Badan Felicie terasa segar saat terbangun dari tidurnya. Begitu melihat jam, ia terkejut ternyata sudah pukul tujuh malam.
Ternyata lama juga dia tertidur.
Setelah membersihkan diri, ia pun keluar dari kamar untuk mencari makanan. Perutnya udah mulai keroncongan karena lapar. Dari tadi pagi, ia hanya makan sedikit. Ia bahkan tidak sempat makan di acara pernikahannya.
Ia melihat isi kulkas, ternyata yang ada hanya telur, tahu, tempe, tauge dan udang, beserta printilan seperti bawang dan cabe, selebihnya tidak ada bahan makanan yang bisa di pergunakan buat di masak.
"Katanya orang kaya, isi kulkasnya cuma ini, doang ... dasar pelit. " omel Felicie sambil menyiapkan bahan untuk memasak.
Felicie lalu membuat tumis tahu dicampur tauge dan sambal udang yang pedas, karena Felicie sangat menyukainya.
Karena begitu asyiknya menikmati sambal udang yang di buatnya, Felicie tidak menyadari kalau Aaron sudah berdiri di belakangnya sedari tadi. Aaron bahkan mendengar omelan yang di ucapkan Felicie.
" Emangnya orang kaya gak boleh lupa ngisi lemari es ? " ucap Aaron sinis lalu berjalan mendekati Felicie, dan kemudian menarik kursi tepat di samping Felicie.
Felicie menghentikan kegiatan makannya. Ia tak menyangka kalau Aaron mendengar omelan nya tadi. Untuk menutupi rasa gugup, Felicie pun bangkit dan pindah ke kursi yang paling ujung.
Melihat ini, Aaron kembali bangkit dan kali ini memilih kursi yang tepat di depan Felicie
" Gak usah ngomel, saya jarang di sini. Yang suka belanja itu, pelayan yang datang kerumah ini buat membersihkan apartment.
Itu belanjaan dia." ucap Aaron sinis.
" Satu lagi, kalau kamu mau makan enak, bisa beli atau pesan sekalian yang banyak. Di bawah itu, ada cafe." sambung Aaron lagi dengan marah.
" Mana gue tahu, kalau di bawah ada cafe. Gue baru di apartment ini." jawab Felicie cuek.
Ia memutuskan gak perlu bersikap formal lagi pada Aaron, di sini hanya ada mereka berdua. Jadi ia bisa berbuat sesuka hati.
" Eh, kamu itu gak di ajarin tata krama, sama orang tua kamu, ya.. Kalau bicara sama yang lebih tua itu harus lebih sopan. " ucap Aaron mendelik kan matanya kepada Felicie.
Mendengar nama orang tuanya di bawa - bawa membuat Felicie langsung emosi.
" Eh, kalo ngomong itu pake otak.
Jangan bawa - bawa orang tua gue. Mereka sudah meninggal, jadi gak tahu apa - apa. Katanya udah tua, tapi tingkah Lo kaya anak - anak." ujar Felicie dingin lalu berjalan meninggalkan Aaron sendirian di meja makan.
Aaron tertegun begitu mendengar perkataan Felicie, ia baru menyadari kalau omongannya tadi telah menyinggung perasaan Felicie. Sebenarnya ia tidak bermaksud berkata seperti tadi, karena ia juga tahu rasanya tidak memiliki orang tua lagi.
Aaron yang sudah di tinggalkan mommy nya sejak beberapa tahun yang lalu juga merasa sangat kehilangan, apalagi Felicie yang tidak memiliki keduanya. Ia yang biasa bersikap angkuh dan selalu merasa benar mendadak iba melihat Felicie. Felicie yang usianya masih sangat muda sudah tidak bisa merasakan
kasih - sayang dari kedua orang tuanya lagi.
Tapi karena sifat Aaron yang egois dan keras - kepala, dengan cepat ia menghilangkan perasaan bersalahnya pada Felicie.
" Ah, sial ... ngapain juga gue harus mikirin perasaan gadis tengik itu. Mendingan gue keluar bersenang - senang. " ucapnya kesal.
Ketika ia ingin berjalan kembali menuju kamar untuk membersihkan dirinya, tiba - tiba rasa penasaran datang begitu saja melihat makanan yang dimasak Felicie. Ia yakin gadis tengil itu tidak pandai memasak, jika melihat sikapnya yang bar - bar tadi.
Karena penasaran, Aaron mengambil sedikit makanan yang ada di meja. Tapi ia terkejut ketika merasakan makanan itu begitu enak. Padahal hanya dengan bumbu yang seadanya. Ia melihat ke arah atas, setelah yakin tidak melihat bayangan Felicie lagi, Aaron mengambil piring dan segera makan. Ia yang sudah lama tidak merasakan makanan seperti ini makan dengan lahap.
Ia baru berhenti setelah sadar bahwa makanan yang di masak Felicie sudah habis di lahapnya.
" Ternyata, enak juga masakan si tengil itu. Tapi nanti dia marah gak ya kalau tau makanannya gue abisin ? Ah, ngapain juga gue harus peduli dia marah apa gak !
Mending gue mandi dan pergi melakukan kegemarannya. Udah seminggu ini gue harus bersikap baik di depan Daddy, tidak boleh bermain dengan wanita karena mau menikah. Tapi sekarang Daddy nya pasti tidak akan tahu dan sudah tidak berhak melarang Aaron lagi karena selain sudah menuruti kemauan daddy untuk menikahi gadis kecil itu, mereka juga sudah tidak tinggal serumah lagi. " Aaron tertawa senang, lalu segera melangkah menuju kamarnya.
" Brengsek, dasar laki - laki gak punya otak ! " umpat Felicie marah di dalam kamar.
Karena kesal, Felicie mengganti baju tidur dengan baju nya saat datang ke sini tadi. Ia mau pergi ke apartment nya saja dan tidur di sana biar tidak harus melihat wajah pria menyebalkan itu.
Ia membuka koper dan mengambil sejumlah uang dan di masukkan ke ransel miliknya. Ya, ia akan melakukan ini selama beberapa hari, memindahkan secara perlahan uang yang dia punya ke apartment Felicie, sehingga saat waktunya tiba ia dengan mudah pergi dari sini.
Setelah selesai, ia menatap puas ranselnya yang kini sudah berisi uang. Ketika ia ingin keluar dari kamar, Felicie melihat Aaron juga keluar dari kamarnya, buru - buru ia masuk ke kamar lagi. Felicie tidak ingin, Aaron mengetahui ia pergi dari apartment ini, apalagi dia pasti curiga jika melihat ransel yang di bawa Felicie.
Aaron yang sempat melihat Felicie tadi keluar kamar, kemudian masuk lagi sedikit mengerutkan keningnya.
" Apa yang ingin di kerjakan gadis tengil itu ? " tanyanya heran.
" Ah, tapi apa peduliku. Yang penting aku bisa keluar sekarang untuk bersenang - senang." Aaron membantah sendiri perkataannya.
Aaron lalu berjalan dan segera menuju lantai satu. Setelah menghubungi Tommy, asisten sekaligus sahabat, agar menemuinya di tempat yang biasa mereka datangi, Aaron pun melangkah keluar dari apartment.
Tapi sebelum melangkah keluar, ia sempat melihat ke arah kamar Felicie, pintu kamar Felicie tertutup rapat.
" Pasti, gadis itu tidur lagi setelah kekenyangan." gumam Aaron.
Setelah merasa tidak mendengar lagi langkah kaki Aaron, Felicie dengan pelan membuka pintu kamarnya. Ia tidak mau, tiba - tiba Aaron muncul di hadapannya.
Siapa tahu, ia hanya berpura - pura pergi agar bisa menangkap Felicie yang ingin keluar.
" Ah, tapi ngapain juga gue peduli. Bukankah dalam kontrak yang di buatnya, kami tidak berhak mencampuri urusan masing - masing." dengan cepat Felicie membantah argumennya sendiri.
Felicie tersenyum senang setelah melihat tidak ada bayangan Aaron yang mendekatinya. Dengan langkah ringan, ia lalu membuka pintu apartment dan pergi.
Sementara itu, Aaron yang sudah tiba di club' tempat ia biasa nongkrong bersama temannya, memasuki ruangan vip, ruangan yang khusus untuk mereka yang di kenal sebagai pengusaha - pengusaha sukses dan terkenal.
Tak lama muncul Tommy, dan Zico di ruangan itu.
" Gila, Lo ya bro ... bukannya malam pertama, malah enak - enak nongkrong di sini." ucap Tommy sambil tertawa.
" Pala Lo malam pertama, gak selera gue sama gadis kecil itu. "
jawab Aaron datar.
" Isteri Lo bohay kaya gitu bisa gak selera. Buta mata, Lo ? " lanjut Tommy.
" Bagus, Aaron memang tidak boleh menyentuh Felicie, itu ada tertulis di kontrak. Jadi, gue bisa dapat perawan nya begitu Aaron menceraikan Felicie." ucap Zico serius.
" Lo, serius mau nikahi Felicie kalau gue cerai ama dia ? " tanya Aaron menatap Zico.
" Ya, Lo kan tahu, gue gak pernah main - main sama omongan yang udah gue ucapkan. Jadi, gue harap Lo benar - benar melakukan apa yang udah Lo buat di dalam kontrak. Bahkan setelah Felicie tanda - tangan, Lo minta gue nambahin di kontrak itu, yaitu siapa yang melanggar isi dalam kontrak perjanjian harus membayar denda sebanyak dua milyar. Lo, harus ingat itu ! " jawab Zico dengan wajah serius.
" Lo emang benar - benar gila, ya bro ... bisa - bisanya Lo nambahin isi perjanjian tanpa di ketahui Felicie. Sekarang Lo yang rugi, karena gak bisa menyentuh bini Lo sedikitpun ... hahaha." ucap Tommy mentertawakan nasib Aaron.
" Siapa juga yang mau menyentuh gadis tengil itu. Belum satu hari gue tinggal serumah sama dia, udah kesal aja gue di buatnya." sahut Aaron dengan wajah kesal mengingat kejadian di meja makan tadi.
" Hah, emang apa yang di buat Felicie, hingga seorang Aaron William bisa kesal seperti ini ? " tanya Tommy penasaran.
" Sial ... dia ngatain gue pelit ! " umpat Aaron makin bertambah kesal.
" Hah ... hahahaha." langsung terdengar suara tertawa dari mulut Tommy dan Zico.
" Pelit ? Kog bisa .. ? " tanya Tommy lagi.
" Dia kelaparan, terus ketika mau masak buat dia makan, ngeliat isi lemari es gue kosong dia ngomong " katanya orang kaya, tapi isi kulkasnya cuma ini doang, dasar pelit " ... coba, gimana gue gak kesal ! Padahal Lo berdua kan tahu, selama gue tinggal di mansion, gue cuma ke apartment kalo pengen bobo bareng sama cewek yang gue pesan. Mana tau, gue urusan isi lemari es." Aaron menjelaskan dengan mimik marah.
" Hahahaha ... benar juga. Jadi sekarang gadis kecil itu lagi ngapain ? " tanya Zico.
" Mana gue tau, tadi waktu gue mau pergi, dia masih di kamarnya." sahut Aaron gak peduli.
" Oh ... kasihan juga Felicie sendirian di apartment, apa gue kesana aja buat nemani dia ? " gumam Zico.
" Gak usah gila, Lo ... sekarang ini status Felicie masih isteri gue.
Jadi Lo belum boleh mendekati dia, nanti kalau gue udah cerai, Lo baru boleh deketin dia. Paham, Lo ... ! " ucap Aaron dingin.
" Sabar, bro ... Zico cuma becanda doang. Lagian, gak mungkin juga kami deketin Felicie saat dia masih berstatus sebagai istri Lo." Tommy berusaha menyebarkan Aaron yang kelihatan mulai emosi.
" Kenapa Lo harus emosi ? Bukankah elo yang mau di buat dalam perjanjian kalau tidak boleh mencampuri urusan masing - masing selama tiga bulan ini ! "
ucap Zico mengingatkan salah satu isi kontrak pada Aaron.
Mendengar hal ini, Aaron bertambah emosi. Gak tahu kenapa ia gak bisa terima dengan perkataan Zico. Walaupun ia tidak menyangkal yang di katakan nya itu benar. Aaron yang ingin isi dalam kontrak di buat seperti itu, karena ia masih ingin hidup bebas seperti biasa.
" Bro, dari tadi gue kog belum lihat cewek yang Lo pesan ? " tanya Tommy sengaja mengalihkan agar Aaron tidak bertambah emosi.
Benar saja begitu mendengar perkataan Tommy, wajah Aaron langsung berubah. Ia terlihat semangat, lalu menyuruh Tommy menghubungi manajer agar segera membawakan wanita ke ruangan ini. Biasanya, Aaron dan teman - temannya hanya memakai barang yang baru masuk. Aaron tidak pernah mau jika sudah bekas dipakai orang lain. Karena bagaimanapun ia tidak ingin kena penyakit kelamin yang bisa membahayakan dirinya. Aaron masih ingin sehat agar bisa memiliki anak dari wanita yang di cintai nya, yang ia tahu akan segera kembali dalam waktu tiga bulan ini.
**********************************
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
Nurhasanah
jgn2 wanita y yg luar negri lg selingkuh,ky novel2 yg udah2😁😁
2023-08-24
0
Eko Sulistianingsih
semangat
2022-08-07
0