Harus Memutuskan

Dalam benaknya 'Hebat sekali semenjak aku menghilang Pak Mahesa masih menjabat dan berdiri kokoh, Apa dia masih mengingatku'

"Nadinnnnn"Panggil Mami

"I iya mam, kenapa?"Kata Nadine

"Kamu kebiasaan deh melamun terus, eh tadi papi ngomong apa ajah?"Kata Mami tampak kepo

"Ohh itu, iya mam Papi menyarankanku kerja lagi dan menyelesaikan studyku"Kata Nadine

"Bagus dong, lakukanlah!!Mami dukung "Kata Mami sambil memberi makan Baby

"Tapi mam baby gimana?"Kata Nadine

"Halah kan ada mami sama mbak Kipat, lagi pula kamu juga masih pulang kesini kan, jarak kantor kerumah juga gak terlalu jauh"Kata Mami

Sejak dulu Mami dan Papi memang memprioritaskan karir, Babas saja sangat ditekan untuk pendidikan dan karirnya sehingga tak terbengkalai. Setidaknya ada modal ilmu untuk bisnis ataupun menjadi karyawan, ya untuk pekerjaan Mami tak pernah mempermasalahkan yang penting anak-anaknya mau survive karena tak selamanya Mami dan Papi ada untuk mereka. Kalo kata Mami ibaratkan hidup itu ada pilihan ilmu, emas batangan dan harta Karun ya kalo orang yang related pasti lebih memilih harta Karun tetapi harta karun tidak bisa membeli ilmu, sedangkan emas batangan habis hanya sampai tujuh turunan jika tak mempunyai ilmu dan ilmu berguna untuk kedepannya bisa beli emas batangan maupun punya harta Karun. Nadine bisa dibilang beruntung mempunyai keluarga yang walaupun berbeda agama tetapi mempunyai tekad yang tinggi.

"Oke nanti malam aku akan bicara sama Papi"Kata Nadine

"Good"Ucap Mami sambil tersenyum

"Sini Nak sama Mami, Oma mau sarapan dulu"Kata Nadine

"Gapapa, Mami sudah sarapan tadi sebelum ke kamarmu"Kata Mami

Tak lama handphone Nadine pun berdering

'Bibi'

"Assalamualaikum Ndinnnn"Panggil Bibi

"Walaikumsalam, Bibiiii kangennnn"Kata Nadine

"YaAllah Nak kamu gimana kabarnya?"Kata Bibi

"Alhamdulillah baik, baby gimana?Kalian disana baik baik aja kan?"Tanya Bibi tampak khawatir

"Iya baik-baik saja, kenapa Bi kok kaya panik begitu?"Tanya Nadine

"Gapapa, Bibi gak mau aja keluarga Albar bertemu dengan kalian?"Kata Bibi

"Hah!!!!Keluarga Albar darimana?"Kata Nadine sontak kaget

"Iya kemarin ada yang datang, untung ada si Om di rumah jadi Bibi merasa lega"Kata Bibi

Si om itu ialah suami Bibi yang kini tinggal di Surabaya

"Memang mereka mau apaa mencariku?"Kata Nadine

"Sepertinya si Kakeknya Albar ingin mewarisi kekayaan kepada anak-anaknya, sedangkan Ayah kandung Albar dan Albarnya telah tiada yang pasti mencari kamu dan baby nak"Kata Bibi

Nadine pun teringat Albar dulu sempat menyiksanya karena membela keluarganya dan Nadine hanya menutup mata ketakutan setelah mengingatnya

"Ndin"

"Nadine"

"Ndinnnnn"

Terlihat Nadine tak menjawab telepon bibinya yang memanggilnya berulang kali

"Ndin, Are you okay?"Sapa Mami melihat Nadine bertingkah aneh

"IM okay"Jawab Nadine

"Eh iya bi"Kata Nadine

"Kamu ya kebiasaan emang gak pernah berubah, murung trus"Kata Bibi yang ngedumel

"Iya ihhh apaan si bibi"Kata Nadine berusaha menyangkal

"Sholat makanya Ndin, biar pikiran tenang"Kata Bibi

"Iya bi, tapi sekarang lagi pms"Kata Nadine

"Iya kalo berhenti, kamu ya kalo dikasih tau nyebelin"Kata Bibi yang terdengar kesal

"Heheheh..Bibi gimana disana betah?"Kata Nadine

"Alhamdulillah betah kan ada ayanggg hihihi"Kata Bibi meledek

"Mulai deh lebayyy, oh ya Bi aku akan memulai kerja lagi"Kata Nadine

"Kapan dimana?"Kata Bibi

"Di kantor Papi menjadi CEO"Kata Nadine

"Alhamdulillah, yang penting ada kegiatan jangan melamun terus..Baby sedang apa?"Tanya Bibi

"Sedang sama Mami, Mami sayang banget bi sama Baby"Kata Nadine

"Syukurlah, iyalah namanya keturunannya pasti keluargamu yang sekarang menyayanginyalah"Kata Bibi

"Assalamualaikum, Aku pulang "Teriak om yang terdengar dari telepon

"Sudah dulu ya Nad, pokoknya kalo waktu bibi kosong akan sering menghubungimu, kamu dan baby sehat sehat ya Nak, Wassalamu'alaikum "Kata Bibi

"Walaikumsalam"Jawab Nadine

Nadine pun mencari Mami dan Baby

"Mam sedang apa?"Tanya Nadine

"Ini sedang menemani baby bermain"Kata Mami yang tampak senang

"Sini mam biar baby sama aku aja, Mami istirahat "Saran Nadine

"Gapapa, Mami ingin main, nanti kalo mami Lelah Mami akan panggil kamu"Jawab Mami

"Hufttt iya mam"Kata Nadine

"Kamu tak keluar rumah Nak menemui teman-temanmu atau berbelanja?"Saran Mami

"Semenjak Chiko tiada aku merasa tak punya teman Mam"Kata Nadine yang tampak sedih

Mami pun mengusap pundaknya

"Jadikan Mami temanmu, nanti mami temani kemanapun kamu mau pergi"Kata Mami yang berusaha menghibur

"Kini fokusku hanya baby mam, ia penguatku, aku melihat baby seperti melihat Chiko membahagiakan dan menenangkan"Kata Nadine sambil melihat Baby bermain

'Chiko aku merindukanmu'

Sosok Chiko yang selalu terkenang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!