Felicie meredam perasaan gelisah di hatinya saat sudah berada di dalam lift. Ia menguatkan dirinya sendiri. Ia harus bertahan, pernikahan ini akan berlangsung hanya tiga bulan saja. Setelah itu, ia bisa bebas pergi dan melakukan yang di inginkan nya.
Begitu pintu lift terbuka, semua yang ada di lantai bawah melihat kearah Felicie, kecuali Aaron karena posisi duduknya saat ini sedang membelakangi pintu lift. Aaron duduk di depan penghulu yang akan menikahkan mereka.
Bahkan Zico dan Tommy sampai membelalakkan matanya begitu melihatnya. Tak terkecuali Rio, asisten Tuan William.
Felicie terlihat sangat cantik dan anggun.
Bahkan Tuan William yang tidak pernah memperlihatkan senyumannya pada orang lain, kali ini begitu melihat kehadiran Felicie ia langsung mengembangkan senyum di bibirnya.
Hanya Sisca dan kedua anaknya yang tidak suka melihat keberadaan Felicie. Mereka menatap dengan tatapan benci pada Felicie. Terutama Vera, ia terlalu iri dengan keberuntungan yang di dapat oleh Felicie. Apalagi setelah ia melihat langsung wajah Aaron yang sangat tampan.
Sedangkan Bagas sikapnya terlihat biasa saja, justru di dalam hatinya merasa senang sekali karena akhirnya ia bisa terbebas dari hutang dan perusahaan akan baik - baik saja.
Perlahan dengan di dampingi Tika dan Bik Sumi, Felicie berjalan mendekati Aaron. Setelah sampai, ia lalu duduk di samping Aaron.
Aaron tidak menoleh sedikitpun ke arah Felicie. Bahkan wajah tampannya yang angkuh itu terlihat tak peduli.
Aaron hanya ingin cepat menyelesaikan semua ini.Jadi tidak akan ada alasan bagi daddy untuk bisa mengancam lagi dirinya.
Vera yang melihat Aaron tidak menoleh sedikitpun pada Felicie tersenyum lebar, ia merasa masih memiliki kesempatan untuk mendekati Aaron. Tidak masalah bagi Vera, walaupun ia tidak bisa menikahi Aaron. Ia akan berusaha untuk menggoda Aaron dengan berbagai cara setelah ini. Ia tidak akan melepaskan Aaron.
" Bagaimana Tuan Aaron, anda sudah siap ? " tanya penghulu.
" Ya ... " jawab Aaron singkat.
" Bisa kita mulai sekarang ? " tanya penghulu lagi.
Kali ini Aaron hanya menganggukkan kepalanya.
Setelah Penghulu mengajarkan apa yang harus di ucapkan oleh Aaron.
Aaron segera mengucapkannya, sambil menjabat tangan penghulu.
" Saya terima nikah dan kawinnya Felicie Harsaka binti Bimo Harsaka dengan mas kawin tersebut di bayar tunai." ucap Aaron dengan satu kali tarikan nafas.
" Bagaimana saksi ? Sah ? " seru Pak Penghulu.
" Sahhhhhh .... " jawab semua yang ada di ruangan itu.
Aaron terlihat lega, sekarang ia akan bebas. Tidak perlu takut ancaman daddynya lagi. Walaupun setelah tiga bulan ia akan menceraikan Felicie, daddynya tidak akan bisa berbuat apa - apa lagi. Karena besok setelah pernikahan ini, Tuan William akan mewariskan semua kekayaannya atas nama Aaron.
" Sekarang anda boleh memasukkan cincin ke jari isteri anda. " ucap Pak Penghulu.
Aaron mengambil cincin berlian yang di berikan oleh Daddy nya dan saat ingin memasukkan cincin itu ke jari Felicie, Aaron terhenti karena ia terkejut begitu melihat kecantikan yang di miliki Felicie. Ia bisa melihat gadis kecil ini memiliki wajah dan tubuh yang benar - benar bagus. Tiba - tiba ia merasa detak jantungnya bergerak lebih cepat dari biasanya. Ia berusaha tidak terlihat gugup di depan Felicie.
Sementara Felicie hanya melihat dengan tatapan dinginnya.
Tuan William yang melihat sikap anaknya, hanya tersenyum kecil.
Ia sangat berharap, Aaron bisa berubah dan mencintai Felicie dengan sungguh - sungguh.
Sementara itu Sisca dan Vera berusaha dengan keras menahan rasa marah dan iri di hati mereka. Mereka benar - benar tidak bisa menerima melihat mahar yang di berikan Aaron pada Felicie, selain perhiasan berlian satu set, sebuah rumah di real estate mewah, Felicie juga mendapat uang sebesar satu milyar. Berarti saat ini, Felicie memiliki uang dua milyar, dengan yang di berikan Bagas.
Aaron segera memasukkan cincin berlian itu ke jari manis Felicie sambil menatap wajah cantiknya, setelah ia berhasil mengendalikan dirinya. Tapi ia merasa sedikit emosi ketika melihat tatapan dingin dari Felicie. Seakan Aaron tak ada arti sama sekali di pandangan Felicie.
Sementara Aaron merasa ia sangat tampan saat ini dengan mengenakan tuxedo berwarna hitam.
Felicie juga melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan Aaron padanya. Ia pun memasukkan cincin ke jari manis Aaron. Saat ia selesai, Felicie ingin berdiri sedikit menjauh dari Aaron tapi Aaron sengaja menggenggam tangannya agar tidak beranjak dari sisi nya.
Ia tersenyum smirk saat mendapat tatapan tajam dari Felicie.
" Selamat, nak ... mulai hari ini kalian berdua sudah sah menjadi suami - istri. Daddy harap, kamu bisa menyayangi dan menjaga istrimu dengan baik." pesan Tuan William sambil memeluk Aaron.
" Ya, dad ... tapi Daddy jangan lupa apa yang Daddy janjikan pada Aaron." ucap Aaron pelan karena tak ingin yang lain ikut mendengar.
" Tentu saja, kamu jangan khawatir. Besok Daddy akan menyerahkan semuanya padamu.
Daddy harap kamu bisa menjalankan perusahaan dengan lebih baik." ucap Tuan William sambil menepuk bahu anaknya.
" Daddy jangan takut, Aaron akan melakukannya sesuai permintaan Daddy. " ucap Aaron dengan wajah senang.
Setelah itu, William menghampiri Felicie dan memeluknya.
" Daddy harap kamu bisa belajar mencintai Aaron ." pesan William pada Felicie dengan suara lembut.
Felicie hanya menganggukkan kepalanya tanpa menjawab apapun. Ia tidak bisa menjanjikan apa - apa pada Tuan William, karena ia tidak akan bisa menepatinya.
Setelah Tuan William melepas pelukannya pada Felicie, ia menatap sejenak wajah Felicie.
Felicie bisa melihat ada kilatan air mata di sudut mata Tuan William, namun dengan cepat Tuan William menghapusnya.
" Selamat Tuan William, akhirnya pernikahan ini terlaksana dengan baik. " ucap Bagas menghampiri Tuan William.
" Ya, selamat buat anda juga Pak Bagas. Sekarang urusan di antara kita sudah selesai. Anda tidak berhutang apapun lagi pada saya." jawab William kembali dengan mode serius.
" Terima kasih, terima kasih, Tuan William ... " ucap Bagas dengan wajah terlihat sangat senang.
Kini ia sudah aman, urusannya sudah terselesaikan dengan baik.
Tuan William hanya menganggukkan kepalanya pada Bagas.
Bagas dengan perasaan bahagia menghampiri Felicie untuk memberikan ucapan selamat padanya. Bagaimanapun ini semua bisa terjadi karena Felicie bersedia menikah dengan Aaron.
Setelah terlebih dulu mengucapkan selamat pada Aaron. Bagas kini memeluk Felicie dan mengatakan sesuatu di telinganya dengan pelan bahwa surat perjanjian yang Felicie buat sudah ia letakkan di dalam koper yang berisi uang dan Bagas sudah menanda - tanganinya. Begitu pula dengan saksi dan Pengacaranya. Mendengar ini, Felicie yang awalnya terkejut karena Bagas memeluknya merasa lega. Ternyata Bagas mengikuti juga kemauannya.
Zico dan Tommy dengan tidak sabar menghampiri Aaron.
" Selamat ya, bro ... Apa Lo yakin gak mau meneruskan pernikahan ini buat selamanya ? Istri Lo cantik dan **** banget ... " sambil memeluk Aaron, Tommy membisikkan kata - kata itu di telinga Aaron.
Aaron cuma mendelik kan mata nya dengan lebar mendengar ucapan Tommy.
Begitu pula dengan Zico, ia mengucap kan kata - kata yang lebih parah dari pada Tommy.
" Selamat, bro ... gue harap Lo beneran cerai dengan bini Lo dalam tiga bulan ini, Jadi gue bisa langsung nikahin Felicie. Biar gue bisa dapat ngerasain perawan dari tubuhnya yang hot itu, nanti gue bakal ceritain sama elo. "bisik Zico lalu tertawa senang.
Wajah Aaron langsung merah padam mendengar kata - kata yang keluar dari mulut Zico.
Ia merasa gak terima dengan perkataan Zico. Tapi dengan cepat, ia menguasai rasa marah di hatinya. Apa yang di katakan Zico memang benar, mereka hanya menikah dalam waktu tiga bulan saja. Setelah tiga bulan, Aaron dan Felicie bukan pasangan suami - isteri lagi. Jadi siapapun berhak mendekatinya, tak terkecuali Zico. Aaron juga setuju menikah karena di ancam oleh Daddy nya. Selain itu, ia sedang menunggu kehadiran seseorang yang akan segera kembali dalam waktu tiga bulan ini, setelah dua tahun menghilang dari Aaron.
Zico dan Tommy juga memberi selamat pada Felicie. Mata mereka seperti tak puas terus memandangi wajah Felicie.
Gaun Yang dipakai Felicie untuk Pernikahannya.
Sisca dan kedua anak gadisnya juga menghampiri Tuan William, dengan wajah pura - pura bahagia dan senyum lebar di bibir mereka.
Mereka hanya ingin mendapat kesan baik dari Tuan William, terutama Vera.
Bik Sumi dan Tika begitu muak melihat sikap yang di perlihatkan Sisca dan anak - anaknya.
" Dasar keluarga gak ada akhlak, bisa - bisanya tersenyum setelah mengorbankan ponakannya." umpat Tika marah.
" Udah, nak ... biarin aja. Ibu yakin Felicie sudah punya rencana yang bagus sebelum mengambil keputusan seperti ini." ucap Bik Sumi meredakan emosi anaknya.
" Abis nya Tika kesal, buk ... Ibu lihat deh tingkah mereka, memuakkan." ucap Tika dengan melihat tajam pada keluarga Bagas.
" Iya, Ibu juga marah, tapi yang paling penting sekarang ini kita mendoakan Felicie. Doa kan agar dia selalu bahagia dan semoga apa yang di rencanakan nya bisa segera terwujud." ujar bik Sumi lembut.
" Aamiin ... Iya, buk. " sahut Tika mulai sedikit reda emosinya begitu mendengar omongan Ibu nya.
Setelah selesai basa - basi dengan Tuan William, Sisca dan kedua anaknya menghampiri Aaron dan Felicie.
" Selamat ya, sayang atas pernikahannya. " ucap Sisca bersandiwara sambil memeluk Felicie.
" Terima kasih, Tante ... " jawab Felicie yang tertawa dalam hati melihat sandiwara yang di mainkan Sisca.
" Ya, sayang ... " ucap Sisca lagi.
Begitu juga dengan Vera dan Vina, mereka berdua gak mau kalah dengan mamanya. Sandiwara mereka sangat menjijikkan di mata Felicie. Vera yang biasanya tidak pernah memanggilnya dengan sebutan adik, tadi bahkan mengucapkan nya saat memeluk Felicie. Rasanya ingin sekali Felicie segera mandi, membersihkan tubuh nya, untuk menghilangkan bau tubuh Sisca dan anak - anaknya dari badan Felicie.
Namun Felicie hampir tak bisa menahan tawanya begitu melihat wajah Sisca dan anak - anaknya yang memerah menahan malu, karena ketika mereka ingin memeluk Aaron saat
mengucapkan selamat, Aaron dengan dingin menolaknya. Bahkan Vera sampai menggigit bibirnya menahan kesal.
" Ternyata ada bagusnya juga pria ini. " gumam Felicie dalam hati.
Bik Sumi dan Tika juga mengucapkan selamat pada mereka berdua. Wajah mereka memang tersenyum tapi hati mereka sangat sedih karena harus berpisah dengan Felicie.
" Buat semua yang hadir, Tuan William mempersilahkan untuk menikmati semua hidangan yang sudah tersedia." tiba - tiba suara Rio, asisten Tuan William terdengar.
Bagas dan keluarganya pun mulai berjalan menuju meja tempat makanan - makanan mewah di hidangkan. Mata Sisca dan Vera terbelalak tak percaya begitu melihat banyak sekali makanan yang selama ini ingin ia rasakan tapi karena terlalu mahal, ia tidak mampu membelinya.
Tapi sekarang, Tuan William dengan mudahnya menyediakan, bahkan sangat banyak.
Ada Almas Caviar, Truffle white alba, meat pie dan beberapa jenis makanan mahal lainnya yang hanya bisa mereka lihat tanpa bisa meeasakannya. Selain itu juga tersedia beberapa jenis makanan khas Indonesia.
" Sialan, tau begini bagus gue aja yang nikah sama Aaron. Kenapa juga gue gak berkeras waktu itu memaksa Papa." umpat Vera kesal.
Sisca yang mendengar umpatan dari mulut anaknya, dengan berbisik ia mengatakan sesuatu pada Vera. Terlihat senyuman di wajah Vera begitu mendengar apa di katakan oleh mama nya.
Mereka pun terlihat menikmati makanan dengan wajah bahagia sekarang.
Felicie yang tangannya masih di genggam sama Aaron berniat melepaskan nya. Felicie ingin segera duduk, kaki nya udah mulai terasa pegal sekarang karena sudah berdiri sejak tadi.
Tapi semakin ia berusaha melepaskan semakin kuat pula Aaron menggenggamnya.
Felicie menatap Aaron dengan tatapan marah.
" Lepaskan, apa Tuan tidak ingat dengan isi kontrak bahwa tidak boleh ada sentuhan di antara kita.
Bukankan anda yang membuatnya ? " ucap Felicie sinis.
Aaron terkesiap mendengarnya, ia tidak menyangka Felicie mengingatkan isi perjanjian itu.
Entah kenapa rasanya ia gak rela harus melepaskan tangan Felicie sekarang. Tapi karena Felicie terus melihat dengan sorot matanya yang dingin dan sinis, Aaron pun segera melepaskan tangan Felicie dengan sikap angkuh.
" Kamu jangan merasa besar kepala. Aku melakukannya karena Daddy terus melihat ke arah kita dari tadi." ucap Aaron dengan wajah angkuhnya.
" Oh, baguslah kalau begitu. Saya hanya mengingatkan Tuan saja." sahut Felicie datar.
Aaron kesal mendengar jawaban yang keluar dari mulut Felicie.
Ia tidak menyangka gadis yang di anggap nya masih kecil ini bermulut tajam.
Setelah acara berlangsung beberapa jam, akhirnya Bagas dan keluarganya memutuskan untuk pulang dari mansion Tuan William. Walau Vera masih ingin berada di sini lebih lama, tapi ia harus menurut apa yang di katakan oleh Papa nya.
" Maaf, Tuan William ... sepertinya kami sudah harus pulang. Bukankan Tuan ingin segera beristirahat. " ucap Bagas sopan saat ingin berpamitan.
" Hmm ... Silahkan jika anda ingin pulang. Anda juga pasti sudah lelah." jawab William.
" Terima kasih, Tuan ... kami permisi." ucap Bagas sopan sambil membungkukkan sedikit badannya ke arah Tuan William.
Setelah berpamitan, Bagas dan keluarganya langsung keluar meninggalkan mansion Tuan William.
Zico dan Tommy juga berpamitan pada Tuan William dan pengantin baru. Begitu pula dengan Bik Sumi dan Tika, setelah berpamitan dan mengatakan beberapa pesan lalu berpelukan sangat lama dengan Felicie akhirnya mereka juga pulang.
Kini hanya tinggal Felicie, Aaron dan Tuan William sedangkan asisten Rio sedang di tugaskan untuk mengantar buk Sumi dan Tika pulang. Ada juga beberapa pelayan yang mulai sibuk membenahi ruangan ini.
" Dad, kami berdua ingin bicara dengan Daddy." ucap Aaron
" Baik, katakan ... " perintah William pada puteranya.
" Tadi sebelum pernikahan berlangsung, kami berdua sepakat untuk tidak tinggal di sini. Kami ingin sebagai pasangan baru, menjalaninya hanya berdua agar bisa lebih dekat. Jadi kami ingin hari ini juga pindah ke apartment Aaron. ucap Aaron memulai aksinya.
Dahi William berkerut mendengar perkataan anaknya, Aaron. Ia lalu menoleh pada Felicie, mencoba melihat apa yang di katakan anaknya itu benar atau bohong.
" Benar, Daddy ... tadi kami memang sudah membicarakannya. Ini atas keinginan kami berdua." ucap Felicie membenarkan perkataan Aaron meyakinkan William, karena ia tidak ingin terjadi seperti yang di katakan Aaron kalau mereka tetap tinggal di sini berarti mereka berdua akan tinggal di kamar yang sama setiap hari.
William memikirkan sejenak perkataan anak dan menantunya.
Ia merasa apa yang di katakan mereka berdua ada benarnya juga. Mungkin dengan membiarkan mereka tinggal berdua saja bisa membuat hubungan mereka menjadi semakin dekat, karena walau bagaimanapun pernikahan ini terjadi karena perjodohan atau tepatnya paksaan.
" Baiklah, Daddy mengijinkan kalian tapi dengan syarat kalian berdua harus sering mengunjungi Daddy." kata William serius.
Aaron dan Felicie hampir saja bersorak mendengar perkataan William tapi mereka menahannya.
" Terima kasih, Daddy sudah mengijinkan kami. Aaron dan Felicie akan segera membereskan barang - barang kami. " ucap Aaron senang.
" Terima kasih, dad ... " ucap Felicie juga.
" Sama - sama, nak ... Daddy harap kalian berdua bahagia menjalani pernikahan kalian." ucap William lembut menatap Felicie.
" Ya, dad ... Daddy jangan khawatir. Kami akan berusaha." Aaron yang menjawab perkataan William.
William menganggukkan kepalanya dan tersenyum menatap keduanya, lalu berjalan meninggalkan mereka berdua menuju kamarnya untuk beristirahat.
**********************************
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
Kang Yubi
senengnya lihat aroon dan felicie
thor buat mereka bucin thor
2023-03-05
0