Jesslyn menggigit ujung kukunya. Gadis itu masih menunggu Luis yang sedang ganti baju di kamar mandi. Ia merasa sedikit cemas, bagaimana jika baju itu tidak cocok dengannya? Jesslyn menyesal sudah menunjukkan pakaian lama ayahnya pada Luis.
Lima menit kemudian pintu kamar mandi terbuka, dan sosok Luis keluar dari sana dengan pakaian itu. Ternyata tidaklah seburuk yang Jesslyn pikirkan.
Gadis itu memperhatikan Luis yang berjalan menghampirinya. Lengan ototnya yang terbentuk, tidak terlalu besar namun terlihat kuat jika disentuh.
Sejak menikah dengan Luis, ini kedua kalinya dia melihat pria itu memakai pakaian lengan terbuka. Tapi yang sebelumnya Jesslyn tidak begitu memperhatikannya. "Pakaian ini sangat nyaman, aku akan menyimpannya." Ucap Luis dan membuat mata Jesslyn membelalak.
Gadis itu menggeleng. "Tidak boleh!!"
Luis memicingkan matanya. "Kenapa? Bukankah pakaian ini sudah tidak dipakai lagi, sayang kan kalau di anggurkan percuma." Jawabnya.
"Tapi pakaian itu kurang layak dan tidak sesuai dengan imagemu sebagai seorang CEO. Dan lagipula itu pakaian bekas milik papaku. Untuk apa kau harus menyimpannya?"
"Sepertinya mulai sekarang aku akan lebih sering lagi menginap disini, dan pakaian lama ayahmu bisa aku pakai ketika aku menginap. Malam ini kita akan bermalam lagi disini, tempat ini sangat nyaman dan aku betah berlama-lama disini," ujar Luis seraya mendaratkan pantatnya pada kursi.
"Lalu bagaimana dengan Anna dan pekerjaanmu di kantor? Bukankah Kris akan sangat kerepotan jika setiap hari kau tidak datang ke sana. Kau itu seorang pemimpin, seharusnya memberikan contoh yang baik pada bawahanmu!!" Tutur Jesslyn.
"Kenapa kau cerewet sekali?! Aku sedang tidak ingin berdebat, sebaiknya kita sarapan sekarang. Setelah ini bawa aku jalan-jalan mengelilingi desa ini. Sepertinya ada bukit dibelakang rumah ini,"
Kebetulan Jesslyn memang ingin jalan-jalan. Sudah lama dia tidak pergi ke bukit belakang rumahnya. Dia juga sangat merindukan suasana danau yang sejuk dan alami. Mungkin mengajak Luis ke sana tidak ada salahnya. Batin Jesslyn.
"Baiklah."
-
-
Tubuh Anna terbaring tak berdaya di ranjang rumah sakit. Wanita itu segera dilarikan ke rumah sakit oleh Kris setelah salah satu pelayan tidak sengaja menemukannya tergeletak tak sadarkan diri di kamar tamu dalam keadaan kepala terluka parah.
Pelipisnya mendapatkan 7 jahitan, satu tulang rusuknya patah akibat tendangan yang dia terima. Untungnya Anna cepat dilarikan ke rumah sakit sehingga nyawanya masih bisa tertolong meskipun dia sempat kehilangan banyak darah.
"Dimana, Luis?"
"Maaf, Nyonya. Tuan tidak bisa dihubungi begitu juga dengan Nyonya Jesslyn,"
"Mereka sungguh sangat keterlaluan!! Bagaimana bisa Luis pergi tanpa memberitahuku. Aku ini istrinya, tapi kenapa dia malah memperlakukan seperti ini?! Apa ****** itu lebih berharga daripada aku istri pertamanya?!" Anna geram sendiri dengan sikap Luis akhir-akhir ini.
"Bukankah Anda yang keterlaluan, Nyonya?! Jika bukan karena ulah Anda sendiri, Tuan juga tidak akan berubah apalagi memutuskan untuk menikah lagi!!" Sahut Kris menimpali. Kris tidak terima jika Luis disalahkan oleh Anna. Karena sebenarnya dia adalah korbannya.
Anna memicingkan matanya. "Apa maksudmu, Kris?!" Dia meminta penjelasan.
"Pikirkan sendiri, kesalahan apa yang telah Anda lakukan sampai-sampai Tuan memutuskan untuk menikah lagi. Maaf, Nyonya, tapi saya harus pergi sekarang," Kris membungkuk dan pergi begitu saja.
Muncul tanda tanya dibenak Anna. Karena dirinya? Mungkinkah Luis sudah tau tentang perselingkuhannya, jika memang sudah tau lalu kenapa dia tidak pernah menegur apalagi memarahinya?! Anna menggigit bibir bawahnya, setelah keluar dari rumah sakit. Dia harus mencari tau alasan kenapa Luis sampai menikah lagi.
-
-
"Gugurkan anak itu!!"
Tuan Wang melemparkan dua gepok uang pada Rossa sebesar 50 juta won. Dia meminta agar wanita itu menggugurkan janin di dalam perutnya. Tuan Wang tidak menginginkan janin di dalam wanita itu.
Rossa menggeleng. "Saya tidak mau!! Paman, Wang. Ini adalah cucu Anda, tapi kenapa Anda malah meminta saya untuk menggugurkannya?!"
"Karena anak itu tidak seharusnya ada. Kehadiran anak itu hanya membawa petaka bagi keluarga ini. Seharusnya Leo sudah bahagia bersama Jesslyn sekarang, tapi karena anak itu impianku untuk memiliki menantu seperti dia jadi gagal total. Jadi segera gugurkan anak itu lalu pergi sejauh mungkin dari hidup putraku!!"
"PAPA!!" Teriak Leo emosi.
Leo menghampiri Rossa dan memeluknya. Wanita itu menangis dalam pelukan Leo. "Pa, kenapa kau sangat keterlaluan pada Rossa. Dia sedang mengandung anakku, cucu Papa!! Tapi kenapa Papa malah meminta dia untuk menggugurkannya?!" Bentak Leo penuh emosi.
"Karena anak itu hanya membawa aib dalam keluarga Wang! Dan sampai kapanpun Papa tidak akan pernah mengakuinya. Tinggalkan wanita itu atau angkat kaki dari rumah?!"
Leo mengangguk. "Baik jika memang itu yang Papa inginkan. Aku akan pergi dan hidup bersama Rossa serta buah cinta kami. Papa pikir aku tidak akan bisa hidup tanpa harta , Papa?! Papa salah!! Rossa, ayo kita pergi." Leo merangkul bahu Rossa dan mereka pergi begitu saja.
Cinta sudah membuahkan mata hati Leo. Dia tidak sadar jika selama ini hanya dimanfaatkan saja oleh Rossa. Karena sebenarnya anak di dalam perutnya bukanlah anak Leo, tapi anak orang lain. Rossa sengaja menjebak Leo untuk bertanggung jawab atas bayi yang sudah ada di dalam perutnya.
"Aku pasti akan melindungimu dan dia. Kita akan baik-baik saja."
-
-
Semilir angin musim semi menyapanya dengan lembut, seakan-akan tidak ingin menganggu tidur lelapnya.
Beberapa kelopak bunga berserta daunnya ikut terbang terbawa angin, menghiasi kanvas biru yang ada diatas sana sambil ditemani oleh cahaya mentari yang begitu hangat.
Kelopak mata Luis tergerak, dia sedikit terusik dengan semilir angin yang terus-menerus menyapanya, tidak ingin membangunkannya tapi ingin membuatnya bangun, dengan lembut.
Ketika kelopak mata itu terbuka. Hal pertama yang dia lihat adalah sebuah pemandangan yang teramat sangat indah, dan keindahannya melebihi keindahan musim semi sendiri.
Sudut bibir Luis tertarik ke atas. Dia menggunakan kedua lengannya sebagai bantalan kepalanya. Sedangkan tatapannya tetap tertuju pada satu objek yang sama. Luis memandangnya tanpa berkedip.
Merasa seperti sedang diperhatikan. Jesslyn pun menoleh. Dia terkejut melihat Luis yang tak berkedip memandangnya. "Kenapa kau menatapku seperti itu?" Heran Jesslyn lalu membuang muka ke arah lain.
"Tidak apa-apa. Kau enak saja dipandang, jadi aku tidak bosan." Jawabnya.
Jesslyn tersenyum kecil. "Konyol! Aku lapar, sebaiknya kita turun sekarang. Lagipula matahari juga sudah semakin terik," dia bangkit dari duduknya. Namun tarikan pada pergelangan tangannya membuat Jesslyn jatuh di atas dada bidang Luis yang tersembunyi di balik kemeja hitamnya.
Kontak mata diantara mereka terjadi. Mereka saling menatap selama beberapa detik. Luis meraih tengkuk Jesslyn dan mencium bibirnya. Manis dan lembutnya bibir Jesslyn membuat Luis ingin merasakannya lagi dan lagi. Dan entah sejak kapan bibir itu menjadi candu untuknya.
-
-
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 293 Episodes
Comments
Eric ardy Yahya
pantas lah , Rossa tuh selingkuh sama orang lain , namun dia mau Leo menanggung akibat perbuatan dia hanya demi harta Leo
2024-01-04
0
Eric ardy Yahya
dah nampak juga kebodohan Leo , kayaknya memang benar deh , Leo itu bodoh tingkat tinggi sampai membela Rossa seakan-akan dia sudah benar saja.
2024-01-04
0
Eric ardy Yahya
kayaknya Leo tuh bodoh juga ya , sama kayak Anna yang bodoh karena mengira Luis gak tau soal perselingkuhan Anna dengan Frangky
2024-01-04
0