...Jika kau datang hanya karena rasa kasihan, menjauhlah!...
🌼🌼🌼
"Ini rumah Lo?" Tanya Rain setelah sampai di rumah Umbrella.
"He eh" angguk Umbrella.
"Lo tinggal sama siapa?"
Deg
Entah mengapa Bella ragu untuk mengatakan sebenarnya kepada Rain.
"Eh emm.. aku tinggal sendiri, nyokap udah meninggal dan ayah pindah ke luar kota". Ucapnya dengan senyum kaku, malu rasanya mengakui bahwa ia sebatang kara.
Rain sedikit terkejut mendengar nya. "Jadi di rumah se gede gini Lo tinggal sendiri?" Tanya nya
Melihat wajah Rain yang seolah mengasihani nya membuat Bella tersenyum mengejek kepada hidup nya.
"Engh.. enggak aku tinggal sama bi ijah dan mang Ujang juga". Ucapnya sedikit tersenyum.
"Emm kamu mau mampir dulu?" Ucap Bella mengalihkan pembicaraan.
"Nggak usah gue langsung pulang aja, Si Gio dan yang lain udah nunggu di apart gue soalnya".
"Yaudah hati hati ya baby". Ucap Bella nyengir lucu
"Ck, geli" ucap Rain tertawa pelan.
Bella tertegun melihat tawa Rain, bibirnya pun mulai tersenyum.
🌼🌼🌼
"Jadi Lo abis nganter pacar pulang?" Ucap Gio tertawa yang berakhir dengan tendangan maut dari rain.
"****.. sakit g*blok"
"Gak usah banyak ngeledekin orang Lo". "Itu tadi cewe yang Lo marahin di kantin siapa?" Ucap Laskar mengintimidasi
"Nah iya, Lo apain tu cewe Sampe nangis begitu? Jangan jangan Lo mesumin lagi". Bara menambahi
"Ck, jangan Ngadi Ngadi deh Lo semua ah, Dia itu mantan gue si Sasya".
"Sejak kapan Lo punya pacar?" "Wah parah Lo udah main umpet umpetan aja Lo sama kita kita". Ujar Laskar menggeleng dramatis.
"Dia bilang dia gak nyaman kalo hubungan nya di publish, jadi yaudah karna gue gak mau ganggu kenyamanan dia jadi kita sembunyiin". Senyum Laskar masam.
"Ternyata alasan dari itu semua karena dia punya selingkuhan, temen sekelas nya". Kekeh Laskar membayangkan semua pengkhianatan.
"Awalnya gue curiga pas ngeliat mereka berdua yg akrab banget. Tapi gue menepis hal hal buruk di pikiran gue karena gue percaya banget sama dia, Ternyata emg dia murahan". Kesalnya.
"Makanya Lo nyari cewe jangan liat cakep nya doang". Ucap Darren menasehati.
"gue masih sayang banget sama tu cewe, Tapi rasa kecewa gue jauh lebih besar".
"Yaelah cewek banyak kali! kayak gak laku aja Lo". Ucap Rain kepada Gio.
"gak cocok muka sangar Lo ngegalau galau, gak ada pantes pantes nya". Ucapnya lagi.
"Awas aja kalo ntar lu ngegalau-in cewe!". Kesal Gio
Rain hanya menggidik kan bahunya malas.
"Tumben Lo tadi nganter Bella pulang? Mulai suka kan Lo ? hahahaha". tawa Bara menggema.
"Jangan Ngadi Ngadi, gue gak punya perasaan apa apa sama dia. Cuma kasian doang gue kalo dia pulang sendiri".
"Bukan nya biasanya Bella di jemput sama supir pribadi nya". Ucap Darren
"Lo tau dari mana?" Ujar Rainald menyelidik
"Eh gue pernah liat aja". Ucap Darren sedikit gelagapan.
Rain hanya mengangguk kan kepalanya. "Ya gak ada salahnya gue bersikap baik sama orang kan, sirik aja lu semua".
"Yaelah sensitif amat baby kek pantat bayi". Ucap bara meledek rain dengan sebutan 'baby' yang biasa di gunakan oleh Bella.
"Ck, gila". Ujar Rain.
🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼
Malam ini udara terasa sangat dingin, Bella yang menggunakan jaket segera keluar mengendarai mobilnya, biasanya dia akan malas menyetir mobil dan lebih memilih di antar mang Ujang, tapi untuk kali ini ia ingin sendiri.
Tadinya mood Bella baik baik saja, namun setelah melihat postingan Instagram terbaru ibu tirinya membuat nya sesak, ayah nya benar benar bahagia bersama istri dan anaknya sekarang, ia benar-benar melupakan Bella. Saat ini ia sedang berusaha mengendalikan emosi nya yang menggebu gebu.
Ia menghentikan mobilnya di sebuah cafe yang biasa ia kunjungi ketika kesepian. Ia memilih duduk di sudut ruangan, nuansa nya membuat Bella merasa lebih tenang.
Pelayan disana juga sudah hafal dengan pesanan Bella karna sangking seringnya ia kesana. Semenjak di tinggal ayah dan mama nya emosinya tidak terkendali. Ia mengalami depresi ringan yang menyebabkan nya mudah marah, mudah pusing,
Sering menangis bahkan cepat berputus asa. Ia memilih menyendiri agar tak menjadikan orang orang di dekatnya sebagai pelampiasan amarahnya. ia hanyalah gadis kecil yang kehilangan pegangan.
Namun tiba tiba seorang pelayan yang lewat tak sengaja menumpahkan minuman ke baju Bella.
Bella yang semula masih terkendali saat ini sedang menemukan pelampiasan kemarahan nya.
"Cari masalah Lo sama gue? Lo tau harga dress yang Lo buat kotor ini berapa ? Gaji Lo setahun juga gak bakal cukup ngebayar ini! Ucap Bella menggebu". Ia merasa dadanya sesak, ia ingin menangis meraung raung, namun bukan kah itu terlalu berlebihan jika hanya karena bajunya kotor".
"Sa saya gak sengaja Mbak". Ucap pelayan itu takut
"Ada apa ini?" Suara bariton berat mengagetkan Bella. Ia seperti pernah mendengar suara itu.
"Da Darren?" Ucap Bella gugup, entah mengapa dadanya semakin sesak, rasa paniknya sungguh berlebihan. Apakah penyakit nya sudah memasuki tahap yang berat? Ia ingin segera pulang dan menumpahkan segala emosinya.
Darren melihat Bella yang terlihat aneh pun mulai bingung.
'Knapa Lo marah marah?" Tanya Darren
"Bukan urusan Lo", jawab Bella.
"Tentu saja ini menjadi urusan gue, karna cafe ini punya gue, dan segala masalah jadi tanggung jawab gue".
Bella semakin terkejut. Namun sesaat kemudian Bayangan bayangan sepi mulai menghantuinya. Amarahnya tak tersalurkan. Ia memilih lari keluar cafe tersebut. Ia tak ingin Darren melihat kondisinya.
Darren mengejar Bella yang tiba tiba lari ketakutan. Apakah aku begitu menakutkan? Tanya Darren pada dirinya.
Di lorong yang sepi Bella mulai berjongkok menutupi wajahnya. Ia tak tau mengapa rasanya ia ingin menangis dan memukul sesuatu. Ia memukul" lantai untuk memuaskan amarahnya. Ia mulai menggigiti kukunya ketakutan.
Darren yang melihat Bella terdiam sejenak. Entah mengapa air matanya mulai luruh melihat gadis kecilnya yang dulu sangat ceria sekarang begitu tertekan.
Ya, Darren merupakan teman kecil Bella.
Flashback
"Mahesa Darrena graha"
"Mah, kita mau kemana?"
"Diam Mahesa jangan berisik. Kita akan pergi dari rumah ini, sekarang kamu tinggal pilih mau ikut mama atau papa?"
Ya, orang tuanya bercerai pada saat Darren berumur masih sangat kecil. Darren kecil menangis ingin bertemu Bella sahabatnya.
"Nanti esa gak bisa ketemu Embel lagi mahh ucap nya merengek".
Disinilah Darren kecil, di rumah minimalis di kota Yogyakarta, seminggu ia menangis untuk ketemu Bella Sampai akhirnya seorang anak kecil yang tinggal tak jauh dari rumahnya mampu membuat nya tidak kesepian lagi. Namun tetap saja ia hanya ingin Bella yang mengisi hari harinya.
Sampai ia menginjak tingkat SMP dan mendengar bahwa ibunya Bella meninggal dunia. Ia memohon kepada ibunya untuk ke Jakarta menemui Bella, ia membayangkan betapa hancurnya Bella. Namun ia tak berdaya.
Sampai akhirnya, ibunya mengizinkan nya untuk melanjutkan sekolah di Jakarta. Ia memilih sekolah yang sama dengan Umbrella. Ia berniat memberikan Bella surprise atas kedatangan nya.
Jantung Darren berdegup kencang melihat Bella yang tumbuh menjadi gadis remaja yang sangat cantik, ia tersenyum hendak menegur Bella, namun Bella hanya lewat di sampingnya tanpa menoleh.
Dia tak mengenaliku, ucapnya pada dirinya.
Ia memilih untuk tak mengatakan nya, ia hanya takut terlalu percaya diri dengan menganggap dirinya begitu berarti. Ia hanya sekedar teman kecilnya, bukan sesuatu yang penting bagi Bella.
Sampai akhirnya ia mengetahui bahwa Bella mencintai temannya, Rainald. Bella mencintai nya dengan begitu gila. Hal itu membuat Darren selalu marah hanya untuk menyadarkan Bella bahwa ia terlalu berharga untuk memohon akan cinta seseorang yang bahkan tak menganggap dirinya ada.
Namun Bella justru menganggap bahwa Darren membenci nya. Sehingga Bella selalu tak suka melihat kehadiran Darren di sekitarnya.
Flashback off
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments