Menikmati senja di atas bukit, adalah hal yang paling Jesslyn sukai. Hampir setiap sore dia selalu pergi ke bukit hanya untuk melihat matahari terbenam. Dia tidak ingin melewatkan momen ketika sang Surya meninggalkan singgasananya, untuk kembali ke peraduannya.
Jika biasanya Jesslyn hanya sendirian, tapi tidak untuk untuk kali ini. Ada sosok lain yang ikut menikmati senja bersamanya. "Ini adalah momen paling aku sukai ketika sore hari, menikmati senja dan menyaksikan matahari terbenam." Ucap Jesslyn memecah keheningan.
"Kau sering datang kesini?"
"Hampir setiap sore, kecuali saat musim hujan. Karena saat musim hujan, semua tertutup kabut dan matahari tidak terlihat sama sekali. Tempat ini adalah tempat paling aku sukai,"
"Sepertinya tempat ini menyimpan banyak kenangan antara kau dan mantan tunanganmu itu,"
Jesslyn menggeleng. "Tidak juga, aku datang ke tempat ini bersama Leo hanya sesekali saja. Dia selalu sibuk bekerja dan jarang ada waktu untukku. Kami pergi hanya saat dia sedang senggang saja, terkadang kami bertemu hanya satu Minggu sekali." Gadis itu memberi penjelasan.
"Jadi selama ini kalian menjalani hubungan secara virtual?" Luis menatap Jesslyn penasaran.
Gadis itu mengangguk. "Ya, bisa dibilang begitu." Jawabnya.
Kemudian mereka sama-sama diam. Tidak ada obrolan lagi setelah perbincangan singkat itu, mereka diam dalam keheningan dengan pandangan lurus ke depan. Sesekali Luis menatap gadis yang duduk disampingnya, dia akui jika Jesslyn tetap terlihat cantik dilihat dari sisi manapun.
Derap langkah kaki orang yang datang menyita perhatian keduanya. Mereka menoleh, sedikitnya 7 orang menghampiri mereka dan Jesslyn tau siapa ke 7 pemuda itu. Mereka adalah para berandalan yang suka membuat onar.
"Ada perlu apa kalian menyusul kemari?" Jesslyn menatap ketujuhnya bergantian.
"Jesslyn, siapa laki-laki yang bersamamu ini? Kenapa kau membawa pulang laki-laki asing ke rumahmu disaat ayahmu tidak ada?" Tanya salah seorang dari ke 7 pemuda itu.
"Dia, Luis. Suamiku," Jesslyn menjawab datar.
"Suami?! Bukankah yang akan menikahimu adalah anak konglomerat itu, tapi kenapa malah berandalan ini yang jadi suamimu? Oh, jangan-jangan karena pernikahanmu gagal makanya kau m*njual d!ri pada dia kan?!" sahut pria lainnya
"Hahaha!! Dasar mur*han!!"
"Jangan menyebut dia mur*han, br*ngsek!!" Geram Luis lalu menend*ng mulut orang yang mengatai Jesslyn hingga terjengkang ke belakang dan membuat gadis itu terkejut bukan main.
Luis tidak terima mendengar ada orang lain menyebut Jesslyn dengan kata seperti itu. Amarah terlihat jelas pada sepasang biner matanya yang berkilat tajam. "Luis," seru Jesslyn sambil menggenggam tangan Luis. Gadis itu menggeleng.
"Mereka yang mulai duluan. Mulut mereka yang seperti sampah perlu diberi pelajaran!!" Jawab Luis.
"Tidak, lebih baik tidak usah tanggapi mereka. Kita pergi saja, bagaimana pun kau hanya sendiri dan mereka bertujuh. Selain itu aku tidak ingin jika kau sampai terlibat masalah dengan pemuda-pemuda disini. Mereka adalah pendendam, dan aku takut kau diserang lagi dilain kali." Ujar Jesslyn.
Sebenarnya Jesslyn sendiri mampu jika hanya menghadapi ke 7 berandalan ini. Tapi dia tidak ingin terlibat masalah dengan mereka, Jesslyn mengenal betul seperti apa para pemuda di desanya.
Luis menghela napas. Dia mengangguk. Kemudian keduanya meninggalkan mereka, sebenarnya Luis sudah gatal ingin menghajar mereka semua. Tapi Jesslyn malah melarangnya.
"Pengecut!!"
Langkah Luis terhenti. Begitu pula dengan Jesslyn. Pria itu menoleh dan menatap dingin mereka bertujuh. "Katakan sekali lagi," pinta Luis dingin.
"Pengecut!!"
Tatapannya berubah dingin dan sangat berbahaya. Bahkan auranya sangat berbeda dari sebelumnya. Sepertinya mereka tidak sadar jika baru saja membangunkan seorang Iblis yang sedang tertidur pulas.
Ketujuhnya saling menatap dan tampak ragu-ragu. Melihat tatapan Luis membuat mereka merinding sendiri. Sepertinya mereka baru sadar jika telah mencari masalah dengan orang yang salah.
"Kalian sudah menyinggungku dua kali. Pertama, menyebut istriku mur*han. Kedua, menyebutku pengecut. Mengusik kepala keluarga Qin, sama saja dengan menghantarkan nyawa secara suka rela!!" Ujar Luis dingin dan berbahaya.
Jesslyn menahan lengan Luis dan menggeleng. Kemudian gadis itu menghampiri ketujuh pemuda tersebut.
"Ini adalah bukti jika aku dan dia benar-benar sudah menikah. Dan sebaiknya jaga baik-baik mulut kalian jika tidak ingin aku sampai merobeknya. Pergilah, jangan pernah muncul lagi di hadapanku!!"
Ketujuh pria itu pun langsung tunggang langgang meninggalkan mereka berdua. Jesslyn dan Luis melanjutkan langkahnya. Bukan hanya mereka yang merinding melihat perubahan pada sikap Luis, tapi Jesslyn juga. Dia benar-benar terkejut melihat Luis tiba-tiba menjelma menjadi iblis.
Apakah ini Luis yang sebenarnya?! Orang yang selalu terlihat tenang tiba-tiba berubah menjadi sosok Iblis yang sangat mengerikan demi membelanya.
Apakah Luis sungguh peduli padanya?! Apakah dia benar-benar marah karena ada orang yang mengatakan hal buruk tentangnya?! Atau karena hal lain? Jesslyn benar-benar tidak tau.
-
Anna menoleh setelah mendengar decitan suara pintu di buka. Elisabet datang sambil membawa buah-buahan segar yang kemudian dia letakkan di meja kecil samping ranjang Anna.
Anna memicingkan matanya melihat tatapan Elisabet yang seolah-olah sedang mengolok-olok dirinya. "Kenapa kau menatapku seperti itu?!" Tanya Anna tanpa basa-basi.
"Aku sedikit kecewa karena kau tidak langsung mat! saja!! Tapi melihatmu menderita seperti ini membuatku bahagia, apalagi kau berakhir ditangan selingkuhanmu sendiri!!"
Kedua mata Anna membelalak. Dia menatap Elisabet penuh selidik. "Apa maksudmu?!" Dia meminta penjelasan.
Elisabet menyeringai. "Apa masih belum jelas yang aku katakan? Kau pikir aku bodoh sehingga tidak tau apa yang telah kalian lakukan di belakangku?! Aku pura-pura menutup mata seolah tidak mengetahui apa-apa. Tapi aku tau betul apa yang kalian berdua lakukan di belakangku selama ini!!" Jelas Elisabet.
Lagi-lagi Anna membulatkan matanya. "Kau, jadi selama sudah tau apa yang aku dan Frangky lakukan di belakangmu? Tapi kenapa kau hanya diam jika kau memang mengetahui segalanya?!"
"Karena aku masih waras dan tidak sebodoh dirimu. Dan asal kau tau saja, Anna. Kau bukan satu-satunya, karena diluar sana Frangky masih memiliki banyak simpanan yang lebih segalanya darimu. Lebih cantik, lebih kaya dan lebih berot*k."
"Aku saja yang dia sumpah di depan Tuhan dia bohongi, apa lagi kau yang hanya disumpah di atas r*njang. Jangan banyak berharap. Karena tak selamanya hubungan kotor yang kalian jalani berakhir manis."
"Dan sebaiknya kau bersiap-siap untuk menerima surat cerai dari Luis. Karena dari awal suamimu sudah mengetahui semuanya, termasuk persel!ngkuhan kalian!! Selamat menikmati hidup baru bak di neraka, Anna. Selamat tinggal!!"
Anna menggeleng. Jika Luis sudah mengetahui semuanya. Apakah itu artinya semuanya akan segera berakhir? Anna menggeleng, dia tidak bisa membiarkan hal itu terjadi.
Dia harus memberikan penjelasan pada Luis sebelum dia salah paham, dia tidak bisa kehilangan Luis dan semua kemewahan yang dia miliki sekarang.
"Tidak, aku tidak bisa membiarkannya. Luis, dia hanya milikku. Dan aku tidak akan membiarkan siapa pun mengambilnya dariku, kupastikan Luis tidak akan meninggalkanku, tidak akan!!"
-
Luis memicingkan matanya melihat Jesslyn yang sedari tadi hanya diam. Luis ingin tau apa yang sebenarnya Jesslyn pikirkan, apakah itu ada hubungannya dengan kejadian tadi atau tidak, dia harus mencari tahunya.
Jesslyn terlonjak kaget merasakan tepukan pada bahunya. Sontak ia menoleh dan mendapati Luis berdiri dibelakangnya. "Apa yang sedang kau pikirkan?" Tanya Luis yang kemudian mengambil tempat disamping Jesslyn.
Gadis itu menggeleng. "Tidak ada, aku hanya teringat pada Papa. Ini sudah hampir dua bulan, apakah Papa akan baik-baik saja tanpa putrinya yang cantik dan imut ini?!" Ucapnya.
Luis tertawa geli mendengar kata cantik dan imut. Ternyata gadis seperti Jesslyn suka memuji dirinya sendiri. "Apa yang kau tertawakan? Apakah ada yang aneh?" Tanya Jesslyn.
Luis menggeleng. "Tidak ada, sudah hampir jam makan malam. Aku lapar, bisakah kau memasak untukku?"
"Aku sedang malas, moodku hari ini benar-benar buruk. Ada banyak ramen, jika lapar kau bisa memasak itu untuk makan malammu. Aku ke kamar dulu." Jesslyn bangkit dari duduknya dan pergi begitu saja.
Luis mendengus berat. Terpaksa dia harus memakan ramen instan daripada kelaparan. Dia juga tidak bisa memaksa Jesslyn untuk selalu melayaninya meskipun gadis itu adalah istrinya.
Jesslyn tiba-tiba menghampiri Luis. Gadis itu menahan tangan Luis ketika suaminya itu hendak membuka bungkus ramen ditangannya. Lalu mengembalikan ke tempat semula.
"Duduklah, aku akan menyiapkan makan malam untukmu."
"Kau yakin?" Jesslyn mengangguk.
"Baiklah, aku akan menunggu di depan saja." Luis kemudian meninggalkan Jesslyn sendiri di dapur.
-
-
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 293 Episodes
Comments
Rose Mustika Rini
gini nih klw org punya ambisi...lain diucapkan lain dilakukan...katanya ga mau kehilangan tp melakukan hal yg membuat kehilangan...mancing sendiri
2024-03-02
0
Eric ardy Yahya
akhirnya Elisabeth menunjukkan sifat asli dia . ternyata dia dan Jesslyn adalah orang yang berbeda namun satu server
2024-01-04
0
Wirda Lubis
lanjut
2023-12-10
0