16. LARA

...Terkadang apa yang kita anggap baik belum tentu baik, dan apa yang kita anggap buruk belum tentu sepenuhnya buruk, takdir memiliki caranya sendiri~Umbrella...

🌼🌼🌼

Bella sudah melewati masa masa koma nya, saat ini ia sedang dalam keadaan kritis. Sudah seminggu Bella tak sadarkan diri, dan selama itu pula Rain menunggu bella.

Semenjak kecelakaan yang di alami oleh Bella, ayah Bella dan ibu tirinya juga datang untuk melihat kondisi Bella. Dalam seminggu ini mereka juga turut andil dalam menjaga Bella.

Hati Gultom terasa nyeri melihat putri kecilnya yang sudah seminggu ini tak membuka matanya. Cidera pada kepalanya lumayan parah, Bella membutuhkan banyak darah.

Beruntung saat itu stok darah yang sama dengan Bella tersedia di rumah sakit, sehingga tidak membutuhkan waktu lama untuk melakukan pertolongan terhadap Bella.

Saat ini mereka hanya tinggal menunggu kesadaran Bella, Gultom yang sangat kacau di tenang kan oleh Nita.

"Saya ayah yang buruk". Lirih Gultom.

"Kau ayah terbaik mas". Ucap Nita menenangkan

Sementara di sisi lain Rain tak henti henti nya memegang tangan Bella dan berharap ia sadar. Namun tiba tiba Rain panik ketika Bella mengalami kejang.

"Bel, Lo kenapa bel? Ini gue Rain". Panik Rain, tubuhnya gemetar.

Rain mulai memencet tombol untuk memanggil Dokter.

"Apa Bella akan baik baik saja?" Air mata Rain sudah tak bisa lagi di bendung. Ia begitu takut kehilangan Bella.

Ia mengingat kenangan kenangan ketika Bella mengejar nya namun tak pernah ia gubris. Bayangan Bayangan kehilangan mulai masuk ke dalam dirinya.

"Silahkan tunggu di luar". perintah dokter membuat Rain keluar dari ruangan Bella dengan langkah gontai

Baby ihh jangan di berantakin rambut aku, kan gak cantik lagi hwaaa

Aku mau kamu cobain cheesecake pertama buatan aku

Kamu tau gak Rain, kamu adalah alasan aku bertahan sampai saat ini

Ucapan ucapan Bella terus terngiang di kepala Rain, "kenapa Lo harus ketemu manusia bajingan kayak gue mbel?" Tangis nya pecah.

"Maafin gue". Lirihnya pedih,  Rain mulai berjongkok di depan ruangan Bella, ia sangat sangat frustasi. Belakangan ini ia bolos sekolah untuk menjaga Bella.

Sebuah tangan mengelus pundak Rain. Sontak Rain mendongak dan melihat bahwa ia adalah ayah dari Bella.

"Maaf om". Ucap Rain berdiri dan menepis air matanya.

"Pulang dan istirahatlah, om dan Tante Nita akan menjaga Bella. Terimakasih telah menjaga anak saya dengan baik". Senyum Gultom

"Saya disini aja om", ucap Rain.

"Kau bisa bersih bersih dulu, setelah itu kau bisa kemari lagi. Bella juga akan sedih melihat kondisimu yang berantakan bukan?"

"Benarkah begitu?" Batin Rain

"Baiklah, nanti saya akan kembali lagi". Rain pun pulang untuk membersihkan dirinya. Kondisi Rain terlihat sedikit kurus saat ini.

Rain melewati Ruang tengah apartemen nya, dimana saat itu Bella merengek meminta ice cream. Andai saat itu Rain membelikan Bella sebentar saja mungkin kejadian nya tak akan seperti ini, batin nya miris.

Rain sudah selesai dengan Ritual bersih" nya, Ia kembali bergegas untuk menemui Bella.

Sesampainya di rumah sakit, sudah ada Shireen, Sergio, bara, Darren dan juga laskar, mereka ingin melihat kondisi Bella.

Terlihat Shireen yang menangis di pelukan Laskar. 

"Rain", panggil Darren.

"Lo baik baik aja kan?" Tanya darren. "lo harus perhatikan kondisi kesehatan Lo juga Rain". Omel Darren

Sementara Rain hanya diam saja, terlalu banyak beban yang ada di fikiranya.

Tak lama kemudian dokter keluar dari ruangan Bella.

Gultom, Nita dan semua orang yang menunggu Bella mulai menghampiri Dokter untuk mengetahui kondisi Bella.

"Pasien sudah sadarkan diri. Kalian boleh menjenguk nya bergantian". Ucap dokter seraya tersenyum. Senyum yang menular kepada semua orang.

Rain merasa sangat sangat bersyukur, ia sampai meneteskan air mata sangking bahagianya.

Gultom pun sangat bersyukur atas kesempatan yang Tuhan berikan kepadanya.

Gultom dan Nita masuk terlebih dahulu, Terlihat Bella yang sedang berbaring dengan pandangan kosong.

Bel, ini ayah.. lirih Gultom.

Kenapa datang? Tanya Bella.

"Maafin ayah bel, ayah adalah orang tua yang buruk. Ayah berjanji tak akan meninggalkan Putri kecil ayah lagi". ucap Gultom lirih.

"Ayah selama ini selalu mengawasi mu dari jauh, ayah tak berani mendekat karena ayah tau kau pasti akan menjauh". Lirih Gultom

"Pergilah". Ucap Bella pelan

Gultom sadar saat ini Bella akan sangat sulit menerima kehadiran nya.

"Tante minta maaf sama kamu ya bel". Ucap Nita sebelum mereka keluar ruangan. Keadaan Bella yang sudah siuman sudah cukup bagi Gultom untuk merasa lega dan bahagia.

Rain ragu untuk memasuki ruangan Bella, ia khawatir Bella akan menolak nya.

Dia memasuki ruangan dan tampaklah Bella dengan pandangan nya  yang mengarah ke jendela luar.

"Liatin apa mbel?" Tanya Rain

Deg..

Suara Rain membuat hati Bella berdenyut nyeri. Lelaki brengsek itu masih berani menampakkan wajahnya. Batin Bella

Raut wajah Bella tetap saja datar. Tak ada pancaran kebahagiaan ataupun kesedihan. Sudah lelah Rasanya berharap. Batin nya lirih

"Bel maafin aku, Aku emang bodoh bel, aku saat itu hanya sedang emosi dan tak sadar terhadap apa yang aku katakan, Aku bakal lakuin apapun supaya kamu maafin aku bel". Lirih Rain menunduk.

"Apapun?" Tanya Bella.

Hal itu membuat Rain mengangguk semangat. "Ya, apapun", ucapnya.

"Jangan pernah mengganggu hidup aku lagi, dan pergi dari kehidupan aku". Ucap Bella tanpa ragu.

Deg

Jantung Rain serasa berhenti berdetak. Rasanya seperti nyawanya di cabut paksa. Air matanya luruh seketika.

"Apa gak bisa kamu kasih aku kesempatan sekali lagi bel? aku benar benar menyesal". Lirih Rain

"Pergi dari hadapan aku". Ucap Bella lagi.

"Baik, Aku bakal ngelakuin apa yang Kamu mau bel, asal Kamu bisa maafin Aku".  ucapnya menahan tangis.

"Aku cuma mau bilang kalo gak ada yang bakalan bisa gantiin posisi Kamu di hati Aku". Ucap Rain keluar dari ruangan Bella, Ia tak menyangka bahwa orang yang dahulu sering ia sia siakan akan menjadi penyebab kehancuran hatinya saat ini, Ia benar benar merutuki kebodohan nya.

Sementara Bella menangis dalam diam nya. "Kenapa Lo tega?" Batin nya pilu

🌼🌼🌼

Semenjak kejadian dimana Bella mengatakan bahwa ia meminta Rain untuk tak mengusik hidupnya lagi, mulai saat itu Bella tak pernah melihat kehadiran Rain.

Bella hanya tak tahu bahwa setiap hari Rain tak pernah absen mengunjungi nya, namun ia hanya berani melihat Bella dari kejauhan, Ia akan masuk ke ruangan Bella ketika Bella sedang tertidur. Hal itu sudah cukup membuat Rain merasa tenang.

Sejujurnya Bella merasa Rindu kepadanya, karena tak kan mudah melupakan orang yang mengisi hidupmu dalam beberapa tahun ini. namun saat ini kekecewaan dan rasa sakitnya lebih besar dari pada cintanya. Rasa benci pun mulai menyeruak ke dalam jiwanya.

Bella mengingat kenangan kenangan yang ia lalui bersama Rain, bibirnya tersenyum miris, sangat sakit rasanya ketika mengetahui bahwa orang yang kau anggap mencintai mu ternyata hanya sekedar mengolok olok perasaan mu.

"Aku menyesal pernah mencintaimu segila ini Rain". Lirih Bella

"Dan saat ini kau adalah orang terakhir di dunia ini yang ingin aku temui". Batin nya miris.

Ceklek

Suara pintu ruangan Bella terbuka. Tampak lah sosok yang belakangan ini menjaga Bella namun tak pernah ia gubris.

Nita, ya ibu tirinya.

"Butuh sesuatu bel?" Tanya nya.

Bella hanya menghadap ke arah jendela luar, semenjak saat itu Bella menjadi pribadi yang pendiam, sangat sulit rasanya mempercayai seseorang.

Nita mulai mengelap tubuh Bella.

"Tante mau cerita sama kamu bel", ucap Nita memulai pembicaraan.

"Dulu tante emang gak tulus mencintai ayahmu". Ujar Nita jujur, hal itu membuat Bella menatap tajam ke arah Nita.

"Tapi itu sebelum Tante menikah bel, Tante gak nyangka setelah menikah dengan ayah kamu rasa itu tumbuh. Bahkan Tante mencintai ayahmu lebih dari mencintai diri Tante sendiri". Ujarnya lirih

"Tante mohon jangan pisahkan Tante dengan ayah kamu", ujar Nita menunduk. "Tak pernah ada niat dalam hati Tante untuk mengambil harta ayahmu, Tante benar benar mencintai nya, dan Tante juga berharap kamu mau tinggal bersama kami". Ucap Tante Nita lirih.

"Tante bersumpah bahwa Tante tak pernah menjalin hubungan apapun dengan ayahmu ketika ia masih bersama mamah mu. Sakit yang di alami mendiang mamah mu memanglah sudah lama ia derita. Namun ia tak pernah menceritakan nya kepadamu karena takut membuat mu bersedih. Ayahmu benar" mencintai mamah mu bel, bahkan saat sudah bersama Tante ayahmu kerap kali bersedih karena mengingat mamah mu". Lirih Nita

"Dan alasan mengapa Tante menikah dengan ayahmu itu karena wasiat dari mamah mu. Ia meminta kami untuk menjaga mu,  namun kami sudah gagal. Kami hanya bisa memantau kondisi mu dari jauh". Sedih Nita

Bella merasa terkejut dengan apa yang ia dengar, ia merasa bodoh karena menutup telinganya selama ini, ia selalu menghindar tatkala ayahnya ingin menemuinya, ia tak pernah membiarkan ayahnya sedikitpun mendekati nya. rasa bersalah terhadap ayah nya mulai menyeruak di dadanya.

"Ayah".. lirih nya

"Akan Tante panggilkan".. ucap Nita tersenyum.

Tak lama Gultom masuk ke ruangan nya.

"Ayah".. tangis Bella memeluk Gultom.

"Ssttt.. kenapa menangis sayang? Apa ada yang sakit?" Khawatir Gultom sembari mengelus punggung Bella.

"Maafin Bella ayah, Bella salah selama ini". Ucap Bella lirih

Gultom tersenyum bahagia mendengar nya. "Ayah yang seharusnya minta maaf kepadamu sayang, ayah adalah ayah yang buruk untukmu". Lirih Gultom

Bella menggeleng kan kepalanya dan terus menangis di dada ayahnya.

Maafin Bella maafin Bella. Lirihnya terus

Gultom mengecup puncak kepala anaknya. "Ayah menyayangi mu lebih dari diri ayah sendiri. Dan jangan pernah menyalahkan dirimu". Senyum Gultom.

Nita tersenyum melihat suaminya yang kembali menemukan kebahagiaan nya yang hilang.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!