" Felicie kamu gak papa ? " tanya Zico begitu tiba di hotel.
" Memangnya, gue kenapa ? " tanya Felicie datar.
" Itu, maksud Zico pasti kamu gak senang melihat Aaron bersama wanita tadi." ucap Tommy menjelaskan.
" Kenapa gue harus gak senang ? " tanya Felicie semakin datar.
" Bagaimanapun saat ini, kamu adalah istrinya Aaron. Pasti kamu ada perasaan gak suka melihatnya jalan dengan wanita lain. " Tommy menjelaskan alasannya.
" Bukan urusan gue. Bahkan jika saat ini dia mau menceraikan gue, gue akan dengan senang hati menerimanya." sahut Felicie dengan wajah dinginnya.
" Tapi ... " Tommy mau melanjutkan omongannya tapi di potong oleh Felicie.
" Terima kasih, karena kalian berdua sudah mengantarkan gue kembali ke hotel. Sekarang sebaiknya kalian pulang. Oya, tolong sampaikan segera pada teman kalian seperti yang udah gue katakan, mulai besok gue cuma numpang tidur di apartmentnya. "ucap Felicie memotong ucapan Tommy.
" Baiklah, kami akan pulang. Tapi apa benar, besok kamu tidak mau di jemput ? " kini Zico yang bertanya. Ia ingin besok bisa menjemput Felicie lalu mengantarkannya pulang ke apartment.
" Ya, gue bisa pulang sendiri. Terima kasih. " setelah selesai mengatakan kalimat itu, Felicie langsung melangkah pergi meninggalkan Zico dan Tommy di lobby hotel.
Zico dan Tommy hanya bisa tersenyum melihat Felicie meninggalkan mereka begitu saja.
Ternyata tidak mudah menaklukan sikap Felicie yang dingin dan cuek itu.
Begitu sudah masuk ke dalam mobil, dan mobil melaju di jalanan, Tommy langsung bertanya pada Zico.
" Bro, Lo beneran suka sama Felicie ? " tanya Tommy serius.
" Ya ... kenapa ? " Zico balas balik bertanya.
" Memangnya Lo mau nunggu sampai dia bercerai dengan Aaron ? " tanya Tommy lagi.
" Cuma tiga bulan atau mungkin lebih cepat, karena wanita ****** itu sudah kembali bersama Aaron." jawab Zico.
" Oh, untung Lo ingatin tentang wanita ular itu, kita harus segera mencari tahu, apa maksud kepulangannya kali ini. Bukankah waktu itu kita mendengar dia tiga bulan lagi baru pulang kesini. Kenapa tiba - tiba, dia memutuskan pulang lebih cepat."
dahi Tommy berkerut karena merasa curiga.
" Hmm ... benar. Kita harus segera mencari tahu. Ada maksud apa lagi ****** itu kembali ? Bukankah waktu itu dia sudah menerima uang yang banyak dari Tuan William agar pergi jauh meninggalkan Aaron ?" ujar Zico juga curiga.
" Ya, sepertinya dia sudah kehabisan uang buat bersenang - senang, makanya wanita ular itu kembali."
" Benar."
" Besok, Lo ke perusahaan, bro ? ".
" Sepertinya gak, gue mau menunggu Felicie keluar dari hotel dan mengikutinya dari belakang hingga ia sampai di apartment Aaron."
" Wah, gak nyangka gue, elo bisa jadi bucin kaya gini sama Felicie." ejek Tommy.
" Gue juga gak tahu, tapi semakin kesini melihat sikapnya gue semakin tertarik padanya. Felicie wanita yang punya prinsip, gak cengeng, tidak mudah diintimidasi ... padahal usianya masih sangat muda." mata Zico terlihat semangat saat menceritakan kekagumannya pada Felicie
" Iya, Lo benar ... Felicie memang gadis yang hebat. Tapi gue penasaran kenapa dia selalu berwajah dingin seperti itu ? Apa Felicie banyak mengalami hal yang menyakitkan dalam hidupnya, hingga membuatnya membuat dinding pembatas antara dirinya dengan orang lain ?" Tommy menguraikan pendapatnya.
" Mungkin ... nanti kita cari tahu juga. Apa yang membuatnya jadi seperti itu, atau memang sifatnya dari dulu sudah seperti itu." jawab Zico menyetujui analisa Tommy.
" Ya, tapi Lo memang gak salah kalau tertarik dengan Felicie.
Dia memang sangat cantik dan juga seksi. Lo lihat sendiri, kan waktu dia di kolam renang .. banyak mata pria yang mengaguminya. " Tommy tersenyum saat mengatakannya.
" Hmm ... Lo gak suka sama Felicie ?" tanya Zico menatap Tommy.
" Bohong, kalau sebagai pria gue bilang gak tertarik dengannya ... tapi gue bersedia mengalah buat Lo, bro ... karena gue senang elo akhirnya bisa menyukai seorang wanita. Selama ini, saat gue sama Aaron bersenang - senang dengan wanita ... Lo selalu saja menolak semua wanita yang di sodorkan."
ucap Tommy tulus.
" Itu karena gue gak mau kaya Lo berdua ... murahan ... hahahaha." Zico mengejek Tommy.
" Sialan, Lo .... tapi, Lo memang benar. Belakangan ini gue juga udah mulai bosan melakukannya.
Gue pengen mencari wanita yang benar - benar bisa membuat gue
menjadi lebih baik. Jangan sampai kejebak sama wanita ular kaya Aaron." kata Tommy bijak.
" Iya, Lo benar. Makanya gue pengen serius mendekati Felicie.
Sekarang Lo, turun ... udah nyampe tuh, .... " Zico menunjuk apartment Tommy dengan mulutnya.
" Oh, udah sampai aja. Gak mampir, Lo .... ? " tanya Tommy sebelum melangkah keluar dari mobil Zico.
" Gak ... langsung pulang gue. "
jawab Zico menolak ajakan Tommy.
" Okey ... hati - hati Lo di jalan, jangan kebanyakan melamun mikirin Felicie. Ntar, nabrak emak - emak, ribet urusannya ... hehehe." canda Tommy.
" Hahaha ... Thanks, bro." jawab Zico tertawa.
Zico pun segera memacu mobil agar bisa segera sampai di apartment nya.
Felicie yang sedang istirahat di kamarnya, sambil membaca novel online, terpaksa menghentikan kegiatannya begitu mendengar suara dering di ponselnya.
Ia tersenyum begitu melihat nama yang tertera di layar hp.
" Halo, mbak ... " ucap Felicie senang.
" Halo juga adek ku sayang, lagi ngapain nih ? " tanya Tika.
" Lagi tiduran sambil baca novel online ... mbak sama Ibu lagi di kamar, juga ya ... makanya bisa telepon Felicie ? " tanya Felicie.
" Iya, tau sendiri nek lampir gimana tingkahnya kalau ngeliat orang teleponan. Pasti langsung teriak kaya orang kesurupan ... hehehe." jawab Rina bercanda.
" Iya, mbak ... gimana kabar disana ? Apa mereka lagi senang - senang sekarang ? " tanya Felicie ingin tahu.
" Benar, nek lampir sama dua anaknya yang sok kecantikan itu, sejak kamu menikah asik belanja melulu." umpat Tika kesal.
" Hehe ... biarin aja mbak. Sekarang biarkan aja mereka bersenang - senang dulu." jawab Felicie sambil tersenyum smirk.
" Maksudnya apa, Felicie ... kog, biarin aja. Keenakan mereka, dong ... sementara kamu yang menderita, harus menikah karena perbuatan Pak Bagas." jawab Tika gak setuju.
" Gak papa, mbak ... Felicie juga baik - baik aja disini." ucap Felicie santai.
" Eh, iya ... mbak sampai lupa. Sebenarnya tadi Ibu sama mbak telepon karena mau menanyakan kabar perkawinan kamu, Apa Tuan Aaron bersikap kasar sama kamu ? " tanya Tika bernada khawatir.
" Mbak Tika tenang aja ... Dia gak akan bisa nyakitin Felicie." jawabnya cuek.
" Kog, bisa ... ? Tapi Tuan Aaron orangnya angkuh dan kasar ? " tanya Tika heran.
" Ya, pokoknya bisa, mbak ... gak usah khawatir. Ibu mana ? Kog gak ikut ngobrol sama kita ... ? " Felicie yang belum dengar suara bik Sumi sejak tadi menanyakannya.
" Nih, di samping mbak ... speakernya mbak nyalain dari tadi ... jadi Ibu bisa dengar. Biasa, Ibu langsung nangis gitu dengar suara kamu." jawab Tika menggoda Ibunya.
" Buk, kog nangis, sih ... Felicie gak kenapa - kenapa loh, disini ... " ucap Felicie.
" Kamu, beneran baik baik saja di sana, nak ? " Bu Sumi balik menanyakan keadaan Felicie.
" Iya, Bu ... Felicie baik - baik saja.
Malah enak disini, Felicie gak harus dengar suara dari nek lampir lagi sama dua anaknya itu." jawab Felicie meyakinkan Bik Sumi.
" Syukurlah kalau begitu, suamimu mana, nak ? " tanya bik Sumi.
Felicie sedikit terkejut, bik Sumi menanyakan Aaron, terpaksa ia harus berbohong.
" Lagi di ruang kerjanya, buk ... " jawab Felicie merasa bersalah.
" Oh, ya sudah kalau begitu. Ibu hanya ingin tahu kabarmu.
Sekarang, Ibu gak terlalu khawatir lagi, mendengar kamu baik - baik saja." kata bik Sumi tenang.
" Ya, Buk ... Ibu gak usah terlalu mikirin Felicie, nanti Ibu sakit." kata Felicie.
" Benar, tuh ... Felicie. Mbak udah bilang ke Ibu, kalau kamu pasti bisa jaga diri dengan baik." sahut Tika.
" Iya, benar yang di bilang mbak Tika, buk ... jadi Ibu harus baik - baik aja di sana. Biar Felicie juga baik - baik aja disini. Ya, buk ... "
Felicie menenangkan Bik Sumi.
Ia tahu, pasti bik Sumi terlalu khawatir padanya.
" Baiklah, nak ... sekarang kamu istirahat ya ... agar kamu tetap sehat. Di sana gak ada ibu dan mbak mu yang ngurusin kalau kamu jatuh sakit." perintah Bik Sumi dengan lembut.
" Baik, buk ... Ibu sama mbak Tika juga langsung istirahat, biar besok kuat menghadapi nek lampir ... hehehe." canda Felicie.
" Iya, nak ... Ibu langsung istirahat abis teleponan sama kamu. Sekarang tutup teleponnya, biar kita langsung istirahat." jawab Bik Sumi.
" Ya, buk ..." Felicie lalu menutup teleponnya setelah mendengar panggilan dari ponsel mbak Tika sudah berakhir.
Ia pun kemudian menaruh ponselnya, dan memutuskan untuk tidur.
Visual Tika, anaknya Bik Sumi.
**********************************
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
Safira Mohammad
tika am tomy saja
2024-02-07
0
Wiwik Murniati
kenapa tika ngak di jodoh kan aj sama ziko thor
2023-02-09
0
Neneng Neneng
cantik tika
2022-08-06
0