Pernyataan

“Keputusan pisah ada di tanganku. Kapan dan di mana itu terserah aku, kamu jangan ikut campur!” ucapnya penuh penekanan.

“Tapi ‘kan keputusan ini sudah kita sepakati sebulan yang lalu. Anda pun setuju tanpa keberatan,” tutur Erli lirih.

“Cukup! Aku tidak mau mendengar sepatah kata apa pun darimu.”

Lagi-lagi Erli bingung dengan kata-kata yang terlontar bebas dari mulut suaminya, netra gadis bertubuh ramping itu berkaca-kaca. Buliran bening yang sedari tadi dia tahan kini terus mendesak ingin keluar, sekuat tenaga Erli menahan air matanya. Namun, jutaan air matanya tidak dapat terbendung lagi.

Melihat wanitanya menangis Rafan salah tingkah dan dia bergerak gelisah, entah kenapa hati pria bertubuh kekar tersebut terasa teriris.

“Maafkan aku. Aku sudah terlalu keras terhadapmu, aku mohon jangan bahas perihal perpisahan! Biarkan semua mengalir begitu saja,” ungkap Rafan seraya menepuk pelan bahu Erli.

Kedengarannya sepele, tetapi kalimat itu mampu menambah kepiluan di hati Erliana Sameira. Isak tangis gadis itu semakin keras sampai-sampai terdengar oleh zulaika—ibu Rafan yang melewati kamar mereka. Merasa ada yang tidak beres, wanita paru baya tersebut menerobos masuk ke dalam kamar anaknya.

“Ada apa ini? Kenapa menantu ibu menangis? Coba jelaskan masalahnya Rafan!” pinta Zulaika sembari memeluk Erli yang masih sesenggukan.

“Hanya masalah sepele, Bu!” sahut Rafan buru-buru.

“Benarkah itu, Sayang?” Zulaika mengangkat kepala Erli yang tadi dia benamkan di pundak kirinya.

Pengantin wanita itu mengangguk seraya mengusap kasar wajahnya yang basah.

“Lalu, kenapa kamu menangis?” Zulaika kembali bertanya.

“Tangan Erli kejepit pintu, Bu!” ungkap Erli dengan isak tangis yang masih terdengar.

“Jika Rafan membuatmu susah, bilang sama ibu! Nanti ibu yang akan menghukumnya,” tutur Zulaika sembari mengelus kepala Erli.

“Iya Bu.”

Zulaika tersenyum manis seraya mengelus pipi menantu perempuannya itu.

“Jangan menangis lagi, ya! Hai ... kamu belum ganti baju. Apa perlu bantuan untuk melepas gaunmu ini?” tanya Zulaika dengan mata yang mengerling.

“Tidak perlu Bu!” sahut Erli cepat.

Zulaika melirik ke arah anak laki-lakinya yang berdiri di sebelah ranjang, dia tidak menyangka dengan respons menantu perempuannya itu.

“Ya sudah, ibu mau ke dapur bikin susu buat kamu.”

“Susu? Erli tidak suka susu Bu!” ujar Erli seraya menggenggam pergelangan tangan ibu mertuanya.

“Sejak malam ini kamu harus suka!” Zulaika tersenyum sembari menepuk punggung tangan Erli, gadis itu sangat bingung dengan ucapan mertuanya dan ditambah lagi sikap Zulaika yang terus-menerus memperhatikan dirinya sejak akad nikah tadi pagi.

“Ada apa dengan ibu Anda? Sejak tadi pagi Beliau selalu mengkhawatirkan kondisi saya,” tanya Erli dengan mata yang menyipit.

Rafan melepas jasnya dan duduk di sofa, pria itu menarik tangan Erli.

“Tidak perlu bingung! Ibuku memang seperti itu, Beliau selalu perhatian dengan siapa pun,” seru Rafan yang kini berlalu pergi menuju ke ruang ganti.

“Benarkah? Tetapi hati saya berkata lain,” kata Erli yang saat ini memiringkan kepalanya melihat Rafan masuk ke ruang ganti.

“Iya, jangan berpikir yang macam-macam!” sahut Rafan dari dalam ruangan.

Walaupun Erli masih bingung dengan semua yang telah terjadi, dia mencoba membuang semua prasangka dan menerima keluarga barunya ini.

\*\*\*

“Ada di mana aku? Kenapa tempat ini familier sekali?” Netra Erli mengembara di setiap sudut ruangan yang berhiaskan lukisan bunga.

Langkah kaki jenjangnya terus menelusuri lorong yang panjang, sesampainya di ujung lorong Erli melihat secercah cahaya. Tiba-tiba cahaya itu pecah menjadi butiran berlian yang terbang ke arahnya.

Erli yang masih terbengong di tengah lorong dikejutkan dengan suara derap langkah kaki.

“Apa kamu bahagia dengan semua ini?”

Sontak Erli melihat sekeliling, tetapi tidak ada siapapun di sana. Namun, suara itu terdengar sangat dekat sampai-sampai menggema di daun telinga Erli.

“Siapa kamu? Jangan mempermainkan aku seperti ini!” teriak Erli sekuat tenaga.

“Ha-ha-ha, apa kau lupa denganku?” ucap pria itu disela tawanya yang terbahak-bahak.

Netra Erli melotot saat melihat sosok pria yang berdiri di hadapannya itu.

“Xavier ... a-apa maumu?” kata Erli gagap dan matanya melebar menatap Xavier.

“Ya, ini aku. Apa kamu sudah melupakan diriku dalam hidupmu?” Tatapan tajam pria itu membuat Erli ketakutan.

“Menjauh dariku dan jangan pernah mengganggu hidupku!” bentak Erli dan jari telunjuknya mengacung ke arah Xavier.

"Kau memintaku menjauh? Jika aku tidak mau, apa yang akan kau lakukan?" seru Xavier.

"Aku tidak mau lagi berurusan denganmu, menjauh ku bilang!" Suara teriakan Erli memenuhi ruangan.

Bukannya pergi Xavier malah menyuguhkan senyuman jahat dihadapan Erli. Perlahan-lahan pemuda itu mendekat dan menggenggam erat pergelangan tangan Erli, tangannya yang lain mencekik leher gadis itu.

Sekuat tenaga Erli berteriak dan meronta, tetapi tidak ada satu orangpun yang mendengar suaranya. Mata gadis itu melebar dan mulutnya ternganga. Napas Erli terasa berat dan kini tubuhnya bergerak lesu. Gadis yang malang, disaat seperti ini tidak ada orang yang membantunya.

“T-tolong jangan bunuh aku, Xavier ...," ujar Erli, suaranya terdengar lemah dan kedua kelopak matanya hampir terkatup rapat.

Xavier semakin menikmati keadaan yang dia ciptakan, bahkan pemuda itu terlihat sangat bersemangat.

“Nikmati perjalananmu ke neraka Sayang! Ha-ha-ha ....” Suara tawa Xavier menggema di seluruh ruangan.

Mata Erli melirik ke sana kemari, sekilas dia melihat bayangan seseorang di balik tirai, rupanya itu adalah Rafan.

Suaminya tersebut sedang berdiri memunggungi mereka, dengan tenaga yang tersisa Erli menyerukan nama suaminya.

“M-Mas Rafan. Tolong bantu a-aku!” pekiknya pelan, air matanya mengalir dan kedua tangannya mencoba melepas kedua tangan Xavier yang melingkar di lehernya.

Walaupun Erli telah berteriak berulang kali memanggil Rafan, tetapi suaminya itu tidak mendengar suaranya sama sekali. Bahkan Rafan berlalu pergi meninggalkan ruangan tersebut.

Mungkin kemarin aku terhindar dari maut. Namun, kali ini malaikat telah bersiap mencabut nyawaku yang tidak berguna ini, gumam Erli dalam hatinya.

Terpopuler

Comments

auliasiamatir

auliasiamatir

mimpi buruk kah

2023-01-26

0

🔵𒈒⃟ʟʙᴄ𝐙⃝🦜🅼ιяα🅷㊍㊍🔰π

🔵𒈒⃟ʟʙᴄ𝐙⃝🦜🅼ιяα🅷㊍㊍🔰π

Ga baik ma, main masuk-masuk kamar orang biarpun itu kamar anak sendiri

2022-11-22

3

🍌 ᷢ ͩ🤎ᴰᵉᵈᵉรωεεƭყˡᵉⁿ💋•§¢•

🍌 ᷢ ͩ🤎ᴰᵉᵈᵉรωεεƭყˡᵉⁿ💋•§¢•

mimpi kali ya...

2022-11-19

0

lihat semua
Episodes
1 Perngorbanan
2 Pernyataan
3 Mimpi
4 Hama Dari Luar Rumah
5 Kekalahan Benih Pelakor
6 Pengakuan
7 _Rasa Yang Membingungkan_ ... 7
8 Bayangan
9 Episode 9
10 Cemburu
11 Kebohongan
12 Tuduhan
13 keberanian
14 Telinga Pelakor Lebih Lebar Dari Telinga Gajah
15 Kepulangan Erli dan Rafan
16 Kecewa
17 Perdebatan
18 Bukan kehendak ku
19 Kejahatan
20 Trik Erli
21 Rahasia
22 Kekecewaan Cinta
23 Tekad
24 Ingatan
25 Senyuman Berharga
26 Keindahan Malam
27 Pria Haramku
28 Berkelit
29 Kesalahan
30 Murka
31 Cemas
32 Niatku
33 Kekaguman Dan Keberanian
34 Cemburu
35 Rasa Yang Bercampur Aduk
36 Berubah Sinis
37 Emosi Yang Memuncak
38 Alasan
39 Sikap Yang Berbeda
40 Petuah Yang Diabaikan
41 Sikap Cuek dan Mobil baru
42 Curhat Yang Tertunda
43 Lanjut Curhatnya
44 Sesuai dengan keadaan
45 Pertemuan Mereka
46 Kejutan Untuk Erli
47 Pertengkaran
48 Tangisan
49 Kondisi Erli
50 Terkaan
51 Siasat Yang Gagal
52 Kemesraan Pascalahiran
53 Entah Siapa
54 Menghilangnya Erli Dan Baby E
55 Pencarian Rafan
56 Tindakan Sang Mantan
57 Pertemuan Terakhir mereka
58 Sisi Lain Penguasa
59 Kembali Ke Rumah sakit
60 Pertemuan Mantan Dan Suamiku
61 Prasangka
62 Rahasia Rafan
63 Kejujuran
64 Terdesak Keadaan
65 Kelicikan Dibalas Kelicikan
66 Makna Nama Bayiku
67 Sorot Mata Erli
68 Tamu Yang Tidak Diharapkan
69 Murka
70 Terungkap
71 Penghinaan
72 Siapa Rafan
73 Untaian Kata
74 Kebahagiaan Bercampur Kesedihan
75 Xavier
76 Kabar
77 Tertipu
78 Pikiran Liar Rafan
79 Pengakuan Xavier
80 Ibu Xavier
81 Manja
82 Godaan
83 Emosi
84 Siapa Kamu
85 Tidak Percaya
86 Kedatangan Zulaika
87 Ujung Kisah
88 Bonus Chapter
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Perngorbanan
2
Pernyataan
3
Mimpi
4
Hama Dari Luar Rumah
5
Kekalahan Benih Pelakor
6
Pengakuan
7
_Rasa Yang Membingungkan_ ... 7
8
Bayangan
9
Episode 9
10
Cemburu
11
Kebohongan
12
Tuduhan
13
keberanian
14
Telinga Pelakor Lebih Lebar Dari Telinga Gajah
15
Kepulangan Erli dan Rafan
16
Kecewa
17
Perdebatan
18
Bukan kehendak ku
19
Kejahatan
20
Trik Erli
21
Rahasia
22
Kekecewaan Cinta
23
Tekad
24
Ingatan
25
Senyuman Berharga
26
Keindahan Malam
27
Pria Haramku
28
Berkelit
29
Kesalahan
30
Murka
31
Cemas
32
Niatku
33
Kekaguman Dan Keberanian
34
Cemburu
35
Rasa Yang Bercampur Aduk
36
Berubah Sinis
37
Emosi Yang Memuncak
38
Alasan
39
Sikap Yang Berbeda
40
Petuah Yang Diabaikan
41
Sikap Cuek dan Mobil baru
42
Curhat Yang Tertunda
43
Lanjut Curhatnya
44
Sesuai dengan keadaan
45
Pertemuan Mereka
46
Kejutan Untuk Erli
47
Pertengkaran
48
Tangisan
49
Kondisi Erli
50
Terkaan
51
Siasat Yang Gagal
52
Kemesraan Pascalahiran
53
Entah Siapa
54
Menghilangnya Erli Dan Baby E
55
Pencarian Rafan
56
Tindakan Sang Mantan
57
Pertemuan Terakhir mereka
58
Sisi Lain Penguasa
59
Kembali Ke Rumah sakit
60
Pertemuan Mantan Dan Suamiku
61
Prasangka
62
Rahasia Rafan
63
Kejujuran
64
Terdesak Keadaan
65
Kelicikan Dibalas Kelicikan
66
Makna Nama Bayiku
67
Sorot Mata Erli
68
Tamu Yang Tidak Diharapkan
69
Murka
70
Terungkap
71
Penghinaan
72
Siapa Rafan
73
Untaian Kata
74
Kebahagiaan Bercampur Kesedihan
75
Xavier
76
Kabar
77
Tertipu
78
Pikiran Liar Rafan
79
Pengakuan Xavier
80
Ibu Xavier
81
Manja
82
Godaan
83
Emosi
84
Siapa Kamu
85
Tidak Percaya
86
Kedatangan Zulaika
87
Ujung Kisah
88
Bonus Chapter

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!