Istri Kedua CEO Lumpuh
Jesslyn menatap pantulan dirinya di depan cermin. Tubuh rampingnya dalam balutan gaun pengantin berwarna putih tulang dengan taburan berlian, gaun yang melekat ditubuhnya adalah hasil dari desainer terbaik negara ini. Jadi wajar jika hasilnya tidak mengecewakan.
Hari ini adalah hari yang paling membahagiakan dan bersejarah dalam hidupnya. Jesslyn akan menikah dengan pemuda yang selama 3 tahun menjadi kekasihnya, setelah penantian panjang, akhirnya dia dan Leo bersama dalam sebuah ikatan suci pernikahan.
"Sayang, apa kau sudah siap?" Sang ayah menghampiri putrinya yang masih berada di ruang make up. Jesslyn tersenyum seraya mengangguk. "Ayo, calon suamimu sudah menunggu di altar."
Tuan Eric melihat kebahagiaan terpancar dari sepasang biner Hazel putrinya. Memangnya gadis mana yang tidak bahagia karena bisa bersanding dengan pria yang dicintainya lalu mengucapkan janji sehidup semati dan hidup bersama sampai tua.
Mereka berjalan menuju altar. Di sana sudah ada sang mempelai pria yang menunggu calon istrinya. Leo tersenyum lebar melihat Jesslyn yang tampak cantik dalam balutan gaun pengantinnya.
Kemudian Leo mengulurkan tangannya pada sang mempelai wanita ketika Tuan Eric menyerahkan putrinya. "Leo, jaga putri Papa dengan baik. Dia adalah satu-satunya mutiara paling berharga yang Papa miliki."
Leo tersenyum seraya mengangguk. "Pasti, Pa. Aku pasti akan menjaganya dengan baik dan mencintainya seumur hidup." Jawab Leo lalu mencium punggung tangan Jesslyn yang tertutup sarung tangan brokatnya.
"TUNGGU!!"
Baru saja acara akan dimulai. Pintu gedung tiba-tiba terbuka dan seorang wanita yang bercucuran air mata menghentikan upacara suci tersebut. Wanita itu berjalan menuju altar.
"Rossa, akhirnya kau datang juga. Aku pikir kau tidak akan datang." Jesslyn yang bahagia melihat kedatangan sahabatnya itu pun langsung memeluknya.
"Jess, hentikan pernikahan ini. Kau dan Leo tidak bisa menikah." Rossa melepaskan pelukan Jesslyn dan menatapnya dengan berderai air mata.
Jesslyn memicingkan matanya. "Kenapa? Bukankah sejak awal kau sangat mendukung kami untuk segera menikah. Lalu kenapa sekarang kau menghentikannya?! Jangan bercanda, Ros. Kau tau sendiri jika aku dan Leo saling mencintai bukan," Jesslyn tampak berkaca-kaca.
Rossa menggeleng. Dia menangis semakin keras. "Aku tau Jesslyn, aku tau. Tapi masalahnya aku sedang mengandung. Dan anak yang aku kandung ini adalah anak, Leo!!"
Jlderrr...
Bagaikan tersambar petir disiang bolong. Hati Jesslyn hancur berkeping-keping mendengar pengakuan Rossa yang begitu mengejutkan itu. Bukan hanya Jesslyn, tapi semua orang yang hadir di sana, dan senyum Jesslyn pun pudar seketika.
Pandangan Jesslyn lalu bergulir pada Leo yang hanya menundukkan wajahnya. Dia menatap pria itu dengan tatapan bertanya. Jesslyn membutuhkan penjelasan sekarang.
"Jelaskan, Leo!!" Pinta Jesslyn dingin.
Leo terus menundukkan wajahnya. Tiba-tiba dia berlutut di depan Jesslyn dan refleks dia mundur beberapa langkah kebelakang. "Jess, maafkan aku. Aku khilaf. Aku telah melakukan kesalahan. Benar yang Rossa katakan, anak di dalam perutnya adalah anakku. Kami berdua sama-sama melakukan kesalahan yang tak termaafkan."
Jesslyn tersenyum mengejek. "Kalian berdua memang sampah. Kalian memalukan, bisa-bisanya kalian menusukku dari belakang. Para undangan sekalian, silahkan kalian pulang. Pernikahan hari ini batal!!" Sambil menjinjing gaunnya, Jesslyn meninggalkan gedung pernikahan.
Tuan Eric menghampiri Leo dan langsung menamparnya dengan keras. Kekecewaan terlihat jelas di dalam matanya. "Aku menyesal karena telah merestui putriku dengan bajingan sepertimu!!" Ucapnya dan pergi begitu saja.
Orang tua Leo segera menyusul Tuan Eric. Mereka mencoba meminta maaf atas kelakuan putranya. Tapi dia tidak peduli. Dibandingkan berbicara dengan mereka, lebih penting mengejar putrinya.
"Jesslyn tunggu," seru Tuan Eric.
"Tidak apa-apa, Pa. Aku hanya ingin menenangkan diri sebentar, Papa pulanglah dan istirahat." Pintanya.
Jesslyn berusaha tersenyum meskipun hatinya hancur. Dia tidak ingin membuat ayahnya semakin sedih. Lagipula Jesslyn bukanlah gadis lemah yang akan terpuruk hanya karena cinta.
-
-
Awan hitam tampak menggantung di langit yang tak di hiasi bulan dan bintang. Hawa dingin mulai menyebar, merasuk ke dalam tubuh seakan menyayat hingga ke sumsum tulang, Malam ini sepertinya akan turun hujan.
Masih dengan balutan gaun pengantin yang melekat ditubuh rampingnya. Gadis itu terus berjalan tanpa menghiraukan tatapan orang-orang disekitarnya yang menatapnya dengan berbagai tatapan. Ada yang menatapnya aneh, ada juga yang menatapnya iba.
Gemuruh diatas sana terdengar begitu mengerikan. Disusul kilatan-kilatan putih yang saling bersahutan. Suasana malam terasa begitu mencekam. Tak ada air mata, tak ada kesedihan, yang ada hanya amarah dan kekecewaan.
Brukk...
Tubuhnya tersungkur ke tanah setelah tanpa sengaja bertabrakan dengan pejalan lain. Orang itu hanya menatapnya sekilas ke arah Jesslyn lalu melanjutkan langkahnya. Meskipun banyak yang berlalu lalang, namun tak seorang pun membantunya.
Gadis itu tersenyum pahit. Sambil menahan sakit di lututnya, ia lalu bangkit dari posisinya. Segera dia hentikan taksi yang melintas lalu meminta diantarkan ke sebuah alamat. Dan dia telah membulatkan tekadnya. Penghinaan malam ini, dia akan membuat mereka membayarnya beribu-ribu kali lipat.
-
-
Luis bangkit dari kursi rodanya dan berjalan ke arah dinding kaca yang berada di kamar pribadinya. Wajahnya mendongak, menatap langit malam diselimuti awan hitam. Tidak ada satu pun bintang yang muncul diatas sana, semua bersembunyi bersama sang penguasa malam.
Suara decitan pintu di buka dari luar sedikit menyita perhatiannya. Seorang pria berkacamata berjalan menghampirinya. Pria itu terkejut melihat tuannya berdiri dari kursi rodanya.
"Tuan, bagaimana jika ada yang melihat Anda bisa berdiri. Semua rencana Anda akan gagal total,"
Luis menoleh dan menatap pria itu dari ekor matanya. "Tidak perlu cemas, Kris. Tidak ada siapa pun di ruangan ini kecuali aku dan kau." Ucapnya lalu menghisap kembali batang rokoknya.
"Bagaimana jika Nyonya Anna tiba-tiba datang dan melihat Anda tanpa kursi roda?! Tuan, saya mohon. Jangan membahayakan diri Anda sendiri."
"Kau tenanglah, Kris. Tidak akan terjadi apapun. Sebaiknya segera bersiap untuk menyambut tamu kita. Seperti yang pernah aku katakan padamu sebelumnya, dia... Akan datang sendiri padaku!!"
"Dia?! Maksud Tuan adalah Nona yang waktu itu? Bukankah dia akan menikah malam ini, jadi bagaimana mungkin dia akan datang?"
Luis menyeringai. "Mau bertaruh?! Jika aku kalah, aku akan menaikkan gajimu sebesar 30%, tapi jika kau yang kalah, maka gajimu akan dipotong dan kau tidak akan mendapatkan bonus tambahan bulan ini. Bagaimana?! Apa kau berani?"
Melihat seringai dibibir Tuannya membuat Kris ragu untuk mengikuti taruhan itu. Bagaimana pun juga, Luis memiliki insting yang sangat kuat, dan instingnya tidak pernah meleset sama sekali.
"Saya tidak berani, Tuan. Lebih baik saya cari aman saja."
Lagi-lagi Luis menyeringai. "Pilihan yang tepat dan bijak. Aku akan menghitung satu sampai tiga. Dan di hitungan ketiga, dia pasti sudah tiba di sini. Satu... Dua... Tiga...!!!" Luis tersenyum penuh kemenangan. Sebuah taksi berhenti di depan pagar mansion mewahnya. Seorang gadis dalam balutan gaun pengantin keluar dari taksi tersebut.
"Tuan, bukankah dia?!"
"Ya, kau benar. Dia... datang sendiri padaku seperti yang aku katakan sebelumnya!! Permainan yang sebenarnya baru saja dimulai, dan ini pasti akan sangat menarik!!" Luis menyeringai.
Dia kembali duduk di kursi rodanya. Luis akan menunggu tamunya dengan sabar. Seperti yang dia katakan sebelumnya, gadis itu akan datang sendiri padanya. Dan hal itu benar-benar terbukti.
-
-
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 293 Episodes
Comments
semaumu aja
ngapain jg nyusahin diri sendiri
2024-01-24
0
Ratu Kalinyamat
like by nanti ajh y author klo sekiranya cerita ini dah mulai seru dan rame hehehee
2023-12-25
0
NABSTII
sakit hati mendalam🙃
2023-12-03
1