Rainald baru saja hendak keluar kelas bersama teman temannya, namun langkahnya terhenti ketika melihat naina di depan kelas sedang menangis sesuguk an.
"Rain hiks .. hiks.." tangis Naina
"Lo knapa Na?" "Ada masalah?"
"Bella rain hiks.. dia sengaja nyobek kertas ulangan gue".
Rain dan Darren terlihat terkejut, namun tidak dengan Bara Gio dan Laskar. Memang Bella seperti itu batin nya
Darren merasa ada yang tidak beres. Bella hanya bertindak kasar jika menyangkut tentang Rain atau harga dirinya bukan? Batin nya.
Saat ini rainald sedang di kuasai amarah, bukan karena keadaan Naina, ia kecewa mengetahui bahwa Bella masih saja bertindak jahat.
"Ikut gue!" ucap Rain kepadan Naina sembari menarik tangan nya. Rain membawa Naina menjumpai Bella di kelas.
Bella yang sedari tadi sedikit merasa emosinya mulai stabil kembali merasakan kepanikan ketika melihat Rain dan Naina menuju ke arah nya.
"Lo kira dengan nyobek kertas ulangan Naina Lo udah ngerasa hebat?"
"Kalo Lo gak suka sama Naina gak gitu caranya bel, Lo gak bisa jadi manusia baik dikit aja?"
"Gue kira selama ini gue udah salah tanggap sama sikap lo, gue kira selama ini gue yang keliru karena menganggap Lo cewek biasa yang lemah".
"Gue gak ngerti kenapa bisa gue suka sama orang kaya Lo, kenapa bisa gue mau jalin hubungan sama orang gak punya hati kaya Lo!!"
"Lo gak kasian liat naina yang udah nangis gara gara tingkah keterlaluan Lo!"
"Naina Naina Naina!!!" "Kenapa Lo malah belain dia Rain! Gue gak sengaja!!" Bentak bella
Rain menggeleng kan kepalanya.
"Sikap Lo yang begini udah buktiin semuanya kalo Lo gak lebih dari seorang pengecut yang beraninya menindas orang lemah".
Mendengar Rain membentak Bella tak henti henti membuat naina tersenyum menang. Hal itu tak luput dari pandangan Shireen.
Bella yang merasa terpojok kan mulai merasa ketakutan, ia merasa panik dan takut yang berlebihan mendengar bentakan demi bentakan yang di lontarkan oleh Rain. Ia mulai mengambil posisi berjongkok di lantai sembari menggenggam ujung rok nya kuat. Air matanya tak berhenti mengalir, ia merasa takut, panik, khawatir, Rasa yang tak bisa di gambar kan.
Rain yang melihat tingkah Bella seperti itu mulai bingung. Ada apa dengan Bella? Kenapa ia terlihat pucat dan ketakutan yang berlebihan? Rain tersadar akan kesalahannya mulai panik ingin mendekati bella. Baru selangkah Rain maju tiba tiba..
"BELA!!"
"MBEL!!"
"Liat ini gue! Ini Darren! Oke Lo tenang ya jangan panik semua bakal baik baik aja". Ucap Darren yang tiba tiba berjongkok dan memegang bahu Bella.
Rain yang melihat semuanya menjadi semakin bingung. Ia tak tau harus berbuat apa? Apakah kemarahan nya begitu membuat Bella ketakutan? Melihat Bella yang mulai menjambak rambut nya frustasi semakin membuat keadaan membingungkan.
Bella berlari keluar kelas, ia sudah tak tahan dengan semua ini. Darren yang menyadari itu sontak membongkar tas Bella mencari obat penenang yang di berikan oleh dokter dan langsung mengejar Bella.
Shireen, Naina dan Rain masih diam membeku. Mereka bingung dengan semua ini.
Rain yang tersadar dari lamunannya segera mengejar Bella dan Darren.
Naina berusaha menahan Rain dengan memegang tangan nya, namun Rain menepis nya dengan kasar, Hal itu membuat Naina kecewa.
"Sial, apa yang terjadi". Batin Rain merasa bersalah.
Bella duduk di kursi taman sambil menggigiti jari jari tangan nya. Darren yang melihat itu sontak menenangkan Bella serta memberikan Bella obat.
Darren menatap miris gadis kecilnya yang malang.
" Udah baikan? Gimana udah tenang?"
"Aku jahat banget ya". ucap Bella menangis sesugukan.
"Nggak!! Siapa bilang Lo jahat! Siapa yang bilang gitu ke lo? Siapa yang udah buat Lo begini?"
"Tadi Rain bilang aku jahat hiks.. aku emang jahat". tangisnya lagi.
Sejujurnya ia sudah biasa mendengar Bahwa dirinya di judge sebagai orang jahat, Namun mendengar langsung dari mulut Rain membuat nya merasa sesak.
Darren memeluk Bella dengan erat, Mengapa gadis kecilku harus mengalami hal hal yang mengerikan. batin nya sakit.
Semua hal itu tak luput dari pandangan Rain, Melihat Darren mencuri kesempatan memeluk Bella membuat nya hilang kesabaran.
Rain berjalan ke arah Darren dan memukulnya membabi buta.
"Berani banget Lo meluk milik gue! Sejak kapan Lo punya hubungan sama dia? Atau selama ini kalian selingkuh Di belakang gue! Iya!!!" Bentak Rain.
Bella kembali merasa panik. Ia sudah sangat ketakutan, ia menutupi wajahnya dan menangis ketakutan.
Darren yang sadar akan hal itu sontak menghentikan aksi Rain yang menghajar nya.
"Stop Rain! Cukup! Lo bikin Bella ketakutan!!"
"Kenapa dia harus takut! Dan kenapa Lo peduli !" Bentak rain
"KARENA DIA MENGALAMI DEPRESI !!! LO BISA GAK DENGERIN PENJELASAN GUE DULU BARU BERTINDAK!! BRENGSEK LO!"
LO FIKIR SIAPA YANG BIKIN DIA KETAKUTAN SETENGAH MATI ! PENGECUT LO!
Deg
Bella tak menyangka Darren akan mengatakan kondisi nya kepada Rain, ia berfikir mungkin setelah ini Rain akan menjauhi nya karena malu memiliki pacar yang mengidap penyakit mental.
Rain yang mendengar itu mulai menegang, badannya terasa kaku. Air matanya entah sejak kapan mulai luruh. Mengapa Bella tak pernah mengatakan nya? Mengapa Bella justru memberitahu Darren?
Bella mulai khawatir dan mendekati Rain serta memegangi tangan nya.
"Rain, aku" ..
"Cukup bel ! Cukup!", ujar rain pergi meninggalkan Bella dan Darren dengan langkah gontai
Benar, Rain sudah menjauhi nya. Batin Bella miris
Bella yang melihat itu mulai menangis sesuguk an.
"Lo liat? Dia malu punya pacar kaya gue! Gue gak pantes buat dia! Ucap Bella tertawa miris. Di dunia ini gak ada manusia yang tulus, batinnya.
Sekarang gue udah gak punya siapa siapa lagi, gue bahkan udah gak punya harapan lagi, gue gak punya." Tangisnya.
Darren yang melihat gadis kecilnya menangis seperti itu kembali memeluk nya.
"Bel, tuhan itu gak bakal memberikan cobaan di luar kemampuan hambanya. Kalo Lo ngerasa cobaan Lo begitu berat, itu artinya tuhan percaya kalo Lo itu kuat". Ucap Darren menenangkan.
Bella menatap Darren dengan tatapan kosong seolah olah ia akan menyerah.
Darren mengelus Surai panjang bella. "Lo gak boleh nangis lagi, Kita pulang aja, gue bakal izinin Lo dan nganterin Lo pulang oke? Jadi jangan nangis lagi". Ucap Darren
"Tapi gimana sama rain?" Tanya Bella kembali sedih
"Sstt, yang penting sekarang kondisi Lo. Lo gak sayang sama diri Lo sendiri? Sekali kali Lo harus perhatikan kondisi kesehatan dan hati lo! Belajar mencintai diri sendiri bel'. Nasihat darren
Bella mengangguk kan kepalanya patuh.
Darren mengacak acak rambut Bella. "Ayo kita pulang", ajaknya
🌼🌼🌼
...Selalu ikuti kata hati mu, tapi ingat bawalah otakmu juga...
"Makasih udah di anterin pulang. Senyum Bella kepada Darren
Kamu gak mau mampir dulu?" Tawar bella
Darren tertarik melihat rumah yang dulu sering ia kunjungi. "Boleh?" Tanya nya.
"Kalo gak boleh gak gue tawarin, Kesal Bella. Udah ayok masuk, anggep aja rumah gue". Ucap Bella terkekeh
Darren dan Bella sedang duduk di depan tv.
"Lo inget gak, dulu pas kita kelas sepuluh Lo selalu jail banget sama gue, ngata ngatain muka gue mirip ikan ****** Sergio, terus juga mulut Lo tu pengen gue hhiiiihhhh". Geram Bella mengingat betapa menyebalkan Darren saat itu.
Darren yang melihat tingkah menggemaskan Bella menahan diri agar tak mengunyel unyel pipinya yang menggembung.
"Gue kayak gitu biar Lo sadar, padahal Lo cakep tapi masih aja ngejer ngejer orang segitunya, Yang mau sama Lo banyak padahal".
Mendengar arah pembicaraan Darren mengingat kan nya kepada Rain. Pasti Rain tak kan mau mendekati nya lagi, pasti ia takut kepada Bella, seperti teman SMP nya dulu yang mengatakan bahwa Bella gila.
Melihat wajah sendu Bella membuat Darren tersadar akan pembicaraan nya.
"Bel gue gak maksud buat ngingetin Lo sama dia". Sesal Darren
"Yaelah biasa aja kali, gue gapapa kok". ucap Bella
"Oiya bel, gue mau bilang sesuatu sama Lo. Gue gak tau ini penting atau nggak buat Lo, tapi bagi gue ini penting banget".
Bella mengerutkan keningnya bingung. "Cerita aja kali, gak usah sok serius gitu". Kekeh Bella
"Emm, bel?"
"Hm?"
"Lo inget gak kalo Lo punya sahabat kecil yang namanya Mahesa?"
Deg
Bella tersentak kaget, dari mana Darren tau? Mengingat Mahesa membuat senyumnya hilang.
"Lo tau dari mana? Dia emang sahabat gue, tapi itu dulu. Dia pergi tanpa pamit sama gue, itu artinya gue gak cukup penting kan buat dia?" Bella mulai berkaca-kaca mengingat mahesa.
Darren tersenyum melihat gadis kecilnya. Ternyata ia masih mengingat nya.
Darren menjulurkan tangannya kepada bella. Bella pun bingung dengan sikap darren .
"Kenalin, gue Mahesa darrena graha". Kekeh darren
Deg
Entah berapa kali Bella merasa terkejut.
"Hahahha.. jangan Ngadi Ngadi deh Lo ah, Mahesa temen gue itu dulu gendut pendek, gak tinggi kaya elo, dia juga gak nyebelin kaya Lo. Lo mah kalo bohong suka gak kira kira". Kekeh bella
Darren hanya diam saja
Beberapa menit kemudian Bella menghadap ke arah darren. Ia menelan Saliva nya dengan susah payah.
"Lo.. maksud gue, Lo beneran mahesa? Temen gue yang udah SD tapi masih ngompeng? Lo Mahesa yang suka ngadu ke mamah kalo gue suka mencet kepala ayam warna warni elo? Lo Mahesa yang .. yang hiks ngompol di sekolah?" Bella mulai menangis sambil memukul lengan Darren.
"Lo jahat!! Dasar jahat!! Kemana Lo waktu itu? Gue tiap hari dateng ke rumah Lo berharap Lo bakal pulang tapi gak ada! Gue selalu nunggu Lo di sekolah tapi Lo gak Dateng! Lo marah karena gue nyolong kompeng Lo? Iya? Lo marah sama gue gara gara gue bilang ke Tante Nia kalo Lo ngompol di sekolah? Lo marah hiks karna" ...
"Ck. jangan buka aib gue mbel". Kesal Darren
"Hwaaa gue seneng, marah, sedih tau nggak, Lo kok bisa jadi tinggi cakep begini? Operasi plastik Lo ya?" Bella mulai mengelap ingusnya di baju Darren
"Kebiasaan Lo ah!" Kesal Darren menyentil kepala Bella. 'Kalo ngomong sembarangan banget, operasi plastik pala Lo".
"Gue gak pernah sengaja buat ninggalin Lo mbel, bokap nyokap gue cerai. Jadi gue ikut nyokap ke Yogyakarta tanpa sempet pamit sama Lo".
"Lo kira gue sekolah di Jakarta Karena apa? Ya buat jagain Lo lah. Gue tau sekarang Lo tinggal sendiri, gue tau dari bokap gue. Tapi Lo gak ngenalin gue sama sekali, gue kira Lo udah lupa sama gue makanya gue gak ngomong apapun".
"Bego Lo bego banget dasar Mahesa begoooo!" Kesal Bella menjambak rambut Darren
"Eh cocolan nyam nyam. Bisa rontok rambut gue Lo tarik tarik bego!"
"Knapa Lo gak bilang kalo Lo Mahesa temen gue yang tukang ngompeng sih!! Gue kangen banget sama Lo hwaaa Mahesaa". Ucap Bella memeluk Darren erat. Sangat erat hingga mencekik Leher Darren
"Ck. Lo mau bunuh gue!"
Bella sontak melepas pelukannya nya dan cemberut kesal.
Setelah itu mereka tertawa bersama.
'Darren Lo tau nggak lagu barat yang nadanya 'desss tak tung Jess jesss gubrakk tak tak dung' judul nya apa ya?
"Gatau gue! bodo amat Lo tanya aja sana sama jamet".
"Ck, gak gaul Lo ah". Kesal Bella
"Eh belut sawah, otak lu tu yang minimalis". Sergah Darren tak terima
Sudah lama rasanya Darren tak bercanda selepas ini, ia sangat sangat merindukan gadis kecilnya.
"Mahesa gue laper ihhhh". Rengek Bella mulai kumat penyakit manjanya
Darren yang kesal mulai membuka ponsel nya dan memesan ayam geprek pedas. Membayangkan nya saja sudah membuat nya lapar
"Lo mau ayam bagian paha, sayap atau dada?" Tanya Darren
Mau bahu aja ih biar bisa nyender. Ujar Bella senyum senyum
Darren sontak mulai menyentil kening Bella dengan kesal campur gemas. Tak habis Fikir dengan jalan fikiran otak kecilnya itu.
"Hwaaa kenyang ihh.. astaghfirullah" ucap Bella
"Alhamdulillah bego kok astagfirullah". Geram darren
"Gitu ya? Namanya gue gak tau! Makanya Lo ajarin gue biar pinter".
"Ck, Segitu aja gak tau Lo". Marah Darren yang membuat bela mengerucutkan bibirnya sebal.
"Gue pengen makan cake ihh". Rengek Bella lagi
"lima menit yang lalu Lo bilang kalo lo kenyang mbell". Geram Darren
"Kan itu tadi mahesa , ini gue laper lagi". Teriak Bella
Dengan berat hati darren mengeluarkan lagi ponsel nya dan mencari berbagai macam cake.
"Lo mau yang rasa apa? Nanas? Blueberry? Strawberry?" Tanya Darren
"Gue mau cake bukan buah, Darren!!" Kesal Bella.
Darren menarik nafas panjang, ia sudah sangat geram melihat Bella yang menghentak hentak kan kakinya ke lantai.
"Bodo ah mau pulang aja gue males gue ngomong sama lo!"
"Ih Mahesa!" Kesal Bella.
"Yaudah pulang sana jangan balik balik lagi! Jangan ganggu gue lagi pokoknya jangan!"
"Dih, ke PD an Lo. Yaudah bye!" Ucap Darren
Bella yang melihat Darren berjalan ke arah pintu pun mulai melempari nya dengan bantal. Sungguh ia kesal, namun ia juga merasa bahagia. Setidaknya kehadiran sahabat kecilnya membuatnya sedikit melupakan kekesalan nya kepada Rain.
Bella menghela nafas nya panjang, setelah kepulangan Darren semua terasa sepi kembali. Ia memejamkan matanya serta mengingat kenangan manisnya bersama Rain. Namun sepertinya semua sudah berakhir, rain mungkin tak kan pernah ingin mendekati nya lagi. Batin nya sesak
"Rain, aku kangen". Lirihnya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments