Felicie melangkahkan kakinya dengan senang keluar dari apartment miliknya. Setelah tadi ia sudah berhasil membawa semua uang di koper dan menyimpannya di sana.
Besok ia berencana pergi ke Bank untuk menyimpan semua uangnya agar lebih aman dan mudah, saat ia membutuhkannya nanti.
Kini ia berencana untuk pergi ke mall buat membeli beberapa pasang baju, celana, sepatu dan keperluan lainnya. Ia ingin bersenang - senang hari ini.
Felicie memilih pakaian yang
di sukai nya, dari beberapa brand terkenal, begitu juga dengan celana sekaligus topi. Ia juga membeli tas dan sepatu. Felicie membeli beberapa agar bisa bergantian memakainya sesuai pakaian yang akan di kenakan nya.
Setelah membeli baju tidur dan kebutuhan pribadi lainnya, akhirnya ia membeli sebuah koper, agar nanti Aaron tidak curiga jika ia kembali tidak membawa kopernya. Karena asyik belanja Felicie tidak menyadari kalau hari sudah menjelang sore. Perutnya sangat lapar. Tadi ia hanya sempat makan roti dan segelas coklat panas.
" Hmm ... sebaiknya gue kemana, ya ? Gak mungkin juga kembali ke apartment gue, pasti sekarang Aaron sudah menyuruh orang kepercayaannya untuk mencari keberadaan gue. Bisa bahaya kalau sampai dia tahu apartment gue. Sedangkan gue masih harus di sini beberapa bulan ini.
Apa sebaiknya gue menginap di hotel aja ? Ya, ya ... benar, gue harus pesan hotel sekarang." ucap Felicie puas pada dirinya sendiri.
Felicie langsung memesan taksi, dan meminta untuk di antar kan ke sebuah hotel yang tidak terlalu jauh dari apartment milik Aaron.
Setelah tiba di hotel, Felicie langsung memesan makanan dan minta di antar ke kamar, karena ia ingin mandi terlebih dulu.
Badannya terasa gerah karena jalan hampir seharian di mall.
Setelah selesai membersihkan tubuhnya dan merasa lebih segar, ia langsung melahap makanannya.
" Gimana, Lo udah tahu keberadaan gadis tengil itu ? " tanya Aaron pada Tommy setelah menyelesaikan semua urusan dengan daddynya.
Sekarang ia sudah bisa tidur dengan tenang, karena perusahaan dan semua aset daddynya sudah sah menjadi milik Aaron. Walaupun masih dengan uji coba selama dua bulan ini. Ia tidak begitu terlalu memikirkannya, karena Aaron yakin dia bisa melewatinya selama dua bulan ini. Setelah uji coba dari Daddy nya selesai, ia tidak akan bisa di ancam lagi oleh Daddy, jika ingin melakukan sesuatu sesuai keinginannya.
" Sudah, bro ... tadi anak buah gue melihat Felicie belanja di sebuah mall dan sekarang sedang berada di sebuah hotel yang tidak begitu jauh dari apartment, Lo. " jawab Tommy cepat.
" Di hotel ? Sendiri atau bersama orang lain ? " tanya Aaron penasaran.
" Belum tahu, bro ... soalnya waktu di mall dia sendirian, masuk ke hotel juga memang sendirian." jawab Tommy agak ragu.
" Kenapa Lo kelihatan ragu gitu ngasi jawaban. Anak buah, Lo gak cari tahu dia di hotel sama siapa ?" tanya Aaron kesal.
" Santai bro ... jangan emosi. " ucap Zico yang masih berada di ruangan Aaron setelah menyelesaikan urusan penanda - tanganan penyerahan perusahaan dari Tuan William ke Aaron.
" Siapa yang emosi ? gue hanya ingin tahu sama siapa gadis tengil itu di hotel. " bantah Aaron.
" Bagus kalau Lo gak emosi. Karena seperti yang Lo ingat, kalian berdua tidak boleh atau tidak berhak mencampuri urusan masing - masing. Kan itu juga yang Lo bilang sama Felicie waktu bawa ****** ke kamarnya Felicie.
Jadi, gue rasa wajar kalau sekarang Felicie bersama seorang pria di hotel atau mungkin saja dia sedang sama pacarnya." ucap Zico santai dengan panjang.
Aaron terdiam mendengar ucapan yang di sampaikan Zico. Tapi rasanya ia tidak terima jika gadis kecil itu saat ini sedang bersama pria ataupun pacarnya. Karena walaupun hanya tiga bulan kontrak mereka, tetap saat ini status Felicie istri sahnya.
Sikapnya yang angkuh dan egois tidak ingin Felicie melakukan hal yang sama seperti yang ia lakukan. Padahal Aaron sendiri yang menyuruh Zico untuk menuliskan syarat - syarat yang tertera di kontrak itu.
" Kenapa diam, bro ... gak terima ?
Jangan egois, Felicie juga berhak bahagia, dia juga mengalami hal yang sama kaya lo ... sama - sama di paksa untuk menikah." ucap Zico datar.
Walaupun ia marah mendengar perkataan Zico tapi Aaron terpaksa membenarkannya, mereka berdua memang dipaksa menerima pernikahan ini.
" Udah, udah ... santai jangan pake emosi. Gue akan segera cari tahu sekarang, Felicie sendirian atau ada orang yang lain menemaninya di hotel." Tommy langsung mengalihkan pembicaraan, karena ia bisa melihat Zico dan Aaron sudah mulai emosi.
Ternyata Zico benar - benar mulai menyukai Felicie.
" Terserah, gue gak peduli." ucap Aaron dengan angkuh, padahal ia juga ingin tahu kebenarannya.
Sedangkan Felicie yang sedang menikmati harinya, begitu selesai makan ia menuju kolam renang yang tersedia di hotel. Hotel yang di pilihnya memang hotel bintang lima, karena terletak di pusat kota.
Karena melihat tidak begitu banyak orang yang berenang, Felicie memutuskan untuk berenang sekarang. Ia ingin sedikit berolah - raga. Karena sudah dua hari, ia tidak melatih bela diri di sanggar. Jadi otot - ototnya susah mulai terasa tidak enak, karena kurang bergerak.
Felicie segera memakai baju renangnya, memang tidak two piece tapi tetap terlihat seksi, karena bagian punggungnya agak terbuka sehingga terlihat belakang tubuh Felicie yang mulus. Apalagi tubuh Felicie yang tinggi dan langsing, kaki jenjang miliknya membuat ia semakin seksi. Ia tidak menyadari kalau beberapa pasang mata milik pria yang juga sedang menginap di hotel, terlihat serius memperhatikannya.
" Bro, istri Lo ternyata sendirian menginap di hotel itu. Tapi saat ini banyak pria yang sedang terpesona melihat keseksian tubuhnya. " ucap Tommy melaporkan begitu ia mendapat berita dari anak buah yang di tugaskan nya
" Apa ? Memangnya gadis tengil itu sedang apa ? " tanyanya terkejut.
" Istri lo lagi berenang di hotel, karena tubuhnya seksi jadi banyak pria yang melihatnya." ucap Tommy menjelaskan.
" Sialan ... Memang gadis itu selalu aja buat masalah." ucap Aaron marah.
" Udah, biar gue yang nemuin Felicie ke hotel. Mana tau dia mau pulang kalau gue yang mengajaknya." ucap Zico semangat karena akan bertemu dengan Felicie.
" Gak bisa, gue suaminya, biar gue aja yang kesana." bantah Aaron gak setuju. Entah kenapa dia merasa gak rela jika tubuh istrinya di lihat oleh pria lain, apalagi Zico.
" Lo yakin Felicie mau ikut Lo, pulang ? Secara dia masih marah dan gak suka sama yang Lo lakuin di kamarnya ? " Zico mengingatkan Aaron akan perbuatannya.
Sejenak Aaron terdiam, tapi karena dia terlalu angkuh, ia merasa sangat yakin atas kemampuan dirinya, Felicie akan mau pulang bersama Aaron jika ia merayunya sedikit.
" Pasti. " jawab Aaron yakin.
" Okey, tapi kami berdua tetap akan ikut bersama Lo. Siapa tau Felicie gak mau ikut pulang bersama Lo, mungkin salah satu diantara kami bisa menemaninya biar gak sendirian." ucap Zico lagi.
" Gue setuju dengan usul Zico." sahut Tommy.
" Ah, terserahlah ... " ucap Aaron kesal karena keduanya tetap memaksa ikut.
" Berangkattttt ... " ucap Tommy semangat.
Mereka bertiga lalu keluar dari ruangan Aaron dan masuk ke dalam lift yang khusus untuk petinggi perusahaan. Begitu sampai di lobby, banyak pegawai wanita yang menatap mereka dengan sorot mata kagum.
Wajar, memang ketiganya sangatlah tampan apalagi di dukung dengan tubuh mereka yang tinggi dan berisi sehingga terlihat seksi. Aaron dan Zico, hanya menatap dengan angkuh dan dingin. Sedangkan Tommy yang dikenal suka tebar pesona memberikan senyuman mautnya pada pegawai wanita yang sedang memperhatikan mereka. Sehingga membuat para wanita itu kesenangan.
Aaron masuk ke dalam mobil dengan tak sabaran, ia ingin segera menemui Felicie dan membawa pulang bersamanya ke apartment.
Begitu tiba di hotel, mereka bertiga langsung berjalan menuju kolam renang. Manajer hotel yang tahu Aaron siapa, tidak berani melarangnya.
Mata Aaron hampir meloncat keluar begitu melihat Felicie yang lagi berenang sedang di lihat oleh beberapa orang pria.
Felicie yang sudah menyelesaikan berenangnya segera keluar dari kolam. Ia dengan cuek berjalan dipinggir kolam dan menuju tempat handuk dan pakaian gantinya berada. Ia tidak menyadari kehadiran Aaron dan kedua sahabatnya.
Aaron yang bisa melihat dengan jelas lekuk tubuh seksi yang di miliki Felicie, tiba - tiba merasakan sensasi yang berbeda di hatinya. Tapi ia langsung kembali emosi melihat begitu banyak pasang mata pria yang terus menatap dengan wajah terpesona pada tubuh Felicie, saat ia berjalan keluar dari kolam.
Termasuk Zico dan Tommy.
Zico dan Tommy juga terkesima melihat wajah cantik Felicie semakin terlihat bersinar karena rambutnya yang basah. Apalagi tubuhnya terlihat seksi dengan baju renang yang di kenakan nya.
Dengan langkah lebar, ia lalu menghampiri Felicie yang sedang duduk dengan santai di kursi sambil menikmati coklat panas kesukaannya.
" Apa yang lo lakukan disini ?" tanya Aaron dengan marah.
Felicie begitu terkejut ketika melihat kehadiran Aaron. Apalagi kini sedang menatap marah padanya.
" Emangnya apa yang gue lakuin ?
Gue cuma berenang ... " jawab Felicie dingin setelah berhasil menghilangkan rasa terkejutnya.
" Cuma berenang Lo bilang ? Dengan memperlihatkan tubuh Lo pada semua pria yang ada disini, begitu maksud, lo ... " ucap Aaron sinis.
" Jaga mulut Lo itu, jangan sembarangan ngomong. Lo pikir gue sama dengan wanita ****** yang biasa Lo pakai ! " ucap Felicie datar lalu bangkit dari duduknya dan bersiap untuk meninggalkan Aaron.
" Mau pergi kemana Lo ? Kita pulang sekarang ! " ucap Aaron dengan marah.
" Hei, jangan berani perintah gue, Lo gak ada hak sama sekali." sahut Felicie kini dengan wajah memerah.
" Ada, gue ada hak. Gue suami lo.
Jadi gue berhak membawa Lo pulang." ucap Aaron merasa menang.
" Ya, Lo memang benar suami gue tapi cuma suami kontrak." jawab Felicie lalu buru - buru pergi.
Aaron langsung terdiam mendengar perkataan Felicie. Mendadak ia tidak terima jika dikatakan hanya sebagai suami kontrak, walaupun kenyataannya itu benar.
" Bro, sebaiknya Lo sabar.
Biarkan Felicie tenang dulu. Nanti baru kita ngomong baik - baik dengannya." kata Tommy mencoba menenangkan Aaron.
" Gak bisa. Pokoknya sekarang gue harus ke kamar gadis tengil itu, lalu membawanya pulang." jawab Aaron keras - kepala.
" Udah, Tom ... biarin aja dia coba nyelesain masalahnya sendiri, paling kalau gak dibanting lagi sama Felicie atau gak di bukain pintu. Manusia keras - kepala kaya gini, susah di bilangin." sindir Zico.
" Apa, Lo bilang , gue keras - kepala ? " tanya Aaron gak terima.
" Iya, apa namanya kalo gak keras kepala. Udah jelas - jelas Lo yang salah makanya Felicie pergi dari apartment Lo, sekarang Lo malah maksa dia pulang. Harusnya Lo bujuk dia baik - baik, biar dia mau pulang." kata Zico menatap wajah Aaron dengan datar.
" Iya, bro ... sebaiknya Lo dengar apa yang di katakan Zico. Biarkan aja Felicie malam ini menginap disini, besok baru Lo jemput setelah dia tenang dan ingat jangan pake emosi menghadapinya. Felicie itu masih muda, bro ... dan dia hanya istri kontrak yang Lo manfaatkan untuk mendapatkan keinginan Lo." ucap Tommy mengingatkan Aaron.
" Syukur aja Felicie larinya kehotel, kalo kemansion Tuan William bisa hancur Lo. Lo masih di uji coba selama dua bulan ini sebagai pemilik perusahaan dan harta milik Daddy Lo.
Lo ingat apa kata Tuan William tadi di perusahaan, jika selama dua bulan ini elo berani menyakiti Felicie, maka Tuan William akan membatalkan semua yang seharusnya bisa jadi milik Lo.
Aaron mendadak takut begitu mendengar ucapan Zico. Ia tidak mau kehilangan semuanya , hanya karena dia emosi pada gadis tengil itu. Baiklah, kali ini ia harus mendengar apa yang di katakan kedua sahabatnya. Ia harus sabar demi mencapai keinginannya. Untuk masa depan Aaron bersama wanita yang di cintai nya.
" Baiklah, biarkan saja dia malam ini tidur disini. Besok Lo aja yang jemput dia, Tom ... " ucap Aaron akhirnya.
" Okey, gitu dong. " jawab Tommy.
" Kita pulang sekarang." ucap Aaron singkat lalu berjalan keluar.
Zico dan Tommy hanya bisa menarik nafas lega setelah mendengar perkataan Aaron yang akhirnya mengalah.
Sementara itu, Felicie yang sedang berada di kamar, terus memaki Aaron dengan kesal.
" Suami, suami apaan ... suami kontrak aja bangga ! " ucapnya marah.
" Lo kira, gue senang apa jadi istri lo. Amit - amit punya suami kaya gitu. Kalo gak gara - gara mau menyelamatkan perusahaan Papa, ogah gue ketemu sama mahkluk menjijikkan kaya lo. Dasar bandot tua, penjahat kelamin." umpat Felicie.
Karena kelelahan sehabis berenang dan mengumpati Aaron, Felicie meletakkan badannya ke tempat tidur. Sambil rebahan, ia membaca sebuah cerita di aplikasi online yang tersedia di ponsel. Awalnya ia begitu serius membacanya, tapi mungkin karena lelah, akhirnya perlahan matanya terpejam dan tertidur.
**********************************
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments