Sejak kejadian kemarin, Felicie memutuskan untuk menerima pertemanan dengan pria itu yang ternyata bernama Elbert.
Padahal kemarin waktu di sanggar, Felicie sengaja memintanya untuk menjadi lawan tandingnya. Walau sudah beberapa kali terjatuh dan Felicie terus memukulinya, Elbert tetap
tersenyum dan tidak ada mengeluh sedikitpun. Hal ini membuat Felicie yakin, kalau Elbert memang benar - benar tulus ingin berteman dengannya.
Felicie yang kini menempati kamar di sebelah kamar Aaron, setelah Tommy memberitahunya melalui telepon, kini sedang bersiap - siap untuk sarapan sebelum pergi bekerja.
Sejak dia pulang semalam, dia tidak ketemu dengan Aaron. "Mudah - mudahan bandot tua itu gak pulang, biar gue gak ketemu lagi pagi ini. " gumam Felicie pulang sambil menikmati sarapan yang di buatnya.
Aaron yang kebetulan lewat karena ingin mengambil sesuatu di dapur, hanya bisa mendesis mendengar omongan Felicie. Tapi kali ini, karena ia harus buru - buru pergi menjemput Giselle, Aaron tidak menanggapi perkataan Felicie. Ia membuka lemari pendingin, lalu mengambil jus yang sudah tersedia, kemarin waktu Felicie tidak pulang, ia menyuruh pelayannya untuk mengisi lemari es itu penuh dengan berbagai jenis bahan makanan dan minuman.
Dengan acuh, ia lalu mengambil sandwich di meja makan yang di buat oleh Felicie.
Felicie yang melihat Aaron, langsung segera bangkit dari tempat duduknya dan beranjak pergi dari meja makan tanpa menyelesaikan sarapannya.
" Aku juga pengen sarapan, bukan mau menganggu kamu." ujar Aaron gak terima melihat Felicie pergi.
Felicie tak mengacuhkan perkataan Aaron, setelah ia mengambil tasnya, Felicie ingin segera keluar dari apartment tapi tangan Aaron mencegahnya.
Aaron menutup kembali pintu apartment.
" Aku mau bicara sebentar." ucap Aaron sambil menatap wajah Felicie.
" Gue mau kerja, gak ada waktu sama sekali. " jawab Felicie dengan datar.
" Cuma sebentar doang, gak bisa juga ? " Aaron mulai emosi melihat Felicie gak perduli.
" Ya ... " jawab Felicie singkat, lalu kembali meraih pintu apartment.
Dengan cepat Aaron menahan tubuh Felicie, lalu dengan cepat ia menggendong badan Felicie kembali menuju lantai atas.
Ia bahkan lupa dengan janjinya pada Giselle, untuk menjemputnya di apartment.
Begitu tiba di kamarnya, Aaron segera mengunci pintu dan membanting tubuh Felicie ke tempat tidur. Aaron juga mematikan ponsel begitu suara deringan terus berbunyi karena mengganggunya.
Dengan perasaan sangat marah, Felicie langsung menendang kaki Aaron, hingga terjatuh di lantai.
" Gue udah bilang , gue jijik di sentuh sama tangan Lo." teriak Felicie.
" Lo yang buat gue bersikap kaya gini. Tadi gue udah bilang, kalau mau bicara sama Lo sebentar tapi Lo gak mau. Jadi jangan salahkan jika gue bersikap kurang ajar." sahut Aaron dengan wajah marah lalu menghampiri Felicie. Bahkan Aaron tidak ber aku kamu lagi.
Kini gantian Aaron membanting tubuh Felicie, tapi ke atas kasur. Lalu dengan cepat ia menahan tubuh Felicie di bawah badannya.
" Gak usah gila, Lo ya ... ingat kontrak yang Lo buat. Lo dan gue gak boleh bersentuhan, gue bisa nuntut Lo sekarang." ancam Felicie dengan wajah memerah karena emosi.
" Gue gak peduli. Silahkan kalau Lo mau nuntut gue ... gak akan ada yang percaya sama Lo.
Elo itu cuma gadis kecil, jadi jangan terlalu kurang ajar sama gue. Ngerti Lo ... !" ujar Aaron yang mulai gelisah, karena sesuatu di bawah tubuhnya mulai mengeras karena bersentuhan dengan tubuh Audrey.
" Apa mau Lo, sebenarnya ... gue udah bilang ke Tommy kalau gue gak akan menganggu kehidupan Lo, dan Lo juga menganggu kehidupan pribadi gue. Selama tiga bulan ini, gue cuma numpang tidur aja di sini. Setelah itu kita selesai." ucap Felicie dingin, dan mulai terasa gerah karena tubuh Aaron yang menempel di tubuhnya.
" Tadi gue kan udah bilang sama Lo, gue mau ngomong ... kalau Lo mau dengerin omongan gue dengan baik, gue akan segera melepas Lo ... " kata Aaron mulai reda amarahnya, karena menahan sesuatu yang mulai memberontak untuk di keluarkan.
Felicie yang juga mulai gerah karena posisi mereka yang berhimpitan, membuatnya ia tidak bisa menghirup udara dengan bebas. Apalagi wajah Aaron dan wangi tubuhnya sangat dekat dengan wajah Felicie. Bahkan suara nafas dan detak jantungnya bisa terdengar jelas di telinga Felicie. Hal ini membuatnya jadi tidak nyaman.
Sementara itu Aaron sudah mulai tidak bisa menahan gejolak di hatinya, ingin sekali ia segera mencium bibir merah Felicie yang berada di bawahnya. Apalagi daging kenyal di dada Felicie, menempel indah di badan Aaron.
Rasanya, jika Aaron tidak memakai akal sehatnya sekarang ini, mungkin ia akan ******* semua yang ada di diri Felicie.
" Baik ... Lo mau ngomong apa sama gue ? " akhirnya Felicie mengalah, ia benar - benar ingin lepas dari himpitan tubuh Aaron.
Sebenarnya dia sudah menggunakan tenaganya untuk melawan, tapi ternyata Aaron tidaklah selemah yang ia kira.
Aaron menarik nafas lega begitu mendengar perkataan Felicie.
Ia sudah hampir tidak bisa menguasai dirinya.
" Bagus ... sekarang dengarkan gue." ujar Aaron lalu bangkit dari tubuh Felicie. Lalu terlebih dulu ia menenangkan gejolak di dirinya.
Felicie langsung bangkit begitu terbebas dari himpitan Aaron.
Kini ia menatap dengan dingin wajah Aaron.
" Calon istri gue yang sebenarnya sudah kembali ke negara ini. Dia wanita yang bersama gue waktu ketemu dengan Lo kemarin di hotel dan di mall." Aaron menjelaskan.
" Terus hubungannya dengan gue apa ? Gue gak akan campuri apa lagi peduli mau istri Lo sepuluh ataupun seribu. " jawab Felicie dengan wajah tanpa ekspresi nya.
" Saat ini, Lo adalah istri sah gue walau pernikahan ini berdasarkan kontrak. Tapi di mata hukum kita tetap pasangan yang sah. Jadi gue berharap, jika suatu saat Lo ketemu lagi ketika gue sedang bersama Giselle, Lo jangan sampai melakukan hal seperti yang kamu lakukan kemarin, di apartment ini." wajah Aaron terlihat serius ketika mengatakan ini.
Felicie hanya mengumpat dalam hati ketika mendengar perkataan Aaron yang seakan - akan sangat khawatir, ia akan menyerang Giselle, kekasihnya jika bertemu.
" Hei, apa lo dengar perkataan gue ? " tanya Aaron dengan suara keras.
" Dengar, gue gak tuli ... udah itu ajakan yang mau Lo sampaikan.
Kalau sudah selesai, gue mau pergi." kata Felicie bersiap - siap untuk keluar dari kamar Aaron.
" Belum , gue belum selesai ... kalau Lo takut telat datang ke tempat kerjaan Lo, biar gue antar." sahut Aaron menghentikan langkah Felicie
" Gak usah, gue pergi di jemput teman gue." sahut Felicie cepat.
Aaron langsung menarik sudut bibirnya begitu mendengar jawaban Felicie.
" Ternyata gadis tengil ini punya teman juga. " Aaron membatin.
" Teman Lo cewek apa cowok ? " tanya Aaron penasaran.
" Bukan urusan Lo ... udah, cepat katakan apa lagi yang mau Lo omongin." ujar Felicie sambil tetap berdiri di depan pintu kamar Aaron.
" Hmm ... jangan sampai kekasih gue tahu kalau kita sudah menikah. Lo harus merahasiakannya. " ujar Aaron kesal, setelah mendengar perkataan Felicie yang gak menjawab pertanyaan mengenai temannya.
" Gak usah Lo ingatin, gue juga memang gak mau ada yang tahu tentang pernikahan ini. " jawab Felicie dengan senyum dingin di wajahnya.
Aaron seharusnya senang mendengar jawaban Felicie, tapi kenapa hatinya merasa gak terima.
" Satu lagi, selama dua Minggu ini
gue akan pergi ke luar kota, jadi Lo sendirian di apartment ini." Aaron berkata sambil menatap wajah Felicie. Ia ingin melihat perubahan apa yang terjadi di wajah gadis kecil ini.
" Hmm ... terus kenapa ? " tanya Felicie datar, sementara hatinya bersorak senang. Berarti selama dua Minggu ini, ia akan bebas ... gak harus melihat wajah Aaron yang menyebalkan.
" Lo berani sendiri di sini ... kalau gak berani, Lo boleh ajak teman elo nginap di sini." ucap Aaron.
" Kalau teman gue cowok, boleh juga nginap di sini ? " tanya Felicie
dingin.
Aaron langsung memerah wajahnya begitu mendengar perkataan Felicie. Ia merasa sangat keberatan.
" Jangan kurang ajar, gue udah berusaha baik bicara sama elo.
Jadi jangan bersikap keterlaluan.
Lo itu cewek, masa mau ngajak cowok nemani Lo." kata Aaron berusaha mengatur nafasnya, karena menahan emosi.
" Aneh, tadi Lo sendiri yang ngomong kalau gue boleh ngajak teman kesini. Jadi, sikap gue yang keterlaluan, menurut Lo yang mana ? " sahut Felicie.
" Lo itu cewek dan istri gue. Jadi hanya boleh cewek juga yang nemani Lo. Paham, gak ... ? " ucap Aaron kesal.
" Istri ... hahaha. Gue bosan mengatakan ini sama Lo, tapi gak papa, ini terakhir kalinya gue ingatin, kontrak ... status kita hanya sebatas itu, gak lebih. Gue punya hak yang sama kaya lo, bebas berhubungan dengan orang lain." jawab Felicie dingin setelah tertawa dengan sumbang.
" Gak bisa, Lo masih jadi istri gue."
ucap Aaron gak terima, entah kenapa dia sangat gak suka mendengar Felicie mengatakan itu. Padahal ia juga mengerti, gak bisa melakukan hal seperti ini.
" Lo egois, Lo bisa berhubungan dengan wanita lain, sementara gue gak bisa. Jadi Lo mau gue jadi janda seumur hidup setelah cerai sama Lo." bentak Felicie lalu keluar dengan membanting pintu kamar dengan keras.
Aaron tertegun melihat wajah Felicie yang tadi kelihatan sangat emosi.
" Apa gue memang terlalu egois ?
Kenapa juga gue harus marah, kalau dia dekat dengan pria lain ?
Bukankah setelah semua ini selesai, kami juga akan berpisah.
Berarti dia memang berhak memiliki kekasih, seperti gue yang memiliki Giselle. Tapi kenapa hati kecil, gue gak menerimanya ? " tanyanya dengan bingung pada dirinya sendiri.
Aaron memijit kepalanya, karena gak bisa mendapatkan jawaban atas pertanyaannya sendiri.
Ketika ia berjalan hendak keluar dari kamar, ia melihat kalau jam sudah menunjukkan hampir pukul sepuluh. Ia baru sadar, kalau sudah melupakan janjinya untuk menjemput Giselle, kekasihnya.
Dengan buru - buru ia melangkah dengan lebar keluar dari apartment. Aaron gak mau, Giselle marah karena kelamaan menunggunya.
**********************************
* Mohon dukungannya buat Author, ya ... 🙏😀
* Baca juga karya Author yang lain, " Cinta dan Dendam Audrey ".
* Jangan lupa Like, komentar yang positif, Vote dan Hadiah yang banyakkkkk ... 🙏😂😘😍
* Buat yang sudah menjadi pembaca setia karya Author ,
Author ucap kan terima kasih ...🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
Giantini
suami egois mcm Aron gk pantas dipertahankan
2023-04-12
0
Wiwik Murniati
laki laki egoies
2023-02-09
0
Agasaka
lov de buat km tdk pntang d tindas jdi wanita yg kust walaupun kliatn dri luar doang pdhlmh km rapuh
2022-08-01
0