"Arsyad, Ummi benar-benar bahagia, ini hari paling bahagia dalam hidup Ummi, akhirnya Anggun hamil, Arsyad..."
Arsyad melotot mendengar ucapan umminya dan ia pun langsung menutup pintu kamar dengan rapat kemudian membawa Ummi Ridha ke halaman belakang.
"Kenapa kita perlu bicara di sini malam-malam begini?" Tanya Ummi Ridha dengan dingin, ia menelisik wajah putranya itu yang tidak memperlihatkan kebahagiaan sedikitpun. "Kamu nggak bahagia Anggun hamil?" Tanyanya kemudian.
"Bagaiamana aku bisa bahagia? Sementara aku sudah mengkhianati Aira?" desis Arsyad dengan suara yang bergetar.
"Arsyad, kamu nggak mengkhianati Aira, kita akan memberi tahu hal ini nanti pada Aira," ucap Ummi Ridha sembari mengelus pundak Arsyad namun Arsyad justru melangkah mundur seolah ia enggan di sentuh, Ummi Ridha menghela napas berat. "Ummi tahu, ini sangat berat untuk kamu, untuk Ummi juga. Tapi Ummi yakin, Aira akan mengerti apalagi semua ini terjadi juga karena dia."
"Entahlah, aku nggak mau membicarakan itu sekarang," ucap Arsyad kemudian ia hendak pergi namun ibunya langsung mencegah Arsyad.
"Tunggu, Ummi belum selesai bicara!" seru Ummi Ridha.
"Ada apa lagi?" Tanya Arsyad.
"Minggu depan kita mengadakan syukuran di rumah Anggun, untuk mendo'akan anak pertama kalian," tukas Ummi Ridha penuh semangat.
"Ummi, minggu depan aku nggak bisa, Aira ulang tahun, selama ini aku selalu bersama Aira di hari ulang tahunnya" jawab Arsyad yang seketika membuat ibunya itu tampak kesal.
"Aira bukan anak kecil yang harus selalu merayakan ulang tahunnya bersama kamu, Arsyad!" geram Ummi Ridha yang membuat Arsyad langsung menghela napas berat.
"Ummi, syukurannya bisa di adakan lain waktu, kan? Masih banyak waktu kok."
"Ummi nggak mau tahu, syukurannya harus minggu depan, keluarga Anggun bisa datang semua kalau minggu depan, tadi kami sudah berbicara dan sudah menyiapkan semuanya!" Tegas Ummi Ridha seolah tak ingin di bantah.
Arsyad yang sudah merasa lelah dengan keadaan akhirnya mulai terpancing emosinya, menikahi Anggun, memiliki anak dengannya, semua itu bukan keinginan Arsyad.
"Ummi, aku sudah menuruti semua keinginan Ummi, menikahi Anggun, memberikan cucu, sekarang aku mohon! Tolong! Biarkan aku merayakan ulang tahun Aira seperti biasa, setelah itu kita bisa mengadakan syukuran." Arsyad berkata penuh penekanan yang membuat ibunya itu tercengang, apalagi tatapan Arsyad begitu tajam padanya.
"Cintamu pada Aira sudah membuatmu buta, Arsyad!"Seru Ummi Ridha.
"Astagfirullah, Ummi...." gumam Arsyad dengan mata yang berkaca-kaca, untuk yang kesekian kalinya ibunya itu menuduhkan hal yang sama, buta karena cinta Aira.
"Aku mohon, mengertilah. Aku juga sudah menyiapkan acara ulang tahun Aira. Kali ini saja, Ummi. Mengertilah!" mohon Arsyad namun Ummi Ridha tampaknya tak mau di bantah.
"Kamu yang seharusnya mengerti, Arsyad! Ummi sudah melakukan segalanya untuk Aira selama ini, dia mau mengadopsi anak, Ummi izinkan, dia mau menyumbang ke panti asuhan setiap bulan untuk menghibur diri karena tidak juga hamil, Ummi juga izinkan." Arsyad melongo mendengar kata-kata terakhir ibunya.
"Ummi, Aku dan Aira menyumbang ke panti asuhan itu bukan untuk menghibur diri, kami hanya ingin bersedekah!" sanggah Arsyad. "Dan terima kasih banyak karena sudah melakukan segalanya untuk kebahagiaan istriku," ucap Arsyad dengan emosi yang hampir memuncak namun ia berusaha menahan diri mengingat yang di depannya adalah ibu kandungnya.
"Kalau begitu, tunjukkan perhatian dan cinta yang sama untuk Anggun, Arsyad. Seperti aku yang melamar Aira untuk kebahagiaanmu, aku melamar Anggun juga untuk kebahagiaanmu karena sampai kapanpun Aira tidak akan pernah bisa membuat kamu bahagia, dia tidak akan bisa memberikanmu seorang anak!"
Bukan hal baru apa yang di katakan Ummi Ridha, namun tetap saja, setiap kali mendengar kata-kata itu, hati Arsyad begitu sakit, seperti tertancap ribuan tombak.
Kedua mata Arsyad sudah memerah dan berkaca-kaca, bibirnya bergetar.
"Aku sudah bahagia bersama Aira, aku sangat bahagia, Ummi. Dan bagiku, dia tetap istri yang sempurna meskipun tidak akan pernah bisa memberikanku seorang anak!" Arsyad berusaha berkata dengan tegas, namun suaranya bergetar, air mata mulai mengalir di sudut matanya.
"Jangan naif kamu, Arsyad!" Desis Ummi Ridha. "Aira tidak sempurna, wanita mandul bukanlah wanita yang sempurna!" seru Ummi Ridha penuh penekanan yang membuat Air mata Arsyad kembali mengalir setiap kali mengingat kenyataan bahwa Aira memang mandul.
"Ummi melakukan segalanya demi kebahagiaan Aira sesuai permintaanmu, termasuk menyembunyikan fakta bahwa sebenarnya dia mandul. Semua hasil test yang menyatakan dia sehat itu palsu, Ummi mendukung kamu membayar Dokter supaya mengeluarkan test palsu hanya karena kamu takut Aira sedih! Cintamu pada Aira itu sudah melebihi batas wajar! Kalau saja Ummi tidak memaksa kamu menikahi Anggun, mungkin sampai mati pun kamu tidak akan pernah punya keturunan karena kamu terlalu bodoh untuk mempertahankan Aira!"
Arsyad emosi mendengar semua ucapan ibunya itu, dia marah, sedih, juga kecewa. Ia ingin melampiaskan semua perasaan itu namun lidahnya terasa kelu, suaranya tercekat di tenggorokannya.
Arsyad hanya bisa menatap ibunya itu dengan nanar sebelum akhirnya ia segera pergi dari sana sebelum amarah menguasainya.
"Arsyad!" seru Ummi Ridha.
"Arsyad! Ummi belum selesai bicara!" Teriak Ummi Ridha namun Arsyad tetaplah melangkah tanpa menoleh sedikitpun yang seketika membuat Ummi Ridha langsung menangis.
"Kapan kamu akan mengerti, Arsyad? Ummi melakukan ini demi kebahagiaan kamu!"
...TBC......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 156 Episodes
Comments
Anonymous
padahal yng merasakan kebahagiaan itu yng bersangkutan, bukan orang lain, walaupun itu ibu sendiri
2023-12-09
1
Tati Suwarsih Prabowi
y Allah...ummi ko gitu sih,ortu yg faham agama tdk bersikap seperi itu!
2023-03-10
0
Lina RA
rmh tangga tidak akan damai jika ada mak mertua rempong y sgt egois. dan suami y tdk bisa membedakan antara bakti kpd org tua dgn tanggung jwb terhadap keluarga@, khusus@ istri
2023-02-04
0