Cerita Di Balik Tirai

Cerita Di Balik Tirai

Perngorbanan

“Aku nikahkan engkau, dan aku kawinkan engkau dengan putriku Sameira Erliana dengan mahar seperangkat alat salat dan emas 24 gram di bayar tunai.” Tangan kanan Jafar bergerak memberi isyarat ke pada Rafan Winasis, pemuda yang berkorban demi kehormatan seorang gadis.

“Saya terima nikah dan kawinnya Sameira Erliana dengan mahar yang telah disebutkan dibayar tunai,” ucapnya dengan lantang tanpa tersendat sedikit pun.

Penghulu dan Jafar menatap kedua belah pihak saksi yang duduk berdampingan dengan mereka kala itu.

Penghulu bertanya seraya menatap saksi secara bergantian, “Bagaimana saksi, sah?”

Semua saksi berseru dengan sangat antusias, “Sah ....”

Jabatan tangan Jafar dan Rafan pun terlepas, mereka semua menadahkan tangan untuk berdoa bersama. Setelah penghulu selesai berdoa Erli di tuntun sang bibi ke dalam ruangan akad nikah.

Di sana Rafan telah berdiri menunggu Erli yang kini telah sah menjadi istrinya, diulurkan tangannya menyentuh ubun-ubun kepala Erli, pemuda itu membacakan doa yang wajib dipanjatkan sesaat setelah akad.

Allahumma inni as’aluka min khoirihaa wa khoirimaa jabaltahaa ‘alaih. Wa a’udzubika min syarrihaa wa syarrimaa jabaltaha ‘alaih, Ya Allah, sesungguhnya aku mohon kepada-Mu kebaikan dirinya dan kebaikan yang Engkau tentukan atas dirinya. Dan Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekannya dan kejelekan yang Engkau tetapkan atas dirinya.

Erli meraih tangan suaminya dan mencium punggung dan telapak tangan Rafan cukup lama, setelah rangkaian sesi foto akad nikah usai. Pasangan pengantin baru tersebut menggelar resepsi, terlihat para tamu undangan telah memadati ruangan. Sebagian teman Rafan naik ke pelaminan sekedar berswafoto dan mengucapkan selamat kepada mereka berdua.

“Selamat ya, sudah sah. Semoga cepat dapat momongan,” ucap Galang sahabat sekaligus Abang tiri Rafan.

Sontak Erli tersedak mendengar ucapan Galang, kedua bola mata gadis itu bergolak dan tangan kiri Erli mengelus pelan perutnya.

“Erli, kamu tidak apa-apa ‘kan?” tanya Galang panik.

“T-tidak apa-apa, Mas. Aku baik-baik saja kok,” jawab Erli gugup.

“Kamu yakin tidak apa-apa? Aku panggilkan Rania, ya?” sahut Rafan dengan ragunya pria itu mengelus punggung Erli.

Erli hanya mengangguk pelan membenarkan ucapan suaminya barusan, sedangkan Galang tersenyum lebar melihat Rafan bersikap manis kepada sang istri. Selama ini Rafan selalu cuek terhadap wanita, terkecuali ibunya. Tidak pernah sekalipun dia menjalin hubungan dengan wanita, sampai-sampai dia di juluki perjaka pintu surgawi.

“Jangan pamer kemesraan dong! Kasihanilah kami yang jomblo ini,” ujar Ragil yang berdiri di belakang Galang sejak tadi.

Rafan menepuk bahu Ragil sembari tersenyum tipis, Erli pun ikut tertawa. Namun, kebahagiaan pengantin baru itu lenyap ketika Marlita datang dan menggandeng lengan Rafan tanpa sungkan ataupun malu.

“Urat malumu sudah putus rupanya, Mar!” ujar Galang dengan kening yang mengerut.

“Tentu saja tidak. Sejak dulu kami telah dekat, sebelum kedatangan wanita ini!” kata Marlita pelan tapi tajam.

“Hai, jaga ucapan lo! Wanita itu adalah istri sah Rafan. Jangan bikin ulah di hari bahagia adik gua!” ancam Galang dan terlihat tatapan tajamnya yang membunuh.

Marlita mendengus kesal mendengar ucapan Galang, terlihat jelas kemarahan di wajah gadis bermata sipit itu.

“Siapa yang ingin menghancurkan kebahagiaan Rafan? Justru kedatangan gua kemari menambah kebahagiaan yang hakiki. Iya ‘kan Fan?” celetuk Marlita tanpa menghiraukan Erli yang berdiri di samping Rafan.

Rafan hanya tersenyum masam seraya menatap wajah Erli sebentar.

“Wanita gila seperti Lo ini, tidak pantas di ajak bicara!” hardik Ragil pelan, pemuda itu menjabat tangan Rafan lalu pergi.

“Sana pergi jauh-jauh! Kalau perlu jangan balik lagi.” Marlita mengibaskan tangan kanannya seraya melirik tajam Erli.

Erli paham dengan maksud Marlita dan dia juga dapat mengetahui dibalik sikap teman suaminya itu. Perlahan istri Rafan menelisik Marlita dari ujung kaki sampai ujung kepala.

Kenapa aku diperlakukan seperti pelakor? 'Kan aku istri sah pria ini! gerutu Erli dalam hatinya.

Marlita adalah teman Rafan di kala kuliah dulu, sejak pertemuan mereka di tahun 2010 Marlita telah menyimpan perasaannya, hingga saat ini.

Namun, sayangnya perasaan Marlita tidak terlihat oleh Rafan, entah karna dia terlalu cuek atau memang tidak bisa merasakan bentuk kasih sayang Marlita sejak dulu.

“Jangan lupa dengan rencana kita lusa!” kata Marlita mengingatkan rekan kerjanya itu.

Rafan mengangguk sembari menjawab ucapan Marlita sesingkat mungkin, “Iya ....”

Marlita melenggang pelan melewati sepasang raja dan ratu semalam itu.

“Gara-gara wanita sialan itu, membuat sikap Rafan berubah drastis,” keluh Marlita, netra gadis itu menelisik satu persatu wajah tamu undangan berharap dia mengenal salah satu tamu undangan yang hadir pada malam ini.

Istri sah Rafan mengelus kepalanya, rasa sakit yang ia rasakan semakin parah, tetapi Erli mencoba menahan semua itu tanpa mengeluh sedikitpun.

kenapa aku sering merasakan sakit kepala? Batin Erli pandangan gadis itu sedikit kabur, tetapi dia tetap menyuguhkan senyuman.

Malam semakin larut semua tamu undangan telah pulang, Erli dan Rafan pun meninggalkan gedung pernikahan mereka. Sesampainya di kediaman sang mertua, pengantin baru itu berjalan beriringan masuk ke dalam menuju kamar mereka.

Ya Allah, apa yang harus hamba lakukan saat ini? Apakah hamba harus melaksanakan kewajiban hamba sebagai seorang istri? Atau ..., gumam Erli dalam hati, tangannya gemetar sesekali netranya melirik pria yang kini menyandang gelar suami.

“Apa yang kamu pikirkan?” tanya Rafan dengan suara beratnya.

Erli kaget dari lamunan setelah mendengar suara berat sang suami.

“Maaf, Anda tanya apa tadi? Saya tidak terlalu fokus,” tutur Erli lembut.

“Apa yang ada dalam pikiranmu itu?” Rafan mengulang pertanyaannya.

“Tidak ada. Saya hanya ...,” kata Erli terhenti tangannya menggaruk kepala meski tidak gatal.

“Cepat masuk!” titah Rafan yang telah membuka pintu kamar lebar-lebar.

Netra gadis itu terbelalak melihat kamarnya telah di hiasi ratusan bahkan ribuan kelopak bunga mawar.

Apa ini? Kenapa mereka menghiasi kamar ini sedemikian rupa? A-aku ‘kan sudah tidak.

“Apa lagi yang kamu pikirkan? Cepat masuk dan ganti bajumu!” perintah Rafan, kali ini terlihat ketegasan di wajah pria itu.

Erli hanya mengangguk dan bergegas melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar, aroma bunga mawar menyebar dan merasuk ke dalam indra penciuman Erli. Sesaat gadis itu terbuai aroma mawar yang menggoda, secara perlahan kedua kelopak matanya tertutup rapat, jiwa Erli berkelana entah ke mana yang pasti raga gadis itu masih di dalam kamar.

“Pakaianmu telah aku masukan ke dalam lemari. Aku akan tidur di ruang ganti dan kamu tidurlah di ranjang, jika perlu sesuatu panggil saja aku!” ujarnya dengan wajah yang datar.

“Biarkan saya yang tidur di ruang ganti. Anda tidurlah di ranjang!” sergah Erli dengan senyuman menghiasi paras imutnya.

“Jangan membantah! Lakukan saja apa yang aku perintahkan barusan.” Wajah Rafan terlihat sangat datar dan tatapan tajamnya membuat Erli takut.

“Maafkan saya! Saya telah membuat Anda susah dan ... kini hidup Anda terbebani dengan kehadiran saya,” kata Erli dengan kepala tertunduk. Kedua tangan gadis itu menggenggam erat gaun yang ia kenakan saat ini.

“Ini sudah malam, pelankan suaramu! Ingat kata-kataku ini. Aku melakukan ini ikhlas dan tidak merasa terbebani, insya Allah akan aku penuhi kewajiban-kewajibanku!” pungkas Rafan tanpa keragu-raguan.

“Terima kasih. Anda pria terbaik yang pernah saya temui. Setelah semua usai, saya akan meninggalkan rumah ini!” Dengan mata yang berkaca-kaca Erli mengucapkan kalimat tersebut.

Mata Rafan membulat sempurna menatap gadis yang berdiri di hadapannya itu.

“Jaga ucapanmu dan jangan asal bicara!” bentak Rafan dengan mata yang melotot.

Kenapa dia marah? bukankah bulan lalu kami telah menyepakati keputusan ini. andai saja aku tidak hamil. Tentunya dia tidak akan mengambil tanggung jawab seberat ini, batin Erli tatapan matanya tidak pernah terlepas dari sang suami.

Terpopuler

Comments

auliasiamatir

auliasiamatir

penasaran, apa yang terjadi sebelum nya.

2023-01-26

0

ɓմɳ²

ɓմɳ²

Erli nikah sm revan krna hamidun ya thor...
trus Erli hamidun nya ma sipa yaa🤔🤔

2022-11-19

0

🍌 ᷢ ͩ🤎ᴰᵉᵈᵉรωεεƭყˡᵉⁿ💋👻ᴸᴷ•§¢

🍌 ᷢ ͩ🤎ᴰᵉᵈᵉรωεεƭყˡᵉⁿ💋👻ᴸᴷ•§¢

Benih siapa sebenarnya itu ya?

2022-11-19

0

lihat semua
Episodes
1 Perngorbanan
2 Pernyataan
3 Mimpi
4 Hama Dari Luar Rumah
5 Kekalahan Benih Pelakor
6 Pengakuan
7 _Rasa Yang Membingungkan_ ... 7
8 Bayangan
9 Episode 9
10 Cemburu
11 Kebohongan
12 Tuduhan
13 keberanian
14 Telinga Pelakor Lebih Lebar Dari Telinga Gajah
15 Kepulangan Erli dan Rafan
16 Kecewa
17 Perdebatan
18 Bukan kehendak ku
19 Kejahatan
20 Trik Erli
21 Rahasia
22 Kekecewaan Cinta
23 Tekad
24 Ingatan
25 Senyuman Berharga
26 Keindahan Malam
27 Pria Haramku
28 Berkelit
29 Kesalahan
30 Murka
31 Cemas
32 Niatku
33 Kekaguman Dan Keberanian
34 Cemburu
35 Rasa Yang Bercampur Aduk
36 Berubah Sinis
37 Emosi Yang Memuncak
38 Alasan
39 Sikap Yang Berbeda
40 Petuah Yang Diabaikan
41 Sikap Cuek dan Mobil baru
42 Curhat Yang Tertunda
43 Lanjut Curhatnya
44 Sesuai dengan keadaan
45 Pertemuan Mereka
46 Kejutan Untuk Erli
47 Pertengkaran
48 Tangisan
49 Kondisi Erli
50 Terkaan
51 Siasat Yang Gagal
52 Kemesraan Pascalahiran
53 Entah Siapa
54 Menghilangnya Erli Dan Baby E
55 Pencarian Rafan
56 Tindakan Sang Mantan
57 Pertemuan Terakhir mereka
58 Sisi Lain Penguasa
59 Kembali Ke Rumah sakit
60 Pertemuan Mantan Dan Suamiku
61 Prasangka
62 Rahasia Rafan
63 Kejujuran
64 Terdesak Keadaan
65 Kelicikan Dibalas Kelicikan
66 Makna Nama Bayiku
67 Sorot Mata Erli
68 Tamu Yang Tidak Diharapkan
69 Murka
70 Terungkap
71 Penghinaan
72 Siapa Rafan
73 Untaian Kata
74 Kebahagiaan Bercampur Kesedihan
75 Xavier
76 Kabar
77 Tertipu
78 Pikiran Liar Rafan
79 Pengakuan Xavier
80 Ibu Xavier
81 Manja
82 Godaan
83 Emosi
84 Siapa Kamu
85 Tidak Percaya
86 Kedatangan Zulaika
87 Ujung Kisah
88 Bonus Chapter
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Perngorbanan
2
Pernyataan
3
Mimpi
4
Hama Dari Luar Rumah
5
Kekalahan Benih Pelakor
6
Pengakuan
7
_Rasa Yang Membingungkan_ ... 7
8
Bayangan
9
Episode 9
10
Cemburu
11
Kebohongan
12
Tuduhan
13
keberanian
14
Telinga Pelakor Lebih Lebar Dari Telinga Gajah
15
Kepulangan Erli dan Rafan
16
Kecewa
17
Perdebatan
18
Bukan kehendak ku
19
Kejahatan
20
Trik Erli
21
Rahasia
22
Kekecewaan Cinta
23
Tekad
24
Ingatan
25
Senyuman Berharga
26
Keindahan Malam
27
Pria Haramku
28
Berkelit
29
Kesalahan
30
Murka
31
Cemas
32
Niatku
33
Kekaguman Dan Keberanian
34
Cemburu
35
Rasa Yang Bercampur Aduk
36
Berubah Sinis
37
Emosi Yang Memuncak
38
Alasan
39
Sikap Yang Berbeda
40
Petuah Yang Diabaikan
41
Sikap Cuek dan Mobil baru
42
Curhat Yang Tertunda
43
Lanjut Curhatnya
44
Sesuai dengan keadaan
45
Pertemuan Mereka
46
Kejutan Untuk Erli
47
Pertengkaran
48
Tangisan
49
Kondisi Erli
50
Terkaan
51
Siasat Yang Gagal
52
Kemesraan Pascalahiran
53
Entah Siapa
54
Menghilangnya Erli Dan Baby E
55
Pencarian Rafan
56
Tindakan Sang Mantan
57
Pertemuan Terakhir mereka
58
Sisi Lain Penguasa
59
Kembali Ke Rumah sakit
60
Pertemuan Mantan Dan Suamiku
61
Prasangka
62
Rahasia Rafan
63
Kejujuran
64
Terdesak Keadaan
65
Kelicikan Dibalas Kelicikan
66
Makna Nama Bayiku
67
Sorot Mata Erli
68
Tamu Yang Tidak Diharapkan
69
Murka
70
Terungkap
71
Penghinaan
72
Siapa Rafan
73
Untaian Kata
74
Kebahagiaan Bercampur Kesedihan
75
Xavier
76
Kabar
77
Tertipu
78
Pikiran Liar Rafan
79
Pengakuan Xavier
80
Ibu Xavier
81
Manja
82
Godaan
83
Emosi
84
Siapa Kamu
85
Tidak Percaya
86
Kedatangan Zulaika
87
Ujung Kisah
88
Bonus Chapter

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!