" Males banget sebenarnya gue harus pulang ke apartment nya bandot tua itu. Mana gue belum tahu lagi, kamar yang mana buat gue." gumam Felicie setelah bersiap - siap untuk keluar dari hotel.
Walau perasaan enggan menderanya, tapi Felicie tetap memutuskan untuk pulang. Dia juga gak bisa berlama - lama di luar. Felicie gak ingin Tuan William nanti mengetahuinya.
Setelah check out dari hotel, Felicie lalu menaiki sebuah taksi yang akan membawanya pulang.
Sementara itu Zico yang sudah stay dari pukul tujuh, di parkiran hotel ... begitu melihat Felicie keluar dan menaiki taksi, segera mengikuti dari belakang.
Di perusahaan, Tommy yang kini bersama Aaron masih sibuk mengurusi berkas - berkas yang akan di gunakan buat meeting.
Jadi Tommy belum sempat berbicara mengenai apa yang di pesankan Felicie padanya.
Aaron yang sebenarnya ingin menanyakan tentang Felicie, berusaha menahan, karena ia harus berkonsentrasi untuk meeting nanti. Apalagi, nanti Daddy nya akan datang. Tiba - tiba ponsel Aaron berdering, melihat nama Giselle yang tertera di sana, ia pun mengangkatnya.
" Halo, sayang ... ada apa ? " jawab Aaron begitu menggeser tombol panggilan, sambil melirik Tommy.
Tommy yang melihat Aaron menerima telepon dari Giselle, langsung menghentikan kegiatannya. Ia berdiri di depan Aaron untuk mendengarkan apa yang mereka bicarakan.
" Lo, keluar dulu ... gue mau ngobrol bentar sama Giselle." perintah Aaron pada Tommy, karena ia tidak ingin Tommy mendengar obrolannya.
" Gak bisa ... gue tetap disini, kerjaan kita masih banyak. Nanti kalau gue keluar, Lo lama teleponan nya. " bantah Tommy.
" Itu Tommy, ya honey ... kamu lagi sibuk, ya ... maaf, honey. Kalau gitu nanti aku telepon lagi deh ..." sahut Giselle manja.
" Gak ... aku lagi gak sibuk." jawab Aaron berbohong.
Tommy langsung melototkan matanya begitu mendengar jawaban yang di berikan Aaron pada Giselle.
" Benar, kamu lagi gak sibuk. Aku takut ganggu, loh ... " ucap Giselle.
" Benar, kamu mau ngomong apa sayang ? " tanya Aaron.
" Hmm ... itu, tapi kalau kamu sibuk gak jadi aja, deh ... " Giselle pura - pura ingin membatalkan keinginannya.
" Gak, sayang ... aku lagi gak sibuk. Katakan aja apa yang mau kamu omongin. " kata Aaron.
Tommy rasanya ingin memutuskan sambungan telepon itu. Ia begitu heran melihat Aaron.
Bisa - bisanya menerima Giselle kembali setelah ia pergi begitu saja meninggalkan Aaron tanpa memberitahunya. Apalagi, wanita ular itu sudah menerima uang yang banyak dari Tuan William, agar tidak bersama Aaron lagi.
" Hmm ... aku cuma ingin tanya, nanti jadi kan kamu membawa aku ke apartment yang kamu belikan buat aku ? " tanya Giselle dengan suara yang di buat menggoda.
" Untung kamu ingatin aku, sayang
aku meeting hari ini, nanti aku suruh aja orang buat jemput kamu di hotel terus langsung di bawa ke apartment. Maaf, sayang ... aku lupa kalau nanti siang ada jadwal meeting. Nanti setelah selesai urusan di perusahaan, aku langsung menemui mu " jawab Aaron merasa bersalah karena gak bisa menemani Giselle.
Giselle yang mendengar jawaban dari Aaron merasa kecewa. Padahal dia ingin memanfaatkan saat ini untuk bisa tidur bersama Aaron. Agar dia bisa segera hamil, jadi Giselle bisa menjerat Aaron dengan kehamilannya. Ia tahu, kalau dengan cara biasa, ia pasti tidak akan bisa bersama Aaron.
Tuan William tidak akan pernah mengijinkannya, karena ia sudah mengetahui keburukan Giselle.
Ternyata selama dia berhubungan dengan Aaron, Tuan William menyelidiki semua tentang Giselle.
" Ya, udah gak papa ... tapi benar ya .. begitu kamu selesai
di perusahaan, langsung ke apartment kan honey ... " Giselle sengaja mengalah agar Aaron berfikir dia sangat pengertian. Apalagi memang ia harus sedikit bersabar, setelah Aaron mendapatkan semua milik Tuan William ... gak akan ada lagi yang bisa mengancamnya.
" Tentu saja, sayang ... aku pasti kesana." jawab Aaron senang karena Giselle mau mengerti kesibukannya.
" Kalau gitu aku tutup dulu ya, aku mau check out dulu ... " ucap Giselle.
" Okey, sayang ... hati - hati, ya ... "
kata Aaron.
Setelah sambungan telepon terputus, Tommy langsung duduk di meja kerja Aaron.
" Ngapain sih Lo, masih berhubungan dengan Giselle ? " tanya Tommy kesal.
" Memangnya kenapa ... ? Kami masih saling mencintai, dia juga udah minta maaf ke gue. Kali ini dia janji gak akan pergi lagi. Giselle juga ingin menikah dengan gue. Jadi setelah, gue menceraikan gadis tengil itu, gue akan menikahi Giselle." jawab Aaron serius.
" Bukankah gue udah bilang tentang siapa Giselle dan apa aja yang dilakukannya di belakang Lo selama ini. Tapi, kenapa Lo tetap gak percaya sama omongan gue ?" ujar Tommy dengan wajah marah.
" Ya, jelaslah gue gak percaya sama Lo ... Lo sama Zico kan memang gak pernah suka dengan Giselle. Giselle itu wanita yang baik dan lembut. Selama gue berhubungan dengan dia, kami belum pernah sekalipun melakukan hubungan ranjang. Giselle selalu menolak, dia bilang kalau itu akan di berikan nya pada saat menikah. Paling kami cuma ciuman aja." Aaron membantah dengan nada keras.
" Ah, terserahlah ... nanti Lo sendiri yang bakalan menyesal karena gak mau dengar omongan gue sama Zico." ucap Tommy gak perduli lagi. Tommy udah capek mengingatkan Aaron. Dia tetap keras - kepala dan selalu merasa benar.
" Gue gak akan pernah menyesali sudah mencintai Giselle. " jawab Aaron yakin.
" Ya, semoga Lo benar. Oya, sebelum gue lupa, gue mau menyampaikan pesan dari Felicie, istri Lo ... hari ini dia akan pulang ke apartment, dia gak mau gue jemput jadi dia pulang sendiri.
Terus dia mengatakan, dia akan kembali bekerja dan mengajar anak - anak di sanggar. Jadi, setiap hari Felicie akan pulang malam dan selama tiga bulan ini dia cuma numpang tidur aja di tempat Lo, hingga akhirnya kalian bercerai. " Ujar Tommy lega setelah menyampaikan pesan dari Felicie.
Dahi Aaron langsung berkerut begitu mendengar yang disampaikan Tommy.
" Kenapa kening, Lo berkerut ?
Bukankah bagus, jadi Lo dan Felicie gak akan pernah ketemu walaupun tinggal di tempat yang sama. Jadi waktu tiga bulan yang Lo tentukan, gak akan terasa. Mungkin bisa ketemu lah tapi cuma pagi hari, karena pasti kalian samaan keluarnya dari apartment." kata Tommy datar.
" Kenapa dia harus kerja ? " Aaron akhirnya mengeluarkan suaranya.
" Ya, buat cari uang lah. Felicie kan juga harus menghidupi dirinya. Apalagi dia tahu, waktu kalian hanya tiga bulan saja. Jadi, kalau dia tidak bekerja, siapa yang akan bertanggung - jawab padanya nanti. " ucap Tommy menjelaskan pada Aaron.
" Tapi waktu menikah, gue kan ngasi dia uang mahar satu milyar.
Gadis itu bisa menggunakan uang itu buat buka usaha atau meneruskan pendidikannya." Aaron memberikan alasannya.
" Mungkin dia punya alasan tertentu sehingga belum mempergunakannya. Dia nginap di hotel juga pasti memakai uang itu." Tommy membela Felicie
Aaron memikirkan apa yang di katakan Tommy ada benarnya.
" Hmm ... kalau begitu, terserah gadis tengil itu aja, gue gak mau ambil pusing. Yang penting dia pulang, gue gak mau tiba - tiba Daddy datang, dia gak ada di rumah. " ucap Aaron dingin.
" Pasti, sekarang Felicie udah di apartment Lo ... " kata Tommy, lalu langsung keluar dari ruangan Aaron.
Aaron hanya terdiam begitu mendengar perkataan Tommy.
Sementara itu, kini Felicie sudah berada di toko buku, tempatnya bekerja. Setelah meletakkan koper dan barang - barangnya begitu saja di lantai atas, di apartment Aaron.
Zico yang masih tetap mengikuti Felicie, tersenyum kecil melihat gadis kecil itu terlihat begitu serius saat sedang bekerja. Setelah tahu, lokasi tempat Felicie bekerja, Zico memutuskan untuk pergi.
Aaron dan Tommy, yang sudah selesai meeting segera kembali ke ruangannya. Aaron merasa lega karena, Daddy nya tidak jadi datang. Mendadak Tuan William harus pergi ke negara I******, untuk mengecek perusahaannya karena ada sedikit masalah dan yang membuat Aaron semakin senang, karena kemungkinan Daddy nya agak lama berada disana baru kembali ke negara ini.Jadi ia bisa segera pergi menemui Giselle dan gak perlu khawatir ketahuan Tuan William.
" Gue mau pulang sekarang. Lo urus dulu hal - hal menyangkut perusahaan. Giselle pasti udah nunggu gue. " ucap Aaron saat membereskan peralatannya.
" Hmm ... terserah Lo, deh ..." jawab Tommy malas.
Aaron dengan semangat segera melangkahkan kaki keluar dari ruangannya. Bahkan ia gak melihat wajah Tommy yang sangat kesal melihat kepergian Aaron.
Sedangkan Felicie yang masih sibuk melayani pelanggan toko buku tempat ia bekerja, tidak mengetahui kalau ia sedang di perhatikan oleh seorang pria.
Pria itu terlihat sangat gembira karena bisa bertemu lagi dengan Felicie. Kemarin, dia hanya sempat mengetahui nama Felicie saja. Perlahan ia mendekati Felicie yang baru saja selesai melayani pelanggan.
" Hai, masih ingat dengan gue ? " tanya pria itu begitu berdiri di hadapan Felicie.
Felicie yang sedang membereskan buku - buku yang berantakan, mengangkat wajahnya. Ia seperti pernah melihat pria di depannya ini tapi Felicie lupa dimana.
" Gue yang waktu itu ngajak kamu kenalan di cafe hotel. Terus ada dua orang pria yang ngaku sebagai kakak kamu." pria itu mencoba mengingatkan Felicie.
" Oh ... " sahut Felicie yang sudah mengingatnya.
" Gue senang bisa ketemu kamu lagi. Seperti yang gue katakan kemarin, gue ingin berteman dengan Lo. Jadi, please jangan buru - buru pergi. " ucap pria itu begitu melihat Felicie ingin melangkah meninggalkannya.
" Gue lagi kerja ... " sahut Felicie datar.
" Oh, maaf ... gue gak akan ganggu Lo. Tapi bolehkan, kalau gue nunggu Lo di luar sampai Lo selesai kerja. Gue janji, gak akan berbuat yang aneh - aneh. Serius, gue beneran mau berteman dengan Lo. " ucap pria itu dengan wajah serius.
Tanpa menjawab pertanyaan pria itu, Felicie langsung pergi kembali ke pekerjaannya.
Pria tersebut hanya tersenyum melihat sikap Felicie yang acuh.
Tapi justru itu yang membuatnya tertarik sejak melihat Felicie di lobby hotel. Ia pun menanyakan jadwal pulang pada salah satu karyawan toko buku. Setelah tahu Felicie pulang jam berapa, ia pun melangkah keluar.
Felicie melirik ke arah pria itu begitu melihatnya jalan keluar.
Ia gak percaya begitu melihat, pria itu beneran menunggu di dalam mobilnya.
" Nekad juga, nih cowok." gumam Felicie.
" Felicie, siapa cowok tadi ? ganteng banget ... pacar Lo, ya ? " tanya salah satu teman kerjanya.
" Bukan, gue baru aja kenal." jawab Felicie.
" Oh, bukan pacar, Lo ... tapi kelihatannya cowok itu serius deh mau berteman sama Lo ... liat aja sampe bela - belain nunggu Lo di mobil."
" Gak ada kerjaan kali ... " sahut Felicie cuek.
" Gak mungkinlah ... lihat aja tongkrongannya. Pakaian yang di pakainya barang bermerk. Belum lagi mobil sportnya ... Udah ganteng, kaya lagi." ucap teman Felicie sambil menatap ke arah luar.
" Ambil aja kalau Lo mau ... " kata Felicie gak masalah.
" Kalau cowok itu mau sama gue, gue gak akan nolak. Tapi masalahnya dia sukanya sama Lo." ujar temannya lagi.
" Udah, ah ... ribet Lo." Felicie lalu meninggalkan temannya menuju tempat ia sering membaca buku, jika pengunjung sedang tidak terlalu banyak.
Felicie, selalu menggunakan waktu di saat toko tidak terlalu ramai untuk membaca buku.
Ketika jam kerjanya sudah hampir selesai, Felicie melihat ke arah luar. Ternyata cowok itu masih tetap betah menunggu di dalam mobil.
" Stress kali nih, cowok ... masa beneran nunggu sampai gue pulang kerja. " ucap Felicie pelan.
Begitu Felicie keluar dari tempat kerjanya, pria itu langsung keluar dari mobil dan menghampiri Felicie.
" Hai, Felicie ... boleh ngobrol bentar, gak ... ? " tanya pria itu sopan.
" Gue harus ngajar sebentar lagi.
Jadi gak ada waktu buat ngobrol." jawab Felicie dingin.
" Oh, kalau gitu gue antar ya ... " ucap pria itu menawarkan dirinya.
" Gak usah ... gue bisa sendiri." jawab Felicie.
" Please Felicie, kemarin Lo udah bersedia buat berteman sama gue. Gue hanya sebentar di negara ini, cuma tiga bulan doang.
Sejak datang ke sini, gue belum mengenal seorangpun. Gak tahu kenapa, sejak lihat Lo di hotel, gue sangat ingin mengenal Lo dan menjadi teman." pria itu menjelaskan maksudnya.
" Please, Lo boleh patahin tangan gue, kalau Lo lihat sikap gue yang gak benar. " ujar pria itu meyakinkan Felicie.
" Hmm ... baiklah. Tapi Lo yakin mau ikut sama gue ? " tanya Felicie akhirnya setelah merasa yakin melihat kesungguhan di mata pria ini.
" Yakin ... yakin banget. " jawab pria ini senang karena berhasil meyakinkan Felicie.
" Okey, Lo bisa ikut dengan gue." ajak Felicie
" Thanks, Felicie ... " ucap pria ini cepat.
Felicie langsung masuk ke mobil begitu pintu mobil terbuka.
Di sepanjang perjalanan menuju sanggar tempat Felicie mengajar, pria ini terus berusaha mengajak Felicie untuk mengobrol, walaupun hanya sesekali di tanggapi. Ia gak perduli dan tetap merasa senang karena memiliki kesempatan untuk mengenal Felicie lebih dekat.
**********************************
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
Nurhasanah
cwe y bgni bgt,,bs apa nie lm2 sk sm aron,biasa y kan cwe y yg kalem2,lki y yg arogan
2023-08-24
0