Calista tersenyum malu melihat apa yang dibeli Om Tio. Dulu saat masih pacaran dengan Elvan, kekasihnya itu juga pernah melakukan hal yang sama. Membelikan pembalut saat dirinya datang tamu bulanan.
Tio duduk di samping Calista dan menghidupkan layar televisi. Dia melihat Calista yang masih terus memegang perutnya.
Tio mendekati Calista dan memeluk pinggang gadis itu dengan tangan kirinya agar tubuhnya merapat, sementara tangan kirinya mengelus perut Calista.
Gadis itu terdiam, dan terpaku memandangi Tio. Tanpa bisa melakukan apa-apa. Calista memandangi wajah Tio. Pandangan pria itu fokus ke televisi walau tangannya tetap mengelus perut Calista.
"Udah, Om. Nggak apa, biar aku yang pijat sendiri," ucap Calista pelan. Dia tidak ingin mendapatkan serangan jantung jika Tio terus melakukan itu. Jantungnya saat ini berdetak dengan cepat.
Namun, Tio sepertinya tidak menggubris ucapan gadis itu. Dia masih saja terus mengelus perut Calista. Akhirnya Calista membiarkan saja tangan pria itu yang masih betah berada diperutnya.
Sesaat kemudian, Tio melepaskan pelukan dan elusan di perut Calista karena harus menerima ponselnya yang berdering.
"Titipkan dengan satpam dan minta dia mengantar ke apartemen saya," ucap Om Tio. Setelah itu ponsel dimatikan.
Calista sedikit mengambil jarak dari Tio. Pria itu tersenyum dengannya.
"Kenapa menjauh? Kamu takut?" ucap Om Tio dengan tersenyum.
"Takut ...? Takut apa?"tanya Calista.
Tio merubah duduknya jadi menyamping. Pandangannya langsung tertuju pada mata Calista. Tio kembali tersenyum.
"Kamu takut kita kebablasan?" tanya Tio lagi. Calista hanya menjawab dengan menggelengkan kepalanya.
"Jangan takut. Aku tau batasannya. Aku murni melakukan itu agar kamu merasa nyaman dan mengurangi rasa kram diperutmu," ucap Tio. Dia mengambil rokok dan menghidupkan.
"Om merokok?" tanya Calista.
"Kamu nggak suka?"
"Rokok itu nggak baik buat kesehatan, apa lagi untuk pria yang seumuran,Om. Tapi semua itu terserah, Om. Aku cuma mengingatkan aja."
Om Tio mematikan api rokoknya dan kembali menghadap Calista. Dia menatap Calista intens membuat gadis itu salah tingkah.
"Kenapa Om memandangi aku?" tanya Calista.
"Menurut kamu apakah salah jika seorang pria dewasa jatuh cinta dengan gadis belia."
"Nggak ada yang salah dengan cinta, Om. Cinta adalah hak setiap orang bahkan cinta tidak dapat diterka pada siapa dia akan berlabuh."
"Apa pendapat kamu tentang seorang pria dewasa yang jatuh cinta dengan gadis belia."
"Menurut pribadiku sendiri, aku lebih suka pria dewasa. Ada banyak faktor yang membuat gadis seusiaku lebih menyukai pria dewasa.Selain soal kenyamanan, kita bisa belajar untuk jadi bertambah dewasa.Pada pria lebih tua, biasanya memiliki faktor kemapanan tak hanya dalam hal pemikiran, sikap dan emosi tapi juga secara ekonomi," ucap Calista pelan.
"Apakah itu berarti kamu lebih suka pria dewasa?"
"Mungkin dulu aku akan mencari kekasih hanya berdasarkan wajah. Asal tampan, hati ini akan mudah jatuh cinta. Namun, sejak aku dikecewakan cinta, aku lebih memilih dicintai oleh orang yang berpikiran dewasa," ucap Calista.
"Secara umum, pria berumur sudah lebih mapan, dewasa, mengayomi, memberikan perlindungan dan rasa nyaman. Secara psikologi sudah lebih tertata dan arah hubungannya lebih sehat. Jadi tidak ada yang salah untuk menjalin cinta atau hubungan dengan pria lebih tua. Justru akan banyak sisi positif dan manfaatnya," tambahnya.
"Berarti kamu bisa menerima jika Om memiliki perasaan lebih denganmu?" tanya Om Tio.
Calista kaget dengan ucapan Tio. Dia memandangi wajah Tio tanpa kedip.
...****************...
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Erna Susanti
om gak romantis nembak perawan😍😍
2024-07-12
1
Ayuna Kamelia
aihhh si om sat set😂
nembak nih ye uhuyyy
2024-02-16
1
lenong
bisa om😊
2023-09-05
0