Kepala Sarah mendadak pusing dan pikirannya pun hilir mudik menghampiri nya, perasaan takut pun kiat kali menghampiri sarah, bahkan Sarah juga ketakutan jika sewaktu-waktu kehamilan nya ini di ketahui oleh kakak nya, apa lagi beberapa hari adalah jadwal Adit untuk berkunjung.
"sudah Sarah ! jangan terlalu di pikir kan kasihan dedek bayinya, nanti perasaan stress mu malah bisa di rasakan oleh dedek bayi, tenang! kamu harus berpikir positif, seburuk apa pun sesuatu yang akan terjadi nanti selalu berpikir pasti akan ada sesuatu yang baik yang bisa menjadi tempat mu bersandar." lirih Sarah menyemangati diri nya sendiri.
Sarah pun membaringkan tubuhnya yang lelah di atas kasur empuk nya, saat ingin menutup mata, tiba-tiba terdengar suara ketukan dari luar, hingga Sarah langsung saja membuka pintu nya dan ternyata yang mengetuk adalah Agam, dia berdiri di depan kamar Sarah dengan sebuah plastik di genggaman tangan nya.
"Sarah, apa saya boleh masuk ?" tanya Agam sambil menatap Sarah dengan seksama.
"eeh i-ya boleh dokter." jawab Sarah sambil berjalan menuju ruangan tamu nya dan Agam pun mengekori Sarah.
"dokter mau minum apa, saya buat kan?" tanya Sarah ramah kepada tamu nya.
"tidak usah, Sarah harap kamu tidak memanggil saya dokter, sebab ini bukan rumah sakit, panggil saja saya Agam!" pinta lelaki itu dan di jawab anggukan oleh Sarah.
"baik Agam." ujar Sarah langsung.
"Sarah apakah saya boleh menanyakan beberapa hal ?" ucap Agam to the points, kepada maksud tujuan nya ketempat Sarah.
"eeh i-ya bo-boleh kok dokter,
ups Agam... maaf..." Sarah sangat gugup dengan maksud tiba-tiba yang Agam lontarkan.
"jangan gugup, rileks saja, jangan tegang oke!" ucap Agam menatap mata Sarah dalam-dalam.
"hmm iya"
"apa kamu sudah menikah?" tanya Agam dan terlihat Sarah terbelalak mendengar pertanyaan mendadak itu.
"jawab saja, kalau kamu tak mau menjawab cukup diam saja, saya tidak memaksa kok,
kamu tenang saja, saya tidak akan menyebar privasi mu." tambah Agam meyakinkan Sarah.
"hmm iya."
"apa kamu sudah menikah ?" tanya nya lagi.
"hmm be-belum" singkat Sarah dengan menunduk kan kepala nya malu.
"anak yang kamu kandung itu, apa kah anak pacar mu?" tanya Agam lagi.
"mmm, i-ya" jawab Sarah dengan wajah memerah menahan gejolak malu.
"apa kalian merencanakan nya?" tambah Agam menanyakan Sarah.
"aah, ti-tidak, ini resmi karena kecelakaan, kami tidak merencanakan nya." jawab Sarah menggeleng cepat dengan kepala masih tertunduk.
"apa keluarga mu tau, kamu sedang hamil?" tanya Agam lagi, Agam sudah seperti polisi yang sedang mengintrogasi tahanan nya.
"ehm ti-tidak juga." jawab Sarah lagi.
"pertanyaan ku apa tidak kelewatan ?" ujar Agam, sebenarnya dia merasa tak enak menanyakan hal seperti itu, namun dia juga khawatir melihat ibu hamil seperti Sarah tinggal sendirian seperti ini.
"ti-tidak, malahan saya merasa ingin meminta beberapa saran kepada dokter Agam tentang seputar kehamilan." Entah dimana letak malu nya Sarah, ia seperti wanita yang tidak memiliki rasa malu dia dengan berani nya mendongak menatap Agam dan mengelus perut nya, demi anak nya dia membuang jauh-jauh rasa malu dan gengsi yang sempat menghampiri nya tadi, untuk keselamatan anak tercintanya.
"hmmm" lirih Agam menatap Sarah yang mengelus perut nya.
"kenapa kamu bisa hamil seperti ini,
apa kamu bisa menjelaskan kepada saya,
apa kalian berhubungan tidak mengunakan pengaman?" Agam merasa aneh, Sarah tidak seperti wanita hamil di luar nikah lain nya, dia begitu mencintai anak nya bahkan dia seperti seorang wanita yang sudah lama menghidang-hidangkan kehadiran seorang anak.
"ada, pacar saya juga menggunakan ****** dan saya juga telah memakan pil KB saat itu,
kami yakin ini suatu kecelakaan." jelas Sarah menatap Agam.
"apa pacar mu tau kalau kamu sedang mengandung anak nya?" pertanya Agam membuat Sarah terdiam sejenak dan melirik kearah perut besar nya dan menatap sejurus kearah Agam.
" iya, dia tahu." jawab Sarah dengan ekspresi sedih sambil menundukkan kepalanya lagi.
"kenapa kalian tidak menikah?" tanya Agam, yang seketika iba dengan Sarah.
"dia belum siap, dia masih mau melanjutkan studi nya." jelas Sarah dengan air mata yang menitik.
"Hmm kasihan sekali kamu." ujar Agam lagi, entah benar Agam mengiba atau Agam malah merendahkan Sarah, setelah mendengar ucapan terakhir Agam, Sarah mendongak menatap tajam kearah Agam.
"maksud nya!" tanya Sarah melototi Agam.
"hmm, apa kamu pernah berniat buat nguggurin kandungan kamu?" bukan nya menjawab Agam malah bertanya lagi seputar kehamilan Sarah dan hal itu sangat tidak pantas menurut Sarah untuk di pertanyakan.
"ya jelas tidak lah! saya tidak pernah berniat melakukan hal sekeji itu, saya yakin saya bisa membahagiakan anak saya dengan cara saya sendiri." ucap Sarah dengan sedikit menaikan nada bicaranya.
"ouh bagus lah! ini ada makanan buat kamu dan bayi mu,makan lah dan habisi, ini baik untuk kesehatan ibu dan bayi,saya permisi dulu!" Agam pun berdiri dan keluar dari kontrak Sarah, Sarah menatap aneh kearah Agam, apa maksud nya bertanya lalu pergi seperti itu.
"dasar cowok aneh !" lirih Sarah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 245 Episodes
Comments
marwa
suka banget sama Agam...💝
2022-11-14
0