.

Setelah kepergian Qiana end the gank. Pablo dan yang lainya pun membubarkan diri, bersiap-siap untuk segera pulang.

Di tengah perjalanan King melawati alun-alun kota, dimana disana banyak sekali muda-mudi sedang memadu cinta.

tiba-tiba saja di otaknya terlintas wajah cantik Queen, yang nampak tersenyum manis di hadapanya dan sedang memandangnya.

Kemudian king pun segera tersadar dari pikirannya. dia menggelengkan kepalanya dan berusaha menepis apa yang ada di pikirannya ini.

Setibanya di rumah. King memarkirkan motor dan langsung naik tangga memenuju kekamarnya.

"Hah, akhirnya nyampek juga" kata king dengan merebahkan tubuhnya diatas kasur kesayangannya nan empuk dan nyaman baginya.

"Pegel juga ternyata". Ucapnya lagi dengan meregangkan otot-ototnya.

King meraih remot di atas meja kecil yang berada si sampingnya. Ia mencari-cari chanel serial drama, berharap dapat menemukan yang cocok dengan hatinya. Namun setelah beberapa kali memencet-mencet tombol remot, hingga beberapa kali tak kunjung satupun ada yang cocok dengan hati dan lebih memilih untuk mematikan tv nya.

"Cek, bete, bete banget gua" Kata King dengan mengacak-acak rambutnya dengan kasar.

Kemudian King beranjak dari tempat. Lebih memilih untuk berjalan-jalan berharap suasana hati lebih membaik.

Selang beberapa waktu, dia melihat ada tukang jual balon dan penjual bunga mawar.

Tiba-tiba dia memiliki ide dan membeli semua balon dan bunga mawar tersebut.

"Pak saya mau beli balonnya, semua berapa ya pak?" Tanya King pada tukang penjual balon tersebut.

"Eh, iya den. Beneran aden mau beli semua balon saya?"

"Iya pak berapa.?"

"200 ribu den".

"Ini Pak," kata king dengan menyodorkan uang pada penjual balon itu.

"Terimakasih den". Kata penjual pula, dengan menerima uang dari King. Serta menyerahkan semua balon yang kemudian di terima oleh King dengan anggukan disertai senyuman.

Setelah itu king melanjutkan perjalanannya lagi dan berhenti di depan penjual bunga tersebut.

"Pak, saya ingin borong bunga mawar merahnya Pak".

"Oh, iya-iya mas saya siapkan dulu".

"Iya Pak, saya tunggu".

Tak butuh waktu lama, bunga itu pun sudah siap untuk di bawa pergi. Setelah King melakukan transaksi King mengundang beberapa anak jalanan.

"Dek-dek, kemari bentar!"

"Iya kak, ada apa?" tanya mereka.

"Kakak boleh minta tolong sama kalian nggak dek?" kata King

"Boleh kak, tapi nanti harus ada imbalannya ya kak". Kata salah satu anak jalanan tersebut.

"Gampang kalo urusan itu mah, tapi bisa nggak?" jawab King.

"Apa dulu tugasnya kak?" tanya anak tersebut.

"Nanti tolong bawain bungga mawar ini, sama balon ini, ke rumah temen kakak yang di depan sana. ok?" pinta King pada mereka.

"Ok, mana dulu imbalannya?" kata salah anak salah satunya lagi, dengan tangan menadah.

"Ya elah. Kerja aja belom udah minta imbalan, ni-ni-ni gua kasih". King pun memberi beberapa lembar uang untuk di bagi sama rata pada anak jalanan tersebut.

"Nah gitu dong, kalau ginikan sama-sama enak". Kata anak tersebut dengan mengibas-ngibaskan uangnya, setelah di beri oleh King.

"Iya-iya-ya udah sana!"

"Siap," jawab mereka secara kompak, dengan tangan berhormat.

"kecil-kecil udah mata duitan". Gerutu King di iringi dengan gelengan kepala, yang di balas dengan tawa mereka.

Anak-anak itupun menuju rumah yang di tunjukkan oleh King, yang tak lain adalah rumah Queen.

Tok-tok-tok.

"Iya sebentar. Siapa sih ini, malam-malam bertamu, kurang kerjaan atau gimana ya ni orang," celoteh Bik Ijah.

"Biar Queen aja bik, yang bukain. Bibik lanjut tidur aja ".

"Makasih ya non".

"Iya, sama-sama. Lagian Bibik bicara aja sambil merem gitu, gimana mau jalan trus bukain pintu coba?" Kata Queen pada Bi Ijah. Namun, sudah tak di dengarnya lagi. Karna sudah melanjutkan mimpi indahnya lagi, dan hanya di tanggapi senyuman serta gelengan kepala oleh Queen.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***