Calista dan Tio berjalan memasuki gedung pusat pertokoan itu. Tio berjalan dengan menggenggam tangan Calista.
"Kita mau kemana, Om?" tanya Calista.
"Kita ke toko pakaian aja dulu. Beli baju-baju buat kamu kuliah."
"Bajuku masih banyak," ucap Calista.
"Nggak peduli seberapa banyak bajumu, aku akan tetap membeli. Dan nggak ada penolakan."
Calista terpaksa mengikuti kemana Tio membawanya pergi. Calista melihat remaja seusianya banyak yang melihat kesahnya karena Tio yang berjalan dengan menggenggam tangannya. Pasti orang-orang itu akan membicarakan Tio dan Calista.
Tio memasuki satu toko pakaian dengan merk ternama. Calista tidak pernah membeli baju dengan merk itu.
"Kamu cari pakaian yang cocok untuk kuliah. Om duduk di sini. Pilih sebanyak yang kamu mau, tapi ingat ... jangan yang seksi, aku bisa cemburu jika ada pria lain melirik," bisik Tio.
Calista mencubit lengan Om Tio mendengar bisikan pria itu.
Calista berjalan mencari pakaian. Setiap pakaian yang dipegangnya, Calista selalu melihat harga dan kaget saat melihat angka yang tertera di baju-baju itu.
Calista masih berkeliling saat ada seseorang memeluk pinggangnya. Calista spontan memandang kebelakang.
"Belum ada satupun baju yang kamu suka," bisik Tio.
"Harganya mahal-mahal. Kita beli di toko lain aja, Om."
"Udah aku bilang, ambil aja yang kamu suka. Jangan lihat harga."
"Tapi sayang, Om. Satu harga baju di sini bisa beli bajuku lima biji."
"Mau aku cium di sini," bisik Tio.
"Jangan macam-macam, Om. Malulah, dilihat orang banyak."
"Makanya ambil sebanyak yang kamu suka. Kalau nggak aku akan cium kamu di sini."
"Om, maksa banget," ucap Calista cemberut.
"Aku mau ke toilet sebentar. Jika nanti aku kembali, belum ada satu bajupun yang kamu ambil, berarti aku akan mencium kamu di sini."
"Iya, Om. Maksa banget sih," ucap Calista cemberut.
"Jangan majukan bibirmu seperti itu. Aku tambah ingin menciumnya."
"Om, mesum banget."
"Aku mau ke toilet. Tunggu di sini, ya!" ucap Tio. Calista hanya mengangguk.
Calista memilih baju-baju kaos dan kemeja yang casual buat kuliahnya.
Ketika Calista sedang asyik memilih, seseorang memeluk pinggangnya. Calista pikir masih Tio yang memeluknya sehingga membiarkan saja.
"Udah. Ini aja, Om," ucap Calista dan membalikkan tubuhnya. Alangkah kaget dirinya ketika melihat siapa yang memeluknya.
"Elvan ...!" ucap Calista kaget.
"Aku kangen," ucapnya.
"Kamu, dengan siapa kamu ke sini."
"Denganku. Kenapa?" ucap Meidi.
"Kalian akhirnya terang-terangan memperlihatkan hubungan. Selama ini aku aja yang bodoh, nggak menyadari jika kalian ada hubungan lebih dari sekadar teman."
"Aku dan Meidi emang nggak ada hubungan apa-apa. Teman biasa," ucap Elvan.
"Udahlah, percuma kamu mengelak."
"Meidi menemani aku karena nggak ada wanita lain lagi yang bisa aku ajak jalan. Jika kamu mau, kita kembali, aku nggak akan jalan dengan Meidi berdua tanpa izin. Kita akan mulai dari awal."
"Kamu pikir aku masih mau denganmu, yang jelas-jelas telah membohongi aku."
"Kamu udah ada pria lain. Pasti lebih kaya. Karena bisa membelikan kamu baju sebanyak ini. Pantas kamu nggak mau Elvan ajak balikan," ucap Meidi.
"Kamu sekarang jadi simpanan, Om-om? Tadi kamu memanggil Elvan dengan Om." ucap Meidi lagi.
"Kamu pasti salah dengar."
"Siapa bilang aku salah dengar. Kamu juga mendengar'kan Elvan?" tanya Meidi.
"Aku juga tadi mendengarnya. Tapi aku pikir, telingaku salah mendengar." ucap Elvan.
"Calista," panggil Tio.
Elvan, Meidi dan Calista memandang ke arah suara. Semua tampak kaget melihat Tio yang berjalan masuk. Tio juga tampak kaget melihat ada Elvan, putranya.
...****************...
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Erna Susanti
bilang az om,Elvan n Meidi biar kepanasan🤣🤣🤣
2024-07-12
0
Putri Ayu Pitriani
jujur ajalah om biar seru🤭
2023-04-29
2
Putri Ayu Pitriani
jangan mau Calista,kamu bodoh kalo nurutin
2023-04-29
0