selesai di lakukan, saat ini merupakan hari yang ditunggu tunggu. Hari kelulusan.
Terlihat Bella dan Darren yang berjalan beriringan menuju Mading sekolah, Bella terlihat sangat berdebar.
"Mbel, muka Lo kok pucet gitu sih?" Kekeh Darren
"Ck, gue gugup bego. Lo mah enak pinter, gak usah liat juga udah bakal di jamin lulus. Lah gue? Lo tau sendiri kan gimana leletnya otak kecil gue mencerna pelajaran". Kesal Bella
Darren terkekeh melihat gadis kecilnya yang tak sedingin dahulu. Bella sudah memutuskan untuk tidak membahas yang telah berlalu, walau bayang bayang rasa sakit sering mengganggu namun sebisa mungkin ia menepisnya.
"GUE LULUS!" Jerit Bella melompat lompat girang sambil memeluk Darren. Darren menggoyang badan Bella ke kanan dan kek kiri.
"Gue seneng banget sa!!" Teriak Bella
"Selamat bel". Ucapan seseorang menghentikan aktivitas peluk pelukan Bella dan Darren.
"Oh, thanks Rain". Ucap bella kepada Rain.
Ya, Rain mengucapkan selamat kepada Bella.
"Gue bisa ngomong berdua gak sama Lo bel?" Gue janji gak bakalan lama". Ragu ragu Rain mengucapkan nya.
"Bella mengangguk kan kepalanya". Ia memutuskan untuk memaafkan semuanya, namun bukan berarti ia akan kembali seperti dulu lagi.
"Gue seneng Lo mau ngomong sama gue". Ucap Rain membuka pembicaraan, Saat ini mereka berada di taman sekolah.
'Lo mau bilang apa?" Tanya Bella to the point.
"Gue seneng liat Lo senyum lagi, gue seneng liat Lo bahagia lagi, gue cuma mau bilang makasih buat semua kenangan indah yang pernah Lo kasih ke gue. Sebelumnya gue gak pernah ngerasain cinta kepada wanita selain mamah. Lo orang pertama yang berhasil menembus hati gue". Ucap rain menatap ke arah langit dan menghembuskan nafasnya pelan, seperti ada Beban berat yang ia tanggung.
"Gue gak bakal menuntut Lo buat kembali sama gue. Karena gue cukup sadar diri untuk itu". Lirih rain lagi.
"Gue cuma minta Lo maafin gue bel, apapun yang terjadi nantinya, Lo harus percaya kalo hati gue cuma buat Lo. Gak ada dan gak bakal ada tempat buat orang lain di hati gue". Rain mulai menitikkan air matanya.
"Gue boleh meluk Lo buat yang terakhir kalinya?" Tanya Rain kepada Bella.
Bella yang sejak tadi menunduk, mulai melihat arah Rain. Rasa kecewa yang selama ini ia rasakan seakan menguap begitu saja. Ia sadar betul bahwa ia masih sangat mencintai Rain, ia sadar betul bahwa separuh jiwanya adalah Rain. Bella terisak memeluk Rain, ia memukul mukul dada Rain.
"Lo hiks.. Lo jahat banget Rain". Tangis Bella
"Lo harus tetep bahagia, tetep semangat, gue berharap Lo bakal nemuin lelaki yang lebih baik dari gue". Maafin gue bel ucap Rain mengecup singkat kening Bella.
Bella menggeleng kan kepalanya. 'Lo mau kemana?" Tanya Bella terisak.
"Gue gak kemana mana. Lo harus tau kalo gue selalu ada di hati Lo". Ucap Rain menghapus air mata Bella.
"Inget pesen gue bel, ini terakhir kalinya Lo nangis karena gue. Besok besok Lo gak boleh nangis lagi". Ucap rain memperingati
Rain tersenyum dan pergi dari hadapan Bella. Entah mengapa Bella merasa sedih dengan kepergian Rain.
"Bel, Lo gak papa?" Ucap Darren yang tiba tiba muncul.
Bella menggeleng kan kepalanya pelan. 'Gue gak papa". ucapnya tersenyum.
🌼🌼🌼
"Ikut ya sayang?" Ucap Nita membujuk Bella untuk menghadiri acara ulang tahun rekan bisnis ayahnya.
"Iya Bella ikut". Ucap bella tersenyum.
Malam ini Bella menggunakan dress putih selutut yang serasi dengan ziu, Tante Nita dan ayahnya. Pesta malam ini bertema putih.
Bella terlihat sangat anggun dengan rambut yang di gulung indah serta hiasan kepala berwarna senada dengan bajunya. Senyum Bella mengembang melihat pantulan wajahnya di cermin.
Bella keluar dari kamarnya dan melihat ayahnya, Tante Nita dan ziu yang sudah siap. Ayahnya terlihat jauh lebih muda, begitu pula dengan Tante Nita.
"Cantik sekali putri ayah". Senyum Gultom kepada Bella.
Bella hanya tersenyum malu di tatap takjub seperti itu.
Bella menggandeng ziu memasuki hotel dimana acara tersebut di langsungkan. Sementara ayahnya dan Tante Nita sudah masuk terlebih dahulu untuk menyapa rekan bisnis nya.
Bella tertegun melihat Sergio, bara, darren dan laskar yang juga hadir dalam pesta kali ini, ia mencari keberadaan Rain namun Nihil, Rain mungkin tidak ikut batin bella. Bella tersenyum singkat ke arah mereka.
"Lo semua kok bisa disini?"
Sementara darren dan yang lainnya sudah terkejut dengan kehadiran Bella. Apakah karena Bella terlalu cantik?
"Gue nanya, Lo semua kenapa bisa disini?" Tanya Bella lagi.
"Kita di undang". Jawab Darren.
Bella semula bingung, namun ia mengangguk kan kepalanya seolah faham.
"Ziu mau sama mamah". Rengek ziu.
Bella mencubiti pipi ziu gemas. "Gue duluan ya". ucap Bella yang di angguki oleh mereka.
Bella mengantar ziu kepada Tante Nita, dan ia pergi memisahkan diri. Ia memilih kursi paling ujung.
"Terimakasih kepada rekan rekan sekalian yang sudah hadir di acara ulang tahun saya". Ucap pria tua berjas putih yang memulai acara malam ini.
"Terimakasih kepada istri saya yang selalu menemani di masa masa sulit saya. Di usia saya yang ke 55 tahun ini, saya bahagia memiliki istri dan 3 orang anak yang sangat saya cintai". Senyum pria itu mengembang.
'Di hari bahagia ini saya juga akan mengumumkan sesuatu yang bahagia. Yakni pertunangan anak saya Rainald Abraham dengan anak dari sahabat lama saya Yakni Alyssa Naina Adistia".
Deg
Bella menatap ke depan dengan pandangan yang tak terbaca, tubuhnya menegang. "Rain dan Naina bertunangan? Jadi selama ini hubungan mereka sudah sejauh itu?"
Bella melihat ke arah Rain dan Naina yang bertukar cincin.
Gue cuma mau bilang sama Lo apapun yang terjadi, cuma lo yang ada di hati gue.
Ucapan rain terngiang-ngiang di kepala Bella.
"Pembohong!" Lirih Bella bergetar.
Rain terkejut ketika pandangan nya bertemu dengan iris mata Bella yang menatapnya di sudut ruangan. Bella dan Rain saling menatap dengan pandangan terluka. Ingin Rasanya Rain merengkuh tubuh rapuh itu, namun ia tak berdaya. Rain memilih memalingkan wajahnya. Ia tak sanggup melihat tatapan kecewa dari mata Bella.
Bella yang melihat Rain memalingkan wajahnya terisak dalam diam. "Pembohong! Kau pembohong Rain!"
Bella keluar dari pesta tersebut dengan berlari menjinjing heelsnya.
Darren, bara, laskar dah Gio yang melihat hal itu sontak mengejar Bella.
"Bel".. lirih Darren!
'Gue hiks.. guee.. kenapa sesakit ini". Tangis Bella.
Bella duduk di pinggir jalan sambil memukul mukul dadanya sesak.
'Aaargghhh!!!" Bella menjerit menuntaskan rasa sakitnya.
Ini lebih sakit daripada sebelumnya. "Kenapa harus seperti ini! Kenapa hidup se menyakitkan ini tuhaaaann hiks.. kenapa.." jerit Bella.
Darren dan yang lain tak tega melihat kondisi Bella yang serapuh ini. Darren menggendong Bella dan membawanya ke dalam mobil. Ia memutuskan untuk mengantarkan Bella pulang.
Sesampainya di kediaman Bella, ia turun dari mobil Darren tanpa mengucapkan sepatah katapun. Ia tak henti hentinya terisak. Darren hanya menatap punggung Bella yang mulai menjauh.
Rasanya sakit melihat gadis kecilnya mengalami penderitan yang tak henti henti.
Bella memecahkan semua benda yang ada di kamarnya. Ia menangis meraung raung. Ia mulai menggigiti jari jarinya. Rasa itu kembali lagi, emosinya tak terkendali.
Gultom mendapatkan kabar dari Darren bahwa kondisi Bella sedang buruk, ia memutuskan untuk pulang dan melihat keadaan bella. Gultom mendobrak pintu kamar Bella dan menemukan Bella yang meringkuk di antara pecahan pecahan kaca.
"Sayang.. hei? Apa yang terjadi? Apa ada sesuatu?" Gultom dan Nita mulai panik melihat Bella yang terisak.
"Bawa aku pergi dari sini".. Isak Bella yang membuat hati siapapun ikut merasakan sakit.
"Apa yang terjadi sayang?" Tanya Gultom lagi
"Bawa aku pergi dari sini ayah!!! Bawa aku pergi !!!" Teriak Bella dengan tangis yang memilukan.
"Baik, ayah akan membawamu kemanapun kau mau". Final Gultom
🌼🌼🌼
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments