...~jangan lupakan bahwa payung dapat menembus hujan~...
🌼🌼🌼
Bella terlihat memeluk dirinya sendiri seolah olah ia benar benar ketakutan.
"Bel? R u okay?"
"Bel? Look at me!" Suruh Darren.
"Kenapa? Lo mau ngehina kondisi gue? Atau Lo Mau mengasihani gue? Kenapa sih Lo jahat banget sama gue! Gue punya hiks salah apa sama Lo ha? Apaaaa!!" Bentak Bella dengan tangisan pilunya.
Darren yang melihat kondisi Bella pun memeluk nya untuk memberikan ketenangan.
"Kenapa Lo peduli? Bukan nya Lo benci sama gue?".
"Emang gue pernah bilang kalo gue benci sama Lo?".
Bella hanya mengerjap kan matanya lucu.
"Ikut gue!". Darren menuntun tangan Bella untuk memasuki cafe miliknya dan membawa Bella ke ruang pribadinya.
"Kalo Lo mau cerita sama gue Lo bisa cerita, kalo gak mau juga gue gak maksa". Ucap Darren serius
"Hiks hidup gak adil sama gue hiks". sedih Bella.
"Ssstttt.. hidup emang ga adil buat semua orang, bukan Lo doang". Darren kembali memeluk bella
"Jangan di lanjutin ceritanya, ntar Lo makin sedih".
"Kenapa tiba tiba Lo baik sama gue?". Bingung Bella.
"Ck, Lo ya di baikin salah, di jahatin salah". Kesal Darren menyentil jidad Bella.
"Sakit ihh Darren". Rengek Bella.
"Ternyata Lo gak berubah, masih aja manja". Senyum Darren.
"Heh? Lo bilang apa?".
Darren yang tersadar dengan kata kata nya mulai bingung.
"Emm, maksud gue, gue gak nyangka aja Lo bisa manja".
"Ck, gue gak manja!".
Tiba tiba
"Aaaaaaaa!!! Darren itu kecoaaa!!" Jerit Bella melupakan kesedihannya.
Darren yang mendengar kata kecoa pun panik dan naik ke atas meja.
"Mana? Wah gila. Buang bel buang gue geli ih !"
"Ha?" Bela tercengang melihat darren. "Lo kan yang lakik di sini, ya Lo lah yang buang. Darren ih badan Lo gede tapi gak berani sama kecoa doang!!"
"Gue gak takut, gue geli ! Buang bel buruan!!"
"Gak mau ihh gue jijik Darren hwaaa Lo aja ih yang buang. Gue gak mau gak mau ihhhh". Jerit Bella mengibas ngibaskan tangan nya. Bella pun menaiki meja yang sama dengan Darren.
"Ck. Lo ihh laki laki tapi sama kecoa aja takut!!"
"Berisik Lo ah". Geram Darren.
"Nana!"
"Nana!"
Salah satu karyawan Darren bernama Nana pun masuk ke ruangan. Nana terkejut melihat boss nya dan Bella yang sudah ketakutan di atas meja.
"Lo buangin tuh kecoa di bawah! Kalian ga bersihin ruangan gue? Gimana bisa ada kecoa!" Amuk Darren.
Nana yang mendengar hal itu menahan tawanya. Tak di sangka boss muda tampan nya takut dengan seekor kecoa.
"Ngetawain gue Lo dikit aja, gue pecat Lo !" Ancam Darren marah.
Nana pun segera pergi dan membuang kecoa.
Bella merasa de Javu dengan situasi ini, dulu pun ia memiliki seorang sahabat kecil yang sangat takut kepada kecoa. Buru buru ia menepis pikiran nya, mungkin saja teman nya itu sudah melupakan nya.
"Betah banget Lo megang megang tangan gue".
Bela pun tersadar dari lamunan nya dan melihat ke arah tangan nya yang memegang tangan Darren.
"Ck. Kepedean Lo! Mana mungkin gue demen sama laki yang takut kecoa". Ejek Bella kepada darren.
"Gue gak takut, geli doang!" Elaknya.
"Giwi gi tikit cumi Gili diing nyeyenyenye !" Ejek Bella lagi sambil menjulurkan lidahnya.
Darren yang gemas mulai mencubit pipi Bella.
"Lepas ihh Darren sakit ini pipi gueeeeee!!! Darren sialaaan".
"Eh! Ucap Darren menyentil mulut Bella. Ngomong kasar sekali lagi gue gantung Lo".
Ucapan Darren membuat Bella bergidik ngeri.
Darren terawa terbahak bahak melihat ekspresi lucu Bella. Sudah lama ia tak bicara dan tertawa selepas ini.
Darren mengingat masa masa kecilnya bersama Bella yang di penuhi dengan pertengkaran" kecil. Hal itu membuatnya tersenyum.
🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼
"Pokoknya Lo gak boleh bilang ke siapa siapa tentang keadaan gue tadi malem! Peringatan Bella kepada darren". Saat ini mereka sedang bersama Sama menuju kantin.
"Ck! Udah sepuluh kali Lo bilang kaya gitu", Jengah Darren. "Lagian biar apa Lo sok sok jahat sok Sokan kuat".
"Berisik jangan kuat kuat ngomongnya ih Darren!!!" Jerit Bella, tak sadar bahwa ialah yang berbicara sangat kuat.
Darren yang melihat tingkah Bella hanya tertawa gemas sambil mengacak acak rambut Bella.
Awalnya Bella hanya ingin menempel kepada rain. Namun melihat Darren ia jadi teringat kondisinya tadi malam, makanya ia saat ini berinteraksi dengan Darren.
Rain yang melihat Bella berinteraksi dengan darren pun merasa bingung, apalagi darren yang terlihat bahagia serta tertawa membuat rain dan teman teman nya terheran heran.
"Apa yang mereka bicarakan?" Batin rain penasaran.
Apalagi dengan tingkah manja Bella yang sudah berani ia tunjukan kepada darren semakin memperkuat kebingungan mereka.
Dan entah mengapa hal itu menyulut kemarahan rain, ia hanya tak suka milik nya di ambil orang. Bella hanya boleh berinteraksi dengan nya.
Apa?
Apa yang baru saja rain pikirkan? Tidak, ia tak mungkin menyukai Bella.
Ehem, Darren yang di perhatikan pun mulai sadar.
"Gue tadi cuma ngisengin dia doang kok, abis mukanya burik banget". Ucap Darren kepada teman temannya.
Bella yang mendengar hal itu melotot marah dan ingin menjambak rambut Darren.
Sebelum itu terjadi, rain sudah terlebih dahulu menyeret paksa Bella, ia tak Sudi melihat interaksi Bella dan Darren, ia tak mengerti. Ia hanya merasa marah saat ini.
Bella yang di tarik rain sontak terkejut, namun ia mengembangkan senyuman nya. Dengan senang hati ia menggandeng lengan rain.
Darren tersenyum miris di belakang Bella dan Rain.
Seketika mereka pun berjalan, dengan Bella dan Rain yang di depan, di ikuti oleh Bara, Laskar Darren dan Shireen.
Sergio saat ini sedang tidak masuk karena harus berziarah ke makam sintia. Ya, Sintia ikan ****** Sergio yang wafat saat itu. Namun ketika mereka berjalan, mereka berpapasan dengan naina yang berjalan berlawanan arah dengan mereka.
Shireen yang sejak tadi di samping laskar mulai menyenggol memberi kode kepada Bella bahwa ada Naina.
Sisi baik dalam diri Bella belakangan ini sangat mendominasi. Entah mengapa ia merasa tak enak kepada Naina. Ia ingin melihat Naina cemburu atau mungkin sedikit saja memancing amarah nya, namun yang ia lakukan justru melepaskan pegangan nya kepada Rainald.
Rain merasa ada sesuatu yang hilang ketika Bella melepaskan tangannya. Dan Ia merasa heran kepada Bella, bukan kah ia senang sekali menyakiti Naina? Mengapa ia justru menyia nyiakan kesempatan untuk membuat naina cemburu?
Ya, Rain sadar bahwa Naina menyukainya, Naina sering mengirim kan nya pesan singkat seperti
Rain, lagi sibuk ga? Aku pengen cerita boleh?
Rain, kita kan udah temenan, boleh gak aku curhat sebagai teman?
Sebagai lelaki Rain paham betul bahwa Naina diam diam menaruh hati kepadanya, Maka dari itu ia menjaga jarak dengan Naina agar ia tak salah faham kepada Rain.
Rain menarik kembali tangan Bella dan melingkarkan kembali pada lengannya. Semua itu tak luput dari pandangan Naina. Matanya pun mulai memanas.
Bella sedikit terkejut dengan perlakuan Rain, namun kemudian Bella tersenyum.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments