Calista dan Tio masuk ke restoran yang ada di tepi pantai itu. Calista menunduk malu mengingat tadi dia kembali menangis dalam pelukan Tio.
Diakui Calista sangat nyaman saat di peluk Tio. Dari kecil dirinya sudah ditinggal kedua orang tua. Sudah lama Calista tidak merasakan hangatnya pelukan.Calista sudah merasa nyaman dengan Tio sejak awal mereka dekat.
Ketika kamu merasa nyaman dengan seseorang, tanpa disadari kamu sepakat untuk menerima kelebihan dan kekurangannya. Memahami dan mempercayai sikapnya untuk membawa hubungan ini, itulah yang sering terjadi di dalam kehidupan.
Tio memperhatikan Calista yang sedang menyuapi makanannya tanpa kedip dan senyum mengembang.
"Kamu tinggal di apartemen milik Om aja ya? Akan lebih mudah Om mampir jika ingin makan masakanmu," ucap Tio.
"Aku takut, Om."
"Takut apa? Apa kamu merasa nggak nyaman saat bersama, Om?"
"Bukan itu. Aku sangat nyaman saat bersama, Om. Aku merasa tenang jika ada di dekat, Om. Jika aku nggak nyaman, mana mungkin aku sering bertemu Om."
"Apa yang kamu lakukan?"
"Apa kata tetangga jika aku tinggal di apartemen yang biasa Om tempati? Lagi pula Om akan tinggal di mana."
"Om bisa pulang ke rumah atau beli apartemen yang lain. Om meminta kamu tinggal di apartemen yang Om tempati saat ini karena tempatnya sangat privat. Nggak sembarang orang bisa masuk. Elvan aja nggak pernah kesana karena Om nggak memberikan akses."
"Maksudnya,Om?" tanya Calista tidak mengerti.
"Yang bisa masuk ke apartemen itu hanya orang yang memiliki kartu. Satu apartemen hanya diberikan dua kartu. Jika kamu tinggal di sana, Om berikan satu kartu aksesnya."
Calista tampak berpikir dengan tawaran yang Om Tio berikan.
"Jika kamu tinggal di sana, Om ingin kamu masak untuk makan malam Om setiap harinya. Setelah pulang kerja Om akan mampir. Mengenai tetangga, nggak akan ada tetangga yang julid. Semua sibuk dengan urusan mereka. Di apartemen itu orangnya sangat tertutup dan nggak ingin tahu pribadi penghuni lainnya."
"Aku takut orang akan menilai lain kedekatan kita?"
"Siapa orang Itu? Udah Om katakan, itu apartemen sangat privat."
"Akan aku pikirkan."
"Jangan terlalu lama. Coba berpikir jika semua ini untuk kebaikan kamu juga. Perlengkapan dapur juga lengkap. Jika ada pesanan kue kamu lebih nyaman membuatnya karena dapur yang luas."
"Gimana jika Elvan tau aku tinggal di apartemen milik Om? Pasti dia akan berpikir yang bukan-bukan."
"Elvan nggak akan tau, karena dia nggak pernah ke apartemen, Om. Biar besok Om minta orang-orang membantu kamu pindah."
Setelah makan Om Tio mengantar Calista pulang. Dia berpesan jangan membawa barang-barang karena semua telah lengkap. Cukup bawa pakaian dan keperluan lainnya.
...----------------...
Akhirnya Calista memutuskan pindah setelah Om Tio sedikit memaksa. Pagi ini dibantu orang suruhannya Calista pindah ke apartemen milik Tio.
Om Tio membantu Calista menyusun barang-barangnya. Sore baru semua beres. Tio duduk di ruang keluarga sambil menonton. Calista membawa dua gelas es sirup dan sepiring kue.
"Minum dulu, Om. Pasti capek banget," ucap Calista.
"Terima kasih," ucap Tio.
"Aku mau masak buat makan malam dulu."
"Om juga mau mandi dulu, karena gerah banget."
Om Tio memindahkan semua baju dan barang-barangnya ke kamar tamu. Kamar utama yang biasa ditempati Tio saat ini untuk Calista. Awalnya Calista tidak mau, lagi-lagi Tio memaksa.
Dia telah izin pada Calista jika sesekali akan mampir sekedar mengganti pakaian apabila mendadak diperlukan.
...****************...
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Adek Ar
gawat satu atap 2 nyawa dewasa,nikah aja dech biar halal dripda nnti bercocok tanam duluan.
udh nikah kuliah tetap jalan,KB dulu sampai selesai kuliah baru hamil.
2025-02-19
0
Erna Susanti
si om modus mulu😂😂😂
2024-07-12
1
Patrick Khan
.aw aw aw si om nie yeeeeeee
2024-04-26
1