13.LARA

Lima menit lagi bell masuk sekolah akan berbunyi, terlihat beberapa siswa yang sedang berlari kecil ketika melihat pagar akan segera di tutup, begitu pula dengan Bella yang sampai meneteskan keringatnya. Seperti biasa ia bangun kesiangan.

"Hari ini merupakan pembagian hasil ulangan". Ujar bu Sukma kepada siswanya.

'Doni, fery, Bastian, umbrella dan Shireen. Mengapa nilai kalian semakin hari semakin memburuk?"

"Kalian ini sebentar lagi akan mengikuti ujian nasional, tidak ada waktu untuk bermalas malasan. Paham kalian?" Marah Bu Sukma.

"PAHAM BU SUK", Jawab Bella kencang.

Bu Sukma hanya menggeleng kan kepalanya melihat kelakuan Bella, sudah jengah rasanya.

"Nilai tertinggi di raih oleh Naina, selamat ya naina". Ucap Bu sukma tersenyum.

Ya, kertas ulangan Naina yang robek sudah di salin ulang oleh Shireen sebagai bentuk pertanggung jawaban atas kesalahan Bella. Bagaimana pun Shireen tak ingin melihat Bella di salahkan.

"Untuk naina, kamu bisa kan mengikuti olimpiade matematika untuk terakhir kalinya? Ya sebelum kamu fokus dengan ujian nasional nantinya.

Ibu sudah memilih pasangan olimpiade yang tepat untuk kamu. Seperti nya Rainald Abraham dari kelas XII IPA 1 mau untuk mengikuti olimpiade ini". Ucap Bu Sukma berdiskusi dengan Naina.

Bella yang mendengar sempat tersedak karena terlalu terkejut.

Itu artinya Naina akan lebih sering bersama Rain. Mengingat hubungan mereka yang sedang di ambang kehancuran membuat Bella pesimis sendiri.

"Bell, Lo gak papa kan?" Tanya Shireen.

"Gapapa gue, lagian kan itu buat masa depan Rain juga". Senyum palsu menghiasi bibir Bella.

"Iya saya mau Bu", ucap Naina semangat, bahkan terlalu semangat.

"Gak tau kenapa Gue ngerasa kalo Naina itu orang yang licik bel", ucap Shireen.

"Heh? Gimana?" Tawa Bella.

"Gak usah kebanyakan ngayal, dia gak lebih licik dari gue ren", Tawa Bella bercanda.

Setelah dua jam pelajaran akhirnya istirahat.

"Bel, itu rain kan?" Tunjuk Shireen.

"Lo gak mau nyamperin?" Tanya nya.

Bella ingin, bahkan sangat ingin berada di dekat Rain. Namun mengingat Rain yang bersikap dingin beberapa hari ini kepadanya membuat nya berfikir dua kali. Mungkin dia bakalan risih berada di dekat gue mengingat kalo gue mengalami.. ah sudahlah. Batin bela

"Nggak, gue lagi pengen sama Lo aja". Senyum Bella terpaksa. Ia memalingkan wajahnya karena matanya sudah mulai berkaca-kaca.

Bella duduk di kantin bersebrangan dengan meja Rain dan teman teman.

"Gak gabung sama kita bel?" Tawar Gio

Bella tersenyum menggelengkan kepala. "Gapapa gue duduk di sini aja". Ucap Bella

Ia diam diam memperhatikan Rain yang sedikitpun tak melirik ke arahnya.

Segitu gak suka nya Lo Rain sama gue? Bodohnya gue yang menganggap kalo Lo beneran tulus cinta sama gue dan gak memperdulikan kekurangan gue. Batin Bella miris

Tak lama kemudian ia melihat Naina yang duduk di sebelah Rain. Ia melihat Rain tersenyum dan berbincang bersama Naina. Sontak hal itu sukses membuat Bella merasa terbakar cemburu.

Bella sudah sangat kehilangan selera makan nya. Ia hanya duduk dan mengalihkan tatapannya dari Rain.

🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼

Di sisi lain, Rain yang merasa di perhatikan oleh Bella sangat ingin menemuinya. Namun rasa kecewanya terhadap Bella lebih besar daripada rindunya saat ini.

Ia marah mengingat Bella tak menceritakan hal sebesar itu kepadanya. Bella justru lebih memilih menceritakan hal tersebut kepada Darren. Ngomong ngomong sejak tadi Darren dan Rain tampak sekali sedang bermusuhan. Gio, Laskar dan bara yang menyadari hal itu tak berani membuka suara.

Tak lama kemudian Naina muncul di hadapan Rain, ia ingin membahas perihal olimpiade yang di tawarkan oleh bu Sukma. Rain yang sejujurnya sedang tidak ingin membahas hal tersebut pun sedikit kesal, namun ia tetap menghargai Nya dengan memberikan senyuman singkat.

Gio dan Darren entah mengapa terlihat risih dengan kehadiran Naina, Darren sontak memikirkan kondisi Bella ketika melihat Rain dan Naina yang terlihat serius mengobrol.

Darren berinisiatif untuk duduk bersama dengan Bella, ketika Darren berdiri suara berat Rain terdengar marah.

'Mau kemana Lo?" Tanya rain.

"Bukan urusan Lo", ucap Darren ketus.

Darren langsung duduk di meja yang sama dengan Bella. "Gue ikut!" ucap Gio yang sudah membawa makanan nya ke meja Bella.

Naina yang melihat hal itu sangat sangat tersinggung dan kesal. Berbeda dengan Laskar dan bara yang hendak menyusul Namun takut ketika melihat api kemarahan di mata Rain.

Rain sangat sangat tak suka melihat kedekatan Bella dan Darren.

Gue lagi males bahas olimpiade ini Na, nanti kalo gue ada waktu gue kabarin. Ucap Rain yang langsung melenggang pergi meninggalkan kantin.

Bara dan Laskar langsung saja menuju ke meja Bella dan Shireen.

"Shireen Lo makin cakep aja". Ucap bara.

"Lo aja yang makin jelek", hina Shireen.

Sontak hal itu mengundang tawa laskar dan sergio. Berbeda dengan Darren yang hanya menggeleng kan kepalanya. Sementara Bella sedang tidak fokus dan hanya memikirkan tentang hubungan nya dengan Rain. Jika rain memang mencintai Naina, ngapain dia pacaran sama gue? Pertanyaan demi pertanyaan mulai timbul di benak Bella.

Bell pulang sekolah mulai berbunyi, satu persatu murid mulai meninggalkan sekolah. Rain mulai menyusun buku bukunya agar di masukkan ke dalam tas.

"Rain, ada naina tuh di depan". Ucap sergio

"Ada urusan apa?" Tanya nya.

"Ya mana gue tau, ya Lo tanya lah ke dia". Kesal Gio

Rain keluar kelas dan melihat Naina yang sudah menunggu nya.

"Em Rain Lo bisa gak hari ini nemenin gue ke toko buku, gue mau cari referensi buat olimpiade kita". Ucap bella

Sejujurnya Rain ingin menolak, namun melihat wajah murung Naina membuat nya mengangguk kan kepala.

Naina tersenyum semangat, "ayo!" ucapnya merangkul tangan rain.

Rain hanya membiarkan nya saja.

🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼

Bella berniat ke kelas Rain untuk memastikan kejelasan hubungan nya. Ia masih tidak rela jika harus kehilangan Rain, Bella akan mengatakan kepada rain bahwa ia akan sembuh, rain tak perlu khawatir jika Bella akan melakukan hal hal gila, karna dia pasti sembuh. Batin nya percaya

Bella menetralkan nafasnya, entah mengapa perasaan nya sedikit gugup.

Setelah sampai di depan kelas Rain justru pemandangan yang tak ingin ia lihat lah yang terpampang di hadapan nya. Naina merangkul rain dan rain yang terlihat biasa saja.

"Rain..", panggil Bella lirih

Rain yang terkejut sontak menepis tangan Naina

Bella hanya menggeleng kan kepalanya dan berjalan mundur.

"Bel.. ini gak seperti yang Lo liat!" Kejar rain dan meninggalkan Naina

"Gue gak ada apa apa sama Naina!!" Ucap rain sambil memegang tangan Bella.

"Kalo Lo ada apa apa sama Naina juga gak papa kok rain, gue sadar diri sama kondisi gue, Lo pasti malu punya cewek depresi kayak gue".

Bella menyeka air matanya yang tak berhenti mengalir

"gue juga gak mau egois Rain dengan memaksa Lo untuk terus berada di samping gue. dengan kondisi Lo yang hampir sempurna, keluarga, fisik, mental Lo juga sempurna. Sangat jauh berbeda dengan gue yang harus berusaha mati matian untuk menutupi kekurangan-kekurangan yang ada di dalam diri gue!" Pecah sudah tangis Bella.

"Sekarang Lo bisa tinggalin gue, gue gak bakal ganggu kehidupan Lo lagi". Bella hendak meninggalkan rain langsung di hadang oleh rain.

"Lo ngomong apa sih bel, gue marah sama Lo bukan karena kondisi Lo. Tapi karena Lo lebih memilih buat cerita semua masalah Lo ke Darren!, Lo sama sekali gak percaya sama gue? Lo bilang Lo cinta sama gue tapi Lo sama sekali gak terbuka sama gue! Gue jadi curiga kalo selama ini Lo itu sukanya sama Darren bukan sama gue!"

"Gue gak cerita sama Lo karena gue tau Lo bakal jauhin gue kayak sekarang!!! Gue gak siap kehilangan Lo rain hiks.. gue gak siap". Bella mulai merasa sesak di dadanya

Rain yang melihat betapa hancurnya Bella pun memeluk nya erat. "Maafin gue, gue yang egois karena gak dengerin ucapan Lo. Gimanapun kondisi Lo gue tetep gak bakal ninggalin Lo bel, Lo percaya kan sama gue?"

Jika biasanya Bella akan membutuhkan obatnya ketika merasa terpuruk, maka saat ini ia merasa pelukan Rain sudah cukup menjadi penenang untuknya.

"Maafin aku juga Rain", ucap Bella yang membalas pelukan Rain.

Rain melepas pelukannya dan menyeka air mata Bella.

"Jangan nangis lagi, Lo udah jelek jadi makin jelek kalo nangis".

"Ck! Ngerusak suasana aja ihh". Kesal Bella.

Rain yang melihat Bella nya kembali mulai tersenyum dan mengunyel unyel pipi gembul bela.

"Gue anter pulang ya?" Tawar Rain.

"Bukan nya kamu tadi sama Naina?" Sebal Bella

"Oh Naina, dia tadi minta anterin ke toko buku buat cari referensi olimpiade. Tapi sekarang gue mau sama Lo aja". Ucap Rain membuat Bella tersenyum senang.

"Eh.. tapi rain, olimpiade kamu kan juga penting, aku gak mau gara gara aku kamu jadi gak fokus sama olimpiade nya". Ucap bella berasa bersalah.

"Kalo lagi baiknya aja pakek 'aku kamu' coba kalo lagi mode ngambek". Kesal Rain yang membuat Bella cengengesan.

"Lagian Lo ngomong apa sih mbel! Gue emang lagi pengen sama Lo aja, lo fikir gue gak uring uringan karena kangen sama lo? Sekali lagi ngomong kaya gitu gue kasih kaos kaki Sergio Lo!"

Pipi Bella mulai bersemu merah mendengar ucapan Rain. Mereka tak sadar jika sedari tadi ada naina yang tak jauh dari mereka sedang memandang murka ke arah Bella.

Bella yang tak lama menyadari hal itu tersenyum sinis ke arah Naina. Ternyata bener yang Shireen bilang. Lo licik juga, batin Bella.

🌼🌼🌼

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!