"Dalam pernikahan ini, aku sangat menyakitimu, karena itulah, mungkin akan lebih jika kita bercerai dari pada aku terus dzalim padamu."
Hati Anggun seperti di hunus pedang mendengar ucapan Arsyad, air mata langsung mengalir deras di pipinya, dadanya teras begitu sesak. "Kamu fikir aku mesin pencetak anak, huh?" Desis Anggun dengan suara gemetar. "Yang akan kamu buang setelah kamu mendapatkan apa yang kamu mau?"
"Bukan seperti itu maksudku, Anggun!" Geram Arsyad yang juga emosi. "Tapi aku sudah nggak sanggup lagi menjalani pernikahan ini, aku udah nggak sanggup!"
"Ya nggak bisa gitu dong, Mas. Kita sudah melangkah sebuah ini, kita nggak bisa mundur apalagi sekarang aku sedang mengandung anak kamu!" Teriak Anggun dan di saat yang bersamaan.
PYARARRRR....
Anggun dan Arsyad langsung menoleh saat mendengar suara pecahan gelas itu, dan Arsyad hanya bisa bisa menahan napas saat melihat Fahmi dan Hulya yang berdiri di ambang pintu dengan pecahan gelas di sekitar kaki mereka.
Hulya dan Fahmi tercengang setelah mendengar ucapan Anggun, Hulya bahkan merasa dadanya begitu sesak mengetahui Arsyad telah mengkhianati sahabatnya.
"Kalian...." Hulya tak tahu harus berkata apa, ia berharap semua ini hanya mimpi buruk.
"Ini tidak seperti yang kalian fikirkan," kata Arsyad lirih.
"Oh ya? Memang apa yang kami fikirkan?" Tanya Fahmi tajam. "Dia hamil, Arsyad?" Fahmi menunjuk Anggun dengan kecewa dan Arsyad tentu tak bisa menjawab.
"A-Aira? Lalu bagaimana dengan Aira?" Tanya Hulya bahkan suaranya gemetar. "Apa dia tahu?" Arsyad hanya menggeleng lemah.
"Jadi selama ini cinta yang kamu tunjukan padanya itu palsu?" Tuding Fahmi.
"Astagfirullah, Arsyad... Tega kamu!" Desis Hulya marah. "Kenapa? Apa salahnya, huh? Apa kurangnya dia? Dia sangat mencintaimu, tapi kamu ... kamu menduakannya?" Geram Hulya bahkan rasanya dia ingin sekali menampar Arsyad yang telah mengkhianati Aira, sahabat yang sudah dia anggap adik sendiri.
"Arsyad menikahiku karena Aira tidak bisa memberinya keturunan, dia mandul dan semua orang tahu itu, kecuali dia sendiri," sambung Anggun emosi yang membuat Fahmi dan Hulya seperti di sambar petir.
"Diam, Anggun!" Desis Arsyad berusaha mengontrol emosinya.
"Tapi itu memang faktanya, Mas Arsyad. Aira mandul, dia nggak akan pernah bisa hamil," seru Anggun kekeh yang memancing emosi Arsyad.
"Aku bilang, DIAM!" geram Arsyad, matanya sudah memerah dan rahangnya sudah mengeras.
Hulya dan Fahmi hanya bisa melongo menyaksikan semua ini, keduanya masih merasa tak percaya dengan fakta memilukan yang terjadi pada sahabat mereka. Di balik kebahagiaan sempurna yang terlihat, rupanya terdapat kehancuran yang berlaku dengan kejam.
"Karena kenyataannya memang Aira mandul, kan?" Desis Anggun lagi.
"AKU BILANG DIAM!!!" Bentak Arsyad tepat di depan wajah Anggun, ia memegang kedua pundak Anggun dan mencengkramnya dengan kuat yang memmbuat Anggun terlonjak, ia menahan napas bahkan detak jantungnya seolah berhenti saat mendapatkan bentakan dan tatapan kemarahan dari Arsyad.
Arsyad menatap Anggun dengan mata yang berapi-api, emosinya sudah memuncak dan darahnya seolah mendidih mendengar kata-kata menyakitkan itu tentang istrinya.
"Sekali lagi kamu mengucapkan hal seperti itu tentang istriku, aku akan...."
"Abi...."
Arsyad langsung menjauh dari Anggun saat mendengar teriakan Via yang memanggilnya, emosinya sedikit mereda namun seketika suasana menjadi tegang, bahkan Fahmi dan Hulya pun ikutan tegang, takut Aira mendengar semua itu.
"Abi...." Via muncul sendirian sambil menenteng tas berwarna pink, wajahnya tampak berbinar dan senyum lebar mengembang bibirnya.
"Sayang, Ummi mana?" Tanya Arsyad, ia segera menggendong Via dan membawanya keluar dari ruangan, ia bernapas lega saat tak melihat Aira di luar ruangannya.
Fahmi dan Hulya pun juga keluar, meninggalkan Anggun yang hanya bisa menangis dalam diam.
Arsyad membentaknya, berteriak di depan wajahnya, hanya demi Aira. Masih tentang Aira, padahal dirinya sudah memberikan masa depan untuk Arsyad, namun itu tak bisa merebut sedikit saja perhatian Arsyad padanya.
Sementara di luar, Fahmi memanggil pelayan dan meminta mereka membersihkan pecahan gelas di ruangan Arsyad tanpa memperdulikan keberadaan Anggun disana.
"Ummi katanya mau ke dapur, Bi. Mau mengambil makanan," tukas Via. "Hari ini kami belanja banyak sekali, beli tas, buku, pensil, baju, sepatu, sandal, semuanya di belikan sama Ummi," celoteh anak itu dengan girang.
"Oh ya? Via senang?" Tanya Arsyad sembari melangkah cepat menuju dapur dan ia berpapasan dengan Aira yang memegang nampan dengan beberapa makanan di atasnya.
"Loh, kenapa kesini? Kan Ummi bilang tunggu di ruangan Abi, Sayang. Kita makan disana," ujar Aira.
"Sayang, kita makan di ruang VIP aja, ya. Ruanganku sedang di bersihkan," ucap Arsyad.
"Di bersihkan? Jam segini?" Tanya Aira.
"Iya, tadi...."
"Loh, Hulya...." seru Aira saat melihat Hulya muncul dari belakang Arsyad. "Kamu ada disini? Menemui Fahmi?"
"Iya, sekalian mau ketemu putri kamu yang cantik ini," jawab Hulya kaku sambil melirik Arsyad.
Aira pun memperkenalkan Via pada Hulya, sebelum akhirnya mereka pergi ke ruang VIP bersama.
...TBC......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 156 Episodes
Comments
Arkha Juna
Bertele"...cerita y...ciri khas novel kebanyakan.....
2023-12-18
0
Yulia Bunyamin
anggun sekarang banyak menuntut.. kenapa dulu mau sih nikah sama suami orang.. anggun 🙄
2022-12-04
0
Widi Widurai
lah kan dia yg nawarin gimana sih. yg nawarin yg terzolimi
2022-12-01
0