Episode 6

Setelah puas mengistirahatkan tubuhnya, Felicie segera bangkit dari tidurnya. Ia lalu menuju kamar mandi untuk membersihkan badannya.

Felicie berendam di air hangat agar tubuhnya lebih rileks setelah ketegangan yang terjadi hari ini.

Setelah merasa cukup memanjakan diri, Felicie pun menyelesaikan mandinya lalu keluar dari kamar mandi mewah yang ada di kamar nya.

Felicie hanya menggunakan handuk untuk menutupi tubuhnya, karena berfikir ia hanya sendiri di kamar ini dan ia sudah mengunci pintu kamar. Ia bersenandung kecil, dan terukir senyum indah di bibirnya.

Tapi tiba - tiba pintu kamar terbuka, wajah Aaron muncul di balik pintu dan terpaku melihat pemandangan yang indah di hadapannya.

Tubuh tinggi milik Felicie terlihat mulus, tidak ada noda sedikitpun di badannya. Kulitnya yang putih, sedikit bersinar karena terkena pantulan sinar matahari dari jendela yang terbuka. Bahkan kedua gundukan milik gadis ini terlihat sempurna, besar seperti layaknya wanita dewasa.

Tubuh Aaron langsung bereaksi begitu melihatnya.

Felicie yang berdiri mematung karena terkejut atas kehadiran Aaron di kamarnya, langsung tersadar begitu melihat tatapan Aaron mengarah ke dua gundukan miliknya. Ia pun menjerit dengan kencang.

Aaron yang mendengar suara jeritan dari mulut Felicie, segera mendekat ke arah Felicie untuk membungkam mulutnya. Supaya tidak terdengar oleh Daddy nya, Tuan William.

" Kurang ajar, keluar kamu dari sini ! " bentak Felicie keras.

" Baik, saya akan keluar. Tapi kecilkan suaramu. Saya gak ingin Daddy mendengar teriakan mu."

ucap Aaron lalu melepas tangannya dari mulut Felicie.

Felicie lalu berjalan dengan cepat menuju ruang ganti. Ia segera memakai kembali pakaian miliknya. Ia terus memaki Aaron dalam hatinya.

Sementara Aaron tak bisa menahan senyum, melihat raut wajah Felicie yang sejak tadi hanya dingin dan tidak ada ekspresi, tadi terlihat berbeda.

Ia terlihat sangat cantik dengan senyuman di wajahnya.

" Huss ... gue harus fokus. Pernikahan ini hanya tiga bulan saja. Setelah ini gue akan bebas." bantah Aaron dalam hati.

Felicie kembali dengan tatapan dan wajah dinginnya begitu melihat Aaron masih berada di kamar.

" Kenapa kamu masih di kamar ini ? Sekarang kamu keluar. Kalau tidak aku bakalan teriak lagi biar Tuan William mendengarnya." ancam Felicie.

Felicie merasa tak perlu untuk bersikap sopan lagi dengan Aaron. Apalagi setelah kejadian ini. Ia memutuskan tidak memanggilnya dengan Tuan lagi.

" Baik. Tapi sebentar, ada yang mau saya bicarakan dengan kamu." ucap Aaron memandang Felicie

" Bicara apa lagi ? Bukankan aku sudah menanda - tangani kontrak yang kamu buat. " sergah Felicie dengan kesal

" Bukan masalah itu." jawab Aaron.

" Cepat katakan, setelah itu keluar. Bukankah kamu sendiri yang mengatakan dalam perjanjian itu tidak ada sentuhan fisik sama - sekali." ucap Felicie dingin.

" Baik, saya minta setelah menikah kamu menolak ajakan Daddy buat tinggal disini. Saya ingin kita segera pergi dan tinggal di apartment.

Karena jika tinggal di sini, kita tidak akan bisa menjalankan perjanjian dalam kontrak tersebut. Daddy pasti memaksa kita untuk tidur di kamar yang sama. Memangnya kamu mau tidur denganku ? " ucap Aaron bicara panjang dengan serius.

Setelah memikirkan perkataan Aaron ada benarnya juga. Felicie memutuskan untuk menyetujuinya.

" Baik, aku akan menolaknya." jawab Felicie singkat.

" Bagus .... " Aaron akhirnya lega karena gadis ini setuju dengan keinginannya.

" Sudah selesaikan. Sekarang kamu bisa keluar." usir Felicie.

" Ya, " Aaron pun melangkah keluar.

Felicie buru - buru menutup pintu kamar. Ia tidak mau kecolongan lagi, ada yang masuk ke kamarnya. Ia pun menarik nafas lega, lalu duduk di kursi meja rias sambil mengeringkan rambutnya.

Baru saja ia selesai mengeringkan

rambut, terdengar suara ketukan di pintu kamarnya.

Felicie pun bangkit dan berjalan untuk membuka pintu. Ternyata, sudah ada penata rias dengan beberapa asistennya yang di antar kan oleh Rio, asisten Tuan William.

" Nona, sekarang waktunya anda untuk di rias. " ucap Rio.

" Baik. " singkat jawaban Felicie.

Penata rias buat Felicie dan asistennya lalu masuk dan mulai menyampaikan peralatan make up milik mereka. Salah - satu pelayannya meletakkan gaun pengantin berwarna putih di tempat tidur.

Felicie terlebih dahulu di rias wajahnya dengan make up soft aja atas permintaan Felicie. Karena ia tidak ingin wajahnya terlihat menor seperti Sisca dan anak - anaknya yang selalu memakai make up tebal.

" Anda sangat cantik sekali, nona ... apalagi mata nona sangat indah. " puji Perias begitu menyelesaikan pekerjaannya.

" Terima kasih. " jawab Felicie sopan.

Ia lalu melihat dirinya di cermin, Felicie tak percaya melihat wajahnya yang terlihat berbeda.

Ia terlihat seperti wanita pada umumnya, karena selama ini Felicie tidak pernah memakai make up di wajahnya.

Setelah asisten perias itu membantu memakaikan gaun putih pengantinnya. Felicie kembali duduk di pinggir tempat tidur. Kini ia sedang menunggu kehadiran Bagas dan keluarganya yang akan membawa uang yang di minta Felicie.

Felicie mengirim chat pada Tika, untuk menanyakan keberadaan mereka sekarang. Karena jika ia tahu Bagas menipunya, datang dengan tidak membawa uang sesuai keinginannya. Felicie bersiap - siap untuk mengatakan pada Tuan William agar membatalkan pernikahan ini.

Balasan chat dari Tika pun masuk, bibir Felicie langsung tersenyum begitu selesai membacanya.

Ia tidak menyangka Bagas berhasil mengumpulkan uang, bukan hanya separuh seperti kata Felicie bahkan seluruhnya seperti yang ia inginkan.

Kini perasaan Felicie mulai merasa tenang, rencananya sudah berjalan sempurna.

Ia duduk dengan tenang menunggu kedatangan Bagas dan keluarganya di dalam kamar.

Sementara itu, Bagas dan keluarganya sedang menuju mansion Tuan William. Tangan Sisca terus memeluk koper berisi uang satu milyar. Ia benar - benar tidak rela sebenarnya memberikan uang ini pada Felicie.

Tapi seperti perkataan suaminya, ia harus melakukannya dari pada Felicie membatalkan pernikahannya. Mereka akan jauh lebih rugi dari pada ini.

Bik Sumi dan Tika juga ikut pergi, tapi mereka menggunakan aplikasi online untuk memesan mobil. Karena Bagas dan keluarganya meninggalkan mereka begitu saja.

Felicie sedikit gelisah karena saat melihat jam ternyata sudah mendekati pukul satu siang, tetapi Bagas dan keluarganya belum datang juga.

" Nona, apa ada yang salah ? Kenapa nona terlihat gelisah ?" tanya penata rias yang menemani Felicie di kamar.

" Tidak apa - apa, bu, saya hanya sedang menunggu kehadiran keluarga saya." jawab Felicie.

" Oh, yang sabar ya, nona ... mungkin masih dalam perjalanan." penata rias yang masih terlihat muda walau sudah berusia empat puluh tahun itu menenangkan Felicie.

" Ah, ya ... makasih Bu." jawab Felicie.

Baru saja Felicie selesai bicara, sudah terdengar langkah kaki dan suara heboh milik Sisca dan

anak - anaknya mendekati kamar.

Tidak begitu lama terdengar suara ketukan di pintu. Salah - satu asisten penata rias pun membukanya.

Begitu pintu terbuka, Rio yang mengantarkan mereka langsung pamit undur diri.

Sementara itu Sisca dan kedua anaknya yang masih di depan pintu, menatap Felicie dengan mata yang melotot lebar. Mereka benar - benar tak percaya dengan penglihatannya, Felicie terlihat begitu cantik. Pakaian yang di kenakan nya juga sangat indah.

Terlihat jelas tatapan iri dari mata mereka bertiga.

Sisca pun masuk diikuti Vera dan Vina sambil menyeret sebuah koper yang besar.

" Nih, pakaian kamu. Itu sudah semuanya bukan setengah. " ucap Sisca dengan sinis lalu memberikan koper berisi uang itu pada Felicie.

" Satu lagi, terpaksa Om mu yang akan menjadi wali dalam pernikahan kamu, karena tidak gampang mencari seorang wali hakim dalam waktu sesingkat ini. Walaupun ada tapi mereka menolak, karena masih ada Om mu yang lebih berhak menjadi wali. Jadi, Om kamu minta maaf dan dia minta jangan mempersulitnya lagi." ucap Sisca lagi dengan panjang dan matanya menatap tajam pada Felicie.

" Baiklah, Felicie mengerti.

Terima kasih, Tante udah mau mengantarkan pakaian Felicie." ucap Felicie dengan menarik sudut bibirnya.

Sisca hanya melengos dengan geram mendengar ucapan Felicie.

" Felicie, kalau kamu mau membatalkan pernikahan ini, gak papa kog. Mbak ikhlas menggantikan kamu. Mbak gak tega melihatmu, kamu masih terlalu muda untuk menikah. Biar mbak aja yang menikah." ucap Vera tiba - tiba dengan wajah yang di buat sedih.

" Iya, mbak juga bersedia menggantikan kamu, Felicie." Vina juga ikut bersuara.

" Diam kamu Vina ... kamu itu masih kecil. Selesaikan dulu kuliahmu. Biar mbak aja yang menggantikan Felicie." bentak Vera pada adiknya.

Sisca langsung menatap tajam pada kedua anak gadisnya. Ia tak menyangka kalau anaknya berani mengatakan hal seperti ini.

Sementara itu Felicie hanya tersenyum melihat drama yang terjadi di depan matanya.

Penata rias yang berada di kamar hanya melihat dengan tatapan heran pada Vera dan Vina.

Sebenarnya Vera begitu iri melihat keberuntungan Felicie begitu tiba di mansion ini. Ia tidak menyangka kalau Tuan William sekaya ini. Terlebih lagi ia tidak suka melihat Felicie mengenakan pakaian yang indah seperti sekarang.

Apalagi tadi saat menuju kamarnya Felicie, Vera sempat melihat di sebuah kamar yang pintunya agak terbuka ada tiga orang pria tampan di dalamnya. Dia yakin salah - satu dari mereka adalah Aaron, calon suami Felicie.

Makanya dengan licik ia mengatakan hal seperti tadi. Vera tak peduli walaupun tahu Aaron seorang pria angkuh, dingin, kasar ataupun pemain wanita. Yang paling penting baginya setelah mengetahui Tuan William sekaya ini, ia bisa menikmati semua kekayaan ini jika menikah dengan Aaron. Apalagi Aaron anak tunggal, pasti semua kekayaan Tuan William akan jatuh padanya.

" Felicie , masih ada waktu satu jam lagi sebelum pernikahan. Biar mbak aja, ya yang menikah dengan Tuan Aaron." bujuk Vera dengan bermuka manis.

" Vera, jangan sembarangan kamu bicara. Papa mu bisa marah besar ! " bentak Sisca.

" Gak papa, ma ... Vera kasihan melihat Felicie, dia masih ingin kuliah. Pasti dia sedih harus menikah secepat ini. Biar Vera aja ma, yang menikah dengan Aaron." ucap Vera bersandiwara lalu mengedipkan matanya pada Sisca.

Sisca langsung terdiam begitu melihat kode dari anaknya.

Felicie hampir saja tidak bisa menahan rasa mual di perutnya melihat sandiwara Vera. Ia yakin, Vera mau melakukan ini karena tergiur begitu melihat kekayaan Tuan William.

" Baiklah, kalau mbak memang ingin menggantikan Felicie, Felicie sangat berterima kasih. Mbak bisa mengatakan langsung pada Tuan William dan Papa mbak." ucap Felicie, ia juga tidak masalah kalau tidak jadi menikah dengan Aaron.

Wajah Vera berubah cerah begitu mendengar perkataan Felicie.

" Dasar bodoh, Lo tidak tahu saja kalau gue gak mau elo yang mendapatkan semua kekayaan ini. Hanya gue yang berhak menikmati kekayaan ini. " umpatnya licik dalam hati.

" Ayo, ma ... kita turun sekarang dan bilang sama Papa juga Tuan William biar Vera saja yang menikah dengan Tuan Aaron." ucap Vera semangat sambil menarik tangan Sisca dan adiknya keluar dari kamar.

Felicie hanya tersenyum sinis begitu melihat mereka sangat tergesa - gesa saat pergi meninggalkannya. Jika pernikahan ini di gantikan oleh Vera, Felicie bisa pergi dengan cepat dari negara ini dengan membawa uang yang sudah di dapatnya dari Bagas.

" Nona, anda tidak apa - apa ? " tanya penata rias khawatir setelah melihat kejadian yang terjadi didepannya.

" Saya tidak apa - apa. Ibu jangan khawatir. " jawabnya santai.

" Baguslah, saya pikir anda bersedih karena pernikahan ini mau di gantikan oleh saudara nona." ucap penata rias itu lagi.

" Tentu saja tidak." jawab Felicie singkat.

Dengan langkah lebar dan penuh semangat Vera, Sisca dan Vina mendekati Tuan William dan Papa nya setelah keluar dari lift.

Vera sudah menjelaskan alasannya pada Sisca waktu berada di lift. Sisca langsung menyetujui ide Vera, anaknya. Sisca bahkan membayangkan kekayaan yang bisa ia dapat jika Vera berhasil menikah dengan Aaron.

Sementara itu Bik Sumi dan Tika baru saja tiba di mansion Tuan William. Mata mereka menatap dengan kagum melihat ada rumah yang semewah dan sebesar ini.

Saat mereka di persilahkan masuk oleh Rio, Tika melihat Sisca dan kedua anaknya tergesa - gesa mendekati Tuan William.

Mereka sengaja memperlambat langkahnya agar bisa mendengarkan apa yang ingin mereka bicarakan dengan Tuan William.

Tika dan Bik Sumi begitu terkejut begitu mendengar kalau Vera ingin menggantikan Felicie untuk pernikahan ini. Tetapi dengan tegas Tuan William dan Bagas menolaknya.

Tika menahan tawanya begitu melihat wajah Vera yang berubah cemberut. Mereka pun naik ke lantai atas di antar salah satu pelayan yang ada di mansion ini.

Begitu Tika dan Bik Sumi melihat Felicie, mereka tidak bisa menahan tangisannya. Felicie terlihat sangat cantik dan anggun, mirip sekali dengan mamanya.

" Cantik sekali kamu, nak. " ucap Sumi memeluk Felicie.

" Adiknya mbak cantik banget." ujar Tika ikut memeluk Felicie.

Felicie hanya tersenyum mendengar ucapan Bik Sumi dan Tika.

Tika dan Bik Sumi menceritakan mengenai Vera yang menemui Tuan William dan apa yang terjadi.

" Mereka gak tahu malu banget ya, Felicie ... pasti karena melihat Tuan William sangat kaya, makanya Vera mau gantiin kamu menikah sama Tuan Aaron." omel Tika dengan raut wajah kesal.

" Udah, biarin aja mbak ..." sahut Felicie cuek.

" Iyalah ... ngapain juga mikirin mereka." jawab Tika.

" Nak, kamu udah siap dengan pernikahan ini ? " tanya bik Sumi lembut.

" Siap gak siap Felicie harus siap, Bu .... minimal dengan adanya pernikahan ini Felicie bisa mendapatkan yang Felicie mau." ucap Felicie.

" Ya, nak .... kamu memang berhak mendapatkannya. Itu semua milik kamu yang di tinggalkan oleh kedua orang tua mu." kata bik Sumi lagi.

" Makasih Bu .. " ucap Felicie.

Pintu kamar Felicie kembali di ketuk dari luar. Kali ini Tika yang membukanya. Di sana sudah terlihat wajah Rio, asisten Tuan William.

" Nona, anda sekarang di minta untuk turun ke bawah. Pernikahan nona dengan Tuan Aaron akan segera di laksanakan." ucap Rio sopan, namun matanya tak lepas melihat ke arah Felicie.

" Baiklah, saya akan segera turun bersama Ibu dan mbak saya. Anda bisa turun duluan." jawab Felicie datar.

" Baik. " jawab Rio, lalu berjalan meninggalkan Felicie.

Wajah Felicie kembali di rapikan oleh penata rias sebelum ia turun ke acara pernikahannya.

" Makasih, Bu ... " ucap Felicie pada penata rias tersebut.

" Sama - sama nona, nona adalah pengantin tercantik yang pernah saya lihat. Semoga anda bahagia." ucap penata rias itu dengan tulus.

" Sekali lagi, terima kasih ... " ucap Felicie tersenyum.

" Ayo, kita turun, nak .. jangan sampai Nyonya Sisca datang kemari menyusul kamu." ucap Bik Sumi."

" Iya,bu ... " jawab Felicie lirih.

Mereka segera keluar meninggalkan kamar, begitu pula penata rias dan asistennya. Mereka juga ingin melihat pernikahan Felicie dan Tuan Aaron yang katanya juga sangat tampan.

**********************************

Terpopuler

Comments

Harry Gusman Black Light

Harry Gusman Black Light

Di tunggu lanjutannya, ya mom ... 😍

2022-11-13

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 55
57 Episode 56
58 Episode 57
59 Episode 58
60 Episode 59
61 Episode 60
62 Episode 61
63 Episode 62
64 Episode 63
65 Episode 64
66 Episode 65
67 Episode 66
68 Episode 67
69 Episode 68
70 Episode 69
71 Episode 70
72 Episode 71
73 Episode 72
74 Episode 73
75 Episode 74
76 Episode 75
77 Episode 76
78 Episode 77
79 Episode 78
80 Episode 79
81 Episode 80
82 Episode 81
83 Episode 82
84 Episode 83
85 Episode 84
86 Episode 85
87 Episode 86
88 Episode 87
89 Episode 88
90 Episode 89
91 Episode 90
92 Episode 91
93 Episode 92
94 Episode 93
95 Episode 94
96 Episode 95
97 Episode 96
98 Episode 97
99 Episode 98
100 Episode 99
101 Episode 100
102 Episode 101
103 Episode 102
104 Episode 103
105 Episode 104
106 Episode 105
107 Episode 106
108 Episode 107
109 Episode 108
110 Episode 109
111 Episode 110
112 Episode 111
113 Episode 112
114 Episode 113
115 Episode 114
116 Episode 115
117 Episode 116
118 Episode 117
119 Episode 118
120 Episode 119
121 Episode 120
122 Episode 121
123 Episode 122
124 Episode 123
125 Episode 124
126 Episode 125
127 Episode 126
128 Episode 127
129 Episode 128
130 Episode 129
131 Episode 130
132 Episode 131
133 Episode 132
134 Episode 133
135 Episode 134
136 Episode 135
Episodes

Updated 136 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 55
57
Episode 56
58
Episode 57
59
Episode 58
60
Episode 59
61
Episode 60
62
Episode 61
63
Episode 62
64
Episode 63
65
Episode 64
66
Episode 65
67
Episode 66
68
Episode 67
69
Episode 68
70
Episode 69
71
Episode 70
72
Episode 71
73
Episode 72
74
Episode 73
75
Episode 74
76
Episode 75
77
Episode 76
78
Episode 77
79
Episode 78
80
Episode 79
81
Episode 80
82
Episode 81
83
Episode 82
84
Episode 83
85
Episode 84
86
Episode 85
87
Episode 86
88
Episode 87
89
Episode 88
90
Episode 89
91
Episode 90
92
Episode 91
93
Episode 92
94
Episode 93
95
Episode 94
96
Episode 95
97
Episode 96
98
Episode 97
99
Episode 98
100
Episode 99
101
Episode 100
102
Episode 101
103
Episode 102
104
Episode 103
105
Episode 104
106
Episode 105
107
Episode 106
108
Episode 107
109
Episode 108
110
Episode 109
111
Episode 110
112
Episode 111
113
Episode 112
114
Episode 113
115
Episode 114
116
Episode 115
117
Episode 116
118
Episode 117
119
Episode 118
120
Episode 119
121
Episode 120
122
Episode 121
123
Episode 122
124
Episode 123
125
Episode 124
126
Episode 125
127
Episode 126
128
Episode 127
129
Episode 128
130
Episode 129
131
Episode 130
132
Episode 131
133
Episode 132
134
Episode 133
135
Episode 134
136
Episode 135

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!