18.LARA

🌼🌼🌼

Hari ini ucapan selamat membanjiri Rain dan Naina karena pengumuman yang menyatakan mereka berhasil mendapatkan juara dalam olimpiade Matematika Minggu lalu. Rain dan Naina memang kerap sekali mengharumkan Nama sekolah Karena prestasi nya, Namun karena prestasi Naina yang menurun tahun lalu membuat nya tak masuk lokal unggulan.

Terlihat Rain dan Naina yang keluar dari Ruangan kepala sekolah. Mereka terlihat berbincang bersama, berbada dengan Naina yang sangat antusias, Rain justru biasa saja. Kondisi hatinya sedang tidak baik baik saja.

Banyak ucapan ucapan dari para siswa yang masih bisa di dengar oleh Naina dan Rain

Gue lebih setuju kalo Rain sama Naina lah, walaupun lebih cantik Bella tetep aja lebih baik Naina kemana mana.

Gini ya rasanya ngeliat pasangan yang sama sama pinter, pasti bahasan nya seputaran molekul kimia, bukan gosip yang gak faedah. Kekeh salah satu siswa

Ucapan ucapan tersebut membuat Naina lebih percaya diri untuk berdiri di samping Rain.

Rain sejujurnya geram mendengar mereka menjelekkan Bella, namun rasanya percuma membalas omongan orang yang hanya bisa menilai tanpa mau introspeksi.

Rain kembali mengingat sesuatu, Saat mengikuti olimpiade Rain berharap akan menunjukkan piala kemenangan nya kepada Bella, gadis manjanya yang beberapa bulan terakhir ini mengisi hatinya. Namun harapan tinggal harapan, Bella yang dulu sangat memujanya beralih menjadi sangat membencinya.

Rain sadar bahwa ucapan nya saat itu benar benar menyakitkan, maka dari itu ia tak terlalu memaksa Bella untuk bersamanya kembali, namun bukan berarti ia tak kan memperjuangkan Bella, ia sangat yakin di sudut hati Bella ia masih mencintai Rain.

Di tengah perjalanan Rain dan Naina berpapasan dengan Bella yang menuju Kelasnya. Rain menegang, rasanya sangat gugup sekali . Bella hanya menatap datar Rain dan Naina, ia terlalu benci melihat para pengkhianat yang mungkin saja sedang merayakan keberhasilan nya menghancurkan Bella sedemikian rupa.

"Mbel".. lirih Rain

"Panggil gue Bella ! Siapa Lo yang berani beraninya manggil gue se akrab itu!" Sinis Bella.

"Btw.. gue ucapin selamat atas kemenangan Lo berdua, dan selamat juga buat hubungan kalian". Sinis Bella.

"Oh iya, gue juga gak lupa ngucapin terima kasih buat pengkhianat an nya". Sindir Bella melirik rain.

"Mungkin kalo gak ada Lo mata hati gue tetep gak bisa bedain antara kebenaran dan kepalsuan". Tegas Bella yang membuat Rain menahan sesak.

Rain menggenggam tangan Bella.

"Maafin gue bel, gue emang gak pantes buat lo, gue emang brengsek dan gue emang bodoh bel". Lirih Rain.

"Rasanya begitu senang melihat jajaran pengkhianat yang sedang bersedih". Ucapan Bella mengguncang hati Rain.

Bella menatap Naina dengan sinis, "licik juga Lo ya". Bella tertawa mengejek sambil pergi meninggalkan Rain dan Naina.

Sudah cukup.. sudah cukup akting Sok kuat Bella.

Bella sudah tak tahan lagi, air mata yang sejak tadi ia tahan luruh seketika. Bella duduk di taman sekolah seorang diri, tangan nya begitu gemetar, Rasanya sakit melihat Rain dan Naina.

Bohong jika Bella benar benar melupakan Rain, bohong jika Bella mengatakan Bahwa ia ingin Rain menjauh dari hidupnya. Bella benar benar tersiksa dengan persaan ini, hatinya benar benar hancur. Namun ia tak ingin terlihat menderita di depan orang yang dengan teganya menghancurkan nya.

Andai dulu Rain tak memberikan harapan, mungkin rasanya tak kan sesakit ini.

Setiap melihat wajah Rain ia selalu terbayang ucapan Rain yang mengatakan bahwa ia tak lebih dari sekedar bahan Taruhan, ia menjadikan Bella pasangan nya sebagai hukuman dari sebuah kekalahan, sebagai sebuah konsekuensi dari permainan, hanya permainan. Hebat sekali mereka, apa mereka tak memiliki sedikitpun rasa kasihan? Bella terus terisak pilu, ingin rasanya ia melupakan semua hal hal buruk yang menimpanya.

Sebuah usapan pada kepala Bella menghentikan tangisnya.

"Mau apa Lo?" Tanya Bella kepada Darren yang menurunkan tangannya dari kepala Bella.

Sedari tadi Darren sudah memperhatikan Bella, gadis kecilnya kembali terlukai, luka lama belum sembuh namun sudah di tambah dengan luka baru.

"Jangan marah dulu, gue mau jelasin ke Lo sesuatu". Senyum Darren sambil memberi Bella sebotol air minum.

"Ga ada yang perlu di jelasin".Tegas Bella.

"Gi idi Ying Pirli di jilisin.. ck, kebiasaan Lo gak dengerin omongan orang sampe selesai". Marah Darren

Bella ingin bangkit dari duduknya namun suara Darren menginterupsi nya.

"Gimana bisa Lo ngira gue mengkhianati Lo sementara gue begitu cintanya sama Lo?"

Deg.

"Maksud Lo?" Tanya Bella

"Lo inget gue bilang kalo gue kesini cuma buat mastiin keadaan Lo baik baik aja? Lo sama Sekali gak menyadari kalo gue sayang sama Lo lebih dari seorang sahabat? Lo terlalu naif bel". Ucap darren.

Bella tak bisa berkata apapun.

"Awalnya gue pengen ceritain semuanya ke lo prihal taruhan temen temen gue. Cuma gue ngeliat tatapan bahagia di mata Lo, dan gue sama sekali gak tega buat ngehancurin semuanya. Rain emang cinta sama Lo bel makanya gue gak ngomong ke lo, karna gue fikir itu bukan sebuah hal yang penting lagi, karena kalian saling mencintai".

Bella termangu mendengar ucapan Darren.

"Tapi dia bilang dia terpaksa menjalani hubungan sama gue! Lo fikir enak di posisi gue? Gue bahkan gak tau lagi mana yang benar mana yang salah".

"Stop bahas Rain di depan gue! Gue gak peduli!" Tegas bella

"Gue cuma berharap Lo jangan khianatin gue Mahesa, Itu aja". Isak bella

"Darren menggeleng kan kepalanya serta memeluk erat Bella. gue gak pernah ngekhianatin Lo bel". Tulus Darren

"Bella menghapus air matanya. Lo jahat hiks lo sama aja seperti mereka!" Tangis Bella pecah

"Maafin gue mbel", lirih Darren.

"Lo.. maksud gue Lo beneran suka sama gue?" Tanya Bella ragu

"Gue tau Lo cuma anggep gue sebagai sahabat Lo. Dan gue gak bakal menuntut apapun sama lo, ngeliat Lo bahagia udah cukup buat gue". Senyum Darren.

Bella tertegun mendengar ucapan Darren, Bella menyenderkan kepalanya di bahu Darren.

"Mahesa, Rasanya gue hidup tapi mati". Lirih Bella.

"Lo gak boleh ngomong gitu, perjalanan Lo masih panjang, Lo harus berdamai dengan rasa sakit Lo. Lo tau bel? Masih banyak di luar sana yang gak seberuntung Lo. Lo harus bersyukur sama hidup Lo".

"Gue tau ini gak mudah buat Lo. Tapi yang perlu Lo ketahui, Lo Gak sendirian di dunia ini, ada gue mbel, ada keluarga Lo juga kan sekarang?"

Bella tersenyum mendengar ucapan Darren. Ya, ia tak boleh terus terusan merasa terpuruk. Ia harus bangkit dan menjadikan masa lalu sebagai acuan Untuk hidup yang lebih baik. Bella memeluk Darren erat.

"Lo inget gak bel? Kalo seminggu lagi kita bakal UN! Itu artinya masa masa SMA kita bakalan segera berakhir". Senyum Mahesa yang di angguki oleh Rain.

Tanpa mereka sadari, ada mata yang menatap mereka dengan pandangan terluka.

Dia adalah Rain. Rain tersenyum masam melihat dua insan yang sedang berpelukan.

Apakah semudah itu Bella melupakan ku? Apakah sekarang ia sudah benar benar menemukan penghuni hatinya yang baru?

Bel, gue kangen banget sama Lo, kapan Lo ngikutin gue kemana mana lagi? Kapan gue bisa ngacak acak rambut Lo lagi? Gue emang gak pernah bilang kalo gue cinta sama Lo bel, tapi perlu Lo ketahui sejak saat dimana rasa itu timbul, gue gak pernah gak mikirin Lo bel. Rain merasa sesak di dalam dadanya, ia benar benar merasa hilang pegangan.

🌼🌼🌼

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!