Pengakuan

“Mas Galang, kemarin dia nganterin pacarnya pulang,” jawab Rania sembari mengusap lembut air mata yang membasahi pipinya.

Setelah memarkirkan mobil, Galang masuk menghampiri dua wanita yang sedang asyik mengobrol, “Assalamualaikum. Hai, Erli dan kau, Sayangku!” sapa Galang terhadap kedua adiknya.

“Hai, Mas. Dari mana?” sahut Erli sembari menyunggingkan senyuman.

“Biasalah,” ujar Galang dengan kedua alis yang terangkat.

“Dasar playboy cap kacang panjang! Kebiasaan bawa cewek ke sana kemari,” hardik Rania tampak kekesalan di wajah gadis berkulit sawo matang tersebut.

Galang yang malu langsung menoyor kepala Rania dan berlalu pergi masuk.

“Ah, sakit ...!” rengek Rania dengan tangan yang mengelus tengkuk.

Galang tertawa tanpa merasa bersalah.

“Ngapain lo berdiri dipinggir pintu? Belajar jadi satpam?” cibir Galang dengan mata yang menyipit.

Rania menepuk jidatnya setelah melihat kakaknya yang ketahuan, sedangkan Erli menatap Rafan dengan tatapan yang bingung.

“A-anu gua ... itu,” ucap Rafan gagap.

“Apaan sih, lo? Ana anu enggak jelas banget. Jangan-jangan lo lagi ...,” celetuk Galang penuh curiga.

“B-bukan! jangan ngadi-ngadi lo, Mas. Gua hanya mencari udara segar,” ucap Rafan gugup.

Galang tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi wajah adik lelakinya. Rafan yang malu membungkam mulut Galang dan membawa kakak pertamanya masuk.

Erli yang bingung cuma bisa menatap penuh wajah Rania dan dia kembali memalingkan wajahnya ke arah pintu.

Apa yang mereka sembunyikan dariku? Jangan-jangan Rafan ... Tidak, dia bukan pria yang seperti itu! batin Erli.

“Masuk, yuk! Di luar dingin," ajak Erli.

Rania mengangguk seraya beranjak dari tempat duduknya.

Di tempat lain, Marlita sedang membujuk orang tuanya untuk mengabulkan permintaan konyolnya. Walau dia anak orang kaya tidak semua keinginannya dapat terpenuhi dengan mudah.

Terkadang dia memerlukan akting yang meyakinkan untuk membuat kedua orang tuanya terkabulkan keinginannya.

“Boleh ya, Lita pergi ke sana? Lita janji akan menuruti semua yang Mami dan Papi mau,” rayu Marlita dengan wajah yang memelas.

Benny tidak menoleh sedikitpun wajah anak kesayangannya, bahkan lelaki tua itu hanya berdecap tidak percaya.

“Lita tahu, kalau Papi tidak akan mengabulkan kemauan Lita. Beginikah nasib anak bungsu? Selalu dikekang dan diperlakukan tidak adil!” ucapnya merajuk.

“Pelankan suaramu!” bentak Benny dengan mata yang memerah.

Marlita mendengus kesal melihat respon papinya.

“Give she permission to go there, honey! Berilah dia ijin untuk pergi ke sana, Sayang!" rayu Katrin lembut.

“Anak dan Maminya sama saja. Sama-sama suka memaksa!” keluh Benny dengan suara yang tinggi.

Katrin melirik anak perempuannya yang masih duduk di pinggir sofa, dia menganggukkan kepala memberi isyarat agar anaknya ikut merayu sang ayah.

“Ayolah Pi ... Marlita janji akan melakukan apapun yang papi mau,” tutur Marlita lembut.

Benny menatap tajam anaknya dan berdiri membuat Marlita hampir jatuh dari tempat duduknya. Sambil berjalan Benny mengibaskan tangannya.

“Jadi Lita boleh pergi, Pi?” tanyanya penuh semangat.

“Hmm, tapi ingat! Setelah pulang kamu harus lebih fokus mengembangkan semua restoran. Terutama yang dikelola Rafan," titah Benny serius.

Marlita tersenyum dan berdiri dengan tegap seraya memberi hormat kepada sang ayah. “Siap Komandan, laksanakan! Ha-ha-ha ....” Suara tawa gadis itu memenuhi ruangan.

\*\*\*

Keesokan harinya, saat Erli dan Rafan sibuk mempersiapkan barang yang akan mereka bawa, tiba-tiba ponsel Rafan berdering. Segera suami Erli tersebut meraih benda pipih yang tergeletak di atas meja, terlihat nama Marlita yang tertulis di layar ponselnya.

"Halo, ada apa?" tanya Rafan singkat.

"Papi meminta berkas keuangan selama enam bulan terakhir." pinta Marlita dari seberang telepon.

"Sudah aku siapkan. nanti saat aku sudah sampai akan aku kirim laporannya lewat surel," sahut Rafan.

"Have fun, ya!" Seru Marlita seraya memutus sambungan telepon.

Erli memperhatikan suaminya sambil merapikan baju yang dia kenakan.

“Apa kita perlu melakukan ini semua?” tanya Erli dengan kening yang mengerut.

“Hmm ...,” gumam Rafan yang masih sibuk menyisir rambutnya, potongan rambutnya yang mirip oppa Korea (poni belah tengah).

“Bisakah Anda menjawab dengan benar?” Erli menutup kopernya dengan kasar.

“Jawaban apa yang ingin kamu dengar?” Pria itu menatap Erli yang duduk di bibir ranjang.

“sudah lupakan saja!”

“aneh,” gerutu Rafan pelan.

Saat Kecanggungan melanda kamar mereka, terdengar suara ketukan pintu membuat suasana kembali hangat. Segera Erli membuka pintu. Tampak Zulaika yang sudah berdiri dibalik pintu dengan membawa nampan yang berisikan segelas susu.

“Cepat di minum selagi hangat!” perintah Zulaika dan wanita paru baya itu menyodorkan gelas, “Galang juga sudah siap di depan," sambung Galang.

Rafan mengangguk dan membawa koper mereka berdua.

“Kami berangkat!” pamit Erli penuh kesopanan.

Dewi dan Rania tersenyum, terpancar kebahagiaan di wajah mereka semua.

“Pulanglah dengan selamat!”

Erli tersenyum dan mengangguk, “Insya Allah.”

“Kalau ada bule nganggur bawa pulang Fan,” seloroh Galang dengan mulut yang penuh makanan.

Rafan menatap tajam Galang tanpa mengucapkan sepatah katapun dan dia membukakan pintu mobil untuk istrinya.

Galang pun melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, di dalam mobil tidak ada pembicaraan diantara mereka bertiga dan sepasang pengantin baru itu saling menatap keluar jendela. Galang yang sejak tadi memperhatikan mereka, menggeleng heran melihat kecanggungan antara sepasang pengantin baru tersebut.

“Mau sampai kapan ini terjadi?” ucap Galang lirih.

Sontak Erli menoleh ke arah Galang, “Apa yang terjadi, Mas?” tanya Erli penasaran.

“Aku hanya merasa aneh dengan kalian, kok bisa kalian diam membisu seribu bahasa?" tukas Galang kalem.

“Kami hanya menghemat tenaga, Mas” sanggah Erli terkekeh.

Rafan menatap tajam Galang tanpa berbicara sedikit pun.

“Mas awas ...!”

Galang membanting setir sesaat Erli berteriak, hampir saja mobil berwarna hitam itu menabrak orang gila yang melintas begitu saja dihadapan mobil mereka.

“Astagfirullah, untung saja bisa menghindar. Kasihan kalau sampai tertabrak,” tutur Erli pelan.

Rafan menelisik seluruh tubuh Erli dan dia juga menanyakan keadaan Erli berulang kali.

“Aku baik-baik saja, Mas!” seru Erli penuh penekanan.

“Jangan meleng lagi, Mas!” ujar Rafan.

“Iya, tadi perhatian gue sedikit teralih ‘kan,” ujar Galang lirih.

Setelah kejadian itu Galang lebih berhati-hati lagi mengendarai mobilnya dan tidak lama kemudian Galang membelokkan mobilnya masuk ke area bandara.

“Kita sudah sampai Tuan dan Nyonya,” celetuk Galang seraya menatap wajah kedua pasangan itu.

“Apaan sih, Mas?” seru Erli.

Apa aku tidak terlihat dimata mereka? Asyik banget bercandanya, keluh Rafan dalam hatinya.

Galang keluar terlebih dahulu dan dia buru-buru mengeluarkan koper Rafan dan Erli dari bagasi.

“Sudah sana pulang!” usir Rafan.

“Ada yang cemburu rupanya. Kurang-kurangi Fan cemburu lo! Gue tahu dia itu punya lo seutuhnya,” ucap Galang seraya tersenyum.

“Apa ... cemburu? Tidak, buat apa cemburu dengan pria seperti lo. Gue yakin dengan kesetiaan istri gue!" Rafan merangkul Erli erat-erat dan dia sengaja mengecup ujung kepala istrinya.

Mata Erli terbelalak setelah mendapat kecupan mesra dari Rafan, ini kecupan kedua kalinya sejak akad nikah usai. Dia terbengong sesaat karena tidak percaya dengan perilaku suaminya barusan.

“Nah begitu dong sejak tadi. Ini baru sepasang suami istri." Galang mengacungkan kedua jempolnya dihadapan Erli dan Rafan.

Kakak tiri Rafan itu tertawa terbahak-bahak sembari merebut koper dari tangan Rafan.

“let’s go!” teriak Galang dengan tangan kirinya yang naik ke atas.

"Siapa yang mengizinkan lo ikut masuk ke dalam bandara?" Rafan meneriaki Galang yang saat ini berjalan mendahului mereka.

“Maaf,” kata Rafan sembari melepas pelukan tangannya terlihat muka datar Rafan.

Sikap dinginnya itu membuat aku .... Mata Erli berkedip pelan dan netra sayunya menatap punggung suaminya yang semakin lama semakin menjauh.

Terpopuler

Comments

auliasiamatir

auliasiamatir

galang kamu itu usil nya yah....🙄🙄🙄

2023-02-08

0

auliasiamatir

auliasiamatir

😀😀😀

2023-02-08

0

Dhina ♑

Dhina ♑

Udata sehat
atau perempuan yang segar 🤔🤔🤔

2022-12-26

0

lihat semua
Episodes
1 Perngorbanan
2 Pernyataan
3 Mimpi
4 Hama Dari Luar Rumah
5 Kekalahan Benih Pelakor
6 Pengakuan
7 _Rasa Yang Membingungkan_ ... 7
8 Bayangan
9 Episode 9
10 Cemburu
11 Kebohongan
12 Tuduhan
13 keberanian
14 Telinga Pelakor Lebih Lebar Dari Telinga Gajah
15 Kepulangan Erli dan Rafan
16 Kecewa
17 Perdebatan
18 Bukan kehendak ku
19 Kejahatan
20 Trik Erli
21 Rahasia
22 Kekecewaan Cinta
23 Tekad
24 Ingatan
25 Senyuman Berharga
26 Keindahan Malam
27 Pria Haramku
28 Berkelit
29 Kesalahan
30 Murka
31 Cemas
32 Niatku
33 Kekaguman Dan Keberanian
34 Cemburu
35 Rasa Yang Bercampur Aduk
36 Berubah Sinis
37 Emosi Yang Memuncak
38 Alasan
39 Sikap Yang Berbeda
40 Petuah Yang Diabaikan
41 Sikap Cuek dan Mobil baru
42 Curhat Yang Tertunda
43 Lanjut Curhatnya
44 Sesuai dengan keadaan
45 Pertemuan Mereka
46 Kejutan Untuk Erli
47 Pertengkaran
48 Tangisan
49 Kondisi Erli
50 Terkaan
51 Siasat Yang Gagal
52 Kemesraan Pascalahiran
53 Entah Siapa
54 Menghilangnya Erli Dan Baby E
55 Pencarian Rafan
56 Tindakan Sang Mantan
57 Pertemuan Terakhir mereka
58 Sisi Lain Penguasa
59 Kembali Ke Rumah sakit
60 Pertemuan Mantan Dan Suamiku
61 Prasangka
62 Rahasia Rafan
63 Kejujuran
64 Terdesak Keadaan
65 Kelicikan Dibalas Kelicikan
66 Makna Nama Bayiku
67 Sorot Mata Erli
68 Tamu Yang Tidak Diharapkan
69 Murka
70 Terungkap
71 Penghinaan
72 Siapa Rafan
73 Untaian Kata
74 Kebahagiaan Bercampur Kesedihan
75 Xavier
76 Kabar
77 Tertipu
78 Pikiran Liar Rafan
79 Pengakuan Xavier
80 Ibu Xavier
81 Manja
82 Godaan
83 Emosi
84 Siapa Kamu
85 Tidak Percaya
86 Kedatangan Zulaika
87 Ujung Kisah
88 Bonus Chapter
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Perngorbanan
2
Pernyataan
3
Mimpi
4
Hama Dari Luar Rumah
5
Kekalahan Benih Pelakor
6
Pengakuan
7
_Rasa Yang Membingungkan_ ... 7
8
Bayangan
9
Episode 9
10
Cemburu
11
Kebohongan
12
Tuduhan
13
keberanian
14
Telinga Pelakor Lebih Lebar Dari Telinga Gajah
15
Kepulangan Erli dan Rafan
16
Kecewa
17
Perdebatan
18
Bukan kehendak ku
19
Kejahatan
20
Trik Erli
21
Rahasia
22
Kekecewaan Cinta
23
Tekad
24
Ingatan
25
Senyuman Berharga
26
Keindahan Malam
27
Pria Haramku
28
Berkelit
29
Kesalahan
30
Murka
31
Cemas
32
Niatku
33
Kekaguman Dan Keberanian
34
Cemburu
35
Rasa Yang Bercampur Aduk
36
Berubah Sinis
37
Emosi Yang Memuncak
38
Alasan
39
Sikap Yang Berbeda
40
Petuah Yang Diabaikan
41
Sikap Cuek dan Mobil baru
42
Curhat Yang Tertunda
43
Lanjut Curhatnya
44
Sesuai dengan keadaan
45
Pertemuan Mereka
46
Kejutan Untuk Erli
47
Pertengkaran
48
Tangisan
49
Kondisi Erli
50
Terkaan
51
Siasat Yang Gagal
52
Kemesraan Pascalahiran
53
Entah Siapa
54
Menghilangnya Erli Dan Baby E
55
Pencarian Rafan
56
Tindakan Sang Mantan
57
Pertemuan Terakhir mereka
58
Sisi Lain Penguasa
59
Kembali Ke Rumah sakit
60
Pertemuan Mantan Dan Suamiku
61
Prasangka
62
Rahasia Rafan
63
Kejujuran
64
Terdesak Keadaan
65
Kelicikan Dibalas Kelicikan
66
Makna Nama Bayiku
67
Sorot Mata Erli
68
Tamu Yang Tidak Diharapkan
69
Murka
70
Terungkap
71
Penghinaan
72
Siapa Rafan
73
Untaian Kata
74
Kebahagiaan Bercampur Kesedihan
75
Xavier
76
Kabar
77
Tertipu
78
Pikiran Liar Rafan
79
Pengakuan Xavier
80
Ibu Xavier
81
Manja
82
Godaan
83
Emosi
84
Siapa Kamu
85
Tidak Percaya
86
Kedatangan Zulaika
87
Ujung Kisah
88
Bonus Chapter

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!