"Apa Kau bisa keluar dari tubuhku...?" Tanya Arthur yang sangat ketakutan karena mendengar nama itu dan penjelasannya.
"Tidak bisa..." Jawabnya.
Tubuh Arthur terasa berat. Ia cukup lelah untuk hari ini. Hingga,..
"Si..al..... Bruk !!!!!" Arthur pingsan karena kelelahan.
"Hei bocah! Aosora ! Buyutnya Alex ! Bangunlah ! Jangan mati duluan !" Archie panik.
...***...
Pagi hari telah tiba, hawa dingin menyelimuti Arthur yang masih terlelap diatas rumput yang berembun.
Sinar matahari dari sela dedaunan pohon mulai mengenai mata Arthur.
"BLINK " Arthur membuka matanya lebar lebar.
"Hacchhi!!!" Ia bersin karena tak terbiasa tidur diluar dengan hawa dingin serta, pakaian yang telah rusak.
Arthur kembali menutup matanya dengan lengan kanannya.
"Aosora.... Sampai kapan Kau akan tiduran? carilah sungai untukmu mandi dan minum. Dari barat, Aku mendengar suara Orang" Suruh Archie.
Arthur menghela napas dan membalik tubuhnya.
"Aosora..... Aku adalah Iblis yang baik" Ucap Archie untuk menyakinkan Arthur.
"Sialan. Kalau Kau berkata seperti itu, Aku semakin tak mempercayaimu"
Arthur benar-benar malas mendengar suara Archie.
"Sampai kapan Kau akan bersembunyi. Cepatlah keluar dari sini " Saran Archie padanya.
Percuma saja, Saran Archie tak akan didengarkan oleh Arthur yang sudah malas untuk hidup.
"Lebih baik Aku mati saja disini. Di luar belum tentu ada yang mau menerimaku. Orang yang di dalamnya ada jiwa Iblis lain, apalagi jiwa Iblis sepertimu De luce Archie. Aku benar benar akan mati ditangan orang-orang Kerajaan. Melarikan diri seperti ini lalu keluar dari persembunyian sama saja dengan bunuh diri"
Ia lebih baik mati tanpa diketahui orang lain, daripada mati dibunuh.
"Oh, Jadi... menurutmu, lebih baik Kau mati kelaparan disini?" Tanya Archie.
Arthur tidak menjawab pertanyaan Archie itu.
"Kau benar benar Aosora yang lebih bodoh dari Aosora Alex. Apa Kau akan menyia-nyiakan pengorbanan Kedua orang tuamu? Apa Kau tak ingin membalas dendam?" Tanya Archie.
Dibenak Arthur, tak sedikitpun menyelipkan keinginan untuk balas dendam.
"Balas dendam? Aku tak akan melakukannya. Ini memang berat. Tapi, bila Aku membalas dendam, itu hanya akan melahirkan balas dendam yang lainnya. Lagian, orang yang membunuh keluargaku sudah mati. Percuma saja kalau Aku tetap berjuang untuk hidup. Aku juga, tak menginginkan menjadi penganti Kak Ram" Jawab Arthur dengan nada yang tak terdengar semangat.
Archie menghela napas.
"Teruslah hidup. Aku tak akan memaafkan siapapun yang telah melukai keluarga Aosora. terutama Orang itu. Aku telah membunuh orang yang membunuh keluargamu tapi, tidak dengan orang yang menyuruhnya"
Arthur menutup wajahnya ke rerumputan disana.
"Aku tak peduli dengan seorang yang menyuruh siluman itu untuk membunuh keluargaku. Mereka pasti tak akan menyukainya. Ayah, Ibu dan Kak Ram bukanlah tipe orang yang suka membalas dendam"
Archie mendengar batinannya.
"Kau adalah Kau. Sampai Kapan Kau akan terus menjadi sosok yang selalu menuruti ucapan keluargamu? Sesekali, jadilah sosok yang memberontak"
Bukannya Archie mengajari hal buruk pada Arthur. Ia, hanya ingin Arthur memiliki pendirian yang tak terlalu tergantung dengan pandangan orang disekitarnya. Terutama, keluarganya .
"Apanya yang Iblis baik? Kau membisikkan hal buruk padaku" Celoteh lirih Arthur sambil berdiri.
Ia tak bisa melupakan sosok yang telah membunuh keluarganya.
Arthur adalah anak yang penurut. Ia sendiri, tak ingin begitu saja kehilangan segalanya. Ia, masih ingin kembali ke Aosora.
Orang yang membunuh Orang tuanya adalah sosok siluman dari Auranya Arthur bisa membedakan akan hal itu,
Dan mata hitam pekatnya tanpa cahaya, itu terlihat seperti mata orang mati yang telah dirasuki.
Seringaiannya yang lebar, Arthur tak ingin bertemu dengan sosok itu lagi.
Arthur mulai berdiri dan berjalan untuk mencari sungai.
Hanya pepohonan yang dilihat oleh Arthur dan Ia melihat delapan kali pohon dengan tanda silang yang sama.
Arthur berhenti sejenak. Ia mulai merasa muak dengan pohon-pohon itu.
"Hei Iblis, Katakan padaku. Ini hutan apa? Dan dimana kita berada?" Tanya Arthur.
"Panggilah namaku dengan baik"
"Apa peduliku dengan namanya" Batin Arthur.
"Aosora..... Aku bisa mendengar batinanmu"
"HMPH!" Arthur langsung menutup mulutnya rapat rapat.
"Dari tadi?" Tanya Arthur.
"Ya dari tadi" Jawab Archie dengan nada datar.
"Sialan. Kalau begini Aku tak bisa membatin. Katakan saja padaku dimana posisi kita sekarang!"
Arthur, marah-marah seperti orang gila yang terjebak ditengah hutan
"Aosora bodoh! Aku ini bukan kompasmu! Dan Kau tersesat karena kesalahanmu! Kau hanya berkeliling ditempat yang sama dari tadi! Kau itu hanya perlu berjalan kebarat untuk sampai ke Shinrin!" Jawab dan celote Archie.
"Oh, Terima kasih. Jadi hanya perlu kebarat" Arthur berjalan kearah timur.
"Dasar buta arah!!!! SEBELAH BARAT DIBELAKANGMU BODOH!!!" Teriak Archie.
Kepala Arthur terasa seperti akan meledak.
Arthur langsung membalik badannya dan mulai berjalan lagi.
"Aku tak percaya ada di dalam hutan sihir. Ayahku selalu melarangku untuk masuk disini karena banyak serigala sihirnya. Blis... Aku takut orang-orang akan mengejarku lagi"
Archie, sangat paham dengan kekhawatiran Arthur itu. Sebab, Ia pernah berada diposisi itu.
"Bersantailah bocah Aosora. Aku adalah sosok yang bisa diandalkan. Kalau di Shinrin Kita pasti aman" Optimis Archie.
Ucapan Archie tak bisa dipercaya begitu saja dengan otak Arthur.
"Ya. Intinya jauhi Istana Kerajaan Shinrin" Sela Arthur.
"BRUAKKĶKKK!!!!!!! SESEORANGGGG!!!!! TOLONG AKUUUUUU!!!!!!! DRAP!!! DRAP!!!" Suara Laki laki yang berteriak meminta tolong dan berlari jauh di depan Arthur.
"Blis, Suara itu... suara orang apa suara hewan sihir?" Tanya Arthur yang langsung ancang waspada.
"Dasar bodoh. Mana ada hewan sihir yang bisa bicara? Sudahlah, abaikan saja suara itu. Lagian, bila Dia mati Kita bisa merampok harta yang Ia bawa" Mendengar ucapan Archie, Arthur membayangkan wujud Archie yang bertanduk dan berekor dengan seringaian serta memegang trisula.
Arthur mengelengkan kepalanya dan menyadarkan dirinya dari lamunannya itu.
"Hah?! Katanya Kau bukan Iblis jahat?! Dasar!!!! Iblis Sialan!!!! Drap!!! drap!!!" Arthur langsung berlari ke asal suara itu dengan kencang.
Ia berlari sambil melompati kayu yang roboh.
"Dasar bodoh! Kau tak akan bisa menolongnya! Kau tak bisa menggunakan sihir dihutan sihir ini!" Ingat Archie yang tak didengar oleh Arthur.
Hingga sampai ditempat asal suara itu berasal.
Rambut hitam dengan potongan cepak, telinga biasa dan membawa sekeranjang bunga sihir.
itu adalah sosok yang dilihat oleh Arthur dari depan.
Bersamaan dengan hal itu, Arthur juga melihat seekor beruang sihir yang mengeluarkan air liurnya.
beruang sihir itu sangat menyukai bunga Raez atau bunga sihir yang dipetik oleh remaja seumuran Arthur.
Arthur mengeluarkan Pedang Mana berwarna merah.
Mana atau bisa disebut dengan energi sihir.
"Apa? Dia.... bisa mengeluarkan sihir dihutan ini?!" Batin Archie terkejut karena Arthur bisa menggunakan Sihir dihutan yang penuh dengan sihir ini.
"DRAP !!!JUMP! CRAT!" Arthur berlari kemudian melompati remaja yang terjatuh itu kemudian Ia menebaskannya tepat dileher hewan sihir itu.
Remaja dibelakang Arthur membelalakan matanya melihat sosok berambut biru langit menebaskan pedang mana merahnya hingga membuat kepala hewan sihir itu terpenggal dan mengelinding hingga di kakinya.
"Ugh" Remaja itu menendang kepala beruang sihir itu.
Arthur membalik tubuhnya dan langsung mengulurkan tangannya pada Remaja itu.
"Kau baik baik saj... Ah!" Arthur baru ingat kalau didalam tubuhnya ada Archie. Ia takut remaja yang Ia tolong mengenalnya dan sontak Ia langsung membalik lagi tubuhnya serta berancang lari.
"Eh! Tunggu!!! Tep!" Remaja yang Arthur tolong langsung berancang dan menarik baju yang Arthur kenakan.
"KREEEEAKKKKK.... Eh....." Lengan baju Arthur terkoyak sedikit akibat tarikan itu.
"HUAHKKK!!!!! MAAFKAN AKU!!!!" Tegas remaja itu dan langsung melepasnya dan membungkukkan tubuhnya berulang-ulang.
"Bodoh! Jangan lari! Kau kan bisa bertanya cara keluar dari sini padanya!!!!" Teriak Archie.
"Berisik!!!! Jangan teriak-teriak!!! Nanti dia mendengarmu Blissss!!!!!" Tegas lirih Arthur.
"Kau ini antara bodoh atau tolol sih?! Dia tak akan bisa mendengarku karena Aku bicara lewat batinmu!" Tegas jelas Archie.
"Eh?!" Raut wajah Arthur berubah seketika.
"Sialan!!!! Kenapa Kau tidak ngomong dari tadi!!!!!"
Remaja yang ditolong oleh Arthur berfikir kalau Arthur adalah orang berkebutuhan khusus yang kabur disini.
Dia agak takut dengan Arthur.
"Ah.... Anu.... terima kasih karena menolongku. Selamat Tinggal!!!!! Drap! drap!" Remaja itu langsung lari dan meninggalkan Arthur serta sekeranjang bunga sihir.
"Eh! Tunggu!!!! Drap drap!!!" Arthur mengambil sekeranjang bunga sihir itu sambil lari mengejar remaja yang telah berlari kencang itu.
"Sang cahaya!!!!! Lindungi hambamu dari orang itu!!!!! Drap!!!" Dia berlari dengan kencang dan menutup matanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 151 Episodes
Comments
Imarin
aku kasih like utk ceritamu
2022-11-17
2
Imarin
seru nih. izin baca ya thur.
2022-11-17
1
hyunka
Kenapa dia berpikir Arthur itu orang berkebutuhan khusus Thor? apa karena Arthur kelihatan ngomong sendiri?
2022-10-14
1