
42 EPILOG Bab 1
43 PROLOG Bab 2 (FLASH BACK 1) De luce Arnold
44 Awal dari kekaguman Arnold
45 HINOKEN, MILIK AMBAREESH
46 Ambareesh dan Keinginannya
47 Hobi Ha Nashi = Ikut campur
48 Kekukuhan Arnold sebagai murid Ambareesh
49 Setahun yang lalu
50 FLASH BACK 1(De luce Arnold) - Selesai
51 KELAHIRAN PUTRA DE LUCE ARNOLD
52 Pelarian untuk menyelamatkan nyawa Archie
53 Kebenaran yang tersembunyi bagian 1
54 FLASH BACK 2 (Archie dan Alex)
55 Awal dari pertemanan Mereka
56 CITA CITA MEREKA
57 FLASH BACK 2 (Archie dan Alex) - selesai
58 MISI PERTAMA ARTHUR
59 MENYELIDIKI < KABUR
60 UPAH PERTAMANYA
61 APA KAU BISA MEMBUNUH TEMAN DEKATMU?
62 Aku, tak pantas untuk menjadi seorang teman bagi sosok sepertimu
63 SIAPA DIA?
64 Aku Siapa? Kau sendiri?
65 Kepribadian ganda atau Anak orang lain
66 Kebenaran yang tersembunyi bagian 2
67 Itu bukan berasal dari mana tapi, berasal dari batin yang kuat dan bersih
68 Kau akan Kehilangan Dia
69 Gagal menculik
70 Nao bagian 2
71 Teori Marsyal
72 Lomba lari
73 PRIA GILA
74 Nao bagian 3
75 EPILOG BAB 2 (Nao bagian 4 dan Janji Tsuki)
76 PROLOG BAB 3 Titisan
77 Sudut Pandang bagian 1
78 TAKDIR bagian 1
79 Razel bagian 1 [Shera]
80 AOSORA ARTHUR & TAKDIR bagian 2
81 Penyegelan
82 ANGGOTA GUILD PEMBERANTAS IBLIS
83 TSUHA bagian 1 [Sudut Pandang bagian 2]
84 TSUHA bagian 2 [Pikiran]
85 TSUHA bagian 3 [Flashback dan Kesan pertama]
86 TSUHA bagian 4 [Aosora Bram]
87 TSUHA bagian 5 [Kebiasaan Arthur]
88 TSUHA bagian 6
89 TSUHA bagian 7
90 TSUHA bagian 8 [Penculikan yang Salah]
91 TSUHA bagian 9
92 TSUHA Bagian 10
93 TSUHA bagian 11 [Hilangnya ingatan Arthur]
94 TSUHA Bagian 12
95 Awal dari Insiden Terbunuhnya Orang Tua Tsuha dan 80% Prajurit Shinrin bagian 1
96 Nao bagian 4 [Perubahan]
97 Nao bagian 5 [Hilang] dan Kedatangan Aosora
98 Enam tahun yang lalu [Guild Pemberantas Iblis bagian 2]
99 Enam tahun yang lalu [Arnold vs Gabriel]
100 Enam tahun yang lalu [Pemanggilan bala bantuan]
101 Enam Tahun yang Lalu [ARNOLD vs KANZA 1]
102 Enam Tahun yang Lalu [IBLIS ADALAH MUSUH]
103 TSUHA Bagian 13 [Kecemasan dan sosok menakutkan]
104 Enam Tahun yang Lalu [Sudut Pandang bagian 3]
105 Enam Tahun yang Lalu [Marsyal bagian 2]
106 Enam Tahun yang Lalu [Iblis vs Elf siapa yang menang?]
107 Enam Tahun yang Lalu [Nel bagian 1]
108 Enam Tahun yang Lalu [Aosora bagian 1]
109 Enam Tahun yang Lalu [Masih di pertarungan]
110 Enam Tahun yang Lalu [Sudut Pandang bagian 4]
111 Enam Tahun yang Lalu [Kontrak]
112 Enam Tahun yang Lalu [Nel bagian 2]
113 Enam Tahun yang Lalu [Nel bagian 3 - Selesai]
114 Enam Tahun Yang Lalu (Flashback - Usai)
115 Gagak Pencuri
116 Pengingat & Mimpi
117 Usaha
118 Duel
119 Azuma dan Anak Kucing
120 Kesalahpahaman kecil
121 Surat Untuk Baal
122 Kembali
123 Zack dan Siluman
124 Zack [Selesai]
125 Perjalanan ke Aosora [Persiapan]
126 Perjalanan ke Aosora [Perjalanan]
127 Perjalanan ke Aosora [Serangan]
128 Perjalanan ke Aosora [Penyelesaian]
129 Perjalanan ke Aosora [Posko Pemantauan]
130 Perjalanan ke Aosora [Selesai-Status]
131 Sarapan dan Surat
132 Keliling Aosora [Alasan memilih Tsuha dan Nao]
133 Luxe Dan Rencananya
134 Sudah Berjuang Semampunya
135 Hanya Untuk Balas Budi
136 Siapa Jati Diri Mereka
137 Makan Malam
138 Fakta Kematian Aosora
139 Aosora Alex
140 Panti Asuhan
141 Arthur dan Melia
142 Alam Bawah Sadar
143 Tsuha-gusar
144 Jawaban
145 Persiapan
146 Kebenaran Yang Terungkap
147 Hubungan dan Laporan
148 Peresmian dan Harapan
149 TITISAN
150 TAMAT
151 PENGUMUMAN UP
Episodes

Updated 151 Episodes

1
BAB 1 PROLOG (Aosora Arthur)
2
Antara bodoh dan tolol
3
Dari pada buta warna, Dia itu buta arah
4
Aku selalu melihat gambarnya saja. Tapi, ini terlihat begitu hijau dan ramai
5
Walau Dia menolong Saya, Saya masih belum bisa berkata kalau Dia baik
6
Kemunculan sosok Titisan pertama
7
Lindungi Langit birumu sebelum Raja langit bangun
8
Teman kedua di ASJ
9
Kebencian Tsuha pada Iblis
10
Serangan
11
Apa Kau seorang Elf ?
12
Kau menang
13
PERSYARATAN EVENT
14
BABAK ELIMINASI 1 bagian I
15
BABAK ELIMINASI 1 bagian II
16
Bagaimana dengan pilihan ketiga ? Mari... mati bersama
17
Antara pembunuh dan penyelamat Siapa sebenarnya Iblis tanpa tanduk itu
18
BABAK ELIMINASI 2 bagian I
19
BABAK ELIMINASI 2 bagian 2
20
ARTHUR VS JUNA
21
MARSYAL
22
Kematian Aosora bagian 1
23
Kematian Aosora bagian 2
24
Harapan Arthur
25
Cerita Archie
26
Bolehkah Aku menghajarmu
27
Tidak lebih dari seorang Pelayan istana
28
PERSIDANGAN 1
29
PERSIDANGAN 2
30
De Luce dan Ha Nashi
31
Keputusan Akhir
32
Luciel
33
Singkat cerita mengenai Archie dan Daeva
34
Guild Pemberantas Iblis
35
Liebe dan si Pangeran yang penurut
36
Dia adalah sosok penghancur
37
Serigala Sihir
38
Isi Bab 2 Novel Marsyal
39
Nao
40
Lebih dari Raja yang hebat
41
Isi Bab 3 Novel Marsyal
42
EPILOG Bab 1
43
PROLOG Bab 2 (FLASH BACK 1) De luce Arnold
44
Awal dari kekaguman Arnold
45
HINOKEN, MILIK AMBAREESH
46
Ambareesh dan Keinginannya
47
Hobi Ha Nashi = Ikut campur
48
Kekukuhan Arnold sebagai murid Ambareesh
49
Setahun yang lalu
50
FLASH BACK 1(De luce Arnold) - Selesai
51
KELAHIRAN PUTRA DE LUCE ARNOLD
52
Pelarian untuk menyelamatkan nyawa Archie
53
Kebenaran yang tersembunyi bagian 1
54
FLASH BACK 2 (Archie dan Alex)
55
Awal dari pertemanan Mereka
56
CITA CITA MEREKA
57
FLASH BACK 2 (Archie dan Alex) - selesai
58
MISI PERTAMA ARTHUR
59
MENYELIDIKI < KABUR
60
UPAH PERTAMANYA
61
APA KAU BISA MEMBUNUH TEMAN DEKATMU?
62
Aku, tak pantas untuk menjadi seorang teman bagi sosok sepertimu
63
SIAPA DIA?
64
Aku Siapa? Kau sendiri?
65
Kepribadian ganda atau Anak orang lain
66
Kebenaran yang tersembunyi bagian 2
67
Itu bukan berasal dari mana tapi, berasal dari batin yang kuat dan bersih
68
Kau akan Kehilangan Dia
69
Gagal menculik
70
Nao bagian 2
71
Teori Marsyal
72
Lomba lari
73
PRIA GILA
74
Nao bagian 3
75
EPILOG BAB 2 (Nao bagian 4 dan Janji Tsuki)
76
PROLOG BAB 3 Titisan
77
Sudut Pandang bagian 1
78
TAKDIR bagian 1
79
Razel bagian 1 [Shera]
80
AOSORA ARTHUR & TAKDIR bagian 2
81
Penyegelan
82
ANGGOTA GUILD PEMBERANTAS IBLIS
83
TSUHA bagian 1 [Sudut Pandang bagian 2]
84
TSUHA bagian 2 [Pikiran]
85
TSUHA bagian 3 [Flashback dan Kesan pertama]
86
TSUHA bagian 4 [Aosora Bram]
87
TSUHA bagian 5 [Kebiasaan Arthur]
88
TSUHA bagian 6
89
TSUHA bagian 7
90
TSUHA bagian 8 [Penculikan yang Salah]
91
TSUHA bagian 9
92
TSUHA Bagian 10
93
TSUHA bagian 11 [Hilangnya ingatan Arthur]
94
TSUHA Bagian 12
95
Awal dari Insiden Terbunuhnya Orang Tua Tsuha dan 80% Prajurit Shinrin bagian 1
96
Nao bagian 4 [Perubahan]
97
Nao bagian 5 [Hilang] dan Kedatangan Aosora
98
Enam tahun yang lalu [Guild Pemberantas Iblis bagian 2]
99
Enam tahun yang lalu [Arnold vs Gabriel]
100
Enam tahun yang lalu [Pemanggilan bala bantuan]
101
Enam Tahun yang Lalu [ARNOLD vs KANZA 1]
102
Enam Tahun yang Lalu [IBLIS ADALAH MUSUH]
103
TSUHA Bagian 13 [Kecemasan dan sosok menakutkan]
104
Enam Tahun yang Lalu [Sudut Pandang bagian 3]
105
Enam Tahun yang Lalu [Marsyal bagian 2]
106
Enam Tahun yang Lalu [Iblis vs Elf siapa yang menang?]
107
Enam Tahun yang Lalu [Nel bagian 1]
108
Enam Tahun yang Lalu [Aosora bagian 1]
109
Enam Tahun yang Lalu [Masih di pertarungan]
110
Enam Tahun yang Lalu [Sudut Pandang bagian 4]
111
Enam Tahun yang Lalu [Kontrak]
112
Enam Tahun yang Lalu [Nel bagian 2]
113
Enam Tahun yang Lalu [Nel bagian 3 - Selesai]
114
Enam Tahun Yang Lalu (Flashback - Usai)
115
Gagak Pencuri
116
Pengingat & Mimpi
117
Usaha
118
Duel
119
Azuma dan Anak Kucing
120
Kesalahpahaman kecil
121
Surat Untuk Baal
122
Kembali
123
Zack dan Siluman
124
Zack [Selesai]
125
Perjalanan ke Aosora [Persiapan]
126
Perjalanan ke Aosora [Perjalanan]
127
Perjalanan ke Aosora [Serangan]
128
Perjalanan ke Aosora [Penyelesaian]
129
Perjalanan ke Aosora [Posko Pemantauan]
130
Perjalanan ke Aosora [Selesai-Status]
131
Sarapan dan Surat
132
Keliling Aosora [Alasan memilih Tsuha dan Nao]
133
Luxe Dan Rencananya
134
Sudah Berjuang Semampunya
135
Hanya Untuk Balas Budi
136
Siapa Jati Diri Mereka
137
Makan Malam
138
Fakta Kematian Aosora
139
Aosora Alex
140
Panti Asuhan
141
Arthur dan Melia
142
Alam Bawah Sadar
143
Tsuha-gusar
144
Jawaban
145
Persiapan
146
Kebenaran Yang Terungkap
147
Hubungan dan Laporan
148
Peresmian dan Harapan
149
TITISAN
150
TAMAT
151
PENGUMUMAN UP

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!