03. TLTR

CREES

"Akhhh," ringis Reymond setelah salah satu dari dua orang itu berhasil mengiris telapak tangannya.

"Ka-kak," suara Elysia bergetar mengetahui tangan Reymond terluka.

Sedang Reymond masih menatap duanorang yang menjauh itu dengan tatapan tajam dan mematikan.

Tentu saja Elysia tak melihat tatapan mengerikan itu karena fokus pada tangan Reymond yang berdarah.

"Maafin Elys, kak." ucap Elysia dengan suara lirih dan bergetar. Ketakutan akan masalalu nya terbayang kembali jika menyaksikan kekerasan seperti tadi apalagi orang yang melindunginya terluka.

Ivy mencari sapu tangan di tas yang selalu di bawanya kemudian melilitkan ke telapak tangan Reymond untuk menyumbat darah itu mengalir.

"Ayo ke Apartemen ku, kak. Aku akan mengobati luka kakak. Seharusnya jangan lakukan tadi," ucap Elysia lirih.

"Jadi, harus diam saja saat mereka ingin mencelakaimu?" tanya Reymond mengikuti langkah Elysia. Sebenarnya ia sangat tahu bila dua orang tadi menyerang Elysia karena adanya dirinya.

"Bukan begitu," sahutnya seraya membuka pintu Apartemen nya.

"Kakak tunggu disini, aku ambil obat dulu."

Reymond hanya mengangguk. Sebenarnya, setelah penyerangan tadi ingin sekali mengejar dua orang itu untuk membunuhnya. Tetapi melihat Elysia menangis ketika mengkhawatirkan luka ditangan nya, niatnya menjadi urung. Hatinya tersentuh melihat Elysia menangis padahal luka di tangan nya tak begitu parah.

Ia sudah terbiasa dengan luka seperti ini. Bahkan lebih dari ini pernah dialaminya.

Netranya memindai seisi Apartemen sederhana. Hanya ada ruang tamu, dapur dan ruang makan menjadi satu, ada dua pintu yang ia yakini itu adalah kamar.

Ia bangkit ketika melihat foto menggantung yang menarik perhatian nya. Di ambil ponsel lalu memotretnya. Melihat foto itu, menjadi keyakinan nya sangat kuat. Elysia lah gadis manis dari masa lalu nya.

"Kak," panggil Elysia membuat Reymond berbalik.

"Maaf sudah lancang melihat foto kamu," ucap Reymond langsung di tanggapi Elysia dengan senyuman.

Menurutnya tak masalah jika hanya di lihat asal jangan sampai di rusak. Elysia duduk bersebelahan dan memiring kearah Reymond.

Dengan telaten Elysia membuka sapu tangan membersihkan menggunakan air saline. Ia terus saja menunduk fokus membersihkan luka, di tiup, lalu di beri obat dan membungkusnya dengan perban.

Sedang Reymond menatap dengan tatapan teduh. Hatinya bergetar menerima perlakuan lembut dari Elysia. Tiga belas tahun hidup dalam dunia gelap tanpa kasih sayang membuatnya nyaman berada didekat Elysia.

Tetapi, kemudian Reymond tersadar. Jika keduanya bersama, maka begitu banyak rintangan menyapa keduanya. Apalagi penyerangan tadi mengarah pada Elysia.

"Apa masih sakit?" tanya Elysia menegakkan tubu seraya menatap Reymond.

Reymond ditanya seperti itu menjadi salah tingkah. Bukan karena pertanyaannya, namun tatapan mata Elysia mampu menghipnotis nya, ia begitu terpana.

Reymond berdehem. "Gak kok."

Elysia merasa aneh dengan Reymond, ia merasakan jika sedari tadi dirinya mendapati pria di sebelahnya ini salah tingkah. Tapi kembali ditepis karena menurutnya hanya penilaian nya saja terlalu jauh.

Jangan salah mengartikan perhatian nya sedari tadi pada Reymond. Beginilah Elysia, sifatnya lemah lembut apalagi begitu sensitif terhadap lingkungan jika membutuhkan bantuan.

"Kakak mau kemana?" tanya Elysia ketika Reymond berdiri.

"Mau pulang," sahut Reymond singkat, jangan lupakan wajah datar yang sudah terlatih menyembunyikan perasaan.

Elysia menggigit bagian dalam bibir bawahnya. "Bisa disini dulu, gak? di luar turun salju," ucap Elysia lirih dan menunduk.

Reymond duduk kembali karena melihat wajah sendu Elysia. "Baiklah," ucapnya.

Wajah Elysia berubah sumringah. "Kakak tunggu disini, ya. Aku masak dulu," Elysia berjalan menuju dapur. Malam ini ia ingin masak mie instan yang baru saja dikirim Mommy nya dari Indonesia.

Lucu. Mommy Nadira selalu mengirim stok makanan Indonesia. Terutama beras. Elysia menggeleng seraya tersenyum memikirkan celotehan Mommy bila sedang teleponan dengan nya.

"Makan nasi biar kenyang. Jangan kayak Mommy dulu saat mendatangi Daddy di Amerika, belum kenyang kalau gak makan nasi."

...****...

Reymond menyalakan pemanas ruangan. Tubuhnya mulai merasa kedinginan akibat salju turun malam ini. Sepertinya, salju turun lebih cepat dari perkiraan.

Ia tersenyum tipis melihat Elysia keluar dari dapur membawa dua mangkuk makanan dengan asap mengepul di atas nampan.

"Dimakan, kak."

Belum sempat menjawab, pintu Apartemen terbuka. Menampilkan sosok pria cukup tampan menurut Reymond.

"Oh, ya ampun. Sebentar, biar Elys ambil selimut."

Reymond hanya menjadi penonton. Tetapi ia tak suka dengan respon Elysia pada pria yang berjalan mendekati sofa dimana dirinya berada.

"Ah. Ada tamu rupanya," seru pria itu menatap Reymond.

Reymond hanya mengangguk lalu kembali duduk.

"Terimakasih, cantik."

Mata reymond melotot kala mendengar ucapan pria itu apalagi melihat Elysia menaruh selimut ke punggung pria itu. Sangat perhatian.

*Sialan. Apa pria ini pacar Elysia? Akan ku habisi pria ini jika benar. Elysia hanya milikku.

❤️

TBC*

Terpopuler

Comments

Kalsum

Kalsum

pasti si dean anak dion sm melinda

2024-08-12

0

Susi Susiyati

Susi Susiyati

si dean pasti tu cwo😁

2023-09-18

1

Ratna Dadank

Ratna Dadank

weeeww...
sudah bucin saja

2022-07-31

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!