Flashback
"Rain, Kamu inget gak kalo papah pernah bercerita tentang seseorang di balik kesuksesan papah?"
"Temen papah yang udah meninggal itu?" Tanya Rain
Abraham mengangguk kan kepalanya. "Kami pernah saling berjanji untuk menjaga dan melindungi keluarga kami jika salah satu di antara kami tiada. Namun setelah kepergian nya, istri dan anaknya menghilang begitu saja tanpa jejak, sulit sekali untuk menemukan mereka. Tapi Rain, pencarian papah selama ini membuahkan hasil, papah berhasil menemukan mereka". Senyum Abraham.
"Papah mengundang mereka untuk makan malam hari ini, Dan mereka menyetujui nya, Mungkin mulai saat ini papah sudah bisa menepati janji. Kamu mau kan rain bantu papah?"
Rain mengangguk kan kepalanya. "Tapi apa yang bisa Rain bantu pah?"
Abraham hanya tersenyum. "Bersiap lah, apa kau mau menemui tamu dengan kaos oblong mu?" Ledek Abraham.
Rain melenggang ke kamarnya untuk membersihkan diri. Jam sudah menunjukkan pukul 19.00 WIB
Tok
Tok
Pintu kamar Rain di ketuk.
"Mamah boleh masuk?"Tanya mamalisa.
"Masuk aja mah". Seru Rain dari dalam kamar, ia sedang sibuk memakai baju.
Mamalisa masuk ke dalam kamar rain dan tersenyum. "Besok hari kelulusan bukan?" Tanya Mamalisa
Rain hanya mengangguk kan kepalanya sekilas.
"Anak mamah sudah besar". Ucapnya mengelus pundak Rain. Sementara Rain mengerinyit bingung melihat sikap papah dan mamanya, namun ia memilih untuk diam saja.
"Ayo turun, Tamu kita sudah datang". senyum mamalisa.
Rain turun dari tangga menuju meja makan, di sana terlihat seorang wanita paruh baya dan seorang anak kecil, mungkin itu adalah tamunya. Batin rain. Rain duduk di antara kedua adiknya.
"Abam ain ganteng". Celetuk Ara.
Jarang sekali adik kecilnya ini memuji, Rain yang gemas menciumi wajah Ara secara brutal yang membuat Ara terkikik geli. Namun sebuah suara menghentikan tawa Mereka.
"Maaf terlambat". Ujar seorang.
Rain mendongak kan wajah nya melihat siapa yang baru saja datang.
Deg
"Naina?" Ucap Rain.
Sementara Naina ikut terkejut, namun setelah itu ia mengembangkan senyum nya.
"Kalian sudah saling kenal?" Tanya Mamalisa heran.
"Rain sama Naina satu sekolah mah". Jawab Rain.
Abraham, Mamalisa dan wanita paruh baya itu tersenyum mendengar nya.
"Begini Rain .. kami akan menjodohkan kamu dengan Naina". Ucap Abraham tegas .
Deg
Ucapan Abraham membuat Rain tersentak kaget. "Papah gak nanya pendapat Rain?" Tanya rain dengan pandangan kecewa.
Papah dan mamah melakukan hal ini untuk kebaikan kamu sayang, Naina Gadis yang baik serta mandiri, ia bahkan tak segan membantu ibunya mencari nafkah semenjak kepergian sahabat papah.
"Apa aku punya pilihan?" Tanya Rain.
"Tidak Rain". Tegas mamalisa.
"Naina mau kan sama anak Tante?" Tanya Mamalisa.
Rain berharap Naina akan mengatakan tidak, karena ia yakin Naina gadis yang baik, Naina pasti tau bahwa rain hanya mencintai Bella. Ucap rain dalam hati.
"Naina mau Tante". Ucap Naina tanpa keraguan.
Rain tersentak kaget dengan ucapan naina. Ia melihat tajam ke arah naina yang sedang tersenyum bahagia.
Rain masuk ke kamarnya dengan perasaan kecewa, ia benar benar merasa tak di hargai. Rain mengambil kunci motornya dan ingin pergi ke kediaman Darren.
"Mau kemana kamu rain?" Tanya Abraham
Sementara Rain tak menggubris omongan papa nya. Ia terlalu kesal, bahkan sangat kesal.
Rain menghentikan motornya di depan cafe Darren. Hari ini Darren menginap di cafe nya karena ada pekerjaan yang ingin ia urus.
Rain langsung masuk ke ruang pribadi Darren dengan menendang kuat pintunya.
Darren yang semula tersentak mulai menggeleng kan kepalanya melihat Rain.
"Ada masalah apa Lo?" Tanya Darren.
"Gue di jodohin sama Naina". Kesal Rain
Darren tersentak kaget. "Gimana bisa? Terus Bella?" Tanya Darren.
Rain mulai menceritakan kronologis nya, ia meminta Darren untuk menjaga Bella. Ia akan berusaha semaksimal mungkin untuk menggagalkan perjodohan ini, dan ia meminta Darren untuk merahasiakan hal ini agar tak sampai ke telinga Bella.
Ucapan Rain di angguki oleh Darren. Rain mulai merebahkan tubuhnya di kasur milik Darren. Rasanya hari ini berat sekali.
Saat ini adalah hari di mana pengumuman kelulusan. Rain memiliki inisiatif untuk menemui Naina agar ia mau menolak perjodohan ini.
"Gue gak bisa Rain, gue gak mau ngecewain orang tua kita. Lagian apa susah nya menerima perjodohan ini? Lo juga kan sedang gak menjalin hubungan sama siapapun, dan gue cinta sama Lo Rain". Ucap Naina.
"Tapi gue gak cinta sama Lo!" Bentak Rain.
"Naina yang gue kenal gak kayak gini". Ucap rain lagi sambil menggelengkan kepala.
"Lo egois na, Lo tau kan kalo gue masih cinta sama Bella, gue gak punya perasaan apapun sama Lo!".
"Lo bisa kan belajar cinta sama gue!" Kesal Naina.
Rain tertawa mengejek ke arah Naina. "Sekarang gue faham kenapa Bella benci banget sama Lo!" Ucap Rain pergi.
Rain berjalan masih dengan Rasa emosinya. Ia begitu kesal hingga tak mengerti harus berbuat apa lagi. Hingga langkahnya terhenti ketika melihat Bella yang sedang terlihat bahagia dengan kelulusan nya, walaupun saat ini yang ia peluk bukan lah Rain. Namun senyum ceria nya telah berhasil membuat Rain melupakan kekesalan nya.
...
Hingga tibalah saat ini, saat di mana pertunangan nya di langsungkan. Rain sempat memberontak kepada orang tuanya, namun orang tuanya tetap Keukeh untuk menjodohkan Rain
dengan Naina dengan alasan kebaikan untuk Rain.
Harapan Rain yang semula masih ada langsung hilang begitu melihat Bella yang menyaksikan pertunangan nya dengan Naina. Ia ingin mengejar Bella yang terlihat menangis saat itu, tetapi langkahnya yang di hentikan oleh Abraham menyulut emosinya.
GAK ADA PERTUNANGAN DISINI!! bentak Rain yang membuat semua orang terkejut, begitu pula papah dan mamanya. Emosinya sudah di ambang batas ketika melihat air mata Bella yang kembali mengalir karena ulahnya.
Sementara Naina sudah meneteskan air matanya menahan malu.
Papah mau Rain bahagia sama hubungan ini? Rain gak cinta Pah sama Naina! Rain punya orang yang Rain cintai, orang Yang gak pernah Rain bahagiain! Papah sama mamah gak bisa maksa Rain untuk menjalin hubungan seperti ini ! Air mata Rain mulai mengalir.
Maaf Rain udah ngecewain mamah dan papah, tapi Rain bener bener gak bisa. Lirih Rain pergi mengejar Bella. Namun Bella sudah pergi bersama Darren.
Rain!!
Raiin!!
Naina menjerit frustasi, di hari pertunangan nya ia harus kehilangan Rain. Ini semua karena Bella, batin nya.
🌼🌼🌼
3 bulan kemudian ...
Rain meneguk Wine sambil mengadahkan pandangan pada langit langit kamar.
Apa kabar Bella? Senyum Rain masam.
Sejak kejadian dimana Bella menyaksikan pertunangan tersebut, Rain tak pernah lagi melihat Bella, ia hilang bak di telan bumi. Bahkan bayangnya pun tak lagi terlihat.
hidup Rain begitu berantakan, kondisi Rain yg semakin memburuk membuat Abraham dan Lisa frustasi. Mereka berulang kali mengatakan bahwa tak kan menjodohkan atau memaksakan kehendak lagi namun tak ada perubahan, Rain tetap menjadi pribadi yang lebih dingin, pendiam, mudah marah serta mulai menyentuh minuman keras.
Ia frustasi Karena tak bisa menemukan Bella dimana pun. Bahkan Darren juga tak mengetahui keberadaan Bella. Ia sudah berulangkali mengunjungi kediaman orang tua Bella namun tak kunjung mendapatkan jawaban. Saat ini hidupnya hancur, kebahagiaan nya hilang.
Sementara Naina, ia begitu terobsesi kepada Rain. Hanya keluarganya yang tahu bahwa ia mengalami Obsessive-Compulsive Disorder (OCD), yakni sejenis gangguan mental. Orang dengan OCD memiliki pikiran dan dorongan yang tidak dapat dikendalikan dan berulang (obsesi). Biasanya ia akan mengalihkan obsesi nya kepada hal hal yang positif seperti belajar. Namun ketika bertemu dengan Rain, obsesi nya beralih untuk mendapatkan Rain. Ia akan melakukan segala cara untuk mendapatkan nya.
🌼🌼🌼
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments